Anda di halaman 1dari 38

Blok 3.

02 (Sistem
Gastrointestinal)

GANGGUAN
GASTRO INTESTINAL
PADA BAYI DAN ANAK

DR. Dr. Fx. Wikan Indrarto, SpA


Selasa, 7 Mei 2019
pk. 10.30 – 12.30
TINJAUAN KLINIS

1. Infeksi umbilikus
2. Intususepsi
3. Diare
4. Intoleransi laktosa
INFEKSI TALI PUSAT
PENGERTIAN
1. Tali pusat biasanya puput dalam 1
minggu dan luka sembuh dalam 15
hari.
2. Sebelum luka sembuh, merupakan
jalan masuk untuk infeksi dan
sepsis.
PENGERTIAN
1. Tali pusat yang terinfeksi merah,
bengkak, bernanah, berbau busuk.
2. Jika pembengkakan terbatas <1 cm
disekitar pangkal tali pusat, obati
infeksi tali pusat lokal atau terbatas.
3. Bila meluas dan mengeras atau bayi
mengalami distensi abdomen, obati
sebagai infeksi tali pusat berat atau
meluas.
TUJUAN
1. Mencegah jangan sampai terjadi
infeksi berat dan meluas.

2. Infeksi tali pusat merupakan kasus


yang harus ditangani segera.
PENATALAKSANAAN
Infeksi Tali Pusat Lokal Atau Terbatas :
1. Bersihkan dengan larutan anti
septik (klorheksidin atau iodium
povidon 2,5 %) dan kain kasa yang
bersih.
2. Olesi dengan larutan antiseptik
(misal gentian violet 0,5% atau
iodium povidon 2,5%) 8x/hari
sampai tali pusat tidak bernanah
lagi.
PENATALAKSANAAN
Infeksi Tali Pusat Berat Atau Meluas :

