Anda di halaman 1dari 117

TBL SARAF

Soal #1
 Pasien post KLL dibawa ke UGD oleh keluarganya karena
mengalami penurunan kesadaran. Sebelumnya korban mengalami
kecelakaan, pasien sempat mengeluhkan nyeri kepala hebat dan
muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter mendiagnosa
pasien dengan SubArachnoid Hemorage. Hasil pemeriksaan yang
mendukungdiagnosa pasien ini?
a. Tes brudzinski (+)
b. Lucid Interval
c. Gambaran Lentikular pada CT Scan
d. Gambaran bulan sabit pada CT Scan
e. Gambaran hiperdens pada ventrikuler
Soal #2
 Seorang laki laki berusia 28tahun datang dengan keluhan
pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai mual
dan muntah sebanyak 3x. Keluhan memberat dengan
pergerakan kepala. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,6℃,
RR 20x/menit. Tatalaksana farmakologi yang tepat untuk
pasien adalah...
a. Ibuprofen

b. Carbamazepine

c. Brand-Daroff
d. Verapamil

e. Dimenhidrinat
VERTIGO

 Definisi: persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau


lingkungan sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa:
1. Vertigo
vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada
gangguan vestibular.
2. Vertigonon vestibular adalah rasa goyang, melayang,
mengambang yang timbul pada gangguan sistem
proprioseptif atau sistem visual
Sumber:PengurusBesarIkatanDokterIndonesia.2017.PanduanPraktikKlinisBagiDokterdiFasilitasPelayananKesehatanPrimer,EdisiI
Vertigo Perifer vs Vertigo Sentral

Sumber: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi I
Pemeriksaan Fisik
 Tes nystagmus
 Vertigo vestibular sentral: vertikal, torsional
 Vertigo vestibular perifer: horizontal, rotatoar (kelainan di kanal posterior)
 Tes past pointing
 Kelainan di vestibuler: deviasi ke arah lesi
 Kelainan serebelum: hipermetri atau hipometri
 Tes rhomberg dipertajam
 Kelainan serebelum: saat mata terbuka pasien sudah jatuh
 Kelainan di vestibuler atau propioseptif: jatuh
 Tes jalan tandem
 Kelainan di vestibuler: pasien deviasi
 Kelainan serebelum: pasien jatuh
Tata laksana Non-Farmakologi
 Latihan Brand-Daroff
 Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua
tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup baringkan
tubuh dengan cepat kesalah satu sisi, pertahankan selama 30
detik. Setelah itu duduk kembali.
 Setelah 30detik , baringkan dengan cepat ke sisi lain.
Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali.
 Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari
masing - masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2
minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari.
Tata laksana Farmakologi
1. Antihistamin
 Dimenhidrinat: 25-50 mg, 4 kali sehari PO
 Difenhidramin HCL: 25-50 mg, 4 kali sehari PO
 Senyawa betahistn (analog histamin)
• Betahistin Mesylate: 12 mg, 3 kali sehari PO
• Betahistin HCL: 8-24 mg, 3 kali sehari PO

2. Kalsium Antagonis
 Cinnarizine: 15-30 mg, 3 kali sehari PO atau 1 x 75 mg sehari PO

Sumber: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi I
Soal #3.
 Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala
sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengatakan nyeri kepala dirasakan di seluruh
kepala, seperti diikat, dan tidak berdenyut, serta disertai kaku pada otot
leher. Keluhan serupa pernah dirasakan beberapa kali sebelumnya dan
biasanya timbul bila pasien stress. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,4℃, RR 18x/menit.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Mekanisme utama penyebab
keluhan pasien adalah...
a. Vasodilatasi pembuluh darah kranial
b. Iritasi nervus trigeminus
c. Adanya penurunan jumlah dopamine
d. Spasme muskular perikranial
e. Pelepasan neurotransmiter berlebihan
TENSION TYPE HEADACHE (TTH)

 Bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai


 Definisi: nyeri kepala tipe tegang
 Mekanisme utama: spasme otot perikranial
 Faktor pencetus: stress

Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologi
 Anamnesis:
 Nyeri kepala bilateral, seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut,
timbul sesaat atau terus menerus.
 Durasi: 30 menit hingga 1 minggu.
 Nyeri tidak bertambah berat pada aktivitas fisik rutin
 Mual dan muntah (-)
 PF: dalam batas normal
 PP: -

Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologi
Terapi

 Terapi non farmakologis:


