Anda di halaman 1dari 46

• Telaah Artikel Randomized

Controlled Trial (RCT)

Disusun Oleh:
Orchita Kirey Deva Indra (1610713024)
Ainida Fahraafni (1610713043)
Riantatua Resima (1610713070)
Annisa Fauzia Fitriyani (1610713095)
Jurnal 1
1. Apa
1. Exposure dalam penelitiannya ini adalah
Exposure atau
intervensinya? pemberian vitamin D pada pasien
Tuberkulosis Paru Beretnis Batak.
2. Outcome pada penelitian ini yaitu
2. Apa
outcomennya ? perbaikan foto toraks
3. Apa
3. Single blind Randomized Controlled Trial (RCT)
desain
studinya?
4. Populasi studi dalam penelitian ini adalah
pasien Tuberkulosis Paru BTA (+) berusia 18-65
4. Siapa tahun beretnis Batak yang ada di beberapa
populasi puskesmas di Kota Medan.
studinya?
◦ Pemberian vitamin D menunjukkan kenaikan rata-
rata kadar vitamin D secara signifikan (p=0,00) dari
30,93 dengan SD 8,78 menjadi 60,62 dengan SD 21,24
dibanding dengan kelompok yang diberi plasebo
5. Apa hasil (0,26) dari 29,81 dengan SD 7,54 menjadi 31,21 dengan
SD 8,18.
utamanya?
◦ Tidak ada perbedaan yang bermakna pada
perbaikan foto toraks (p=0,06) antara kelompok
vitamin D dan plasebo, tetapi jumlah subjek yang
mengalami perbaikan foto zona paru pada
kelompok vitamin D lebih banyak dibanding dengan
kelompok plasebo (2:1).

◦ Pemberian vitamin D tidak memengaruhi perbaikan


foto toraks pada pasien TB paru beretnis Batak.
6. Apakah
hubungan tersebut
dipengaruhi oleh
6. Pada penelitian RCT telah dilakukan penggunaan
bias
plasebo dan instrumen yang digunakan adalah tes Elisa
observasi/informas
dan diagnosis dari dokter radiologi sehingga bias
i?
informasi tidak terjadi
7. Karakteristik responden berupa usia diduga dapat menjadi
confounding terhadap jumlah subjek yang mengalami
perbaikan foto zona paru dimana jumlah subjek yang
7. Apakah hubungan mengalami perbaikan foto zona paru 2 kali lebih banyak pada
tersebut dipengaruhi kelompok vitamin D dibanding dengan kelompok plasebo.
oleh confounding? Hal ini dikarenakan mayoritas responden pada kelompok
vitamin D berusia muda (19-25 tahun) sementara pada
kelompok plasebo mayoritas responden berada pada
kelompok usia tua (41-47 tahun). Hal ini dapat mempengaruhi
proses perbaikan pada zona paru.
8. Dalam penelitian ini bias seleksi (jenis
8. Apakah inclusion/exclusion) dihindari melalui adanya kriteria
hubungan inklusi dan ekslusi dengan jelas untuk pemilihan subjek
tersebut yaitu :
dipengaruhi oleh ◦ Selain itu diagnostik juga dilakukan dengan cara
chance yang sama untuk kelompok eksperimen dan
variation/bias plasebo dimana diagnosis dokter radiologi untuk
seleksi? pengecekkan foto toraks dan juga tes ELISA untuk
pengukuran kadar vitamin D untuk menhindari bias
diagnostic.
9. Apakah ada ◦ Desain studi pada penelitian ini menggunakan
hubungan Randomized controlled trial menunjukkan hubungan
yang jelas karena perlakuan dilakukan mendahului
waktu yang
akibat
benar?
◦ yaitu peningkatan kadar vitamin D didahului oleh
pemberian kapsul vitamin D dan perbaikan zona paru
didahului oleh peningkatan rata-rata kadar vitamin D.
◦ Kadar vitamin D berperan dalam meningkatkan sintesis
dari komponen sistem imun bawaan melalui kompleks
reseptor vitamin D (RVD) dengan bentuk aktif dari
vitamin D, yaitu 1,25D3; salah satunya cathelicidin yang
mempunyai peranan penting melawan infeksi
Mycobacterium
10. Apakah
ada
hubungan 10. Tidak. Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan
antara pemberian vitamin D dengan perbaikan foto
yang kuat? toraks meskipun jumlah subjek yang mengalami
perbaikan foto zona paru 2 kali lebih banyak pada
kelompok vitamin D dibanding dengan kelompok
placebo.
Jurnal 2
1. Apa Exposure 1. Exposure dalam penelitiannya ini
atau adalah pemberian ekstrak daun kelor
intervensinya? pada ibu menyusui.
2. Outcome pada penelitian ini yaitu
2. Apa kuantitas ASI (Volume ASI) dan
outcomennya ? Kualitas ASI (kadar zat besi, vitamin C
dan vitamin E).
3. Double blind Randomized Controlled Trial
3. Apa
(RCT)
desain
studinya?
4. Populasi studi dalam penelitian ini adalah
ibu menyusui yang baru melahirkan secara
4. Siapa normal seminggu lalu di wilayah Kerja Pusat
populasi Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Marusu
studinya? Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.
◦ Kuantitas ASI meningkat pada kedua kelompok Ekstrak
Daun Kelor (EK) (397±118 menjadi 661±158, p=0,001) dan
Tepung Daun Kelor (TK) (449±129 menjadi 600±120,
p=0,001).
5. Apa hasil
◦ Peningkatan kuantitas ASI berbeda signifikan antara
utamanya? kelompok Ekstrak Daun Kelor (EK) dan Tepung Daun Kelor
(TK) (masing-masing 263±41 vs. 151±9, p=0,040).

