Soal #1
Pasien post KLL dibawa ke UGD oleh keluarganya karena
mengalami penurunan kesadaran. Sebelumnya korban mengalami
kecelakaan, pasien sempat mengeluhkan nyeri kepala hebat dan
muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter mendiagnosa
pasien dengan SubArachnoid Hemorage. Hasil pemeriksaan yang
mendukungdiagnosa pasien ini?
a. Tes brudzinski (+)
b. Lucid Interval
c. Gambaran Lentikular pada CT Scan
d. Gambaran bulan sabit pada CT Scan
e. Gambaran hiperdens pada ventrikuler
Soal #2
Seorang laki laki berusia 28tahun datang dengan keluhan
pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai mual
dan muntah sebanyak 3x. Keluhan memberat dengan
pergerakan kepala. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,6℃,
RR 20x/menit. Tatalaksana farmakologi yang tepat untuk
pasien adalah...
a. Ibuprofen
b. Carbamazepine
c. Brand-Daroff
d. Verapamil
e. Dimenhidrinat
VERTIGO
Sumber: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi I
Pemeriksaan Fisik
Tes nystagmus
Vertigo vestibular sentral: vertikal, torsional
Vertigo vestibular perifer: horizontal, rotatoar (kelainan di kanal posterior)
Tes past pointing
Kelainan di vestibuler: deviasi ke arah lesi
Kelainan serebelum: hipermetri atau hipometri
Tes rhomberg dipertajam
Kelainan serebelum: saat mata terbuka pasien sudah jatuh
Kelainan di vestibuler atau propioseptif: jatuh
Tes jalan tandem
Kelainan di vestibuler: pasien deviasi
Kelainan serebelum: pasien jatuh
Tata laksana Non-Farmakologi
Latihan Brand-Daroff
Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua
tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup baringkan
tubuh dengan cepat kesalah satu sisi, pertahankan selama 30
detik. Setelah itu duduk kembali.
Setelah 30detik , baringkan dengan cepat ke sisi lain.
Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali.
Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari
masing - masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2
minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari.
Tata laksana Farmakologi
1. Antihistamin
Dimenhidrinat: 25-50 mg, 4 kali sehari PO
Difenhidramin HCL: 25-50 mg, 4 kali sehari PO
Senyawa betahistn (analog histamin)
• Betahistin Mesylate: 12 mg, 3 kali sehari PO
• Betahistin HCL: 8-24 mg, 3 kali sehari PO
2. Kalsium Antagonis
Cinnarizine: 15-30 mg, 3 kali sehari PO atau 1 x 75 mg sehari PO
Sumber: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi I
Soal #3.
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala
sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan nyeri kepala dirasakan di seluruh
kepala, seperti diikat, dan tidak berdenyut, serta disertai kaku pada otot
leher. Keluhan serupa pernah dirasakan beberapa kali sebelumnya dan
biasanya timbul bila pasien stress. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,4℃, RR 18x/menit.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Mekanisme utama penyebab
keluhan pasien adalah...
a. Vasodilatasi pembuluh darah kranial
b. Iritasi nervus trigeminus
c. Adanya penurunan jumlah dopamine
d. Spasme muskular perikranial
e. Pelepasan neurotransmiter berlebihan
TENSION TYPE HEADACHE (TTH)
Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologi
Anamnesis:
Nyeri kepala bilateral, seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut,
timbul sesaat atau terus menerus.
Durasi: 30 menit hingga 1 minggu.
Nyeri tidak bertambah berat pada aktivitas fisik rutin
Mual dan muntah (-)
PF: dalam batas normal
PP: -
Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologi
Terapi
Keterangan:
Derajat kesadaran 0=komposmentis; 1=somnolen ; 2=sopor/koma
Muntah 0=tidak ada; 1=ada
Nyeri kepala 0=tidak ada; 1=ada
Ateroma 0= tidak ada; 1= salah satu atau lebih (DM,angina,penyakit pembuluh darah)
Hasil:
•Skor>1: stroke perdarahan
•Skor<1: stroke iskemik
Stroke Iskemik vs Stroke Hemoragik
Soal #6.