 Kontrol diet
 Terapi fisik
 latihan postur dan posisi.
 massage,ultrasound,manual terapi,kompres panas/dingin.
 akupuntur TENS(transcutaneus electrical stimulation).
 Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin
 Perubahan gaya hidup
Terapi Farmakologis
Soal #4.
 Seorang perempuan berusia 40 tahun datang dengan keluhan kelemahan
tungkai dan lengan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat tiba-tiba
kelopak mata tidak bisa menutup sendiri terutama pada sore hari saat 2 bulan
yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluh mudah lelah, sulit menelan, dan
bicara pelo. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80mmHg,
nadi 86x/menit, suhu 36,5℃, RR 18x/menit. Patofisiologi yang mungkin dari
kasus di atas adalah...
a. Vasodilatasi pembuluh darah kranial
b. Autoantibodi yang merusak myelin
c. Adanya penurunan jumlah dopamin
d. Autoantibodi yang merusak reseptor asetilkolin di neuromuskular
junction
e. Spasme muskular peri kranial
MYASTHENIA GRAVIS

 Definisi: merupakan suatu


penyakit autoimun
 Patofisiologi: autoantibodi
yang merusak reseptor
asetilkolin di
neuromuscular junction
Anamnesis

 kelemahan otot mata yang dapat menyebabkan


ptosis dan diplopia
 kesulitan menelan
 bicara pelo.
 kelemahan pada tangan, kaki, dan leher.
Pemeriksaan Fisik

 ptosis dan diplopia pada pemeriksaan mata


 paresis pada tangan dan kaki
 disartria dan disfagia
 Tensilon’s test (edrophonium test)
Tatalaksana

 Immunoglobulin Intravena (IVIg)


 Plasma Exchange (PE)
 Kortikosteroid diberikan Bersama IVIg dan PE
 Inhibitor Asetilkolinesterase, khususnya
Pyridostigmineoral, dapat dimulai kembali setelah
ekstubasi
Soal #5.
 Seorang laki - laki berusia 60 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarganya
dengan penurunan kesadaran sejak 8 jam yang lalu. Keluhan disertai
kelemahan anggota gerak sebelah kanan dan bicara pelo. Riwayat hipertensi
(+), diabetes melitus (-). Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
160/100mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36,5℃, RR 19x/menit, kekuatan motorik
atas 3|5, bawah 3|5. Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk pasien
adalah...
a. CT-Scan non-contrast
b. CT-Scan contrast
c. MRI non-contrast
d. EEG
e. Echocardiography
STROKE
 Definisi: defisit neurologis fokal yang terjadi
mendadak, berlangsung >24 jam dan disebabkan
oleh faktor vaskuler.
 Klasifikasi:
1. Stroke hemoragik
 sakit
kepala hebat,muntah,penurunan
kesadaran,tekanan darah tinggi(+)
2. Stroke iskemik
 sakit
kepala hebat,muntah,penurunan
kesadaran,tekanan darah tinggi(-)
Klasifikasi Stroke
Iskemik vs Hemoragik(Siriraj Score
Stroke)
= (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan
diastolik) – (3 x penanda ateroma)–12

Keterangan:
Derajat kesadaran 0=komposmentis; 1=somnolen ; 2=sopor/koma
Muntah 0=tidak ada; 1=ada
Nyeri kepala 0=tidak ada; 1=ada
Ateroma 0= tidak ada; 1= salah satu atau lebih (DM,angina,penyakit pembuluh darah)
Hasil:
•Skor>1: stroke perdarahan
•Skor<1: stroke iskemik
Stroke Iskemik vs Stroke Hemoragik
Soal #6.
 Seorang perempuan berusia 35 tahun datang dengan keluhan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien tidak mau makan dan sulit diajak
berkomunikasi. Riwayat demam(+), kejang(+). Dari anamnesis, diketahui
bahwa pasien mempunyai riwayat batuk lama, riwayat OAT(+) namun tidak
sampai selesai. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah
120/80mmHg, nadi 90x/menit, suhu 38℃, RR 20x/menit, kaku kuduk(+).
Apabila dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi, maka di bawah ini yang
mungkin didapatkan adalah...
a. Warna CSF jernih
b. Didominasi oleh sel PMN
c. Glukosa meningkat
d. Glukosa normal
e. Warna CSF keruh
MENINGITIS vs ENSEFALITIS
Analisa CSF dari LP
Soal #7.
 Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan mulut
mencong ke sebelah kanan. Selain itu, alis dan pipi sebelah kanan
turun. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80mmHg,
nadi 88x/menit, suhu 36,6℃, RR 20x/menit, kelainan pada nervus VII
perifer. Tatalakana farmakologi lini utama yang tepat adalah...
a. Asiklovir 5x800mg selama 7 hari
b. Prednison 1mg/kgBB/hariPO,tapp off
c. Fisioterapi
d. Paracetamol 3x500mg
e. Carbamazepine
BELL’S PALSY