◦ Kadar besi, vitamin C dan vitamin E tidak berubah sebelum


dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p>0,05).

◦ Pemberian Ekstrak Daun Kelor (EK) dapat meningkatkan


volume ASI, peningkatan volume ASI lebih tinggi pada
kelompok yang mendapat Ekstrak Daun Kelor (EK)
dibanding Tepung Daun Kelor (TK), tetapi tidak
berpengaruh terhadap kualitas ASI (besi, vitamin C dan
vitamin E).
6. Apakah
hubungan
tersebut 6. Sejauh ini tidak ada bias informasi karena sudah
dipengaruhi oleh dikontrol melalui metode double blind dimana subjek
bias dan pengamat sama-sama tidak mengetahui siapa yang
observasi/informa dijadikan kelompok eksperimen (ekstrak daun kelor)
si? dengan kelompok kontrol (tepung daun kelor).

7. Apakah
hubungan tersebut 7. Confounding tidak ditampilkan di dalam penelitian.
dipengaruhi oleh
confounding?
8. Apakah 8. Penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan ekslusi namun
hubungan sayangnya tidak disebutkan. Sementara itu terdapat bias
tersebut Selective loss to follow-up dimana dijelaskan bahwa terdapat
dipengaruhi oleh sampel yang drop out dikarenakan bayi minum susu formula
chance saat intervensi masih berlangsung, ibu tiga hari berturut-turut
tidak minum kapsul, ibu sakit dan pindah tempat tinggal yang
variation/bias
sulit dijangkau. Namun hal ini berhasil diatasi karena peneliti
seleksi? menambahkan 20% dari jumlah minimal sampel.
9. Apakah ada
hubungan ◦ Desain studi pada penelitian ini menggunakan
Randomized controlled trial menunjukkan
waktu yang hubungan yang jelas karena perlakuan dilakukan
benar? mendahului akibat. Dalam hal ini pemberian
ekstrak daun kelor menyebabkan peningkatan
kuantitas ASI. Berdasarkan teori, tanaman kelor
(Moringa oleifera) memiliki kandungan senyawa
fitosterol yang berfungsi meningkatkan dan
memperlancar produksi ASI (efek laktagogum).
10. Apakah
ada
hubungan 10. Ya untuk kuantitas ASI terdapat hubungan yang kuat
yang kuat? . karena berdasarkan hirarki bukti kausal, desain
penelitian RCT berada pada urutan kedua setelah desain
systematic review dan meta-analysis. Sementara untuk
kualitas ASI tidak berhubungan
11. Apakah ada hubungan antara dosis dengan respons?

Terdapat hubungan dosis respons pada pemberian vitamin D dengan kadar vitamin D pada
kasus TB Paru (+) pada etnis batak. Dimana semakin banyak vitamin D yang diberikan
semakin tinggi kadar vitamin D pada pasien TB Paru. Namun, tidak terdapat hubungan
dosis respons antara pemberian vitamin D dan perbaikan foto toraks pada pasien TB paru
beretnis Batak.

12. Apakah hasilnya konsisten dalam penelitian ini?


Pada penelitian ini hasil studi menunjukkan hasil yang konsisten pada kelompok subjek yang
berbeda karakteristiknya (sex dan umur).

13. Apakah ada kekhususan dalam penelitian ini?


?
Terdapat kekhususan dalam penelitian ini yaitu sampel yang diambil hanya yang beretnis
batak.

19
11. Apakah ada hubungan antara dosis dengan respons?

Terdapat hubungan dosis respons pada pemberian vitamin D dengan kadar vitamin D pada
kasus TB Paru (+) pada etnis batak. Dimana semakin banyak vitamin D yang diberikan
semakin tinggi kadar vitamin D pada pasien TB Paru. Namun, tidak terdapat hubungan
dosis respons antara pemberian vitamin D dan perbaikan foto toraks pada pasien TB paru
beretnis Batak.

12. Apakah hasilnya konsisten dalam penelitian ini?


Pada penelitian ini hasil studi menunjukkan hasil yang konsisten pada kelompok subjek yang
berbeda karakteristiknya (sex dan umur).

13. Apakah ada kekhususan dalam penelitian ini?


?
Terdapat kekhususan dalam penelitian ini yaitu sampel yang diambil hanya yang beretnis
batak.

20
14. Dapatkah hasil penelitian diterapkan pada populasi yang memenuhi syarat?
Hasil penelitian dapat diterapkan pada eligible population karena telah disamakan proporsi
perilaku berisiko (merokok) di kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

15. Dapatkah hasil penelitian diterapkan pada populasi sumber?


Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada populasi sumber yaitu pasien Tuberkulosis Paru
BTA (+) berusia 18-65 tahun beretnis Batak yang ada di beberapa puskesmas di Kota Medan.

16. Dapatkah hasil penelitian diterapkan pada populasi lain yang relevan?
?
Hasil penelitian tidak dapat diterapkan pada populasi lain yang relevan karena penelitian ini
hanya dilakukan pada suku beretnis batak.

17. Apakah hasil penelitian konsisten dengan bukti lain, terutama bukti dari penelitian dari
desain studi yang sama atau lebih kuat?
Hasil penelitian mengatakan bahwa tidak ada hubungan pemberian vitamin D dengan
perbaikan foto toraks. Penelitian lain dengan desain studi serupa sesuai dengan hasil i yaitu
?
vitamin D3 tidak mempengaruhi waktu konversi dari kultur dahak dalam populasi keseluruhan
(Ganmaa et al., 2017).
21
18. Apakah bukti keseluruhan menunjukan 19. Apakah hasilnya plausible dalam hal
spesifitas? mekanisme biologis?
Tidak terdapat spesifitas pada penelitian ini
dikarenakan perbaikan foto toraks Hasil penelitian ini tidak menunjukkan
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu di ada hubungan antara pemberian vitamin
antaranya faktor imunitas, virulensi kuman D dengan perbaikan foto rontgen.
(TB-MDR), serta faktor kebiasaan seperti Namun dalam mekanisme biologis
merokok dan minum alkohol. vitamin D dapat mempercepat perbaikan
foto rontgen karena vitamin D Vitamin D
20.Jika pengaruh yang ditunjukan besar,
dapat meningkatkan sintesis dari
apakah koheren distribusi eksposure dan
komponen sistem imun bawaan melalui
outcome?
kompleks reseptor vitamin D (RVD)
dengan bentuk aktif dari vitamin D, yaitu
Pada jurnal ini pengaruh variabel 1,25D3; salah satunya cathelicidin yang
independen (Pemberian Vitamin D) tidak mempunyai peranan penting melawan
berpengaruh terhadap variabel dependen infeksi Mycobacterium.
(Perbaikan Foto Toraks).

