Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

“Tonsilitis”
Pembimbing
dr. Frita Oktina W, Sp.THT

Disusun Oleh
Annisa Pratiwi
2015730010

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran THT-KL


RSUD Sekarwangi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta

Status pasien
IDENTITAS PASIEN

▸ Nama : An. VL
▸ Jenis kelamin : Perempuan
▸ Tanggal lahir/usia : 09 Maret 2012 (7 tahun)
▸ Suku : Sunda
▸ Alamat :Cijalingan Cicantayan Sukabumi
▸ Tanggal Pemeriksaan : 16 Desember 2019
anamnesis
■ Keluhan Utama
▸ Nyeri saat menelan sejak ±9 bulan yang lalu.

■ Riwayat Penyakit Sekarang


▸ Pasien datang dengan keluhan nyeri saat menelan sejak ±9 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan seperti ada yang mengganjel di
tenggorokannya sehingga sulit untuk menelan makanan.  2 hari SMRS keluhan nyeri
menelan muncul kembali, sehingga nafsu makan menurun, disertai demam hilang
timbul, pasien tidur mendengkur dan terbangun pada malam hari yang lebih sering
karena sulit bernafas, batuk dan pilek disangkal. Sulit membuka mulut, suara berubah,
sakit kepala, pembesaran pada daerah leher, nyeri pada kedua telinga, gangguan
pendengaran semuanya disangkal.
anamnesis
■ Riwayat Penyakit Dahulu
▸ Keluhan seperti ini sudah dirasakan sejak ±9 bulan yang lalu dan hilang timbul,
sehingga membuat pasien tidak pernah berobat ke fasilitas kesehatan. Riwayat
kejang disangkal

■ Riwayat Penyakit Keluarga


▸ Pada keluarga tidak ada yang pernah memiliki keluhan yang sama.

■ Riwayat Alergi
▸ Alergi terhadap makanan atau obat disangkal.
anamnesis
■ Riwayat Pengobatan
▸ Pasien hanya mengkonsumsi paracetamol saat mengeluhkan keluhan untuk
menurunkan panas
.
■ Riwayat Persalinan
▸ Pasien lahir cukup bulan dan secara normal. Tidak ada gangguan kongenital dan
lahir menangis kuat.

■ Riwayat Psikososial
▸ Pasien suka mengkonsumsi makanan siap saji di sekolah dan sering meminum
minuman dingin. Terkadang sebelum tidur tidak menggosok gigi
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Baik

Kesadaran
Composmentis

Tanda Vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 108x/menit, regular, kuat angkat
Pernapasan : 23 x/menit, reguler
Suhu : 36,8oC
BB : 25 kg
Pemeriksaan fisik
Status Generalis
▸ Kepala : Normochepal
▸ Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokhor
▸ Hidung : Status THT
▸ Mulut : Status THT
▸ Leher : Status THT
▸ Paru
Inspeksi : bentuk dan pergerakan dada simetris kanan=kiri
Palpasi : pergerakan simetris, vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : pulmo sonor kanan=kiri
Auskultasi : VBS (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan fisik
▸ Jantung
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular murni, murmur (-), gallop
(-)
▸ Abdomen (Status Lokalis)
Inspeksi : cembung, darm contour (-),
Auskultasi : Bising usus (+) normal 8-10 x/menit
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepatomegaly (-), Splenomegali
(-)
Perkusi : timpani, nyeri perkusi (-)
▸ Ekstremitas
▸ Superior : akral hangat, CTR <2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
▸ inferior : akral hangat, CTR <2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Status THT

Dextra LEHER Sinistra


Tidak teraba KGB Leher teraba/tidak Tidak teraba
(-) Regio (-)
(-) Ukuran/Konsistensi/Nyeri (-)
tekan/warna
Status THT
Dextra TELINGA Sinistra
Auricula
Normotia Bentuk Normotia
(-) Nyeri tekan tragus (-)
(-) Nyeri tekan mastoid (-)
Kanalis auricula eksterna
(-) Discharge (-)
(-) Granulasi (-)
(-) Massa (-)
(-) Kolesteatom (-)
(-) Cerumen (-)
(-) Corpos alineum (-)
Status THT
Dextra TELINGA Sinistra
Membran timpani

Intak Intak/perforasi Intak


(-) Refleks cahaya (-)
(-) Retraksi (-)
Tes garputala
Tidak dilakukan Rinne Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Weber Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Scwaback Tidak dilakukan
Status THT
Dextra HIDUNG Sinistra
Tenang Mucosa kavum nasi Tenang
Eutrofi Konka inferior Eutrofi
Eutrofi Konka media Eutrofi
dbn Meatus nasi inferior dbn
dbn Meatus media dbn
(-) Discharge (-)
(-) Septum deviasi (-)
(-) Massa tumor (-)
(-) Nyeri daerah maksilaris (-)
(-) Nyeri daerah frontalis (-)
(-) Nyeri daerah ethmoidalis (-)
(-) Os nasal (-)
Status THT
Dextra TENGGOROKAN Sinistra
Tonsil
T2 Hiperemis Ukuran T3 Hiperemis
Tidak melebar Kripte Melebar
(+) Dendritus (+)
(-) Massa (-)
(+) Uvula ditengah (+)
Dinding faring posterior
Tenang Mucosa Tenang
(-) Granulasi (-)
resume
An. VL, 7 tahun datang dengan keluhan nyeri menelan sejak 2
hari SMRS disertai demam, pasien tidur mendengkur dan
terbangun pada malam hari yang lebih sering karena sulit
bernafas, batuk dan pilek disangkal. Pasien juga mengeluhkan
tidak nafsu makan. Keluhan sudah dirasakan sejak ±9 bulan yang
lalu dan hilang timbul. Pasien hanya mengkonsumsi paracetamol
untuk menurunkan panas.
Pada pemeriksaan tanda vital dan status generalisata dalam
batas normal. Pada pemeriksaan khusus THT di bagian faring,
tampak tonsil T2– T3, hiperemis (+/+),detritus (+/+), kripta
melebar (-/+).
DIAGNOSIS

▸ Diagnosis Kerja: Tonsilitis Kronik


▸ Diagnosis Banding:
Tonsilofaringitis
Tonsilitis difteri
TATALAKSANA
Farmakologi
▸ Antipiretik
Paracetamol sirup 120mg/5 mL 3x1 CTH
▸ Antibiotik spectrum luas
Golongan Penisilin: Amoxycilin sirup 250mg/5mL 3x 1CTH (selama 10 hari)
▸ steroid
Triamcinolon 3 x ¼ tablet

Saran terapi Operatif


▸ Tonsilektomi
TATALAKSANA

Non Medikamentosa
▸ Hindari pencentus, termasuk makanan dan minuman yang
mengiritasi
▸ Menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi
dan olahraga
▸ Selalu menjaga kebersihan mulut dan mencuci tangan secara teratur
▸ Kontrol kembali setelah obat habis untuk melihat perkembangan dan
diskusi mengenai hasil rundingan operasi pengakatan amandel.
PROGNOSIS

▸ Ad vitam : bonam
▸ Ad sanationam : bonam
▸ Ad fungsional : bonam

Tinjauan pustaka
Definisi

Merupakan peradangan umum dan


pembengkakan dari jaringan tonsila
palatina yang biasanya disertai
dengan pengumpulan leukosit, sel-sel
epitel mati, dan bakteri patogen
dalam kripta.
Etiologi

▸ Pneumococcus

▸ Staphilococcus

▸ Streptokokus beta hemolitikus grup A

▸ Hemofilus Influenza

▸ Virus Epstein Barr

▸ Kadang streptococcus non hemoliticus atau


streptococcus viridens
Tonsilitis Akut
Patofisiologi

Bakteri menginfiltrasi
lapisan epitel jaringan Reaksi radang
tonsil

Keluarnya leukosit
Detritus terbentuk
polimorfonuklear

Detritus merupakan Folikular,


kumpulan leukosit, bakteri parenchymatosa,
yang mati dan epitel yang membranosa
terlepas dari kripta
Anamnesis (Subjective)
Tonsilitis akut mengeluhkan rasa kering di
tenggorokan

Rasa nyeri + nyeri menelan

Nyeri akan menyebar sebagai referred pain ke sendi-


sendi dan telinga (otalgia)

Gejala diikuti oleh gejala sistemik common cold seperti


demam, nyeri kepala, badan lesu dan nafsu makan
berkurang
Pemeriksaan Fisik (Objective)
Terdapat detritus
Tonsilitis akut : yang dapat
tonsil yang edema Hiperemis membentuk folikel,
(ukuran membesar) lakuna atau
pseudomembran

Palatum mole, Kadang disertai


arkus anterior dan pembesaran
posterior tampak kelenjar
edema dan submandibular dan
hiperemis nyeri tekan
Tonsilitis Kronik

Merupakan peradangan kronis Tonsila


Palatina setelah serangan akut yang
berulang atau infeksi subklinis. Tonsilitis
berulang banyak terdapat pada anak-anak,
yang diantara serangan infeksi tonsil dapat
terlihat sehat atau dapat juga terlihat
membesar.
Tonsilitis Kronik

