Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 10

• WIDIA DINDA SAFITRI (B11.2018.05244)

• MAULANA MUHAMMAD SAAD (B11.2018.05381)

• AMALIA AYU SYAHFITRI (B11.2018.05401)


DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN

Arti dasar diskriminasi adalah membedakan satu objek dengan objek lainnya, suatu
tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan.

Dalam pengertian modern, istilah diskriminasi secara moral tidak netral, karena
biasanya mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan
berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau
berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela.
Ada 3 elemen dasar diskriminasi dalam ketenagakerjaan yaitu:
1.Keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih karena didasarkan pada
kemampuan yang dimilikinya.

2.Keputusan yang diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotipe yang salah,
atau sikap lain yang secara moral tidak benar terhadap anggota kelompok tertentu dimana
pegawai tersebut berasal.
3.Keputusan yang memiliki pengaruh negatif atau merugikan pada kepentingan-kepentingan
pegawai yang dapat mengakibatkan merekea kehilangan pekerjaan, kesempatan
memperoleh kenaikan pangkat atau gaji yang lebih baik.
Undang-undang tentang diskriminasi kerja terdapat dalam Konvensi ILO No. 111 Mengenai
Diskriminasi Dalam Hal Pekerjaan dan Jabatan yang telah disahkan dengan UU No 21 tahun
1999. Dimana dalam Konvensi tersebut istilah diskriminasi meliputi:
• Setiap pembedaan, pengecualian, atau pengutamaan atas dasar ras, warna kulit, jenis kelamin,
agama, keyakinan politik, kebangsaan atau asal-usul sosial yang berakibat meniadakan atau
mengurangi persamaan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan;
• Perbedaan, pengecualian atau pengutamaan lainnya yang berakibat meniadakan atau mengurangi
persamaan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan sebagaimana ditentukan oleh
anggota yang bersangkutan setelah berkonsultasi dengan wakil organisasi pengusaha dan pekerja
jika ada, dan dengan badan lain yang sesuai.
Memahami Diskriminasi
Memahami diskriminasi ini penting untuk mencegah diskriminasi. Diskriminasi dapat disengaja atau
tidak disengaja. diskriminasi Umur melindungi orang-orang di atas usia 40, dalam beberapa kasus
mereka diberitahu bahwa mereka adalah ” overqualified” . diskriminasi Cacat melindungi individu
dengan cacat dari didiskriminasi, dan akomodasi yang layak harus dilakukan untuk membantu dalam
pelaksanaan pekerjaan mereka. Nasional asal perlindungan memastikan bahwa tidak ada karyawan
harus didiskriminasi berdasarkan asal-usul kelahirannya. Selain itu, adalah ilegal untuk
mempertimbangkan ras, agama atau jenis kelamin dalam menentukan status kepegawaian, promosi
atau gaji.
Penyebab terjadinya Diskriminasi Pekerjaan

Beberapa penyebab yang menimbulkan adanya diskriminasi terhadap wanita dalam pekerjaan, di antaranya,

• Pertama, adanya tata nilai sosial budaya dalam masyarakat Indonesia yang umumnya lebih mengutamakan laki-laki daripada perempuan
(ideologi patriaki).

• Kedua, adanya bias budaya yang memasung posisi perempuan sebagai pekerja domestik atau dianggap bukan sebagai pencari nafkah
utama dan tak pantas melakukannya.

• Ketiga, adanya peraturan perundang-undangan yang masih berpihak pada salah satu jenis kelamin dengan kata lain belum mencerminkan
kesetaraan gender, contohnya pada UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 7 tahun 1990
tentang Pengelompokan Komponen Upah dan Pendapatan Non-upah yang menyebutkan bahwa tunjangan tetap diberikan kepada istri dan
anak. Dalam hal ini, pekerja wanita dianggap lajang sehingga tidak mendapat tunjangan, meskipun ia bersuami dan mempunyai anak.

• Keempat, masih adanya anggapan bahwa perbedaan kualitas modal manusia, misalnya tingkat pendidikan dan kemampuan fisik
menimbulkan perbedaan tingkat produktifitas yang berbeda pula. Ada pula anggapan bahwa kaum wanita adalah kaum yang lemah dan
selalu berada pada posisi yang lebih rendah daripada laki-laki
Mengidentifikasi Diskriminasi
Diskriminasi dapat datang dalam berbagai bentuk dan diidentifikasi oleh perilaku melecehkan atau
keputusan yang menolak kesempatan atau hak kepada individu tertentu. Sebagai contoh, jika seorang
karyawan memenuhi syarat untuk promosi, kenaikan gaji atau adalah yang paling memenuhi syarat
untuk posisi dan ditolak kerja, ditolak untuk kenaikan gaji atau promosi karena salah satu alasan yang
dilindungi, itu adalah kategoris diskriminasi. Berdasarkan undang-undang federal dan negara, ganti
rugi dapat diberikan kepada karyawan yang terkena dampak atau potensi.
Kasus :
Diskriminasi Perempuan dalam Status Pembagian Kerja di PT Gudang Garam
Indonesia

