Anda di halaman 1dari 34

Laporan Kasus

UVEITIS ANTERIOR
OLEH:
ANNISA NUR ILLAH HS, S.KED

PEMBIMBING :
dr. YUYUN RAHAYU GOBEL, Sp.M

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
IDENTITAS PASIEN

 Nama : AWL
 Umur : 42 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Suku : Bugis
 Alamat : Jln. Tamalatea V No. 59
 Pekerjaan : Sopir Taksi
 Nomor RM : 61 .37.70
 Tanggal Pemeriksaan : 18 Agustus 2017
 Tempat Pemeriksaan : RS Tk II Pelamonia
 Pemeriksa : dr. Noro Wospodo, Sp.M
ANAMNESIS

 Keluhan Utama :
Mata kanan merah dan terasa perih

 Riwayat Penyakit Sekarang : (Autoanamnesis)


Seorang pria berusia 42 tahun datang ke Poli mata RS Tk II
Pelamonia dengan keluhan mata kanan merah dan terasa perih
sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya pasien hanya merasa perih pada
mata kanan, yang kemudian berkembang menjadi merah dan
semakin merah hingga air mata keluar berlebihan. Mata merah dan
rasa nyeri dikeluhkan menetap hingga sekarang, dan di lebih berat
ketika pasien kembali bekerja dan terpapar dengan debu. Pasien
juga mengaku sejak mata merah, mata kanan mulai kabur sehingga
menghambat pasien untuk kembali bekerja. Pasien sempat berobat
ke dokter umum sekitar satu minggu yang lalu, diberi obat tetes
mata berwarna kuning dan putih, sempat ada perbaikan namun
tidak lama keluhan kembali dan semakin parah hingga kelopak
mata kanan bengkak karena rasanya sangat perih. Pasien kembali
berobat ke dokter yang sama dan diberi obat antibiotik oral, namun
keluhan menetap. Dari keterangan pasien, tidak ada kotoran mata
yang berlebihan, tidak ada rasa gatal.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga ataupun kerabat yang memiliki keluhan
yang sama.

 Riwayat Sosial :
Pasien menyangkal adanya alergi obat ataupun makanan.

 Riwayat Pengobatan :
Obat tetes mata warna kuning dan putih , obat antibiotik oral
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum

 Keadaan Umum : Sakit ringan


 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 62x/menit
 Pernapasan : 18x/menit
 Suhu : 36,5 o C
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS
RESUME

Seorang pria berusia 42 tahun datang ke Poli mata RS Tk II


Pelamonia dengan OD nyeri dangkal (dull pain), fotofobia,
kemerahan tanpa sekret mukopurulen, pandangan kabur
(blurring) sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri yang muncul sering
menjadi lebih terasa ketika mata disentuh pada kelopak mata,
dapat beralih ke daerah pelipis atau daerah periorbital. Nyeri
tersebut sering timbul dan menghilang segera setelah muncul.
Pada pemeriksaan didapatkan VOD 6/12, VOS 6/66. Pada OD
injeksi perikorneal (+), lakrimasi (+). Pada pemeriksaaan slit
lamp didapatkan kornea jernih (+), pupil letak sentral bentuk
irregular, BMD terdapat flare cell (+), pigmen iris (+), sinekia
posterior (+) searah jam 5, 10, 11 .
DIAGNOSIS

OD Uveitis Anterior

DIAGNOSIS BANDING
 Konjungtivitis
 Keratitis
 Glaucoma akut
PENATALAKSANAAN

 Tropin EDMD 1x1 OD


 P.Pred EDMD 8x1 OD
 Metilprednison 8 mg 3x1 oral
 Xitrol EDMD 6x1 OD
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationem : dubia ad bonam
 Quo ad kosmeticam : ad bonam
ANATOMI, HISTOLOGI, DAN FISIOLOGI
TRAKTUS UVEA
KLASIFIKASI UVEITIS
The International Uveitis Study Group (IUSG) dan The Standardization of Uveitis
Nomenclatur (SUN) membagi uveitis berdasarkan anatomi, etiologi, dan
perjalanan penyakit.
Berdasarkan
Menurut
Secara anatomi perjalanan
etiologi
penyakit

Akut (onset mendadak


Infeksi (bakteri, virus,
Uveitis anterior dan durasi kurang dari
jamur, dan parasit),
empat minggu)

Rekuren (episode
Uveitis intermediet Non-infeksi
uveitis berulang)

Kronik (uveitis
persisten atau kambuh
Uveitis posterior Idiopatik sebelum tiga bulan
setelah pengobatan
dihentikan)

Remisi (tidak ada


Panuveitis gejala uveitis selama
tiga bulan atau lebih).
DEFINISI

Uveitis anterior didefinisikan sebagai peradangan yang


mengenai traktus uvealis bagian anterior yaitu iris (iritis) dan
dapat pula mengenai bagian anterior badan siliaris
(iridosiklitis).
ETIOLOGI

Dalam sebuah penelitian di


IDIOPATIK
pusat rujukan tersier oleh
Rodriguez dkk distribusi
etiologi di antara semua
bentuk anatomis uveitis,
anterior, intermediate, dan
INFEKSI ETIOLOGI GENETIK posterior, adalah Idiopatik
(34%), Seronegative
spondyloarthropathies
(10.4%), Sarcoidosis (9.6%),
Juvenile rheumatoid
TRAUMA arthritis (JRA) (5.6%), SLE
(4.8%), Penyakit Behçet
(2.5%), AIDS (2.4%)
PATOFISIOLOGI

