Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

KEPERAWATAN ANAK
Kualitas Udara Rumah dengan Kejadian Pneumonia Anak Bawah Lima Tahun (di
Puskesmas Cimahi Selatan dan Leuwi Gajah Kota Cimahi)
( PNEUMONIA )

PENDAHULUAN
Kualitas udara yang tidak baik dalam rumah merupakan
faktor predisposisi terjadinya penyakit pneumonia.
Kualitas udara di dalam ruang rumah dipengaruhi oleh
berbagai factor seperti : bahan bangunan, bahan
pelapis untuk furniture serta interior, kepadatan
hunian, kualitas udara luar rumah, debu, dan
kelembaban yang berlebihan, dan penggunaan bahan
kimia pembersih.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan disain studi cross
sectional dengan metode wawancara dan
pengukuran kualitas udara ruang. Wawancara
dilaksanakan berdasarkan pertanyaan yang telah
dibuat dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari 54
pertanyaan dan ditujukan kepada ibu/ pengasuh
anak di bawah 5 tahun.
HASIL PENELITIAN
• Sinaga et al. (2009), yang menyatakan bahwa ventilasi
udara dalam rumah berhubungan dengan kejadian
pneumonia pada anak bawah lima tahun dengan p =
0,017

• Kovesi et al. (2007), menjelaskan bahwa rumah yang


tidak memiliki ventilasi dapat meningkatkan konsentrasi
virus. Keberadaan ventilasi yang cukup dapat
menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat
pneumonia pada anak bawah lima tahun
KESIMPULAN
Pneumonia pada anak dibawah 5 tahun dapat terjadi di
dalam lingkungan rumah. Faktor yang dapat
menyebabkan anak terkena pneumonia misalnya
adalah kelembapan udara yang ada di dalam rumah.
Hubungan Faktor Risiko Terhadap kejadian Asma pada anak di RSUP Dr. M.
Djamil Padang

METODE
Jenis penelitian ini merupakan rektropetik dengan
desain case-control study. Faktor risiko yang diteliti
adalah usia <5 tahun, jenis kelamin laki-laki, paparan
asap rokok, paparan bulu ternak, riwayat prematur,
BBLR, obesitas dan atopi positif.
PEMBAHASAN
Asma merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan pada anak. Di USA, persentase anak tidak
masuk sekolah karena serangan asma mencapai
ssekitar 59% CDC mengkalkulasikan biaya rata-rata yang
dibutuhkan oleh seseorang penderita asma sekitar
$3.300 pertahun
HASIL PENELITIAN
Sebanyak 73 anak penderita asma di RSUP Dr.M. Djamil
Padang pada tahun penelitian ( 49 anak pada tahun
2012 dan 27 anak pada tahun 2013 ). Ada 16 anak yang
memenuhi kriteria sampel ( tidak memenuhi kriteria
sampel minimal ) keseluruhan populasi kontrol tidak
satu pun yang memenuhi kriteria sampel
KESIMPULAN
 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia
<5 tahun, jenis kelamin laki-laki, riwayat BBLR,
prematur dan obesitas dengan kejadian asma anak di
RSUP Dr.M. Djamil padang.
 Riwayat atopi merupakan satu-satunya faktor risiko
yang berhubungan dengan kejadian asma anak di
RSUP Dr.M Djamil Padang.
Luaran Status Nutrisi pada Anak Balita dengan Tuberkulosis di Unit Rawat
Jalan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

METODE
Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada 62 anak
dengan penyakit TB dan gizi kurang/buruk usia 1 bulan
- 5 tahun yang terdiagnosis pertama kali pada 1 Januari
2010 - 31 Desember 2015
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang
mengamati perkembangan status nutrisi pasien TB anak
di Indonesia. Sebagian besar subyek berjenis kelamin
lelaki, hal ini berbeda dengan penelitian pada subyek
dewasa di Iran yang melaporkan jenis kelamin
perempuan lebih banyak mengalami TB jika dibandingkan
lelaki. Sebagian besar subyek mempunyai gizi kurang dan
selebihnya gizi buruk. Dari 9 subyek dengan gizi buruk,
terdapat 8 subyek yang meminum OAT teratur dan 1
subyek tidak meminum OAT teratur.
HASIL PENELITIAN
Proporsi pasien TB anak dengan gizi kurang 53/62
(85,5%). Sebagian besar berusia 2 tahun, lelaki,
bertempat tinggal di DKI Jakarta dan sakit TB paru
(42,8%). Seluruh subyek mendapat OAT yang sesuai, 1
yang minum OAT tidak teratur. Terapi OAT selama 6
bulan didapatkan pada 45,2% subyek .
KESIMPULAN
Perbaikan status nutrisi dan peningkatan BB
terjadi pada sebagian besar subyek. Namun,
hubungan keteraturan pengobatan OAT dengan
perubahan status nutrisi tidak bermakna secara
statistik.

Anda mungkin juga menyukai