PT Gudang Garam tidak terlalu serius menanggapi tuntuntan buruhnya. Sekitar


4.000buruh di PT Gudang Garam yang tergabung dalam Serikat Buruh Muslim
Indonesia (Sarbumusi)PT Gudang Garam, tidak ditanggapi serius oleh perusahaan.
Terbukti dengan ajakan dialog olehpengurus Sarbumusi ditolak. Mengenai sistem
pembagian bonus, para buruh PT Gudang Garammeminta agar sistemnya
dikembalikan ke pola lama. Mereka menganggap pola lama lebih cocokkarena
pekerja diperlakukan dengan baik. Misal, buruh wanita yang cuti hamil tetap
mendapatbonus, sebaliknya dalam pola baru mereka yang cuti hamil tidak
berkesempatan mendapatkanbonus. Salah seorang tenaga kerja wanita PT Gudang
Garam yang bekerja dibagian penggilinganrokok dan telah bekerja selama 15 tahun
(menduduki golongan A2) memberikan keteranganbahwa jika dia bekerja dalam
keadaan sehat dan mampu menggiling banyak rokok, maka diabisa mendapatkan
upah yang besar. Namun, jika dia dalam keadaan kurang sehat, ia hanya
bisamendapatkan uang sebesar Rp. 90.000,00/minggu.
Selain itu, adanya fakta bahwa jumlah tenaga kerja wanita pada perusahaan PT
GudangGaram lebih banyak dari pada jumlah tenaga kerja pria. Perbandingannya
adalah tenaga kerjawanita kurang lebih 70% sedangkan tenaga kerja pria sekitar
30%. Tenaga kerja wanita dalamperusahaan tersebut mampu menghasilkan 7.850
linting sedangkan terendah hanya mampumenghasilkan 3.950 linting. Sehingga,
karyawan PT Gudang Garam, Kediri, Jawa Tengah nekatmelakukan unjuk rasa
yang dilatarbelakangi oleh upah yang masih dibawah minimum provinsiserta
perempuan yang bekerja puluhan tahun tidak mendapat tunjangan pensiun.
Analisis kasus :

Berdasarkan kasus tersebut di atas secara garis besar perempuan yang bekerja di PTGudang Garam
berstatus kerja sebagai penggiling rokok. Secara stereotip / pelabelan terhadapstatus pembagian kerja di
PT Gudang Garam, dalam banyak kebudayaan, wanita merupakansubordinat dalam hubungan dengan
pria. Hal ini berkaitan dengan perempuan bekerja.Fenomena perempuan bekerja sebenarnya bukanlah hal
yang baru dalam masyarakat kita. Sejakzaman purba ketika manusia masih mencari penghidupan dengan
cara berburu dan meramu,seorang istri sesungguhnya sudah bekerja. Sementara suaminya pergi berburu,
di rumah iabekerja menyiapkan makanan dan mengelola hasil buruan untuk ditukarkan dengan bahan
lainyang dapat dikonsumsi keluarga. Akibat mitos laki-laki adalah pencari nafkah utama danperempuan
bekerja didapur. Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab stereotip bagi kaumperempuan yang
bekerja sebagai penggiling rokok di PT Gudang Garam. Perempuan dianggap lebih terampil bekerja
sebagai penggiling rokok dibandingkan diberi kepercayaan untukmengelola bidang lain.
KESIMPULAN :

Jadi dari kasus tersebut dari pihak perusahaan Tidak mau memberikan bonus , tunjangan dan gajih
yang sesuai kepada pegawai terutama pada wanita yang mengambil cuti dikarenakan dirasa itu
merugikan bagi perusahaan yang harus memberikan bonus kepada pegawainya karena dia tidak
bekerja dan tidak produktifitas pada perusahan selama beberapa waktu tertentu dan itu sangat
merugikan bagi perusahaan, sebaliknya sebagai pegawai ia ingin di berikan bonus dan tunjangan
untuk mereka yang sudah bekerja cukuplama di perusahaan karena mereka berfikir mereka pantas di
berikan bonus karena mereka sangat berperan penting dalam perusahaan serta kinerja mereka pun
sangat bagus untuk tingkat produktifitas perusahaan.
SARAN
Seharusnya pihak perusahaan sangat memperhatikan tentang keluh kesah pegawainya dikarenakan
perusahaan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada pegawai yang berkompeten dalam
perusahan, dan perusaahn juga harus memberikan reward tunjangan serta gaji yang setara dengan
kinerja untuk pegawainya terutama wanita karena dirasa wanita lebih terampil dalam bekerja dan itu
dapat membuat para pegawai yang bekerja di perusahaan akan lebih bersemangat dan lebih loyal pada
perusahaan sebagai gantinya itu akan lebih menguntungkan bagi perusahaan ,dan pada akhirnya akan
saling menguntungkan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai