Anda di halaman 1dari 23

Sistem

Komunikasi
Satelit
2018
Arsitektur

1. Segmen Angkasa : terdiri atas satu atau lebih satelit


(termasuk satelit cadangan) yang terorganisasi dalam suatu
konstelasi.
2. Segmen Bumi : terdiri atas seluruh stasiun bumi pengguna
satelit.
3. Segmen Kendali : terdiri atas seluruh fasilitas pengendali
(di bumi) untuk mengendalikan dan memonitor kondisi
satelit  tracking, telemetry, command (TTC) dan pusat
operasi jaringan (network operation center/NOC)
Arsitektur
Segmen Angkasa
Konfigurasi Orbit
1. Equatorial Orbit :
a. Low Earth Orbit (LEO) : 500-1.500 km di atas katulistiwa
b. Medium Earth Orbit (MEO) : 5.000-12.000 km di atas
katulistiwa
c. Geosynchronous Earth Orbit (GEO) : 36.000 km di atas
katulistiwa
2. Inclined Orbit :
a. Inclined Earth Orbit (IEO) : tergantung desain, umumnya
dengan ketinggian medium
b. Highly-Elliptical Earth Orbit (HEO) : tergantung desain
3. Polar Orbit : orbit satelit dari kutub ke kutub, umumnya
dengan ketinggian medium.
Coverage

• Satelit di LEO
memiliki area cakupan
(coverage) paling
sempit dibanding di
MEO dan GEO.
• Satelit di GEO
memiliki area cakupan
paling besar : 1/3
bumi sehingga untuk
mencakup seluruh
bidang bumi cukup
menggunakan 3 buah
satelit, kecuali di
kutub.
Footprint
• Merupakan cetak-kaki dari pancaran/penerimaan RF dari
satelit.
• Contoh footprint satelit Telkom-2:
Satellite Link

ISL : Inter-Satellite Link  Intra Orbital dan Inter Orbital Links


GWL : Gateway Link
UML : User Mobile Link
Satelit Komunikasi = Pengulang di Angkasa

• Sinyal yang diterima dari


stasiun bumi diperkuat dan
digeser frekuensinya,
kemudian ditransmisikan
kembali ke bumi.
• Perangkat untuk me-
retransmisi sinyal disebut
transponder (transmitter
responder)
Transponder
• Diagram dasar :

• Contoh :
Pita Frekuensi Satelit
Kanalisasi Pita-C
Segmen Bumi
Stasiun Bumi
• Jenis SB berdasarkan fungsi: stasiun bumi pengirim dan
penerima sinyal informasi dan stasiun bumi pengendali satelit.
• Jenis berdasarkan ukuran :
a. Stasiun Bumi Besar (SBB) : diameter antena >10 meter/
lebih, kapasitas trafik besar
b. Stasiun Bumi Sedang (SBS) : diameter antena 5-10 meter,
kapasitas trafik sedang
c. Stasiun Bumi Kecil (SBK) : diameter antena 3-5 meter,
kapasitas trafik kecil
d. Stasiun Bumi Sangat Kecil/Very Small Aperture Terminal
(VSAT) : diameter antena kurang dari 3 meter, kapasitas
trafik kecil.
Prinsip Kerja Stasiun Bumi

• Stasiun bumi berfungsi mentransmisikan informasi/data uplink


dan menerima informasi/data downlink dari satelit.
VSAT
• VSAT melayani komunikasi duplex dengan trafik yang relatif
kecil, misalnya interkoneksi jaringan internet, ATM perbankan,
telekomunikasi privat, dlsb.
VSAT Application
Layanan Satelit

• FSS : melayani pengguna yang tidak bergerak (stasiun tetap)


(misalnya siaran TV, radio, telekomunikasi, internet, dlsb.),
menggunakan satelit di GEO.
• MSS : melayani pengguna yang bergerak, menggunakan satelit di
LEO, MEO ataupun GEO.
• BSS : melayani penyiaran langsung (direct broadcast) informasi
audio, video dan data, menggunakan satelit di GEO.
Untung Rugi Satelit
• Keuntungan :
 Layanan cakupan yang sangat luas  jaringan luas
 Jenis layanan yang beragam : point-to-point, point to multipoint,
multipoint-to-multipoint, broadcast
 Kapasitas besar
• Kerugian :
 Biaya pembuatan dan peluncuran sangat tinggi  biaya
komunikasi mahal
 Kalau rusak tidak bisa diperbaiki  harus ada cadangan 2
 Waktu tunda besar : 2x0.25 detik  menyebabkan gema (echo)
pada komunikasi telepon
 Untuk satelit GEO : Tak bisa melayani area di sekitar kutub
 Masa pakai relatif pendek +10 tahun
Contoh Satelit Milik Indonesia
• Telkom 2 Operator : PT. Telkom
Diluncurkan : 16 November 2005
Orbit : GEO
Jenis misi : komunikasi
Durasi misi : 15 tahun
Massa luncur : 1.930 kg
Transponder : 28 C-Band
Biaya : US$ 170 juta

• Telkom 3S Operator : PT. Telkom


Diluncurkan : 15 Februari 2017
Orbit : GEO
Jenis misi : komunikasi
Durasi misi : 17 tahun
Massa luncur : 3.500 kg
Transponder : 24 C-Band
Biaya : US$ 199,7 juta
Contoh Satelit Milik Indonesia
• Indostar II/Cakrawarta II Operator : PT Media Citra Indostar
Diluncurkan : 16 Mei 2009
Orbit : GEO
Jenis misi : komunikasi dan broadcast
Durasi misi : 15 tahun
Massa luncur : 3.905 kg
Transponder : 10 S(X)-Band, 22 Ku-Band
Biaya : US$ 300 juta

• BRIsat Operator : Bank BRI


Diluncurkan : 18 Juni 2016
Orbit : GEO
Jenis misi : komunikasi
Durasi misi : 15 tahun
Massa luncur : 3.540 kg
Transponder : 9 Ku-Band, 36 C-Band
Biaya : US$ 230 juta
Contoh Satelit Milik Indonesia
• Palapa D
Operator : PT Indosat Ooredoo
Diluncurkan : 31 Agustus 2009
Orbit : GEO
Jenis misi : komunikasi
Durasi misi : 15 tahun
Massa luncur : 4.100 kg
Transponder : 40 C-Band, 5 Ku-Band
Biaya : US$ 200 juta

• Lippostar-1/JCSAT-13 Operator : Lippo Group & JCSAT (Japan)


Diluncurkan : 15 Mei 2012
Orbit : GEO
Jenis misi : broadcast (DTH)
Durasi misi : 15 tahun
Massa luncur : 4.350 kg
Transponder : 44 Ku-Band
Biaya : US$ 300 juta
Satelit Eksperimental Buatan LAPAN
• Lapan A2/ORARI
Jenis : satelit mikro, eksperimental
Diluncurkan : 28 September 2015
Orbit : LEO (650 km)
Jenis misi : komunikasi dan telemetri
Durasi misi : 3 tahun
Massa luncur : 78 kg
Payload : kamera, sensor, UHF-VHF dan S-
band transceivers
Biaya : Rp. 55 M
• Lapan A3/IPB
Jenis : satelit mikro, eksperimental
Diluncurkan : 22 Juni 2016
Orbit : Polar (500 km)
Jenis misi : telemetri/telesensing
Durasi misi : 3 tahun
Massa luncur : 78 kg
Payload : kamera, sensor
Biaya : Rp. 60 M

Anda mungkin juga menyukai