22
COCHRANE RISK UNTUK
MENILAI BIAS PADA
RANDOMIZED CONTROLLED
TRIAL (RCT)
JURNAL 1
Pengaruh Pemberian Vitamin D
terhadap Gambaran Foto Toraks pada
Pasien Tuberkulosis Paru Beretnis Batak
GENERASI URUTAN RANDOM
Bias seleksi (bias alokasi untuk intervensi) karena generasi yang tidak memadai dari urutan acak

Kriteria untuk Para peneliti menggambarkan komponen acak dalam proses pembuatan urutan
penilaian 'Risiko seperti:
rendah' bias. • Mengacu pada tabel angka acak;
• Menggunakan generator nomor acak komputer;
• Pelemparan koin;
• Mengocok kartu atau amplop;
• Melempar dadu;
• Drawing of lots atau menggambar lots (undian);
• Minimalisasi *.

DOMAIN 1 * Minimalisasi dapat diterapkan tanpa elemen acak, dan ini dianggap setara dengan
menjadi acak.

Alasan:
Karena di dalam artikel jurnal tertulis pembagian kelompok eksperimen (kelompok
vitamin D) dan kelompok control (kelompok plasebo) secara acak namun tidak ada
penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana proses acak tersebut dilakukan.
DOMAIN 2

PENYEMBUNYIAN ALOKASI
Bias seleksi (bias alokasi untuk intervensi) karena penyembunyian alokasi yang tidak memadai sebelum
perekrutan peserta ke dalam 2 kelompok
Kriteria penilaian Informasi yang tidak mencukupi untuk memungkinkan penilaian 'risiko rendah'
'Risiko tidak jelas' atau 'risiko tinggi'. Ini biasanya terjadi jika metode penyembunyian tidak dijelaskan
bias. atau tidak dijelaskan secara cukup rinci untuk memungkinkan penilaian yang pasti -
misalnya jika penggunaan amplop penugasan dijelaskan, tetapi masih belum jelas
apakah amplop diberi nomor urut, buram dan disegel.

Alasan:
Tidak dijelaskan di dalam artikel jurnal bagaimana cara yang dilakukan agar partisipan
tidak tahu dirinya menjadi kelompok intervensi atau kelompok kontrol (single blind).

26
PELAPORAN SELEKTIF
Bias pelaporan karena pelaporan hasil selektif
Kriteria untuk Salah satu dari berikut:
penilaian 'Risiko 1. Protokol penelitian tersedia dan semua hasil studi yang ditentukan sebelumnya
rendah' bias. (primer dan sekunder) yang menarik dalam tinjauan telah dilaporkan dengan cara
yang ditentukan sebelumnya;
2. Protokol penelitian tidak tersedia tetapi jelas bahwa laporan yang diterbitkan
mencakup semua hasil yang diharapkan, termasuk yang telah ditentukan
sebelumnya

Alasan:
DOMAIN 3 Dalam artikel jurnal tidak dijeaskan mengenai ketersediaan protokol penelitian, tapi jika
dilihat dari hasil penelitian sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuannya adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin D terhadap perbaikan foto toraks pada
pasien TB paru beretnis Batak dan dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian
vitamin D tidak memberikan efek terhadap perbaikan foto toraks.
BIAS LAINNYA
Bias karena masalah yang tidak tercakup di domain lain pada
tabel sebelum-sebelumnya

Kriteria Studi ini tampaknya bebas dari sumber bias


DOMAIN 4 untuk lainnya.
penilaian
'Risiko Alasan:
rendah' bias. Dalam artikel jurnal tidak ditemukan sumber bias lain,
selain itu RCT merupakan desain penelitian yang
sudah sangat meminalisir kemungkinan adanya bias
BLINDING PESERTA DAN PERSONEL
Bias kinerja karena pengetahuan tentang intervensi yang dialokasikan oleh peserta dan personil
selama penelitian.
Kriteria untuk Salah satu dari berikut ini:
penilaian 'Risiko 1. Tidak ada blinding atau blinding tidak lengkap, tetapi penulis ulasan
rendah' bias. menilai bahwa hasilnya tidak akan dipengaruhi oleh kurangnya
pembutakan;
2. Blinding peserta dan personel studi utama dapat dipastikan, dan tidak
mungkin bahwa blinding bisa dipatahkan.

