Anda di halaman 1dari 14

Askep Serosis Hepatis

Definisi

 Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan


difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat,
degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati sehingga timbul kekacauan dalam
susunan parenkim hati (Arif Mansjoer, dkk 2009).
 Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi
arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-
nodul regenerasi sel hati yang tidak berkaitan dengan vaskulator normal
(Sylvia Anderson Price, 2005).
Faktor Predisposisi

 Alkohol
 Faktor keturunan dan malnutrisi
 Hepatitis virus
 Obat-obatan hepatotoksik
 Kelainan-kelainan genetik yang diturunkan/diwariskan
 Kolestasis, Atresia bilier
Patofisiologi

 Hati pada awal perjalanan penyakitnya cenderung membesar dan sel-


selnya dipenuhi oleh lemak-lemak. Hati tersebut menjadi keras dan
dapat diketahui melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi akibat
pembesaran hati yang cepat sehingga menyebabkan regangan pada
selubung fibrosa hati (kapsule glissoni). Pada perjalanan penyakit yang
lebih lanjut ukuran hati akan mengecil setelah jaringan parut
menyebabkan pengerutan jaringan. Apabila dapat dipalpasi maka
permukaan hati akan teraba benjol-benjol (Smeltzer, 2002).
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
 Identitas Klien
 Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Penyakit ini dapat berjalan tanpa keluhan dan dapat juga
dengan atau tanpa gejala klinik yang jelas. Mula-mula timbul kelemahan badan,
rasa cepat payah yang makin menghebat, nafsu makan menurun, penurunan
berat badan, badan menguning (ikterus), demam ringan, sembab tungkai dan
pembesaran perut (asites).
 Riwayat Penyakit Masa lalu
Apakah pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama atau penyakit lain
yang berhubungan dengan penyakit hati, sehingga menyebabkan penyakit Sirosis
hepatis. Apakah pernah sebagai pengguna alkohol dalam jangka waktu yang
lama disamping asupan makanan dan perubahan dalam status jasmani serta
rohani pasien
Sambungan

 Pemerikasaan fisik
B1 (Breathing) : Dispnea, Wheezing, Penggunaan otot bantu pernafasan, Ekspansi paru terbatas
disebabkan karena asites atau efusi pleura. Hipoksia. Napas berbau aseton.
B2 (Blood) : Distensi vena abdomen, anemia, nadi tidak teraba akibat hipovolemia intra vaskuler
B3 (Brain) : Perubahan kepribadian, penurunan mental, bingung, , koma. (penurunan kesadaran) salah
satunya dengan adanya anemia menyebabkan pasokan O2 ke jaringan kurang termasuk pada otak.
Flapping tremor,
B4 (Bladder): Urine gelap,pekat.
B5 (Bowel) : Distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali, asites), nyeri tekan abdomen kuadran kanan
atas. Penurunan/tak adanya bising usus. Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/tak dapat mencerna.
Mual/muntah, penurunan berat badan atau peningkatan karena cairan. Perkiraan besar hati, bila
ditemukan hati membesar tanda awal adanya cirosis hepatis, tapi bila hati mengecil prognosis kurang baik,
konsistensi biasanya kenyal / firm, pinggir hati tumpul dan ada nyeri tekan pada perabaan hati, fetor
hepatitis, Shifting dullness (+), fluid wave (+), hematemesis, melena
B6 (Bone) : Letargi, penurunan massa otot/tonus (atropi otot). Kulit kering, turgor buruk, ikterik, pruritus,.
edema umum pada jaringan., perhatikan adanya spinder nevi pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada,
pinggang, caput medussae dan tubuh bagian bawah, perlunya diperhatikan adanya eritema palmaris
 Diagnosa Keperawatan yang Muncul
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah
Kelebihan volume cairan dan elektrolit dari kebutuhan tubuh b/d gangguan
mekanisme regulasi, retensi natrium, hematemesis, melena
Resiko tinggi pola pernapasan tak efektif berhubungan dengan pengumpulan
cairan intra abdomen (asites)
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan: gangguan
sirkulasi/status metabolic. adanya edema, asites.
No. Diagnosa Intervensi Implementasi
Keperawatan
1. Perubahan nutrisi – Ukur masukan diet – rMelakukan pencacatan
kurang dari harian dengan jumlah input dan output setiap
kebutuhan tubuh kalori. makan /minum dan
b/d mual muntah – Timbang berat badan hitung jumlah normal
klien sesuai indikasi. – Memberitahu pada
Bandingkan perubahan pasien untuk makan
status cairan, riwayat dan alasan pasien harus
berat badan, ukuran diet
kulit trisep. – Melakukan oral hygine
– Bantu dan dorong dengan menggunakan
pasien untuk makan, kasa dan antiseptic
jelaskan alasan tipe – Lihat serta amati
diet. Bantu pasien perubahan abnormasl
makan bila pasien dari setiap hasil
mudah lelah, atau laborotarium
biarkan orang terdekat – Memberikan obat mual
membantu pasien. yang telah diresepkan
Pertimbangkan pilihan dokte
makanan yang disukai
– Berikan makanan
halus, hindari makanan
kasar sesuai indikasi.
– Kolaborasi pemberian
obat mual/muntah
– Berikan perawatan
mulut sering dan
sebelum makan.
– Tingkatkan periode
tidur tanpa gangguan,
2. Kelebihan volume – Ukur masukan dan – Melakukan
cairan dan haluaran, catat peneimbangan berat
elektrolit dari keseimbangan positif. badan dengan
kebutuhan tubuh b/d Timbang berat badan membandingkan berat
gangguan mekanisme tiap hari dan catat badan sebelumnya.
regulasi, retensi peningkatan lebih dari – Melakukan auskultasi
natrium, 0,5 kg/hari paru menggunaka
hematemesis, melena – Auskultasi paru, catat stetoskop untuk
penurunan /tak adanya mendengarkan bunyi
bunyi napas dan bising paru abnormal
terjadinya bunyi – Melakukan pengukuran
tambahan. abdomen menggunakan
– Ukur lingkar abdomen meteren kain untuk
per hari membandingkan hasil
– Awasi albumin serum pengukuran abdomen
dan elektrolit (kalium sebelumnya
& natrium).
– Batasi natrium dan
cairan sesuai indikasi.
– Kolaborasi pemberian
obat sesuai indikasi
3. Resiko tinggi pola – Monitoring tanda-tanda – Melakukan pengecekan
pernapasan tidak vital tekanan darah, suhu,
efektif berhubungan – Awasi frekuensi, pernafasan,nadi , setiap
dengan pengumpulan kedalaman, dan upaya 5 jam sekali
cairan intra abdomen pernapasan – Mengatur posisi pasien
(asites) – Auskultasi bunyi napas, dengan kepala lebih
catat krekels, mengi, tinggi dari kaki
ronkhi. (fowler/semi fowler)
– Selidiki perubahan – Dengarkan setiap bunyi
tingkat kesadaran. nafas yang dikeluarkan
– Pertahankan kepala pasien menggunakan
tempat tidur tinggi. miskroskop
Posisi miring.
– Ubah posisi dengan
sering, dorong napas
dalam, latihan dan
batuk.
– Kolaborasi pemberian
oksigen sesuai indikasi.
4. Resiko tinggi – Lihat permukaan – Melihat setiap perubahn
kerusakan integritas kulit/titik tekan secara yang terjadi pada kuit ,
kulit berhubungan rutin. Pijat penonjolan serta membantingkan
dengan: gangguan tulang atau area yang antar kulit sekarang
sirkulasi/status tertekan terus menerus. denagn yang dulu
metabolic. adanya – Ubah posisi pada difoto
edema, asites. jadwal teratur, saat di – Mengajarkan pasien
kursi/tempat tidur, ROM
bantu dengan latihan – Melakukan personal
rentang gerak hygine pada pasien,
aktif/pasif. memotong kuku pasien
– Pertahankan sprei
kering dan bebas
lipatan.
– Gunting kuku jari
hingga pendek; berikan
sarung tangan bila
diindikasikan.
– Gunakan kasur
bertekanan tertentu,
kasur karton telur,
kasur air, kulit domba,
sesuai indikasi.
Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh S : Pasien mengatakan mualnya mulai berkurang setelah iya minum obat
b/d mual muntah O : Klien masih tidak mau makan, dan sesekali terlihat klien juga mual muntah
A : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi pemberian obat mual muntah

2. Kelebihan volume cairan dan elektrolit dari S : Klien mengatakan perutnya semakin hari terus membesar dan ia sulit bernafas
kebutuhan tubuh b/d gangguan mekanisme O :Terdapat bunyi abnormal di paru, abdomen klien 3 cm lebih besar dari pada
regulasi, retensi natrium, hematemesis, melena sebelumnya
A : Ketidakefektifan pola nafas
Kelebihan volume cairan dan elektrolit dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P :Intervensi dilanjutkan, atur posisi tidur klien, kolaborasi pemberian obat, dan
kolaborasi dengan dokter
3. Ketidak efektifan pernafasan S : Klien mengatakan sudah muai terasa sesak untuk
berhubungan dengan bernafas, pasien mengatajkan mulai merasa
pengumpulan cairan intra nyaman setelah di ubah posisi tidurnya
abdomen (asites) O : Klien tampak nyaman ketika diubah posisi tidur
Posisi tidur
A : Ketidak efektifan pernafasan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan, kolaborasi pemberian
oksigen atau alat bantu pernafasan
4. Risiko Kerusakan integritas S : Pasien mengatakan ia malu melihat bagian
kulit berhubungan dengan: tubuhnya edema, dan mengeluh nyeri di bagian
gangguan sirkulasi/status perutnya
metabolic. adanya edema, O :Tubuh pasien terlihat edema di bagian
asites. abdomen,pasien memegang kuat perutnya
A : Nyeri, gangguan citra tubuh
Risiko Kerusakan integritas kulit belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan,
kolaborasi pemberian lotion pada pasien bagian
kulit abdomen klien, kolaborasi pemberian obat
anti nyeri.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai