Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN POST

OP LAPAROTOMY

Asri Palupi (1702093)


Diaprifal Zduhri (1702095)
Hanik Sisca H (1702104)
Siska Yuliyanti (1702118)
Sulistya Pratama (1702121)
PENGERTIAN

Post op atau Post operatif


Laparatomi merupakan tahapan
setelah proses pembedahan
pada area abdomen
(laparatomi) dilakukan.
Dalam Perry dan Potter (2015)
didapatkan bahwa tindakan post
operatif dilakukan dalam 2
tahap yaitu periode pemulihan
segera dan pemulihan
berkelanjutan setelah fase post
operatif.
Midline incision

KLASIFIKASI Paramedian

Transverse upper
abdomen incision

Transverse lower
abdomen incision
ETIOLOGI
Menurut Smeltzer, 2014 penyebab dari
laparatomi adalah sebagai berikut:
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam).
2. Peritonitis.
3. Perdarahan saluran cerna.
4. Sumbatan pada usus halus
5. Obstruksi pada usus besar
6. Massa pada abdomen (tumor).
MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri tekan pada area sekitar insisi pembedahan.


2. Peningkatan tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
3. Kelemahan.
4. Gangguan integument dan jaringan subkutan.
5. Konstipasi.
6. Mual dan muntah, anoreksia.
PATOFISIOLOGI

Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan
atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada
penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan
tindakan laparatomi. Tusukan/tembakan , pukulan, benturan, ledakan,
deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt) dapat mengakibatkan
terjadinya trauma abdomen sehingga harus di lakukan laparatomy.(Arif
Muttaqin, 2013).
Trauma tumpul abdomen dapat mengakibatkan individu dapat kehilangan
darah, memar/jejas pada dinding perut, kerusakan organ-organ, nyeri, iritasi
cairan usus. Sedangkan trauma tembus abdomen dapat mengakibatkan
hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis,
perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, kematian sel.
Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stress dari saraf
simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, syok dan
perdarahan, kerusakan pertukaran gas, resiko tinggi terhadap infeksi, nyeri
akut. (Arif Muttaqin, 2013)
Pathway
Trauma abdomen, perdarahan, peritonitis, sumbatan pada usus, massa abdomen

Hospitalisasi

Rencana pembedahan Respon Fisiologi

Laparotomi (pembedahan abdomen)

Selaput perut terbuka Pemasangan


kantong
Terpasang Pembentukan Post Terbentuknya kolostomi
selang drainase Laparotomi stoma
NG/usus
Keluaran cairan
Nyeri Luka insisi Kerusakan Gangguan
melalui selang
integritas kulit citra tubuh
banyak
Perubahan Pergerakan
status terbatas takut
Resiko Tnggi Adanya peningkatan
kesehatan luka terluka
Kekurangan leukosit
Volume cairan
Respon
fisiologis Intoleransi Resiko tinggi
aktivitas infeksi

Ansietas

Gangguan
Gelisah Susah tidur
pola tidur
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Laboratorium:
PENUNJANG rektum hemoglobin

Foto polos
IVP/sistogra
abdomen 3
m
posisi

Colonoscopy
(CT-scan untuk Foto Follow
melihat usus through
besar)

PENATALAKSANAAN 1. Perawatan pasca pembedahan


MEDIS 2. Makanan
3. Mobilisasi
4. Pemenuhan kebutuhan
eliminasi
KOMPLIKASI

1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan


tromboplebitis. Infeksi.
2. Infeksi luka sering muncul pada 36 - 46 jam setelah
operasi. Organisme yang paling sering menimbulkan
infeksi
3. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan dehisensi
luka atau eviserasi. Dehisensi luka merupakan terbukanya
tepi-tepi luka
ASUHAN KEPERAWATAN
POST LAPARATOMI
Pengkajian 1. Identitas
Keperawatan 2. Keluhan Utama
3. Riwayat
Kesehatan
1. Airway
2. Breathing
Primary Survey 1. Circulating
2. Disability
3. Exposure
1. Kepala
2. Mata
3. Hidung
4. Mulut
5. Dada
Secondary Survey 6. Abdomen.
7. Ekstremitas
8. Integumen.
9. Pemeriksaan neurologis
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
insisi pembedahan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan (status tirah baring)
Rencana Asuhan
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan
Tujuan & kriteri Hasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji skala nyeri pasien 1. Berguna untuk mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam secara komprehensif tingkat skala nyeri
diharapkan nyeri yang dirasakan 2. Lakukan teknik distraksi 2. Memberikan perasaan yang
klien tidak ada lagi dengan relaksasi nyaman dan mengurangi rasa
kriteria hasil : 3. Berikan posisi nyaman nyeri
1. Klien tidak gelisah sesuai kebutuhan 3. Memberikan perasaan yang
2. Pada daerah bekas operasi 4. Berikan support nyaman
tidak terlihat kemerahan 5. Berikan analgesic sesuai 4. Supaya pasien semangat untuk
3. Klien tidak grimace prosedur sembuh
4. Skala nyeri 0 5. Mengurangi/menghilangkan rasa
nyeri
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui keadaan ttv
selama 3x24 jam diharapkan tidak 2. Kaji tanda-tanda peradangan 2. Mengetahui tanda dan gejala
terjadi infeksi selama perawatan dengan 3. Rawat luka, ganti perban infeski
kriteria hasil: dengan memperhatikan teknik 3. Mengurangi dan mencegah
1. Tidak ada tanda-tanda peradangan aseptic terjadinya infeksi
2. Klien bebas dari tanda dan gejala 4. Cuci tangan sebelum dan 4. Mencegah terjadinya infeksi
infeksi sesudah melakukan tindakan atau penularan kuman dan
3. Menunjukkan kemampuan untuk 5. Pertahankan teknik sterilisasi bakteri
mencegah timbulnya infeksi 6. Kolaborasi dalam pemberian 5. Mencegah infeksi
4. Jumlah leukosit dalam batas antibiotic 6. Mempercepat penyembuhan
normal 7. Ajarkan cara menghindari 7. Memberikan pengetahuan
infeksi dan tanda-tanda infeksi kepada pasien
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (status
tirah baring)
Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keterbatasan aktivitas dan 1. Mengetahui tingkat
keperawatan selama 3x24 jam kelemahan pergerakan pasien
diharapkan klien kembali dapat 2. Bantu melaksanakan aktivitas 2. Memenuhi kebutuhan
beraktivitas secara normal dengan 3. Latih aktivitas secara bertahap aktivitas pasien
kriteria hasil: dengan mengajarkan pasien 3. Memenuhi kebutuhan
1. klien mampu mengidentifikasi bagaimana merubah posisi pasien
faktor yang memperberat dan berikan bantuan jika 4. Mencegah terjadinya
aktivitas diperlukan kegawatan
2. klien mampu beraktivitas 4. Monitor vital sign
dalam terapi sebelum/sesudah latihan dan
lihat respon pasien saat latihan
Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri
TERNUWUN

Anda mungkin juga menyukai