Anda di halaman 1dari 29

1

KEBIJAKAN
PROGRAM PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN HEPATITIS
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT HEPATITIS DAN
SUBDIREKTORAT HIV AIDS DAN PENYAKIT TROPIS
INFEKSI SALURAN PENYAKIT INFEKSI
TUBERKULOSIS PENYAKIT INFEKSI MENULAR
PERNAPASAN AKUT SALURAN
MENULAR SEKSUAL LANGSUNG
PENCERNAAN

SEKSI
SEKSI
INFEKSI SALURAN SEKSI SEKSI SEKSI
TUBERKULOSIS
PERNAPASAN HIV AIDS HEPATITIS KUSTA
SENSITIF OBAT
ATAS

SEKSI SEKSI
SEKSI
SEKSI PENYAKIT INFEKSI PENYAKIT INFEKSI SEKSI
TUBERKULOSIS
PNEUMONIA MENULAR SALURAN FRAMBUSIA
RESISTENSI OBAT
SEKSUAL PENCERNAAN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian
Hepatitis dan PISP
TUJUAN UMUM
Melaksanakan Kegiatan Pengendalian Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan
secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal

TUJUAN KHUSUS
1.Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang hepatitis dan penyakit
infeksi saluran pencernaan
2.Mencegah terjadinya penularan hepatitis dan penyakit infeksi saluran pencernaan secara
meluas di masyarakat khususnya kelompok masyarakat yang rentan (bayi, balita dan orang
usia lanjut)
3.Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat hepatitis dan penyakit infeksi saluran
pencernaan
4.Meningkatkan kualitas hidup orang dengan Hepatitis
A. INDIKATOR KEGIATAN HEPATITIS 2015 - 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN 2020,
ELIMINASI HEPATITIS C PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang melakukan sosialisasi 3 10 20 40 80 90
dan atau advokasi ttg hepatitis.

2 Jumlah Propinsi yang melakukan kegiatan 7 14 21 28 34 34


surveilans Sentinel Hepatitis pada
populasi berisiko

3 % Kab/kota yang melakukan deteksi 3 10 20 30 60 90


dini hep B pada bumil
4 % Kab/kota yang melakukan deteksi dini NA 10 20 30 60 80
hep B dan C pada populasi beresiko
5 % orang yang terdeteksi dg HBsAg positif NA 2,5 5 10 20 30
yang mendapatkan akses
perawatan/upaya lanjutan
6 % Orang Dengan Hep C mendapatkan NA 5 10 20 40 60
akses perawatan/layanan lanjutan
INDIKATOR KEGIATAN ISP 2015-2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
a. Menurunnya angka kematian balita akibat diare sebesar 50% dari kondisi saat ini
b. Menurunnya angka kesakitan demam tifoid pada anak sekolah sebesar 30% dari
kondisi saat ini

1 % Kab/kota yang melaksanakan sosialisasi NA 10 20 40 80 90


dan atau advokasi tentang diare, Tifoid dan
Hep A & E
2 % Kab/kota yg melakukan Layanan NA 10 20 40 80 90
Rehidrasi Oral aktif
3 % Kab/kota yang melaksanakan SKD KLB NA 10 20 40 80 90

4 % Kab/kota yang melakukan kegiatan NA 2,5 5 10 20 30


surveilans Tifoid pada kelompok masyarakat
paling berisiko

5. % kelompok anak sekolah yang melakukan NA 2,5 5 10 20 30


upaya pencegahan demam tifoid
HEPATITIS
KEBIJAKAN PROGRAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT HEPATITIS DI INDONESIA

2019
2030
90% Kab/Kota =
Eliminasi
463 Kab/Kota
Hepatitis
melakukan DDHBC
C

2017
2022
30%Kab/kota =
154 Kab/Kota Eliminasi Hep B
(PPIA)
melakukan
DDHBC 2018
60% Kab/Kota Kab/kota yang melaksanakan
= 308 Kab/kota DDHB pada > 90% Bumil
melakukan
Target Sasaran PPIA
DDHBC
5,3 Jt Bumil Dideteksi
Roadmap Eliminasi Hepatitis (2015-2030)
2005- 2010- 2015-
2015- 2020-
2009 2014 2020 2030
Upaya
2019
Universal
Coverage

Kuratif Eliminasi
Hepatitis C
(2030)

Pendukung/penunjang

S Populasi Risti 1. 90% kelompok Risti melakukan Deteksi Dini


5. LGBT
A 2. 90% bayi baru lahir mendapatkan Imun Hep B
S 1.Bumil 6. ODHA
<24 jam, dan HBIG dari ibu reaktif hep B
A 2.Nakes 7. Pasien IMS 3. 80% orang yang ditemukan mendapat layanan
R 3.Penasun 8.Hemodialisis lanjutan
A 4.Pekerja seks 9.Warga Binaan
N

EMTCT  95% bayi baru lahir HBO<24 jam; 90% bumil lakukan DDHB; 90% bayi yg lahir dari
bumil HBsAg pos diberikan HBO dan HBIG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN

Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Provinsi


terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis
kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana
provinsi; dan
b. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi
kejadian luar biasa provinsi.
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
d. Pelayanan kesehatan balita;
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan
daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus).
Pernyataan Standar Setiap ibu hamil mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar. Pemerintah Daerah
tingkat kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuai standar kepada semua ibu hamil
di wilayah kerja tersebut dalam kurun waktu satu tahun

Pernyataan Standar Setiap ibu bersalin mendapatkan


pelayanan persalinan sesuai standar. Pemerintah Daerah
tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan Pelayanan
Kesehatan Ibu Bersalin sesuai standar kepada semua ibu
bersalin di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun.
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C

 Deteksi dini merupakan  suatu upaya


pencegahan penularan baru dan upaya
untuk melakukan upaya – upaya lanjut bagi
yang terinfeksi
 Pada tahun 2017 secara nasional target
akan dilaksanakan di 34 propinsi, minimal
30% Jumlah kab/kota = 154 kab/kota
 Pada tahun 2018, minimal 60% Jumlah
kab/kota = 308 kab/kota
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C

Pada tahun 2016, DDHB mulai


dilaksanakan di Kota Pangkalpinang
Pada tahun 2017, di lanjutkan Kabupaten
Bangka
Pada tahun 2018, diharapkan semua
Kab./Kota sudah melaksanakan DDHB
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C

• TUJUAN JANGKA PENDEK:

• Untuk mengetahui infeksi Hepatitis B dan


atau C
• Untuk mencegah terjadinya penularan
• Terlaksananya layanan lanjutan sedini
mungkin untuk peningkatan kualitas
hidup, rawatan lanjutan
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C

• TUJUAN JANGKA PANJANG:


• Menurunnya kasus baru
• Menurunnya besaran masalah Hepatitis
• Menurunnya angka kesakitan dan
kematian; serta meningkatnya kualitas
hidup orang dg Hepatitis
Indikator kaskade
(hepatitis B)
eliminasi penularan tingkat
Kabupaten/Kota
dan Pelayanan
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indikator Sumber data

1. Cakupan ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang dites dibagi jumlah ibu hamil Kartu/kohort ibu
dideteksi dini Hepatitis B yang datang ANC (sasaran bumil), dikali 100% dan Register
(Proporsi ibu hamil dites Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan ANC
KIA/Kesga dan kontribusi terhadap penemuan (KIA/Kesga);
HBsAg saat ANC)
kasus HBV Register DDHB

2. Proporsi ibu hamil hep B Jumlah ibu hamil yang dites dan hasil positif dibagi Register ANC;
positif jumlah ibu hamil yang diperiksa hepatitis B saat Register DDHB
ANC, dikali 100%
Angka ini dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan reagen/logistik

3. Proporsi ibu hamil yang Jumlah ibu hamil yang terinfeksi Hepatitis B Register ANC ;
terinfeksi hepatitis B mendapat tatalaksana dibagi ibu hamil yang Register DDHB
mendapat tatalaksana terinfeksi dikali 100%
Angka ini dapat digunakan untuk menghitung
banyaknya ibu hamil dengan Hepatitis B
Indikator pelayanan Cara menghitung dan manfaat indikator Sumber data

4. Proporsi bayi baru lahir Jumlah bayi baru lahir dari ibu hep B yang mendapat Register ANC/
dari ibu hepatitis B yang HB0 dan HBIg <24 jam dibagi jumlah bayi lahir dari PNC/KF;
mendapat HB0 dan HBIg ibu hep B pada periode waktu yang sama, dikali Kartu/kohort bayi
100% (KN);
kurang dari 24 jam
Register DDHB

5. Proporsi bayi usia 9-12 Jumlah bayi usia 9-12 bulan dari ibu hepatitis B yang Kartu/kohort
bulan dari ibu hepatitis B diperiksa hepatitis B (virologis dan/atau serologis) Balita;
yang diperiksa hep B dibagi dengan jumlah bayi yang lahir dari ibu Register DDHB
hepatitis B, dikali 100%
virologis atau serologis

6. Proporsi bayi terinfeksi Jumlah bayi usia 9-12 bulan terinfeksi Hepatitis B Kartu/kohort
Hepatitis B dibagi bayi usia 9-12 bulan lahir dari ibu terinfeksi Balita;
Hepatitis B, dikali 100% Register DDHB

7. Proporsi bayi terinfeksi Jumlah bayi terinfeksi Hepatitis B mendapat Kartu/kohort


Hepatitis B mendapat tatalaksana dibagi bayi terinfeksi Hepatitis B, dikali Balita;
tatalaksana 100% Register DDHB
Hepatitis A dan E
Prevalensi Hepatitis A di Dunia

Prevalensi Hepatitis A di Indonesia masih tinggi


HEPATITIS VIRUS A dan E
HEPATITIS A HEPATITIS E
Cara Penularan Virus Hepatitis A (VHA) masuk ke tubuh melalui Virus Hepatitis E (VHE) masuk ke tubuh
mulut (Fecal-oral) melalui mulut (Fecal-oral), umumnya karena
air minum yang terkontaminasi tinja. Ada
kemungkinan penularan secara zoonosis dari
babi, rusa dan hewan pengerat (tikus dll)

Masa inkubasi 15 – 50 hari (rata-rata: 28 hari) 15 – 64 hari (rata-rata: 26 – 42 hari)

Gejala awal Tidak khas antara lain: demam, sakit kepala, mual, muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri perut,
buang air kecil keruh spt warna teh,tinja berwarna pucat, timbul kuning

- <10% pd usia<6 th timbul kuning


- 40-60% pd anak 6 – 14 tahun timbul kuning
-70 – 80 % usia >14 tahun timbul kuning

Potensi menjadi Ada Ada


KLB
HEPATITIS A HEPATITIS E

Kerusakan hati Hampir tidak pernah terjadi Hampir tidak pernah terjadi

Diagnosis Pemeriksaan Anti-HAV IgM Pemeriksaan IgM, IgG dan IgA

Pencegahan Non Spesifik: Non Spesifik:


Perubahan Perilaku  PHBS 1.Perubahan Perilaku  PHBS
Spesifik : 2.Peningkatan sanitasi lingkungan
Dapat melakukan Vaksinasi Aktif
(Havrix/Vaqta/Avaxim)dan Pasif pada:
- Bayi <1 tahun
- Org yg melakukan perjalanan ke daerah
endemis sedang dan tinggi
- Org dg penyakit liver kronis
- Mereka yg potensial ketularan saat tjd KLB

Pengobatan Obati gejala terutama meningatkan daya tahan tubuh, tidak diperlukan isolasi, dapat dilakukan
imunisasi pasif
Kab. /Kota yang melaksanakan Deteksi Dini
Hepatitis B pada Ibu Hamil
No. Kab./Kota 2016 2017 2018
1 PKP √ √ √
2 Bangka √ √
3 Babar √
4 Bateng √
5 Basel √
6 Belitung √ √
7 Beltim √ √
PERBANDINGAN SASARAN BUMIL DENGAN BUMIL DDHB
TAHUN 2018
7000

