Anda di halaman 1dari 37

KAJIAN PENURUNAN KECEPATAN PADA TANJAKAN

SEBAGAI EVALUASI KINERJA DAN PENGEMBANGAN JALAN


MUARA TEWEH KM 52 - PURUK CAHU

`
DENRY DINON
NIM. H2A214003

MANAJEMEN TRANSPORTASI
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LATAR BELAKANG
Perlambatan dan percepatan sebuah kendaraan satu kendaraan dengan
kendaraan lainnya saling berpengaruh, yang juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti: kemiringan jalan (gradien), rasio tenaga kuda (horse power
ratio) kendaraan terhadap beban yang diangkut. Ketinggian kecepatan
bergerak, faktor pengemudi, volume lalu lintas, kondisi jalan/perkerasan
dan perbedaan tingkat kecepatan (May, Adolf D, 1990). Kondisi jalan
Muara Teweh km. 52 – Puruk Cahu pada umumnya melewati perbukitan
mengingat kondisi geografis alam, akibatnya banyak jalan mempunyai
gradien yang cukup tinggi dan panjang. Jalan Muara Teweh km. 52 –
Puruk Cahu merupakan pintu penghubung lalu lintas satu-satunya ke
Banjarmasin dan Palangka Raya maupun sebaliknya. Akibat pengaruh
penurunan kecepatan mempunyai efek yang besar terhadap kecelakaan
lalu lintas dimana sering terjadinya kendaraan yang terbalik khususnya
mobil angkutan barang. Karenanya akan distudi masalah penurunan
kecepatan ini sebagai evaluasi kinerja dan pengembangan jalan apakah
dengan pelebaran jalan (penambahan lajur) ataukah dengan separasi
median.
Rawan
Longsor

Jalan
Tanjakan

Rawan
Kecelakaan
Kendaraan
harus
berhati-hati

Kecepatan
rendah
PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kinerja jalan/lalu lintas pada kondisi


panjang dan gradien yang berbeda?
2. Berapa panjang dan gradien yang maksimal
untuk kondisi arus lalu lintas dan komposisi
kendaraan tertentu?
3. Apakah ada hubungan antara panjang dan
gradien jalan dengan penurunan kecepatan dari
komposisi jenis kendaraan (dalam hal ini rasio
tenaga kuda) tertentu?
4. Bagaimana hubungan penanganan kinerja jalan
dengan panjang dan gradien jalan?
TUJUAN PENELITIAN

1. Menganalisis korelasi antara panjang dan gradien jalan


dengan penurunan kecepatan dari jenis kendaraan tertentu
(dalam hal ini terkait rasio tenaga kuda).
2. Menganalisis kinerja jalan/lalu lintas dengan melihat
pengaruh penurunan kecepatan pada panjang dan gradien
yang berbeda dengan arus lalu lintas pada waktu yang
berbeda.
3. Menganalisis panjang dan gradien yang maksimal dari
ruas jalan untuk kondisi arus lalu lintas tertentu.
4. Menganalisis hubungan jenis penanganan tanjakan
dengan panjang dan gradien jalan untuk mereduksi
penurunan kecepatan.
MANFAAT PENELITIAN

1. Dapat mengetahui kinerja jalan atau lalu lintas pada tanjakan


dengan meninjau penurunan kecepatan pada panjang dan
gradien yang berbeda dengan kondisi lalu lintas yang
berbeda.
2. Dapat mengetahui kinerja jalan atau lalu lintas pada tanjakan
dengan panjang dan gradien jalan yang maksimal di
lapangan dengan kondisi lalu lintas tertentu.
3. Dapat mengetahui hubungan antara panjang dan gradien
jalan dengan penurunan kecepatan untuk jenis kendaraan
tertentu dan komposisinya.
4. Dapat mengetahui hubungan antara penurunan kecepatan
dengan panjang dan gradien jalan untuk penanganan
masalah lalu lintas di tanjakan.
BATASAN PENELITIAN
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kecepatan
bagi berbagai jenis kendaraan dengan melihat situasi lalu lintas
(menyusul, disusul, lawan arah), geometrik dan gradien jalan tanpa
memperhatikan jenis muatan dan jumlah yang diangkut tetapi dari
karakteristik kendaraan untuk dikembangkan menjadi model dan
kaitannya dengan pengembangan jaringan jalan luar kota khususnya
pada tanjakan mengingat kondisi geografis yang umumnya
signifikan dalam penanganan, sehingga membutuhkan biaya yang
besar. Kondisi geografis yang berbukit, jenis penanganan yang
bervariasi dan masalah lalu lintas yang hampir berulang tiap tahun.
Sejauh mana lajur khusus mendaki dapat mengatasi volume lalu
lintas sebelum diadakan pelebaran jalan menggunakan data-data
yang ada dengan batasan sebagai berikut:
 Survei lapangan dilakukan secara acak pada waktu yang berbeda.
 Persepsi waktu reaksi, perlambatan dan percepatan masing-
masing pengemudi adalah sama.
 Arus lalu lintas dalam satuan kendraan penumpng.
PETA RUAS JALAN MUARA TEWEH – PURUK CAHU
Photo Lokasi Tanjakan
Photo Lokasi Tanjakan
Photo Lokasi Tanjakan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014. Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air serta di atas permukaan air kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