Etiologi
• 25% disebabkan oleh streptokokus B hemolitikus
grup A
Faktor Predisposisi
• Rangsangan menahun dari rokok
• Beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan
serangan berulang
• Pengaruh cuaca
• Kelelahan fisik
• Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Patofisiologi
Epitel mukosa tonsil
Proses radang berulang dan jaringan limfoid
terkikis

Jaringan parut akan Jaringan limfoid


mengkerut dan kripti akan diganti oleh jaringan
melebar parut

Kripti akan terisi Proses terus berlanjut hingga


dengan detritus menembus kapsul tonsil

Perlekatan dengan jaringan


sekitar fosa tonsilaris
Anamnesis (Subjective)

Keluhan sama dengan tonsilitis kronik

Pasien mengeluhkan ada


penghalang/mengganjal di tenggorokan

Tenggorokan terasa kering

Pernafasan berbau (halitosis)


PEMERIKSAAN FISIK (OBJECTIVE)

Tonsilitis kronik :
tonsil yang edema
Kriptus melebar dan
(ukuran membesar) Kripta melebar
berisi detritus
disertai permukaan
yang irregular

Pembesaran kelenjar Tonsil mengalami


limfe submandibular perlengketan
Ukuran Tonsil
Diagnosis Banding

• Tonsilitis Difteri
Tonsilitis • Angina Plaut-vincent
Membranosa • Mononucleosis
infeksiosa

• Faringitis tuberkulosa
Penyakit
Kronik Faring • Faringitis Luetika

Granulomatus Aktinomikosis faring
Tonsilitis membranosa
• Disebabkan oleh kuman Corynebacterium
diphteriae.
Tonsilitis difteri
• Gejalanya terbagi menjadi 3 golongan besar,
umum, lokal dan gejala akibat eksotoksin.

• Penyebab tonsilitis septik adalah Streptococcus


Tonsilitis septik
hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi

• Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta


Angina Plaut Vincent
atau triponema yang didapatkan pada penderita
(Stomatitis
dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi
ulseromembranosa)
vitamin C.

• Manifestasi dari suatu keganasan seperti limfoma


Keganasan maligna atau karsinoma tonsil. Biasanya
ditemukan pembesaran tonsil yang asimetris.
Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap

Usap tonsil untuk pemeriksaan


mikroskop dengan pewarnaan gram
Tatalaksana

▸ Istirahat cukup
▸ Makan-makanan lunak dan menghindari makanan yang
mengiritasi
▸ Menjaga kebersihan mulut
▸ Pemberian obat topikal dapat berupa obat kumur
antiseptik
▸ Pemberian obat oral sistemik
Tatalaksana

▸ Tonsilitis akibat bakteri


○ Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau
Amoksisilin 50 mg/ kgBB dosis dibagi 3 kali/ hari selama 10 hari dan
pada dewasa 3x500 mg selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500
mg/hari.
○ Kortikosteroid karena steroid telah menunjukkan perbaikan klinis
yang dapat menekan reaksi inflamasi. Steroid yang dapat diberikan
berupa deksametason 3x0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan
pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama
3 hari.
tatalaksana

▸ Pada tonsilitis difteri, Anti Difteri Serum diberikan segera


tanpa menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000-
100.000 unit tergantung umur dan jenis kelamin. Antibiotik
penisilin atau eritromisin 25-50 mg/kgBB/hari. Antipiretik
untuk simptomatis dan pasien harus diisolasi
TONSILEKTOMI

• Pembengkakan tonsil yang


menyebabkan obstruksi saluran nafas,
disfagia berat, gangguan tidur, dan
Absolut komplikasi kardiopulmonar
• Abses peritonsilar yang tidak membaik
dengan pengobatan medis dan
Indikasi
drainase
• Tonsilitis yang menimbulkan kejang
Relatif demam
• Tonsilitis yang membutuhkan biopsi
untuk menentukan patologi anatomi
• Terjadi 3 episode atau lebih
infeksi tonsil pertahun dengan
terapi antibiotik adekuat
Absolut • Halitosis akibat tonsilitis kronis
yang tidak membaik dengan
Indikasi pemberian terapi medis
• Tonsilitis kronik atau berulang
Relatif pada karier streptococcus yang
tidak membaik dengan
pemberian antibiotik laktamase
resisten.
prognosis

▸ Ad vitam : bonam
▸ Ad sanationam : bonam
▸ Ad fungsional : bonam

Anda mungkin juga menyukai