 Definisi: paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari


paralisis fasialis (N.VII) unilateral.
 Unilateral,paralisis saraf fasial type LMN (perifer)
Anamnesis
 Kelumpuhan muskulus fasialis
• Tidak mampu menutup mata
• Nyeri tajam pada telinga dan mastoid (60%)
• Perubahan pengecapan (57%)
• Hiperakusis (30%)
• Kesemutan pada dagu dan mulut
• Epiphora
• Nyeri ocular
• Penglihatan kabur
Tata laksana
 Pengobatan inisial:
1. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6
hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari.
2. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari
selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800
mg oral 5 kali/hari.
 Lindungi mata Perawatan mata: lubrikasi okular topikal
(artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah corneal
exposure.
 Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan
dan menurunkan sequele.
Soal #8

 Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan tangan


gemetar sejak 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengeluh sulit berjalan
lurus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/80mmHg,
nadi 90x/menit, suhu 37℃, RR 20x/menit, resting
tremor(+),rigiditas(+).Diagnosis pada pasien ini adalah...
a. Abses Otak
b. Guillain Barre Syndrome
c. Poliomielitis
d. Parkinson’sDisease
e. StrokeHemoragik
PARKINSON’S DISEASE

 Penyakit degenerasi otak terbanyak kedua


 Mekanisme: penurunan jumlah dopamin di otak yang
berperan dalam mengontrol gerakan sebagai
akibat kerusakan sel saraf di substansia nigra
pars kompakta di batang otak.
Tatalaksana
1. Stadium awal
 Terapi non-farmakologi:
 Nutrisi : diet yang sehat berupa buah-buahan dan sayur-sayuran.
 Aktifitas
: edukasi, aerobik, penguatan, peregangan, latihan
keseimbangan.
 Farmakologi:
 Terapi untuk tujuan modifikasi penyakit dan neuroproteksi.
 Terapi simptomatis awal (motorik) : Levodopa, MAO-B inhibitor
(selegiline, rasagiline), agonis dopamin (pramipexol, ropinirole,
rotigotine).
2. Stadium lanjut