Peran jalan adalah:


 Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting
dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik,
pertahanan dan keamanan serta dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat;
 Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara;
 Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.
Klasifikasi jalan menurut PP 34 Tahun 2006 yang merupakan penjabaran UU No. 38 Tahun 2004.
Jalan umum sebagaimana dimaksud dikelompokkan menurut sistem jaringan jalan, fungsi jalan,
status jalan dan kelas jalan.

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hirarki, meliputi:
 Sistem jaringan jalan primer;
 Sistem jaringan jalan sekunder.

Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas
arteri, kolektor, lokal dan lingkungan.

Fungsi jalan pada sebagaimana dimaksud di atas terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder dibedakan sebagai berikut:
 Jalan arteri primer;
 Jalan kolektor primer;
 Jalan lokal primer;
 Jalan lingkungan primer;
 Jalan arteri sekunder;
 Jalan kolektor sekunder;
 Jalan lokal sekunder;
 Jalan lingkungan sekunder.
Dimensi Kendaraan
Fungsi Kelas MST (ton)
Maksimum (m)
I 2,5 x 18 >10
Arteri II 2,5 x 18 10
IIIA 2,5 x 18 8
IIIA 2,5 x 18 8
Kolektor
IIIB 2,5 x 12 8
Lokal IIIC 2,1 x 9 8
Jaringan Kec.Maks.
Kelas Jenis Kendaraan
Jalan (km/jam)
mobil penumpang, mobil bus,
I 100
mobil barang dan sepeda motor
II
kendaraan bermotor dengan kereta
IIIA 80
gandengan atau tempelan
mobil penumpang, mobil bus,
mobil barang, tidak termasuk
Primer IIIB 80
kendaraan bermotor dengan kereta
gandengan atau kereta tempelan
mobil penumpang, mobil bus,
mobil barang, tidak termasuk
IIIC 60
kendaraan bermotor dengan kereta
gandengan atau kereta tempelan
mobil penumpang, mobil bus dan
70
II mobil barang
IIIA kendaraan bermotor dengan kereta
60
 
Hubungan tingkat kecepatan dan perlambatan atau percepatan

;
= Kecepatan (mil/jam) pada permulaan dari percepatan atau perlambatan
= Kecepatan (mil/jam) pada akhir percepatan atau perlambatan
a = Tingkat percepatan atau perlambatan (mil/jam/detik)
t = Waktu kendaraan ke percepatan atau perlambatan dari kecepatan awal ke
kecepatan akhir dalam detik
d = Jarak untuk kendaraan ke percepatan atau perlambatan dari kecepatan
awal ke kecepatan akhir dalam feet

Perubahan Kecepatan
GRADE
0 -15 0 - 30 30 - 40 40 - 50 50 -60
Level 8,0 5,0 4,7 3,8 2,8
(3,3) (3,3) (3,3) (2,0) (2,0)
+ 2% 7,8 4,6 4,2 3,4 2,4
+ 6% 6,7 3,7 3,4 2,5 1,5
+ 10% 5,8 2,8 2,5 1,6 0,6
GRADE
Perubahan Kecepatan
0 -15 0 - 30 30 - 40 40 - 50 50 -60
Level 2,0 1,0 1,0 0,6 0,2
+ 2% 1,6 0,6 0,6 0,2 [50]
+ 6% 0,7 0,1 [30] - -
+ 10% [14] - - - -

Gambar Kurva Kinerja untuk Truk dan yang Sejenisnya


  kondisi ini dibuat kecepatan memasuki tanjakan atau turunan untuk tanjakan faktor-
Dari
faktor penyesuaian untuk kendaraan penumpang dipakai menurut HCM ch. 8 yaitu:

Dimana:
= Faktor penyesuaian untuk pengoperasian kendaraan penumpang di tanjakan
= Proporsi dari kendaraan penumpang pada lalu lintas menanjak dalam desimal
= Faktor hambatan untuk kendaraan penumpang sebagai