1. Kultur dan sensitivitas darah.


2. Berikan kloksasilin peroral (5 hari).
3. Cari tanda-tanda sepsis.
4. Perawatan umum.
INVAGINASI
INVAGINASI
1. Intususepsi atau invaginasi adalah
suatu keadaan masuknya segmen
usus ke segmen bagian distalnya
yang umumnya akan berakhir
dengan obstruksi usus strangulasi.
2. Saat invaginasi terjadi, akan
terbentuk obstruksi pada usus besar
dimana dinding usus akan menekan
bagian lainnya
PENYEBAB INVAGINASI
1. Penyebab pasti belum diketahui.
2. Infeksi rotavirus, perubahan diet,
pemberian makanan padat
3. Pada anak lebih dari 3 tahun, bisa
disebabkan faktor mekanik, seperti
Meckel diverticulum, Polip pada
untestinum, Lymposarcoma
intestinum, trauma tumpul pada
abdominal dengan hematom dan
Hemangioma
GEJALA INVAGINASI
1. Nyeri perut yang hebat, mendadak
dan hilang timbul, menangis dengan
sangat kesakitan dan keras,
menarik lututnya ke dada.
2. Muntah, darah dan lendir dalam
feses
3. Selain itu, ada gejala-gejala seperi
anak menjadi cepat marah, nafas
dangkal, mendengkur, konstipasi.
DIAGNOSIS INVAGINASI
1. Anamnesa gejala yang timbul dari
riwayat dipijat, diberi makanan padat
pada umur anak kurang 4 bulan.
2. Pemeriksaan fisik, pada palipasi
diperoleh abdomen yang
mengencang, massa seperti sosis.
3. Pemeriksaan penunjang dilakukan X-
ray dan ultrasound abdomen untuk
melihat obstruksi.
Tatalaksana INVAGINASI
1. Terapi cairan intravena secepatnya.
2. NGT
3. Reduksi dengan udara atau barium
enema hidrostatik, bila tidak ada
distensi yang hebat, tanda peritonitis,
dan demam tinggi. berhasil bila
barium cukup jauh mengisi ileum.
4. Jika metode ini berhasil, bayi bisa
minum dan pulang.
Tatalaksana INVAGINASI
5. Jika metode enema ini tidak berhasil
perlu dilakukan pembedahan
darurat
6. Operasi sebelum 24 jam sembuh
7. Setidaknya selama 48 jam pertama,
dipuasakan agar usus istirahat dan
terapi cairan intra vena.
DIARE
DIARE
1. Diare : akut, kronis dan persisten.
2. Diare akut : BAB >3x/24 jam,
konsistensi cair dan < 1 minggu.
3. Diare akut : penyebab kematian
42% bayi dan 25% balita
(Riskesdas, 2007), CFR tahun 2012
= 1,45%.
DIARE AKUT
1. Sekarang : diare cair
akut (DCA).
2. Dahulu :
gastroenteritis akut
(GEA).
3. Alasan : hakekatnya
bukan peradangan,
tetapi dehidrasi.
ANAMNESIS
1. Lama diare, frekuensi, warna tinja,
konsistensi, lendir dan darah.
2. Muntah, rasa haus, rewel, lemah,
kesadaran turun, BAK terakhir,
demam, sesak napas, kejang,
kembung.
3. Balans cairan, makanan penyebab,
penderita diare lain.
PEMERIKSAAN FISIK
1. KU, TV dan kesadaran.
2. Tanda utama : gelisah, cengeng,
lemah, koma, rasa haus, turgor kulit
3. Tanda tambahan : UUB, kelopak
mata, mukosa bibir, mulut dan
lidah.
4. Derajad dehidrasi.
DERAJAD DEHIDRASI
1. Tanpa dehidrasi (defisit < 5%BB) :
tanpa tanda utama/tambahan, KU
baik, sadar, UUB & mata tidak
cekung, akral hangat.
2. Dehidrasi ringan/sedang (defisit 5-
10%BB) : 2 tanda utama dan > 2
tanda tambahan, gelisah, cengeng,
UUB dan mata cekung, bibir kering,
akral hangat.
DERAJAD DEHIDRASI
3. Dehidrasi berat (defisit > 15%BB) :
2 tanda utama dan > 2 tanda
tambahan, KU lemah, letargi, koma,
akral dingin.
PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja tidak rutin,
kecuali intoleransi dan amubiasis.
2. Makroskopis : konsistensi, warna,
lendir, darah, bau.
3. Mikroskopis : leukosit, eritrosit,
parasit dan bakteri.
4. Kimia : pH, clinitest dan elektrolit.
5. Biakan dan sensitivitas tidak perlu
dilakukan.
TATALAKSANA
1. Utama (LINTAS DIAREA): cairan, seng,
nutrisi, antibiotik secara tepat dan
edukasi.
2. Tanpa dehidrasi : oralit 5-10
ml/kgBB/kali, cairan RT dan ASI
3. Dehidrasi ringan/sedang : CRO 75
ml/kgBB dalam 3 jam dan 5-10
ml/kgBB/kali, infus RL.
4. Dehidrasi berat : infus RL 100 ml/kg
(rehidrasi cepat)
TATA LAKSANA DIARE
1. Rehidrasi cepat (3-4 jam)
2. ASI harus tetap diberikan
3. Realimentasi segera (makanan harian)
4. Susu formula yang diencerkan tidak
dianjurkan
5. Susu formula khusus diberikan sesuai
indikasi
6. Antibiotik hanya berdasarkan indikasi
kuat.
REHIDRASI CEPAT
1. Cairan infus RL atau RA (laktat atau
asetat) 100 ml/kgBB.
2. Usia < 1 tahun : 30(1), 70(5) =
ml/kgBB, jam.
3. Usia > 1 tahun : 30(1/2), 70(2,5) =
ml/kgBB, jam.
4. Cairan per oral 5 ml/kgBB selama
proses rehidrasi
KOREKSI
1. Gangguan asam basa dan elektrolit.
2. Seng 10 hari : 10 (<6 bln) dan 20
(>6 bln) mg/hari.
3. Nutrisi : ASI dan MP-ASI seperti
sebelum diare, tidak boleh
dipuasakan, porsi kecil & sering.
4. Obat : antidiare tidak boleh,
antibiotika (diare berdarah atau
kolera) dan antiparasit (amuba)
EDUKASI
1. Evaluasi oleh orangtua : demam,
tinja berdarah, makan atau minum
berkurang, sangat haus, diare
makin sering atau belum baik dalam
3 hari, kembali kontrol.
2. Ajari menyiapkan oralit.
PENCEGAHAN
1. ASI tetap diberikan
2. Kebersihan perorangan, cuci
tangan
3. Kebersihan lingkungan
4. Imunisasi campak
5. MP-ASI dengan benar
6. Air minum bersih
7. Makanan masak
INTOLERANSI LAKTOSA
INTOLERANSI LAKTOSA
1. Intoleransi laktosa = gangguan
penyerapan laktosa.
2. Intoleransi laktosa dan diare
merupakan dua keadaan yang
hampir selalu terjadi bersamaan
pada anak.
LAKTOSA
1. Laktosa adalah sumber karbohidrat
terpenting dalam ASI dan susu
formula.
2. Hampir semua laktosa yang masuk
usus halus dihidrolisis (dipecah)
menjadi glukosa dan galaktosa oleh
enzim laktase yang terdapat pada
mikrovili epitel usus halus.
LAKTOSA
1. Hasil hidrolisis akan diserap atau
diabsorbsi dan masuk ke dalam
aliran darah sebagai nutrisi.
2. Pada diare (terutama akibat
rotavirus) terjadi kerusakan mikrofili
sehingga enzim laktase terganggu
dan berkurang.
INTOLERANSI LAKTOSA
• Intoleransi laktosa adalah gejala
klinis akibat tidak terhidrolisnya
laktosa secara optimal di dalam usus
halus akibat enzim laktase yang
berkurang.
INTOLERANSI LAKTOSA
Gejala klinis :
1.Diare profus,
2.Kembung,
3.Nyeri perut,
4.Muntah, sering flatus,
5.Merah di sekitar anus, dan
6.Tinja berbau asam.
GANTI SUSU FORMULA
1. Diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi
ringan-sedang : susu formula
normal dilanjutkan
2. Diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi
ringan-sedang dengan gejala klinis
intoleransi laktosa yang berat, dapat
diberikan susu formula bebas
laktosa.
GANTI SUSU FORMULA
3. Diare dengan dehidrasi berat
diberikan susu formula bebas
laktosa
4. Pemberian susu formula untuk
alergi pada anak dengan diare akut
tanpa jelas petanda alerginya
adalah tidak rasional.
sekian dan terima kasih

Info lebih lanjut :


sms : 081227280161
e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai