Anda di halaman 1dari 25

Analisis Laporan Keuangan PT Mayora Indonesia Tbk

Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2017 & 2018 (AUDITED)

Anggota Kelompok:

1. Pitra Prasetya - 219112004


2. Ricca Rosdiana - 219111012
3. Adiza Fatin Haikal - 219111004
4. Saskia Anisa - 219113024
Analisis Rasio Berdasarkan Laporan Keuangan
PT Mayora Indonesia
Tahun 2017 & 2018
Riwayat Singkat Perusahaan
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan
pada tahun 1977 dengan pabrik pertama
berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan
publik pada tahun 1990.
Kegiatan Usaha serta jenis produk yang
dihasilkan
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan
usaha Perseroan diantaranya adalah dalam
bidang industri. Saat ini, PT. Mayora
Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6
(enam) divisi yang masing
masing menghasilkan produk berbeda namun
terintegrasi, Perseroan tidak hanya dikenal
sebagai perusahaan yang memproduksi
makanan dan minuman olahan, tetapi juga
dikenal sebagai market leader yang sukses
menghasilkan produk produk yang menjadi
pelopor pada kategorinya masing masing
Iktisar Data Keuangan Penting
Short term Solvency / Liquidity

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, hasilnya menunjukkan Current Ratio sebesar 265%, terdapat
peningkatan CR rasio dibandingkan dengan tahun 2017. Peningkatan tersebut dipicu peningkatan asset lancar khususnya
peningkatan kas & setara kas serta persediaan. Disisi pasiva untuk current liabilities peningkatan terjadi atas adanya kenaikan
utang obligasi senilai Rp 749 M & beban akrual senilai Rp162 M , sedangkan untuk liabilities lainya mengalami penurunan
(artinya, dalam periode tahun 2018 perusahaan mengurangi jumlah hutang jangka pendek). Rasio Lancar atau Current Ratio
adalah rasio yang mengukur kinerja keuangan necara likuiditas perusahaan. Rasio Lancar ini menunjukan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya pada 12 bulan ke depan
Semakin tinggi rasio lancarnya, semakin likuid perusahaannya. Hasil Current Ratio atau Rasio Lancar yang diterima pada
umumnya adalah 2 kali. Rasio Lancar sebesar 2 kali ini dianggap sebagai posisi nyaman dalam keuangan bagi kebanyakan
perusahaan. Namun pada dasarnya, Rasio Lancar yang dapat diterima ini bervariasi antara satu industri dengan industri
lainnya. Bagi kebanyakan industri, Rasio Lancar sebesar 2 kali sudah dianggap dapat diterima atau “Acceptable“.
Menurut Tanor, Subijono, & Walandouw tahun 2015, rasio lancar dengan standar 200% sudah dianggap sebagai ukuran baik
atau memuaskan bagi perusahaan.
Dengan begitu PT. Mayora tingkat likuiditasnya baik karena diatas 200% yaitu sebesar 265%.
Short term Solvency / Liquidity

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, hasilnya menunjukkan Quick Ratio sebesar 204%, terdapat
peningkatan Quick rasio dibandingkan dengan tahun 2017. Peningkatan tersebut dipicu peningkatan quick asset yang
membandingkan antara current asset setelah persediaan. Disisi pasiva untuk current liabilities peningkatan terjadi atas adanya
kenaikan utang obligasi senilai Rp 749 M & beban akrual senilai Rp162 M , sedangkan untuk liabilities lainya mengalami
penurunan (artinya, dalam periode tahun 2018 perusahaan mengurangi jumlah hutang jangka pendek). Quick Ratio adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aset yang paling likuid atau aset yang paling mendekati uang tunai (aset cepat), QR ini biasanya dianggap
sebagai tanda kekuatan atau kelemahan finansial perusahaan.
Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, menunjukkan Quick Ratio sebesar 204%. Menurut Tanor, et.al,
2015, jika Quick Ratio diatas 100% maka perusahaan dinyatakan memiliki likuiditas baik.
Short term Solvency / Liquidity

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, hasilnya menunjukkan Cash Ratio sebesar 0,52 atau 52 %, terdapat
peningkatan cash rasio dibandingkan dengan tahun 2017. Terlihat CR PT MI pada tahun 2018 meningkat hal ini
mengidentifikasikan sejauh mana dana (kas dan setara kas) yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancar atau hutang jangka
pendeknya. Rasio Kas ini merupakan rasio likuiditas yang paling ketat dan konservatif terhadap kemampuan perusahaan dalam
menutupi hutang atau kewajiban jangka pendeknya jika dibandingkan rasio-rasio likuiditas lainnya (rasio lancar dan rasio
cepat). Hal ini dikarenakan Rasio Kas hanya memperhitungkan aset atau aktiva lancar jangka pendek yang paling likuid yaitu
kas dan setara kas yang paling mudah dan cepat untuk digunakan dalam melunasi hutang lancarnya
Long-Term Solvency/ Financial leverage ratios

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, hasilnya menunjukkan Debt Ratio sebesar 0,51 atau 51 %, sama
dengan tahun 2017. Berdasarkan perhitungan DR, PT MI hanya menggunakan 0,51 dari total hutang untuk penggunaan
assetnya. Rasio Hutang ini dapat menunjukan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang dimilikinya, semakin tinggi
rasionya semakin besar pula risiko yang terkait dengan operasional perusahaan. Sedangkan rasio utang yang rendah
mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan kesempatan untuk meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan.
Rendahnya Rasio Hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dari Hutang.
Long-Term Solvency/ Financial leverage ratios

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, hasilnya menunjukkan Debt Equity Ratio sebesar 1,06 kali atau 106
%, mengalami peningkatan disbanding tahun 2017. Berdasarkan perhitungan DER, Rasio Debt to Equity ini merupakan rasio
penting untuk diperhatikan pada saat memeriksa kesehatan keuangan perusahaan. Jika rasionya meningkat, ini artinya
perusahaan dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari sumber keuangannya sendiri yang mungkin merupakan
trend yang cukup berbahaya.
Pada umumnya, Debt to Equity Ratio atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang optimal pada suatu perusahaan adalah sekitar 1
kali, dimana Jumlah Hutang adalah sama dengan Jumlah Ekuitas. Rata-rata perusahaan, Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt
to Equity Ratio) yang dapat diterima adalah berkisar diantara 1,5 kali hingga 2 kali. Bagi perusahaan besar yang sudah go publik
(perusahaan terbuka), Debt to Equity Ratio bisa mencapai 2 kali atau lebih dan masih dianggap “bisa diterima”
Long-Term Solvency/ Financial leverage ratios

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, Equity multiplier 2,06 kali mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2017. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai beberapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham.
Semakin kecil rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya semakin baik, karena
prosentase untuk pembayaran bunga semakin kecil. Rasio ini tidak seharusnya meningkat dari waktu kewaktu karena hal
tersebut menandakan semakin banyak hutang yang digunakan dalam mendanai perusahaan. Hutang menimbulkan kewajiban
untuk membayar angsuran pinjaman dan bunga pinjaman dan jika perusahaan tidak bisa melaksanakan kewajibannya maka
perusahaan dapat dipaksa mengalami kebangkrutan.
Profitability Ratio

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, Net Profit Margin 7% mengalami penurunan dibandingkan tahun
2017.
Tujuan perhitungan Marjin Laba Bersih adalah untuk mengukur keberhasilan keseluruhan bisnis suatu perusahaan. Marjin Laba
Bersih (Net Profit Margin) yang tinggi menunjukan perusahaan menetapkan harga produknya dengan benar dan berhasil
mengendalikan biaya dengan baik. Rasio Net Profit Margin ini akan sangat berguna apabila membandingkan profitabilitas
pesaing di industri yang sama karena memiliki lingkungan bisnis dan basis pelanggan yang sama serta memiliki struktur biaya
yang hampir sama. Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM) dengan persentase lebih dari 10% sudah dianggap sangat
baik, Menurut Sulistyanto (2018), angka NPM dapat dikatakan baik/sehat apabila > 5 %.
Profitability Ratio

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, ROA 10,26% & ROE 21 % mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2017. Return on Assets merupakan rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya
untuk menghasilkan laba selama suatu periode. Rasio yang lebih tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut lebih efektif
dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan jumlah laba bersih yang lebih besar. Menurut Sawir (2005:18), Semakin besar
ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi
perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
Sedangkan untuk ROE rasio ini menghitung berapa banyak uang yang dapat dihasil oleh perusahaan bersangkutan berdasarkan
uang yang diinvestasikan pemegang saham, bukan investasi perusahaan dalam bentuk aset atau sesuatu yang lainnya.
Profitability Ratio

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, TATO 21 % mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017.
rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dapat menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan
Activity ratio