DOMAIN 5
Alasan:
Penelitian ini menggunakan single blinding yaitu blinding hanya pada partisipan
atau blinding tidak lengkap. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara pemberian vitamin D dan perbaikan foto toraks.
Namun hasil tersebut tidak dipengaruhi oleh ketidaklengkapan blinding melainkan
ada kemungkinan disebabkan oleh TB-MDR sehingga pada kasus ini seharusnya
diperiksa gene expert untuk memastikannya.
BLINDING PENILAIAN HASIL/OUTCOME
Bias deteksi karena pengetahuan intervensi yang dialokasikan oleh penilai
hasil atau outcome assessors.
Kriteria Salah satu dari yang berikut:
penilaian 'Risiko 1. Informasi yang tidak memadai untuk memungkinkan
DOMAIN 6 tidak jelas' bias. penilaian 'risiko rendah' atau 'risiko tinggi';
2. Studi ini tidak membahas hasil ini.

Alasan:
Penelitian ini tidak menjelaskan ada tidaknya blinding outcome
assessor
DATA HASIL TIDAK LENGKAP
Bias karena jumlah, sifat atau penanganan data hasil atau outcome yang tidak lengkap.
Kriteria untuk Salah satu dari berikut:
penilaian 'Risiko 1. Tidak ada data hasil yang hilang;
rendah' bias. 2. Alasan hilangnya data hasil tidak mungkin terkait dengan true outcome (untuk data
kelangsungan hidup, penyensoran tidak mungkin menimbulkan bias);
3. Data hasil yang hilang seimbang dalam jumlah di seluruh kelompok intervensi, dengan
alasan yang sama untuk data yang hilang di seluruh kelompok;
4. Untuk data hasil dikotomus, proporsi hasil yang hilang dibandingkan dengan risiko kejadian
yang diamati tidak cukup untuk memiliki dampak yang relevan secara klinis pada perkiraan
DOMAIN 7 efek intervensi;
5. Untuk data hasil yang berkelanjutan, ukuran efek yang masuk akal (perbedaan rata-rata
atau perbedaan standar dalam rata-rata) di antara hasil yang hilang tidak cukup untuk
memiliki dampak yang relevan secara klinis pada ukuran efek yang diamati;
6. Data yang hilang telah diperhitungkan menggunakan metode yang tepat.

Alasan:
Tidak terdapat sampel yang drop out
JURNAL 2
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor
terhadap Kuantitas dan Kualitas Air Susu
Ibu (ASI) pada Ibu Menyusui Bayi 0-6
Bulan

32
11. Apakah ada hubungan antara dosis dengan respons?

Terdapat hubungan dosis respon antara volume ASI dengan pemberian ekstrak daun kelor
(kelompok intervensi) dan pemberian tepung kelor (kelompok kontrol). Dimana jika
dibandingkan dengan volume ASI antara kelompok intervensi dan kontrol terlihat bahwa
volume ASI kelompok intervensi lebih tinggi perubahannya diakhir intervensi yaitu meningkat
rata-rata 263,1±40,8 ml/hr (66,2%), sementara kontrol meningkat rata-rata 151,4±-9,4 ml
(33,7%).

12. Apakah hasilnya konsisten dalam penelitian ini?

Pada penelitian ini menunjukkan hasil yang konsisten pada kelompok subjek yang berbeda
karakteristiknya. Beberapa karakteristik dalam penelitian ini ialah umur, tingkat pendidikan
ibu, pekerjaan ibu, umur ayah, pendidikan ayah, pekerjaan ayah, jumlah anggota keluarga,
jumlah anak balita, pendapatan keluarga, pengeluaran pangan dan penolong persalinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua karakteristik tersebut tidak berhubungan
dengan peningkatan volume ASI. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
memiliki hasil yang konsisten.