 Untuk etiologi infeksi uveitis, dipostulasikan bahwa reaksi


imun yang diarahkan terhadap molekul asing atau antigen
dapat melukai pembuluh dan sel saluran uveal. Bila uveitis
ditemukan terkait dengan gangguan autoimun, mekanisme
tersebut mungkin merupakan reaksi hipersensitivitas yang
melibatkan deposisi kompleks imun di saluran uveal.
GEJALA DAN TANDA

 Gejala akut dari uveitis anterior adalah mata merah,


fotofobia, nyeri, penurunan tajam penglihatan dan
hiperlakrimasi.
 Gejala kronis uveitis anterior yang ditemukan dapat minimal
sekali, meskipun proses radang yang hebat sedang terjadi
MEMBEDAKAN MATA MERAH BERASAL DARI
KONJUNGTIVA , SILIAR, ATAU EPISKLERA
SMALL KERATIC PRECIPITAT
MUTTON FAT
DIAGNOSIS

Anamnesis
 Nyeri dangkal (dull pain)
 Fotofobia atau
 Kemerahan tanpa sekret mukopurulen
 Pandangan kabur (blurring)
 Umumnya unilateral iritasi.
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan Oftalmologi
 Visus : visus N/↓
 Tekanan intraokular (TIO) ↑/ ↓
 Injeksi silier/ perilimbal
 Kornea : KP (+), udema stroma kornea
 Camera Oculi Anterior (COA) : sel-sel flare dan/atau hipopion
Ditemukannya sel-sel pada cairan akuos merupakan tanda dari
proses inflamasi yang aktif.

0 : tidak ditemukan sel


+1 : 5-10 sel
+2 : 11-20 sel
+3 : 21-50 sel
+4 : > 50 sel
 Aqueous flare adalah akibat dari keluarnya protein dari pembuluh
darah iris yang mengalami peradangan. Adanya flare tanpa
ditemukannya sel-sel bukan indikasi bagi pengobatan.

0 : tidak ditemukan flare


+1 : terlihat hanya dengan pemeriksaan yang teliti
+2 : moderat, iris terlihat bersih
+3 : iris dan lensa terlihat keruh
+4 : terbentuk fibrin pada cairan akuos Hipopion ditemukan sebagian
besar mungkin sehubungan dengan penyakit terkait HLA-B27, penyakit
Behcet atau penyakit infeksi terkait iritis.
 Iris : dapat ditemukan sinekia posterior
 Lensa dan korpus vitreus anterior : dapat ditemukan lentikular
presipitat pada kapsul lensa anterior. Katarak subkapsuler posterior
dapat ditemukan bila pasien mengalami iritis berulang.
DIAGNOSA BANDING

Keratitis atau
Konjungtivitis Glaukoma akut
keratokonjungtivitis

Pada Penglihatan
konjungtivitis dapat kabur dan
penglihatan tidak ada rasa sakit
kabur, respon dan fotofobia. Pada glaukoma
pupil normal, ada Beberapa akut pupil
kotoran mata penyebab melebar, tidak
dan umumnya keratitis seperti ditemukan
tidak ada rasa herpes simpleks sinekia posterior
sakit, fotofobia dan herpes zoster
atau injeksi dapat menyertai
siliaris uveitis anterior
sebenarnya.
Sinekia
anterior

Edema
Sinekia
kristaloid
posterior
makula

Komplikasi

Katarak Glaukoma
PENATALAKSANAAN

 Analgetik sistemik secukupnya untuk mengurangi rasa sakit


 Kacamata gelap untuk keluhan fotofobia
 Pupil harus tetap dilebarkan untuk mencegah sinekia posterior. Atropine
digunakan sebagai pilihan utama untuk tujuan ini
 Tetes steroid lokal cukup efektif digunakan sebagai anti radang
 Steroid sistemik bila perlu diberikan dalam dosis tunggal selang sehari
yang tinggi dan kemudian diturunkan sampai dosis efektif. Steroid dapat
juga diberikan subkonjungtiva dan peribulbar. Pemberian steroid untuk
jangka lama dapat menimbulkan katarak, glaukoma dan midriasis pada
pupil.
 Sikoplegik spesifik diberikan bila kuman penyebab diketahui
PROGNOSIS

 Perjalanan penyakit dan prognosis uveitis tergantung pada


banyak hal, seperti derajat keparahan, lokasi, dan penyebab
peradangan. Secara umum, peradangan yang berat perlu
waktu lebih lama untuk sembuh serta lebih sering
menyebabkan kerusakan intraokuler dan kehilangan
penglihatan dibandingkan peradangan ringan atau sedang.
Selain itu, uveitis anterior cenderung lebih cepat merespons
pengobatan dibandingkan uveitis intermediet, posterior, atau
difus. Keterlibatan retina, koroid, atau nervus opticus
cenderung memberi prognosis yang lebih buruk
TERIMA KASIH

Wassalamu’alaikum wr wb ^^

Anda mungkin juga menyukai