 Terapifarmakologi : levodopa, antivirus (amantadin), MAO-B


inhibitor (selegilin, rasagilin), COMT
inhibitor (entacapon), agonis dopamin
(pramipeksol, ropinirol, rotigotin)
 Pembedahan Fungsional : palidotomi unilatral, deep brain
stimulation (palidum
posteroventral, nukleus
subtalamikus)
 Non farmakologi : fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara
dan bahasa.
Soal #9
 Seorang perempuan berusia 25 tahun datang diantar oleh keluarganya
dengan penurunan kesadaran. Riwayat keluar cairan dari telinga sejak 3
bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
130/80mmHg, suhu38℃, nadi 110x/menit, napas 22x/menit. Dari
pemeriksaan CT-scan didapatkan gambaran ring enhancement. Terapi
yang tepat untuk pasien ini adalah...
a. Eritromisin
b. Ceftriaxone
c. Tetrasiklin
d. Doksisiklin
e. Klindamisin
ABSES OTAK
 Definsi: penumpukan materi piogenik yang terlokalisir di dalam/di
antara parenkim otak,
 Etiologi:
• Bakteri (yang sering): Staphylococcus aureus, Streptococcus
anaerob, Streptococcus β hemolitikus,
Streptococcus α hemolitikus, E.coli,
Bacteroides.
• Jamur : N.asteroids, Candida, Aspergillus, Actinomycetes.
• Parasit : E.Histolitika, Cystisercosis, Schistosomiasis.
KRITERIA DIAGNOSIS
 Gambaran klinisnya tidak khas;
 Kriteria terdapat gejala infeksi seperti demam; peningkatan tanda TIK
(sakit kepala yang semakin memberat, muntah proyektil, penurunan
kesadaran), dan tanda neurologis fokal;
 Pemeriksaan darah rutin: 50-60% didapati leukositosis, 70-95% LED
meningkat;
 Ditemukan fokus seperti otitis media, sinusitis, endokarditis,
pneumonia, selulitis;
 CT Scan kepala dengan kontras: massa hipodens dengan penyangatan
cincin pada tepinya.
Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan Kepala + Kontras: Lesi
hipodens dengan tepi
enhancement/ menyangat
 MRI kepala + Kontras
 Darah rutin (leukosit, LED), ureum,
kreatinin, SGOT, SGPT.
 Pungsi lumbal: dilakukan bila tidak
ada kontraindikasi untuk kultur
dan tes sensitifitas
Tatalaksana
 Terapi kausal:
 Terapi empirik:
• Sefalosporin generasi III intravena (Ceftriaxone 2g / 12jam IV atau
Cefotaxime 2g / 8jam IV)
• Metronidazole 500mg / 8jam IV
 Terapi empirik diberikan hingga didapatkan antibiotik yang sesuai dengan
hasil tes sensitivitas kuman yang di isolasi dari abses atau dari sumber
infeksi. Jika hasil isolasi tidak ditemukan kuman penyebab, maka terapi
empirik dapat dilanjutkan hingga 6-8 minggu.
 Antiedema : dexamethason/manitol sesuai indikasi
 Operasi bila tindakan konservatif gagal atau abses berdiameter > 2,5cm
Soal #10
 Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan
kelemahan pada anggota gerak sejak 1 jam lalu. Tidak ada riwayat
penyakit serupa sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 160/70mmHg, nadi 80x/menit, suhu 37℃, dan napas
20x/menit. Namun setelah observasi 6 jam keluhan tersebut
menghilang. Diagnosis pasien ini adalah…
a. Stroke iskemik
b. Stroke hemorhagik
c. TIA
d. RIND
e. Poliomyelitis
Soal #11
 Seorang laki-laki usia 17 tahun, datang dengan kelemahan pada kedua
kaki sejak 4 hari lalu. Kemudian diikuti kelemahan kedua tangan sejak
kemarin. Sebelumnya pasien sempat demam. Refleks fisiologis
menurun pada kedua tungkai dan lengan. Tatalaksana yang paling tepat
adalah…
a. IVIG
b. Antibiotik
c. Antiviral
d. Analgesik
e. Pemberian neostigmin
GUILLAIN BARRE SYNDROME (GBS)

 Definsi: penyakit di mana sistem kekebalan tubuh


seseorang menyerang sistem saraf tepi dan
menyebabkan kelemahan otot, apabila parah
dapat mengakibatkan kelumpuhan, bahkan
otot-otot pernapasan.
KRITERIA DIAGNOSIS
Tatalaksana

 Pemberian IVIG 0,4 gram/ kg BB/ hari selama 5 hari atau


plasma exchange diguanakan sebagai lini pertama
pengobatan
 Pemberian IVIG memiliki efek samping yang lebih sedikit,
sehingga lebih banyak dipilih
 Plasmafaresis
 Kombinasi methylprednisolone dosis tinggi dan IVIG
memiliki manfaat singkat
Soal #12
 Anak laki-laki usia 5,5 bln dibawa ibunya ke IGD karena kejang seluruh
tubuh saat di rumah. Kejang berlangsung sekitar 3 menit dan ini
merupakan kejang pertama kali. Pasien dikeluhkan mengalami kejang
sebanyak 3 kali sejak tadi malam. Riwayat demam sejak 2 hari ini
disertai batuk pilek. Pemeriksaan fisik di IGD anak sudah tidak kejang,
nadi 110x/m, RR 36x/m, suhu 38.9℃. Pemeriksaan neurologis tidak
didapatkan kelainan. Diagnosis?
a. Epilepsi
b. KDS
c. KDK
d. Meningitis
e. Ensefalitis
Kejang Demam

 Kejang yang didahului demam, tidak ada kelainan intrakranial, sebelum dan
sesudah kejang pasien sadar, pemeriksaan neurologis normal
 Prevalensi : 6 bulan s/d 5 tahun
Algoritma Tatalaksana Kejang

Sumber :
1.Pedoman Pelayanan Medis IDAI,
2011
2.Rekomendasi Penatalaksanaan
Kejang Demam IDAI, 2016
 Terapi : Antipiretik
 Paracetamol 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam
 Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali 3-4x sehari
 Profilaksis :
1. Intermiten
• indikasi : KDS, pemberian hanya saat 48 jam pertama
demam Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
atau rectal 0,5 mg/kg/kali 3x1
2. Rumatan / maintenance
• indikasi: KDK, pemberian selama 1 tahun
a. Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari 1-2 dosis
b. Asam valproat 15-40 mg/kg/hari 2 dosis
Soal #13
 Anak 4 tahun mengalami kejang seluruh tubuh. Kejang disertai demam.
Ini merupakan yang pertama kali. Di rumah sudah diberikan diazepam
per rektal oleh orangtuanya. Sewaktu sampai di RS, pasien kembali
kejang dan perawat memberikan diazepam per rektal. Jika pasien kejang
kembali, terapi apa yang diberikan?
a. Diazepam rektal 10 mg
b. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB
c. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB
d. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB
e. Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB
Algoritma Tatalaksana Kejang

Sumber :
1.Pedoman Pelayanan Medis IDAI,
2011
2.Rekomendasi Penatalaksanaan
Kejang Demam IDAI, 2016
 Terapi : Antipiretik
 Paracetamol 10-15 mg/kg tiap 4-6 jam
 Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali 3-4x sehari
 Profilaksis :
1. Intermiten
• indikasi : KDS, pemberian hanya saat 48 jam pertama
demam Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
atau rectal 0,5 mg/kg/kali 3x1
2. Rumatan / maintenance
• indikasi: KDK, pemberian selama 1 tahun
a. Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari 1-2 dosis
b. Asam valproat 15-40 mg/kg/hari 2 dosis
Soal #14
 Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
lemas sejak 1 hari ini. Riwayat demam sejak 1 minggu terakhir.
Pemeriksaan fisik keadaan umum lethargi, nadi 130x/m, RR 30x/m,
suhu 38℃, kaku kuduk (+). Hasil periksaan LCS didapatkan warna keruh,
leukosit 4500, neutrofil 90%, limfosit 10%, glukosa 10, protein 150.
Diagnosis pada pasien adalah?
a. Ensefalitis
b. Meningitis virus
c. Meningitis TB
d. Meningitis bakterial
e. Meningitis fungal
Infeksi Sistem Saraf Pusat
Interpretasi Lumbal Pungsi
Soal #15

 Seorang perempuan usia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri


pada pangkal ibu jari disertai bengkak dan kemerahan. Pasien
sehari-hari melakukan kegiatan mencuci di rumah.Pada
pemeriksaan fisik finkelstein sign (+).Apa diagnosis yang paling
tepat?
a. Carpal tunnel syndrome
b. Guyon canal syndrome
c. Fraktur styloideus
d. Dequervain tendosynovitis
e. Fraktur digiti
DEQUERVAIN TENDOSYNOVITIS
 Inflamasi pada sabuk tendon ekstensor policis
brevis dan abductor policis longus
 Gejala dan tanda klinis
• Nyeri pada pangkal ibu jari
• Riwayat pekerjaan menggunakan tangan
• Pangkal ibu jari bengkak dan kemerahan
• Finkelstein sign (+)
Soal #16
 Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
jari-jari tangan kanan mengalami kesemutan. Kesemutan dirasakan pada
jari-jari 1-3 pada tangan sebelah kanan terutama pada malam hari dan
dirasakan membaik saat pasien mengibas-ngibaskan tangannya. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80mmHg, nadi
88x/menit, suhu 36,5℃, RR 18x/menit. Bila pertengahan pergelangan
tangan kanan ditekuk, timbul nyeri menjalar ke jari 1-3. Diagnosis pada
pasien adalah...
a. Todd’s paralysis
b. Erb’s palsy
c. Carpal tunnel syndrome
d. Klumpke palsy
e. Saturday night palsy
CARPAL TUNNEL SYNDROME

 Definisi: neuropati akibat tekanan terhadap


nervus medianus di dalam terowongan
karpal pada pergelangan tangan.
Anamnesis

 Parestesia, kurang merasa(numbness) atau rasa seperti


terkena aliran listrik (tingling) pada jari 1-3.
 Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari.
 Berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan
tangannya atau dengan meletakkan tangannya pada posisi
yang lebih tinggi

Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologic
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan sensibilitas: Bila penderita tidak dapat
membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak
lebih dari 6mm di daerah nervus medianus, tes dianggap
positif dan menyokong diagnosis
 Pemeriksaan fungsi otonom: Pada penderita diperhatikan
apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin
yang terbatas pada daerah inervasi nervus medianus. Bila
ada akan mendukung diagnosis CTS
Tatalaksana
Soal #17
 Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan
tidak bicara sejak 3 jam yang lalu. Pasien dapat bicara dengan lancar
tetapi tidak dapat mengerti dan tidak dapat mengulang pembicaraan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100mmHg, nadi
90x/menit, suhu 36,5℃, RR 20x/menit.Dimanakah letak kelainan pada
kasus tersebut?
a. Lobus temporal
b. Lobus frontalis
c. Lobus fronto-parieto-temporal
d. Cerebelum
e. Substansia nigra
LOKASI AFASIA WERNICKE DAN BROCA