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang dengan keluhan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien tidak mau makan dan sulit diajak
berkomunikasi. Riwayat demam(+), kejang(+). Dari anamnesis, diketahui
bahwa pasien mempunyai riwayat batuk lama, riwayat OAT(+) namun tidak
sampai selesai. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah
120/80mmHg, nadi 90x/menit, suhu 38℃, RR 20x/menit, kaku kuduk(+).
Apabila dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi, maka di bawah ini yang
mungkin didapatkan adalah...
a. Warna CSF jernih
b. Didominasi oleh sel PMN
c. Glukosa meningkat
d. Glukosa normal
e. Warna CSF keruh
MENINGITIS vs ENSEFALITIS
Analisa CSF dari LP
Soal #7.
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan mulut
mencong ke sebelah kanan. Selain itu, alis dan pipi sebelah kanan
turun. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80mmHg,
nadi 88x/menit, suhu 36,6℃, RR 20x/menit, kelainan pada nervus VII
perifer. Tatalakana farmakologi lini utama yang tepat adalah...
a. Asiklovir 5x800mg selama 7 hari
b. Prednison 1mg/kgBB/hariPO,tapp off
c. Fisioterapi
d. Paracetamol 3x500mg
e. Carbamazepine
BELL’S PALSY
Kejang yang didahului demam, tidak ada kelainan intrakranial, sebelum dan
sesudah kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis normal
Prevalensi : 6 bulan s/d 5 tahun
Algoritma Tatalaksana Kejang
Sumber :
1.Pedoman Pelayanan Medis IDAI,
2011
2.Rekomendasi Penatalaksanaan
Kejang Demam IDAI, 2016
Terapi : Antipiretik
Paracetamol 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali 3-4x sehari
Profilaksis :
1. Intermiten
• indikasi : KDS, pemberian hanya saat 48 jam pertama
demam Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
atau rectal 0,5 mg/kg/kali 3x1
2. Rumatan / maintenance
• indikasi: KDK, pemberian selama 1 tahun
a. Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari 1-2 dosis
b. Asam valproat 15-40 mg/kg/hari 2 dosis
Soal #13
Anak 4 tahun mengalami kejang seluruh tubuh. Kejang disertai demam.
Ini merupakan yang pertama kali. Di rumah sudah diberikan diazepam
per rektal oleh orangtuanya. Sewaktu sampai di RS, pasien kembali
kejang dan perawat memberikan diazepam per rektal. Jika pasien kejang
kembali, terapi apa yang diberikan?
a. Diazepam rektal 10 mg
b. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB
c. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB
d. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB
e. Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB
Algoritma Tatalaksana Kejang
Sumber :
1.Pedoman Pelayanan Medis IDAI,
2011
2.Rekomendasi Penatalaksanaan
Kejang Demam IDAI, 2016
Terapi : Antipiretik
Paracetamol 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali 3-4x sehari
Profilaksis :
1. Intermiten
• indikasi : KDS, pemberian hanya saat 48 jam pertama
demam Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
atau rectal 0,5 mg/kg/kali 3x1
2. Rumatan / maintenance
• indikasi: KDK, pemberian selama 1 tahun
a. Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari 1-2 dosis
b. Asam valproat 15-40 mg/kg/hari 2 dosis
Soal #14
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38℃, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna keruh,
leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein 150.
Diagnosis pada pasien adalah?
a. Ensefalitis
b. Meningitis virus
c. Meningitis TB
d. Meningitis bakterial
e. Meningitis fungal
Infeksi Sistem Saraf Pusat
Interpretasi Lumbal Pungsi
Soal #15
Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologic
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan sensibilitas: Bila penderita tidak dapat
membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak
lebih dari 6mm di daerah nervus medianus, tes dianggap
positif dan menyokong diagnosis
Pemeriksaan fungsi otonom: Pada penderita diperhatikan
apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin
yang terbatas pada daerah inervasi nervus medianus. Bila
ada akan mendukung diagnosis CTS
Tatalaksana
Soal #17
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan
tidak bicara sejak 3 jam yang lalu. Pasien dapat bicara dengan lancar
tetapi tidak dapat mengerti dan tidak dapat mengulang pembicaraan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100mmHg, nadi
90x/menit, suhu 36,5℃, RR 20x/menit.Dimanakah letak kelainan pada
kasus tersebut?
a. Lobus temporal
b. Lobus frontalis
c. Lobus fronto-parieto-temporal
d. Cerebelum
e. Substansia nigra
LOKASI AFASIA WERNICKE DAN BROCA
1. Tes Wartenberg
Penderita diminta untuk melihat ke atas bidang datar dengan sudut
kurang lebih 30 derajat selama 60 detik (+): bila terjadi ptosis
2. Tes hitung
3. Iced pack eye test
4. Tensilon’s test (edrophonium test)
Lesi di radiks servikal atas (C5 dan C6) atau trunkus superior
Etiologi:
• Trauma
• Pada bayi karena:
• Penarikan kepala saat proses kelahiran dengan penyulit distonia
bahu
• Pada orang dewasa karena:
• Jatuh pada bahu dengan kepala terlampau menekuk ke samping
1. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai
mengganggu kegiatan sehari-hari
2. Tidak ada gangguan kesadaran
3. Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit enam bulan
Sumber: Pengurus Besar Ikatan Dokte rIndonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi I
Klasifikasi
Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2015. Panduan Praktik Klinik: Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia
•PP:
• Untuk pemantauan progresitas dan derajat keparahan demensia
• Mini Mental State Examination (MMSE)
• Clinical Dementia Rating (CDR)
• Global Deterioration Scale
• Untuk mendeteksi adanya gejala non kognisi
• Geriatric Depression Scale (GDS)
• Neuropsychiatric Inventory (NPI)
• Pemeriksaan Laboratorium untuk komorbiditas
• Tes hematologi rutin (Hb, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Hitung jenis, LED)
• Tes biokimia meliputi elektrolit, glukosa, fungsi renal dan hepar
• Tes fungsi tiroid
• Kadar serum vitamin B12
• Neuroimaging
• Structural Imaging: CT Scan dan MRI
• Functional Imaging: MRS, PET, dan SPECT
• Pemeriksaan tambahan
• Pemeriksaan EEG, cairan otak, tes TPHA/VDRL, HIV atas indikasi klinis
Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologic
MMSE
Tatalaksana
Penyekat Kolinesterase
• Donepezil. Dosis awal 1x2,5-5 mg, naikkan setiap 4-8 minggu sampai mencapai
1x10 mg
• Rivastigmin patch. Dosis awal patch 4,6mg/24 jam naikkan hingga 9,5mg/24
jam setelah 4 minggu
• Galantamin. Dosis awal 2x4 mg, naikkan setelah 4 minggu 2x8 mg tablet atau
1x16 mg PR capsul
Soal #22
Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan yang
berbeda dari biasanya. Sebelumnya, pasien ini selalu mengamabil rujukan
ke poli psikiatri untuk menngambil obat anti-psikotik yang memang rutin
telah dia minum. Namun hari ini dia datang dengan keluhan gerakan badan
yang lambat dan terasa kaku serta kadang tangan kanannya bergetar
sendiri. Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Parkinsonism
b. Penyakit parkinson
c. Skizofrenia residual
d. Stroke infark
e. Dimensia Alzhaimer
Soal #23
Seorang laki-laki, 29 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan kejang 2x
sejak kemarin. Mulut kaku sulit dibuka dan perut terasa keras. Dari
anamnesa diketahui 2 minggu yang lalu kaki pasien tertusuk paku saat
bekerja di sawah. Saat di IGD pasien sempat kejang kembali 2x. Tensi
80/59, N 129x teraba lemah RR 44x, suhu 38,9℃, didapatkan spasme
otot-otot wajah, trismus berat, punggung kaku, perut teraba keras.