SUMBER : LAP. BULANAN PROGRAM HEPATITIS

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
PKP BANGKA BABAR BATENG BASEL BELTG BELTIM
SASARAN BUMIL 4597 6502 4157 3751 3791 3334 2272
HASIL DDHB 2194 5053 1730 1868 0 435 1386
REKAPITULASI HASIL DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU HAMIL
DINAS KESEHATAN PROV. KEP. BANGKA BELITUNG
TAHUN 2018
DDHB HBsAg DDHB HBsAg DDHB HBsAg DDHB HBsAg
NO • KAB./KOTA
Tahun 2018,TW
Kab.
1 Belitung
+ Timur
TW 2 + TW 3 + TW 4 +
belum ada laporan kasus Hepatitis B
1 Reaktif
PKP 538 7 468 5 611 15 577 21
• (-) : belum melapokan
2 BANGKA 1367 37 1102 26 1337 48 1247 27

3 BABAR 482 14 644 21 302 7 302 7

4 BATENG 102 9 446 11 831 17 489 24

5 BASEL - 8 - 5 - 4 - 9

6 BELTG 111 44 120 23 52 28 152 33

7 BELTIM - 8 - 14 - - 1386 3

KAB. BASEL DAN KAB. BELTIM BELUM MENGIRIMKAN LAPORAN DETEKSI DINI HEP B BUMIL DI FASYANKES. LAPORAN YANG
DIKIRIM ADALAH LAPORAN PEMAKAIAN HBIG. SEHINGGA KOLOM LAPORAN DDHB MASIH KOSONG.

SUMBER : LAP. BULANAN PROGRAM HEPATITIS


26

REKAPITULASI HASIL DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU HAMIL


DINAS KESEHATAN PROV. KEP. BANGKA BELITUNG
SEMESTER I TAHUN 2019

NO KAB./KOTA DDHB SEMESTER I HBsAG (+)

1 BANGKA 2310 82

2 BELITUNG 1091 86

3 BABAR 997 9

4 BATENG 1392 44

5 BASEL 211 23

6 BELTIM 543 32

7 PKP 1141 34
IDENTIFIKASI MASALAH Hepatitis dan PISP
1. Pelaksanaan Skrining Hepatitis pada Ibu
Hamil masih dilakukan pada saat TM 3
Kehamilan dan bahkan sesaat sebelum
persalinan (baik Persalinan Spontan
maupun SC). Sehingga apabila ditemukan
ibu hamil dengan Hepatitis B Positif,
mengalami kendala dalam memperoleh
HBIG untuk bayinya. Untuk Provinsi Kep.
Bangka Belitung HBIG distribusi dari
Kemenkes masih disimpan di Dinas
Kesehatan Provinsi.
2. Masih terkendala dalam pengumpulan data
pasien Hepatitis di Layanan Kesehatan.
3. Belum maksimal implementasi Integrasi
pencatatan DDHB dengan layanan ANC.
UPAYA YANG SUDAH DAN AKAN DILAKUKAN
1. Advokasi dan Sosialisasi
2. Memperkuat Integrasi dan Koordinasi dengan
LP LS (HIV, Imunisasi, KIA, Surveilans, Yankes)
3. Peningkatan Kapasitas Petugas Pelaksana
DDHB
4. Pengadaan dan Pendistribusian Media KIE
ke Kab./Kota.
5. Materi Hepatitis pada Kelas Ibu Hamil
6. Menganggarkan Kegiatan Pengendalian HPISP
dan Menyediakan Logistik DDHB melalui dana
APBD I, APBD II dan Dana Pendukung Lainnya
7. Pelaksanaan ANC Terpadu, Skrining Ibu
Hamil terutama pada K1.
8. Pengembangan Kerjasama dengan RS
Pemerintah, RS Swasta dan Fasyankes
lainnya dalam Pelaksanaan DDHB
TERIMA KASIH

SELAMATKAN
GENERASI PENERUS BANGSA

Anda mungkin juga menyukai