 Broca (B): mengatur proses


bicara (Motorik)
 lobus frontal
 Wernicke: mengatur
prosespemahaman pembicaraan
(Sensorik)
 lobus temporal
 Global
 lobus fronto-parietotemporal
Soal #18
 Seorang perempuan berusia 32 tahun datang dengan keluhan kelopak
mata seringkali turun tanpa sengaja sejak 2 minggu SMRS. Keluhan ini
dirasakan semakin memburuk saat sore hari dan membaik ketika
bangun tidur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam
batas normal. Tes yang harus dilakukan untuk menunjang diagnosis
adalah...
a. Arm drop test
b. Wartenberg test
c. Laseque test
d. Finkelstein test
e. McMurray test
TES KLINIS SEDERHANA

1. Tes Wartenberg
 Penderita diminta untuk melihat ke atas bidang datar dengan sudut
kurang lebih 30 derajat selama 60 detik (+): bila terjadi ptosis
2. Tes hitung
3. Iced pack eye test
4. Tensilon’s test (edrophonium test)

Sumber: Aninditha dan Wiratman, 2014. Buku Ajar Neurologi FKUI


Soal #19
 Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh dari
pohon. Pasien mengeluh tangan kanannya tidak bisa digerakkan. Pada
pmeriksaan fisik didapatkan vital sign dalam batas normal; ekstremitas
atas kanan: lengan atas rotasi medial, lengan bawah dalam kondisi
pronasi dan ekstensi; refleks genggam tangan kanan (+).Diagnosis pada
pasien adalah...
a. Todd’s paralysis
b. Erb’s palsy
c. Carpal tunnel syndrome
d. Klumpke palsy
e. Saturday night palsy
ERB’S PALSY

 Lesi di radiks servikal atas (C5 dan C6) atau trunkus superior
 Etiologi:
• Trauma
• Pada bayi karena:
• Penarikan kepala saat proses kelahiran dengan penyulit distonia
bahu
• Pada orang dewasa karena:
• Jatuh pada bahu dengan kepala terlampau menekuk ke samping

Sumber: Aninditha dan Wiratman, 2014. Buku Ajar Neurologi FKUI


Soal #20

 Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan kesemutan


di tangannya. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan posisi tangan pasien
drop hand.Saraf yang terkena pada pasien ini adalah...
a. N.Ulnaris
b. N.Radialis
c. N.Medianus
d. N.Fasialis
e. N.Peroneus
CEDERA SARAF PERIFER

 Wrist drop cedera N. Radialis


 Claw hand cedera N. Ulnaris
 Drop foot cedera N. Peroneus
 Ape hand cedera N. Medianus
Soal #21
 Seorang pasien laki-laki berusia 64 tahun datang ke poliklinik dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan tidak lagi mengenali anak dan cucunya sejak
2 bulan yang lalu. Pasien sering lupa bahwa pasien sudah makan sehingga
harus melakukan berkali-kali. Riwayat perubahan perilaku disangkal.
Sebelumnya keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat stroke 2 tahun
yang lalu, riwayat HT(+), DM(+). Diagnosis pada pasien adalah...
a. Demensia alzheimer
b. Pick’s disease
c. Demensia with lewy bodies
d. Demensia vaskular
e. Mild demensia
DEMENSIA

 Definisi: sindroma ibat penyakit otak yang bersifat


kronik progresif, ditandai dengan kemunduran
fungsi kognitif multiple, termasuk daya ingat
(memori), daya pikir, daya tangkap
(komprehensi), kemampuan belajar, orientasi,
kalkulasi, visuospasial, bahasa, dan daya nilai.
Kriteria Diagnosis

1. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai
mengganggu kegiatan sehari-hari
2. Tidak ada gangguan kesadaran
3. Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit enam bulan

Sumber: Pengurus Besar Ikatan Dokte rIndonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Edisi I
Klasifikasi

Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2015. Panduan Praktik Klinik: Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia
 •PP:
• Untuk pemantauan progresitas dan derajat keparahan demensia
• Mini Mental State Examination (MMSE)
• Clinical Dementia Rating (CDR)
• Global Deterioration Scale
• Untuk mendeteksi adanya gejala non kognisi
• Geriatric Depression Scale (GDS)
• Neuropsychiatric Inventory (NPI)
• Pemeriksaan Laboratorium untuk komorbiditas
• Tes hematologi rutin (Hb, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Hitung jenis, LED)
• Tes biokimia meliputi elektrolit, glukosa, fungsi renal dan hepar
• Tes fungsi tiroid
• Kadar serum vitamin B12
• Neuroimaging
• Structural Imaging: CT Scan dan MRI
• Functional Imaging: MRS, PET, dan SPECT
• Pemeriksaan tambahan
• Pemeriksaan EEG, cairan otak, tes TPHA/VDRL, HIV atas indikasi klinis

 Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologic
MMSE
Tatalaksana

 Penyekat Kolinesterase
• Donepezil. Dosis awal 1x2,5-5 mg, naikkan setiap 4-8 minggu sampai mencapai
1x10 mg
• Rivastigmin patch. Dosis awal patch 4,6mg/24 jam naikkan hingga 9,5mg/24
jam setelah 4 minggu
• Galantamin. Dosis awal 2x4 mg, naikkan setelah 4 minggu 2x8 mg tablet atau
1x16 mg PR capsul
Soal #22
 Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan yang
berbeda dari biasanya. Sebelumnya, pasien ini selalu mengamabil rujukan
ke poli psikiatri untuk menngambil obat anti-psikotik yang memang rutin
telah dia minum. Namun hari ini dia datang dengan keluhan gerakan badan
yang lambat dan terasa kaku serta kadang tangan kanannya bergetar
sendiri. Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Parkinsonism
b. Penyakit parkinson
c. Skizofrenia residual
d. Stroke infark
e. Dimensia Alzhaimer
Soal #23
 Seorang laki-laki, 29 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan kejang 2x
sejak kemarin. Mulut kaku sulit dibuka dan perut terasa keras. Dari
anamnesa diketahui 2 minggu yang lalu kaki pasien tertusuk paku saat
bekerja di sawah. Saat di IGD pasien sempat kejang kembali 2x. Tensi
80/59, N 129x teraba lemah RR 44x, suhu 38,9℃, didapatkan spasme
otot-otot wajah, trismus berat, punggung kaku, perut teraba keras.
Manakah diagnosa yang paling tepat menurut klasifikasi Ablett?
a. Tetanus grade I
b. Tetanus grade II
c. Tetanus grade III
d. Tetanus grade IV
e. Tetanus grade V
Soal #24
 Seorang laki-laki 30 tahun ke UGD dengan keluhan kelemahan kedua kaki
setelah kecelakaan 2 jam yang lalu. Pasien mengeluh nyeri, kaku dan
lemas pada kedua kaki disertai tidak dapat menahan BAK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Compos mentis, TD:120/80 N:80
RR:20. Pemeriksaan neurologis: kelemahan pada kedua tungkai dan
anestesi dari umbilical kebawah. Apakah diagnosa yang sesuai pada kasus
diatas?
a. Polymyositis
b. Transverse myelitis
c. Muscular distrophy
d. GBS
e. Acute medulla compression
Definisi

 Kompresi medula akut adalah penekanan pada medula spinalis yang


disebabkan oleh tumor, abses trauma dan penyakit tertentu yang
dapat menekan medula spinalis dan mengganggu fungsi normalnya.
Kompresi medulla akut termasuk dalam kategori Medical Emergency
dikarenakan perlunya penanganan dan diagnosis secara cepat untuk
mencegah terjadinya disabilitas jangka panjang akibat efek
ireversibel dari kompresi medulla spinalis
Etiologi
Klasifikasi
Gejala Klinis

 Kelemahan otot;
 Hilangnya gerakan otot sukarela di dada, lengan atau kaki;
 Masalah pernapasan;
 Hilangnya rasa di dada, lengan atau kaki;
 Hilangnya fungsi usus dan kandung kemih.
Soal #25
 Seorang laki-laki usia 30 tahun dibawa ke RSUD setelah terjatuh dari
pohon. Pasien mengeluhkan bahwa kedua lengan dan tungkai kiri sulit
untuk digerakkan, kemudian pasien merasa kebas dan kesemutan mulai
dari tangan kanan hingga ke kaki kanan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tensi 100/70mmHg, nadi 92, RR 22, suhu 36.6℃. Dari
pemeriksaan neurologis didapatkan hemiparesis sinistra, hipestesia (+),
retensio urine (+). Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?
a. Anterior cord syndrome
b. Posterior cord syndrome
c. Central cord syndrome
d. Brown sequard syndrome
e. Complete spinal transection
Soal #26