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, Receivable Turn Over 5,11 kali mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2017. Rasio perputaran piutang ini digunakan untuk mengukur sejauh mana efektifitas perusahaan dalam
menagih penjualan kreditnya untuk diubah menjadi kas, Perusahaan yang nilai rasio perputaran piutangnya besar maka itu
artinya perusahaan baik dan cepat dalam menagih utangnya.
Activity ratio

Dari perhitungan PT. Mayora Indah, Tbk tahun 2018 diatas, Inventory Turn Over 5,2 kali mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2017. Dapat dikatakan bahwa rasio perputaran persediaan yang rendah akan menjadi indikasi penjualan yang tidak
lancar atau rendah pula, dan sebaliknya, menjadi indikator juga kalau persediaannya sedang berlebihan. Kecepatan dan
ketepatan sebuah perusahaan dalam menjual persediaannya sangat penting dalam mengukur performa aktifitas bisnis. Itulah
sebabnya banyak analis juga selalu menilai angka rasio ini untuk menilai tingkat kesehatan bisnis sebuah emiten
Activity ratio
Analisa Laporan Keuangan

Analisa Laporan Keuangan : Merupakan proses evaluasi posisi keuangan dan kinerja perusahaan pada masa sekarang dan masa
lalu, dengan tujuan menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada
masa yang akan datang.A
Hal ini untuk menjawab beberapa pertanyaan penting
FRAMEWORK ANALISA LAPORAN KEUANGAN : terkait :
Hal ini untuk menjawab beberapa pertanyaan penting Business 1. Jenis kegiatan perusahaan
terkait : Environment &
Strategy 2. Strategi perusahaan untuk mencapai laba
1. Analisis potensi laba berdasarkan kondisi industri Analysis 3. Pesaing utama dari perusahaan
2. Industri memiliki profitabilitas yang berbeda
4. Pengaruh perubahan ekonomi terhadap penjualan
tergantung dari keunggulan yang dimilikinya
Industry Strategy dan laba perusahaan
3. Kompetisi industri dengan industri lainnya akan Analysis Analysis
mempengaruhi profitabiltas industry
4. Struktur pasar dalam suatu industri menentukan
apakah perusahaan dalam industri tersebut dapat
memperoleh laba yang abnormal
Financial
Analysis

Analysis
of cash flows
Accounting Prospective
Analysis Analysis
Profitability Risk
Analysis Analysis

Cost of Capital Estimate Intrinsic Value


KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN

Bagi Manajemen
• Mengevaluasi kinerja perusahaan, pertimbangan dalam
memberikan kompensasi, pengembangan karier karyawan

Bagi Pemegang Saham


• Mengetahui kinerja keuangan perusahaan, pendapatan
pemegang saham, dan keamanan investasi

Bagi Kreditur
• Mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi utang
beserta bunganya

Bagi Pemerintah • Penentuan besarnya pajak oleh pemerintah

Bagi Karyawan
• Penghasilan yang memadai, kualitas kerja, besarnya
kompensasi yang diterima
Faktor yang Menentukan Profitabilitas
Rivalry Among Existing Firm Threat of New Entrance Threat of Substitutes Product Bargaining power of Buyers

Industry growth Scale of economies Relative Price and performance


Switching costs

Concentration Distribution access


Buyers willingness to switch Differentiation

Differentiation Relationships
Importance of product for cost and
quality
Switching Cost Legal barriers
Bargaining power of Suppliers
Number of buyers
Fixed variable cost
Volume per buyer
Excess Capacity

Exit barriers Switching costs

Differentiation

Importance of product for cost and


quality
LAPORAN KEUANGAN DAN AKTIVITAS BISNIS

Planning

Investing Financing
Current: Current:
Operating
• Cash • Notes Payable
• Sales • Accounts Payable
• Accounts
• Cost of Goods Sold • Salaries Payable
Receivable
• Selling Expense • Income Tax Payable
• Inventories
• Administrative Expense Noncurrent:
• Marketable
• Interest Expense • Bonds Payable
Securities
• Income Tax Expense • Common Stock
Noncurrent:
• Land, Buildings, & • Retained Earnings
Equipment
• Patents
• Investments Net Income

Liabilities & Equity


Income statement

Assets Cash Flow Balance Sheet

Balance Sheet Statement of Statement of Shareholders’ Equity


Cash Flows
RELEVANCE OF CASH FLOWS AND INCOME OVER A COMPANY’S LIFE CYCLE

Anda mungkin juga menyukai