33
13. Apakah ada kekhususan dalam penelitian ini?
?
Terdapat kekhususan dalam penelitian ini karena kelompok yang dijadikan sampel terbatas
pada ibu yang melahirkan secara normal dan tidak memberikan susu formula kepada bayi.

14. Dapatkah hasil penelitian diterapkan pada populasi yang memenuhi syarat?
Hasil penelitian dapat diterapkan pada eligible population.

15. Dapatkah hasil penelitian diterapkan pada populasi sumber?


Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada populalsi sumber yaitu ibu yang baru melahirkan
seminggu lalu di wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Marusu
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.

16. Dapatkah hasil penelitian diterapkan pada populasi lain yang relevan?
?
Hasil penelitian ini tidak dapat diterapkan pada populasi lain yang relevan karena terbatas
pada ibu yang melahirkan secara normal dan tidak memberikan susu formula kepada bayi.

34
17. Apakah hasil penelitian konsisten dengan bukti lain, terutama bukti dari penelitian dari
desain studi yang sama atau lebih kuat?
Hasil penelitian ini konsisten dengan bukti berdasarkan penelitian lain. Berdasarkan
?penelitian yang dilakukan oleh Salsabila (2017) menyebutkan bahwa pemberian sayur daun
kelor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu
post-partum (Salsabila, 2017). Penelitian dengan desain serupa (RCT) juga menyebutkan
hasil yang sama, yaitu ada peningkatan produksi ASI pada ibu yang mengonsumsi kapsul
daun kelor (Estrella, Mantaring and David, 2000).

18. Apakah bukti keseluruhan menunjukan spesifitas?

Tidak terdapat spesifitas pada penelitian ini dikarenakan kualitas dan kuantitas ASI
dipengaruhi oleh berbagai faktor.

35
19. Apakah hasilnya plausible dalam hal 20.Jika pengaruh yang ditunjukan besar,
mekanisme biologis? apakah koheren distribusi eksposure dan
outcome?
Hasil penelitian ini terdapat plausibilitas
dengan mekanisme biologis karena pada Distribusi eksposure dan outcome pada
daun kelor terdapat ekstrak daun kelor penelitian ini koheren. Suatu asosiasi
yang mengandung antioksidan non- dianggap sebagai koherensi jika cocok
enzimatik seperti vitamin A (beta dengan ciri-ciri umum dari distribusi
carotene), vitamin C dan vitamin E yang paparan dan hasil di bawah penilaian.
dapat mengurangi kerusakan DNA17 Pada penelitian ini paparan berupa
serta senyawa fitosterol. Senyawa konsumsi daun kelor mendapatkan hasil
tersebut bersifat laktagogum yang dapat yang sama yaitu peningkatan produksi ASI
meningkatkan produksi ASI. pada populasi lain yaitu populasi di Filipina
(Estrella, Mantaring and David, 2000).

36
GENERASI URUTAN RANDOM
Bias seleksi (bias alokasi untuk intervensi) karena generasi yang tidak memadai dari urutan acak

Kriteria untuk Para peneliti menggambarkan komponen acak dalam proses pembuatan urutan
penilaian 'Risiko seperti:
rendah' bias. 1. Mengacu pada tabel angka acak;
2. Menggunakan generator nomor acak komputer;
3. Pelemparan koin;
4. Mengocok kartu atau amplop;
5. Melempar dadu;
6. Drawing of lots atau menggambar undian (lot);
7. Minimalisasi *.

DOMAIN 1 * Minimalisasi dapat diterapkan tanpa elemen acak, dan ini dianggap setara
dengan menjadi acak.

