0813 4710 8038 abdulmukiminrehas@gmail.com Kendala Penegakan HAM Ideologis
Teknis Ekonomis Kendala Ideologis
Salah satu hambatan yang manjadi
kendala dalam menegakkan HAM adalah adanya perbedaan pandangan antara ideologi sosialis dan ideologi Iiberalis, serta pandangan negara berkembang tentang hak asasi manusia. lanjutan
1.Pandangan liberalis mengenai konsepsi hak
asasi manusia lebih mengutamakan penghormatan terhadap hak-hak pribadi, sipil,dan politik. 2.Pandangan sosialis lebih menonjolkan peran negara atau peran masyarakat, sehingga kepentingan umum harus dikedepankan terhadap kepentingan pribadi dan golongan. Kendala Teknis
1. Belum diratifikasi berbagai instrumen
internasional HAM oleh negara-negara di dunia. 2. Walaupun sudah ada negara yang meratifikasi, namun pengawasan pelaksanaan ketentuan konvensi masih tertunda-tunda, serta banyaknya persyaratan yang dikemukakan oleh negara-negara yang akan meratifikasi suatu konvensi HAM internasional. Ratifikasi didefinisikan sebagai tindakan internasional di mana suatu Negara menyatakan kesediaannya atau melahirkan persetujuan untuk diikat oleh suatu perjanjian internasional. Konvensi adalah aturan perilaku kenegaraan yang didasarkan tidak pada undang-undang melainkan pada kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan. Konvensi pengertian yang lain, konvensi adalah aturan yang tidak tertulis, dilakukan secara berulang-ulang, serta diterima sebagai suatu hukum. Instrumen HAM Internasional yang Telah Diratifikasi Indonesia
1.Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949. Telah diratifikasi dengan UU No.
59 Tahun 1958 2.Konvensi Tentang Hak Politik Kaum Perempuan. Telah diratifikasi dengan UUD No. 68 tahun 1958 3.Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Telah diratifikasi dengan UU No. 7 tahun 1984. 4.Konvensi Hak Anak. Telah diratifikasi dengan Kepres 36 tahun 1990. 5.Konvensi Pelarangan, Pengembangan, Produksi dan Penyimpanan Senjata Biologis dan Penyimpanannya serta pemusnahannya. Telah diratifikasi denga Kepres No. 58 tahun 1991. 6.Konvensi Internasional terhadap Anti Apartheid dalam Olahraga. Telah diratifikasi dengan UU No. 48 tahun 1993. lanjutan 7. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan, atau merendahkan martabat Manusia. Telah diratifikasi dengan UU No. 5 tahun 1998. 8.Konvensi orgnisasi Buruh Internasional No. 87, 1998 tth Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi. Telah diratifikasi dengan UU No. 83 tahun 1998. 9.Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial. Telah diratifikasi dengan UU No. 29 Tahun 1999 10.Optional protokol Konvensi tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Telah ditandatangi pada Maret 2000 tetapi belum bisa diratifikasi. 11.Konvensi Internasional untuk penghentian Pembiayaan terorisme. Telah ditandatangani pada 24 September 2001. Kendala Ekonomi
Ada hubungan antara kondisi ekonomi masyarakat
suatu negara yang ekonominya mapan dengan penegakan HAM. Semakin maju masyarakat semakin tinggi usaha menegakkan hak asasi manusia. Di negara berkembang yang secara ekonomis masih terbelakang, pada umumnya kurang memperhatikan HAM. Negara berkembang pada umumnya berkonsentrasi pada bagaimana meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat sehingga HAM terabaikan. Galih Gumelar, CNN Indonesia Minggu, 20/09/2015 11:31 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia
(BI) mencatat jumlah utang luar negeri pemerintah Indonesia pada Juli 2015 sebesar US$ 303,7 miliar atau mencapai Rp 4.376,3 triliun (kurs terkini Rp 14.410/US$). Badan Pusat Statistik (BPS - Statistics Indonesia)
1. Pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen. 2. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2014 sebesar 8,16 persen, naik menjadi 8,29 persen pada Maret 2015. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 13,76 persen pada September 2014 menjadi 14,21 persen pada Maret 2015.