 Seorang laki-laki 25 tahun post KLL 4 jam yang lalu. Mengeluhkan kaki
kiri sulit untuk digerakkan. Didapatkan dari pemeriksaan dorsoflexi
pedis -, plantar flexi +, eversi +, hipestesia interdigiti I-II pedis S.
Manakah nervus yang mungkin mengalami gangguan pada kasus ini?
a. N. tibialis
b. N. peroneus profundus
c. N. peroneus superficial
d. N. ischiadicus
e. N. tibialis anterior
Soal #27

 Seorang laki-laki 20 thn korban kecelakaan di bawa ke IGD. Pada


pemeriksaan didapatkan mata tidak terbuka dengan rangsangan
nyeri, mengeram dan gerakan fleksi abnormal. GCS pasien ini?
a. E3V3M2
b. E2V2M3
c. E1V2M2
d. E1V2M3
e. E1V3M2
GCS

 Cedera Kepala
• Ringan: 13 -15
• Sedang: 9 –12
• Berat: 3 -8
Soal #28
 Pasien post KLL dibawa ke UGD oleh warga dalam kondisi tidak sadar.
Korban mengalami kecelakaan 3 jam lalu, saat kejadian pasien tidak
sadar, 1 jam kemudian pasien sadar namun beberapa menit kemudian
pasien kembali tidak sadar. Dari pemeriksaan fisik terdapat luka babras
di daerah frontal. CT Scan menunjukan gambaran bikonveks. Disebut
apakah gejala pasien ini?
a. Lucid Interval
b. Thunderclap headache
c. Meningeal
d. PeningkatanTIK
e. Syncope
Soal #29
 Seorang perempuan berusia 24 tahun dibawa keluarganya karena kejang
1 jam lalu. Kejang berlangsung selama 3 menit, bersifat ritmik ,badan
kaku, lidah tergigit, dan celana pasien basah akibat BAK. Pasien
mengalami hal yang sama sudah dua kali dalam setahun.Setelah kejang,
pasien merasa sangat kelelahan. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini
adalah…
a. Epilepsi tipe atonik
b. Epilepsi tipe mioklonik
c. Epilepsi tipe klonik
d. Epilepsi tipe tonik
e. Epilepsi tipe tonik-klonik
EPILEPSI

Epilepsi
 ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang > 24jam, timbul
tanpa provokasi
Bangkitan epilepsi
 manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik yang abnormal
 PP:EEG
Jenis-Jenis Kejang

Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2014. Pedoman Tatalaksana Epilepsi, Edisi Kelima
Tatalaksana
 OAE diberikan bila:
a. Dx epilepsi sudah tegak
b. Pastikan faktor pencerus dapat dihindari (alkohol, stress, kurang tidur, dan
lain-lain)
c. Terdapat minimum 2 bangkitan dalam setahun
d. Pasien dan keluarga sudah menerima penjelasan terhadap tujuan
pengobatan
e. Pasien dan keluarga telah diberitahu kemungkinan efek samping yang
timbul dari OAE
 Terapi dimulai dengan monoterapi menggunakan OAE pilihan sesuai
dengan jenis bangkitan
Obat Anti Epilepsi (OAE)
Status Epileptikus

 Bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau


 Adanya dua bangkitan atau lebih dan diantara bangkitan-
bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran
Soal #30
 Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
kelumpuhan tungkai bagian kanan sejak 2 minggu lalu. Keluhan disertai
dengan gangguan BAK dan BAB.Pasien memiliki riwayat batuk lama,
penurunan berat badan, dan keringat dingin. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/70mmHg, nadi 88x/menit, suhu 38℃,RR
20x/menit. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan paraparesis UMN
setinggi T5, teraba gibus di vertebra torakal 5,retensi urin. Apakah
diagnosis penyakit di atas?
a. MielitisTB
b. Traumamedullaspinalis
c. SpondilitisTB
d. FrakturkompresivertebraT5
e. Tumormedullaspinalis
SPONDILITIS TB

 Tuberkulosis susunan saraf pusat dapat terjadi di dalam


medulla spinalis dan membrannya berupa arahnoiditis,
vaskulitis dan massa intraparenchyma.
KRITERIA DIAGNOSIS

Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2016. Panduan Praktik Klinis Neurologic
Tatalaksana

 Obat anti TB oral


 Steriod: dexamethasone iv, dilanjut po
 Edukasi: pengobatan jangka panjang, perawatan di rumah
 Diet: tinggi kalori dan protein

Anda mungkin juga menyukai