Alasan:
Di dalam artikel jurnal dijelaskan bahwa penentuan kelompok intervensi dilakukan
secara undian (lot) berdasarkan kode bahan intervensi (A dan B), kode suplemen
ditentukan oleh promotor yang disiapkan dalam kontainer plastik.
PENYEMBUNYIAN ALOKASI
Bias seleksi (bias alokasi untuk intervensi) karena penyembunyian alokasi yang tidak
memadai sebelum perekrutan peserta ke dalam 2 kelompok
Kriteria untuk Peserta dan simpatisan yang mendaftarkan peserta tidak dapat
penilaian 'Risiko memperkirakan dia masuk ke kelompok eksperimen atau kontrol karena
rendah' bias. salah satu dari yang berikut ini, atau metode yang setara, digunakan untuk
menyembunyikan alokasi:
1. Alokasi pusat (termasuk pengacakan telepon, berbasis web, dan
dikendalikan oleh farmasi);
2. Wadah obat bernomor berurutan dengan penampilan identik;
3. Amplop bernomor, buram, tertutup
DOMAIN 2

Alasan:
Dalam artikel jurnal dijelaskan bahwa setiap kemasan mempunyai kode pada
label untuk menjamin partisipan menerima sediaan yang sama.

38
PELAPORAN SELEKTIF
Bias pelaporan karena pelaporan hasil selektif
Kriteria untuk Salah satu dari berikut:
penilaian 'Risiko 1. Protokol penelitian tersedia dan semua hasil studi yang ditentukan sebelumnya
rendah' bias (primer dan sekunder) yang menarik dalam tinjauan telah dilaporkan dengan
cara yang ditentukan sebelumnya;
2. Protokol penelitian tidak tersedia tetapi jelas bahwa laporan yang
diterbitkan mencakup semua hasil yang diharapkan, termasuk yang telah
ditentukan sebelumnya (teks meyakinkan seperti ini mungkin tidak umum).

Alasan:
DOMAIN 3 Dalam artikel jurnal tidak tersedia protokol penelitian, tapi jika dilihat dari hasil
penelitian sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuannya adalah untuk menilai
efek dari ekstrak daun kelor terhadap kuantitas dan kualitas ASI pada ibu menyusui.
Dalam jurnal dijelaskan mengenai hasil penelitian dan hasil tersebut sudah sesuai
dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian adalah pemberian EK (ekstrak daun kelor)
dan TE (tepung daun kelor) dapat meningkatkan volume ASI, peningkatan volume
ASI lebih tinggi pada kelompok yang mendapat EK disbanding TK, tetapi tidak
berpengaruh terhadap kualitas ASI (besi, vitamin C dan vitamin E).
BIAS LAINNYA
Bias karena masalah yang tidak tercakup di domain lain pada tabel sebelum-
sebelumnya
Kriteria untuk Studi ini tampaknya bebas dari sumber bias lainnya.
penilaian 'Risiko
rendah' bias. Alasan:
DOMAIN 4
Dalam artikel jurnal, peneliti sudah dapat mengantisipasi terjadinya
bias seleksi yaitu drop out. Penelitian ini memiliki perhitungan
besar sampel minimal yaitu 68, kemudian ditambah 20% menjadi
82 orang. Selama penelitian berlangsung terdapat 12 sampel drop
out, namun jumlah tersebut masih dibawah 20 % dari angka
antisipasi.
BLINDING PESERTA DAN PERSONEL
Bias kinerja karena pengetahuan tentang intervensi yang dialokasikan oleh
peserta dan personil selama penelitian
Kriteria untuk Salah satu dari berikut ini:
penilaian 1. Tidak ada blinding atau blinding tidak lengkap, tetapi review
'Risiko rendah' authors menilai bahwa hasil penelitian tidak akan
bias. dipengaruhi oleh kurangnya blinding;
2. Blinding peserta dan personel studi utama dapat
DOMAIN 5
dipastikan, dan tidak mungkin bahwa blinding bisa
dipatahkan.

Alasan:
Penelitian ini menggunakan double blinding yaitu blinding pada
partisipan dan blinding pada peneliti.
BLINDING PENILAIAN HASIL/OUTCOME
Bias deteksi karena pengetahuan intervensi yang dialokasikan
oleh penilai hasil atau outcome assessors.

Kriteria Salah satu dari berikut:


penilaian 1. Informasi yang tidak memadai untuk
'Risiko tidak memungkinkan penilaian 'risiko rendah' atau 'risiko
DOMAIN 6
jelas' bias. tinggi’;
2. Studi ini tidak membahas hasil ini.

Alasan:
Penelitian ini tidak menjelaskan adanya blinding
outcome assessor
DATA HASIL TIDAK LENGKAP
Bias karena jumlah, sifat atau penanganan data hasil yang tidak lengkap.
Kriteria untuk Salah satu dari berikut:
penilaian 'Risiko 1. Tidak ada data hasil yang hilang;
rendah' bias. 2. Alasan hilangnya data hasil tidak mungkin terkait dengan trueoutcome (untuk
data kelangsungan hidup, penyensoran tidak mungkin menimbulkan bias);
3. Data hasil yang hilang seimbang dalam jumlah di seluruh kelompok intervensi,
dengan alasan yang sama untuk data yang hilang di seluruh kelompok;
4. Untuk data hasil dikotomus, proporsi hasil yang hilang dibandingkan dengan
risiko kejadian yang diamati tidak cukup untuk memiliki dampak yang relevan
secara klinis pada perkiraan efek intervensi;
DOMAIN 7
5. Untuk data hasil yang berkelanjutan, ukuran efek yang masuk akal (perbedaan
rata-rata atau perbedaan standar dalam rata-rata) di antara hasil yang hilang
tidak cukup untuk memiliki dampak yang relevan secara klinis pada ukuran
efek yang diamati;
6. Data yang hilang telah diperhitungkan menggunakan metode yang tepat.

Alasan:
Data yang hilang akibat adanya drop out telah diantisipasi dengan metode
penambahan 20% dari besar sampel minimal.
◦ Kualitas baik:

Semua kriteria terpenuhi (yaitu


rendah untuk setiap domain).

◦ Kualitas buruk:
◦ Kualitas sedang:
KONVERSI Satu kriteria tidak terpenuhi
Satu kriteria tidak terpenuhi
COCHRANE RISK (yaitu risiko bias yang tinggi
(yaitu risiko bias yang tinggi
untuk satu domain) atau dua
KE STANDAR untuk satu domain) atau dua kriteria tidak jelas, dan
AHRQ (Baik, kriteria tidak jelas, dan penilaian penilaian bahwa ini
sedang, buruk) bahwa ini tidak mungkin telah kemungkinan telah bias
membiaskan hasilnya, dan tidak hasilnya, dan ada batasan
ada batasan penting yang penting yang dapat
diketahui yang dapat membatalkan hasil
membatalkan hasil
◦ Kualitas sangat buruk:
Dua atau lebih kriteria terdaftar
risiko bias tinggi atau tidak
jelas
44
Domain Jurnal 1 Jurnal 2
Random sequence
Low risk Low risk
generation
Allocation
Unclear risk Low risk
concealment
Perbandingan Selective reporting Low risk Low risk
Kualitas Jurnal 1 Other bias
Blinding of
Low risk Low risk

dan Jurnal 2 participants & Low risk Low risk


Berdasarkan personnel

Cochrane Risk Blinding of outcome


assessment
Unclear risk Unclear risk

Incomplete outcome
Low risk Low risk
data
Terdapat 2 domain Terdapat 6 domain
dengan bias tidak dengan bias rendah
Hasil jelas dan 5 domain dan 1 domain dengan
dengan bias rendah bias tidak jelas

45
Jurnal 1 dengan judul “Pengaruh Pemberian
Vitamin D terhadap Gambaran Foto Toraks
pada Pasien Tuberkulosis Paru Beretnis
Batak” memiliki kualitas sedang karena
terdapat dua atau lebih kriteria pada risiko
bias tinggi atau tidak jelas.

KESIMPULAN
Jurnal 2 dengan judul “Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Kelor terhadap
Kuantitas dan Kualitas Air Susu Ibu (ASI)
pada Ibu Menyusui Bayi 0-6 Bulan”
memiliki kualitas baik karena semua
kriteria terpenuhi (yaitu rendah untuk
setiap domain) walau ada 1 domain
unclear risk.

46
.

Anda mungkin juga menyukai