Manakah diagnosa yang paling tepat menurut klasifikasi Ablett?
a. Tetanus grade I
b. Tetanus grade II
c. Tetanus grade III
d. Tetanus grade IV
e. Tetanus grade V
Soal #24
Seorang laki-laki 30 tahun ke UGD dengan keluhan kelemahan kedua kaki
setelah kecelakaan 2 jam yang lalu. Pasien mengeluh nyeri, kaku dan
lemas pada kedua kaki disertai tidak dapat menahan BAK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Compos mentis, TD:120/80 N:80
RR:20. Pemeriksaan neurologis: kelemahan pada kedua tungkai dan
anestesi dari umbilical kebawah. Apakah diagnosa yang sesuai pada kasus
diatas?
a. Polymyositis
b. Transverse myelitis
c. Muscular distrophy
d. GBS
e. Acute medulla compression
Definisi
Kelemahan otot;
Hilangnya gerakan otot sukarela di dada, lengan atau kaki;
Masalah pernapasan;
Hilangnya rasa di dada, lengan atau kaki;
Hilangnya fungsi usus dan kandung kemih.
Soal #25
Seorang laki-laki usia 30 tahun dibawa ke RSUD setelah terjatuh dari
pohon. Pasien mengeluhkan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri sulit
untuk digerakkan, kemudian pasien merasa kebas dan kesemutan mulai
dari tangan kanan hingga ke kaki kanan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tensi 100/70mmHg, nadi 92, RR 22, suhu 36.6℃. Dari
pemeriksaan neurologis didapatkan hemiparesis sinistra, hipestesia (+),
retensio urine (+). Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?
a. Anterior cord syndrome
b. Posterior cord syndrome
c. Central cord syndrome
d. Brown sequard syndrome
e. Complete spinal transection
Soal #26
Seorang laki-laki 25 tahun post KLL 4 jam yang lalu. Mengeluhkan kaki
kiri sulit untuk digerakkan. Didapatkan dari pemeriksaan dorsoflexi
pedis -, plantar flexi +, eversi +, hipestesia interdigiti I-II pedis S.
Manakah nervus yang mungkin mengalami gangguan pada kasus ini?
a. N. tibialis
b. N. peroneus profundus
c. N. peroneus superficial
d. N. ischiadicus
e. N. tibialis anterior
Soal #27
Cedera Kepala
• Ringan: 13 -15
• Sedang: 9 –12
• Berat: 3 -8
Soal #28
Pasien post KLL dibawa ke UGD oleh warga dalam kondisi tidak sadar.
Korban mengalami kecelakaan 3 jam lalu, saat kejadian pasien tidak
sadar, 1 jam kemudian pasien sadar namun beberapa menit kemudian
pasien kembali tidak sadar. Dari pemeriksaan fisik terdapat luka babras
di daerah frontal. CT Scan menunjukan gambaran bikonveks. Disebut
apakah gejala pasien ini?
a. Lucid Interval
b. Thunderclap headache
c. Meningeal
d. PeningkatanTIK
e. Syncope
Soal #29
Seorang perempuan berusia 24 tahun dibawa keluarganya karena kejang
1 jam lalu. Kejang berlangsung selama 3 menit, bersifat ritmik ,badan
kaku, lidah tergigit, dan celana pasien basah akibat BAK. Pasien
mengalami hal yang sama sudah dua kali dalam setahun.Setelah kejang,
pasien merasa sangat kelelahan. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini
adalah…
a. Epilepsi tipe atonik
b. Epilepsi tipe mioklonik
c. Epilepsi tipe klonik
d. Epilepsi tipe tonik
e. Epilepsi tipe tonik-klonik
EPILEPSI
Epilepsi
ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang > 24jam, timbul
tanpa provokasi
Bangkitan epilepsi
manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik yang abnormal
PP:EEG
Jenis-Jenis Kejang
Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2014. Pedoman Tatalaksana Epilepsi, Edisi Kelima
Tatalaksana
OAE diberikan bila:
a. Dx epilepsi sudah tegak
b. Pastikan faktor pencerus dapat dihindari (alkohol, stress, kurang tidur, dan
lain-lain)
c. Terdapat minimum 2 bangkitan dalam setahun
d. Pasien dan keluarga sudah menerima penjelasan terhadap tujuan
pengobatan
e. Pasien dan keluarga telah diberitahu kemungkinan efek samping yang
timbul dari OAE
Terapi dimulai dengan monoterapi menggunakan OAE pilihan sesuai
dengan jenis bangkitan
Obat Anti Epilepsi (OAE)
Status Epileptikus
Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologic
Tatalaksana