Sedangkan penyesuaian untuk kendaraan berat pada arus lalu lintas adalah sebagai berikut:

dimana:
= Faktor penyesuaian untuk kendaraan berat ditanjakan
= Proporsi total dari kendaraan berat ditanjakan
= Ekuivalensi kendaraan penumpang untuk kendaraan campuran dengan
dengan:
= Proporsi truk dari kendaraan berat
E = Ekuivalensi kendaraan penumpang untuk prosentase tanjakan, panjang tanjakan, gradien tanjakan dan kecepatan
Sedang
  kapasitas dari segmen tanjakan dihitung sebagai berikut:

= Kecepatan pada kapasitas yang terjadi dalam Mph


= Tingkat aliran pada kapasitas dalam Vph campuran

Dengan gambar kurva reduksi kecepatan dapat diperkirakan penurunan kecepatan


teoritisnya untuk pertimbangan atau penentuan lajur mendaki (climbing lane).

Gambar 2.2 Kurva Reduksi Kecepatan untuk Truk dan yang Sejenis
Perbaikan
  setempat hampir sepanjang tanjakan untuk kendaraan berat, sebagian truk
besar untuk melaju pada kecepatan rendah atau perlahan umumnya dipertimbangkan
pada kondisi di bawah ini:
1. Tingkat arus lalu lintas melebihi 200 Vph
2. Tingkat arus truk menanjak melebihi 20 Vph
3. Atau salah satu dari hal di bawah ini:
- LOS E atau F atau F pada tanjakan
- Pengurangan dua atau lebih LOS ketika kendaraan bergerak mendekati tanjakan
- Pengurangan kecepatan 10 Mph atau lebih untuk truk besar sejenis

Pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia-1997 (MKJI-1997) penurunan kecepatan pada


jalan luar kota tidak secara jelas menjelaskan hubungan penurunan kecepatan kendaraan
di tanjakan tetapi berdasarkan data geometrik dan data lalu lintas yang dengan melihat
hubungan kecepatan arus bebas pada saat menanjak seperti persamaan sebagai berikut:

dimana:
= Kecepatan mendaki yang disesuaikan km/jam

= Kecepatan arus bebas dasar mendaki berdasarkan panjang tanjakan (km) dan kemiringan tanjakan (%)

= Kecepatan arus bebas untuk kondisi datar


  
Berdasarkan kapasitas yang disesuaikan atau volume saat
tertentu, dengan melihat kapasitas dasar dan data geometrik
memberikan hubungan:

dimana:
= Kapasitas (smp/jam)
= Kapasitas dasar (smp/jam)
= Faktor penyesuaian lebar jalan
= Faktor penyesuaian pemisahan arah (untuk jalan tak terbagi)
= Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

Tinjauan statistik untuk analisis model berdasarkan persamaan regresi , dimana hubungan
antara peubah bebas X1, X2, X3, …, Xn dengan Y berbentuk non-linier. Dalam banyak hal X1,
X2, X3, …, Xn terkait dalam suatu hubungan polinum X1 = X, X2 = X2, …, Xk = Xk. Polinum
banyak digunakan dalam menghampiri suatu kurva, artinya suatu kurva selalu dapat
dihampiri oleh suatu deret polinum melalui dua titik selalu dapat dibuat garis lurus, melalui
tiga titik dapat dibuat suatu parabola, melalui n titik dapat dibuat suatu polinum derajat n-
1. Yang diinginkan ialah suatu polinum dengan derajat serendah mungkin tetapi dengan
kecocokan yang cukup tinggi, dimana pendekatan persamaan mungkin didekati dengan non
linier parameternya seperti:
 
nilai koefisien regresi b0, b1, b2

koefisien berdasarkan regresi pangkat k


 
Uji statistik F

Beberapa patokan dalam memilih persamaan


terbaik: Diperiksa semua kombinasi peubah
yang dapat dibuat bila ada k peubah bebas
yang tersedia, maka akan diperiksa sejumlah
2 k persamaan regresi linier.
 Dalam menilai kebaikan suatu kombinasi dari
pasangan peubah bebas:
- R2 yang disesuaikan lambang R2
- S2 atau kuadrat sisa
METODE PENELITIAN
Studi kasus di lapangan, pengaruh
penurunan kecepatan (drop speed) pada
tanjakan untuk segmen jalan luar kota
ruas Muara Teweh Km 52 - Puruk Cahu
dengan memilih segmen-segmen jalan
yang mempunyai karakteristik berbeda
dan memberikan pengaruh yang
signifikan dari penurunan kecepatan
terhadap kinerja jalan sehingga
cenderung terjadi perbaikan-perbaikan
dan pengembangan yang khusus.
Survey oleh 4 orang surveyor, kendaraan yang
melewati titik pengamatan yaitu:
1.Kendaraan Ringan (light vehicle)
kendaraan bermotor beroda 4 untuk mobil
angkutan barang (pick up) dengan berat 1 – 2 ton.
2. Kendaraan sedang (medium vehicle)
kendaraan yang mempunyai lebih dari 4 roda
dengan berat 6 – 8 ton.
3. Kendaraan berat (high vehicle)
kendaraan bermotor yang mempunyai lebih dari
4 roda termasuk truk 2 gandar dan kombinasi
truk lainnya bermuatan dengan berat 10 – 12 ton.
DIAGRAM ALUR PENELITIAN
Gambar 3.2 Diagram Alir Pemodelan
SURVEY KECEPATAN
Car Following Method
(untuk Penurunan Kecepatan/Droop Speed)

Kota/Segmen : Tanggal :

Nama Jalan : Jl. M. Teweh - Puruk Cahu Cuaca :


Jenis
Kendaraan : Mobil Penumpang Surveyor :

Penurunan
Banyaknya Kendaraan
Kecepatan
Jarak Kecepatan Menyusul Disusul Lawan Arah
(km) (km/jam) LV MV HV LV MV HV LV MV HV

Total Waktu = dt
Keterangan:
MP = Mobil Penumpang PU = Pick Up
T= Truck
Y : Kecepatan Akhir (km/jam)
X1 : Kecepatan Awal (km/jam)
X2 : Gradien (%)
X3 : Lintasan (km)
X4 : Volume/Lajur (smp/km/ln)
X5 : Tenaga Kuda/Beban (HP/ton)

MOBIL PENUMPANG
No. Y X1 X2 X3 X4 X5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
DAFTAR PUSTAKA

 An Naafi, Rizqi dan Lubi, J., Analisa Perilaku Arah Mobil GEA Pada Lintasan
Belok Menurun dengan Variasi Kecepatan, Berat Muatan, Sudut Kemiringan
Melintang, Sudut Turunan Jalan dan Radius Belok Jalan, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS)
Departemen Pekerjaan Umum (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Jakarta.
Depertemen Pekerjaan Umum, (1970), Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan
Raya, No. 13/1970 Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta.
Depertemen Pekerjaan Umum, (1997), Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota, No. 038/TBM/1997, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta.
Depertemen Pekerjaan Umum, (1990), Spesifikasi Standard Untuk Perencanaan
Geometrik Jalan Luar Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta.
Kawulur, C.I., Sendow, Theo K., Lintong dan E., Rumajar, A.L.E. (2013), Analisa
Kecepatan yang Diinginkan oleh Pengemudi (Studi Kasus Ruas Jalan Manado-
Bitung), Jurnal Sipil Statik, Vol 1, No 4.
Lianurzen, Ahmad (2000), Kajian penurunan kecepatan (drop speed) pada tanjakan
sebagai evaluasi kinerja dan pengembangan jalan di Propinsi Lampung Lalu
lintas kota Lampung, Tesis (Magister) - Universitas Indonesia.
May, Adolf D, (1990), Traffic Flow Fundamentals, Prentice Hall Inc.
Nurdin, M. dan Mursidi, S. (2011), Evaluasi Tikungan di Ruas Jalan
Dekso – Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Jurnal Teknik Sipil.
Pamungkas, Aditya (2011), Analisis Hubungan Besarnya Kelandaian
Alinyemen Vertikal (G) dengan Kecepatan Operasional (V85) (Studi
Kasus Jl. Raya Semarang – Solo), Tesis MTS, UNS Solo.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan, Jakarta.
Sukirman, Silvia, (1999), Dasar-dasar Perencanaan Gometrik Jalan,
Nova, Bandung.
Transportation Research Board, (1985), Higway Capacity Manual –
Special Report 209, Washington D.C.
Transportation Research Board, (1994), Higway Capacity Manual –
Special Report 209 Third Edition, Washington D.C.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan, Jakarta.
Wahab, Abdul (2004) Analisis Kinerja Operasional Lajur Pendakian
pada Jalan Tol Seksi A Semarang (Studi Kasus pada STA 5+450 –
6+050), Tesis Magister Teknik Sipil, UNDIP Semarang
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

MOHON SARAN DAN MASUKAN

Anda mungkin juga menyukai