Anda di halaman 1dari 42

EKG in 10 minutes

“Rumus”
baca EKG
• Irama
• Rate
• Axis
• Gelombang P
• Interval PR
• Gelombang QRS
• Rasio R/S di V1
• Jumlah amplitudo R di precordial
kanan dan S di precordial kanan // SV2 + RV5
• Perubahan segmen ST-T
• Gelombang Q , Gelombang U
Irama / Rhythm
Sinus (normal) : Junctional:
• Ada gelombang P diikuti QRS • Tidak ada P didepan QRS (tidak terlihat)
• Reguler atau retrograde P (inverted / normal)
• Rate 60 -100 x per menit • Reguler
• Rate 40 - 60 x per menit

Ventrikel : Atrial :
• Tidak ada gelombang P • Tidak ada (fibrilasi) / terbalik, morfologi
• Reguler aneh berubah – ubah (wandering) , gergaji
/ sawtooth (flutter)
• QRS lebar dan morfologi “aneh”
• Rate 20- 40 x per menit • Mayoritas ireguler
Sinus (normal) :
• Ada gelombang P diikuti QRS
• Reguler
• Rate 60 -100 x per menit

Junctional:
• Tidak ada P didepan QRS (tidak
terlihat) atau retrograde P
(inverted / normal)
• Reguler
• Rate 40 - 60 x per menit

Ventrikel :
• Tidak ada gelombang P
• Reguler
• QRS lebar dan morfologi “aneh”
• Rate 20- 40 x per menit
Sinus (normal) : > 100 x : sinus
takikardi
• Ada gelombang P diikuti QRS
< 60 x : sinus
• Reguler bradikardi
• Rate 60 -100 x per menit

Junctional:
• Tidak ada P didepan QRS (tidak >100x : junctional
terlihat) atau retrograde P takikardi
(inverted / normal) > 60 x : accelerated
junctional
• Reguler
< 40 x : junctional
• Rate 40 - 60 x per menit bradikardi

Ventrikel : >100x : ventrikular


• Tidak ada gelombang P takikardia
• Reguler > 40 x : accelerated
ventricular
• QRS lebar dan morfologi “aneh”
< 40 x : ventricular
• Rate 20- 40 x per menit bradikardia
Atrial :
• Tidak ada (fibrilasi) / terbalik, morfologi aneh
berubah – ubah (wandering) , gergaji / sawtooth
(flutter)
• Mayoritas ireguler FIBRILASI
P sulit dibedakan (dianggap tidak ada P yang
sebenarnya)

WANDERING PACEMAKER
P berubah ubah, lebih dari 3 morfologi
Bila lebih dari 100x dapat disebut multifocal
atrial takikardi

ATRIAL FLUTTER
P seperti gergaji
Rate Ireguler
Reguler • Jumlah gelombang R dalam 10 detik dikali
• 300 dibagi interval R-R dalam jumlah 6
kotak besar • Jumlah gelombang R dalam 6 detik dikali
10
• 1500 dibagi interval R-R dalam jumlah
• Rentang : R –R interval terpanjang sampai
kotak kecil R – R interval terpendek
• NORMAL / TAKIKARDI / BRADIKARDI
R-R terpanjang R-R terpendek

1500 / 20 = 75 300 / 4 = 75

Jumlah R Dalam 6 detik dikali 10 : contoh ekg di atas = 90x per menit
Atau
Dengan rentang = 75 – 120 x per menit
AXIS
I EINTHOVEN TRIANGLE
I

II III
II III
I EINTHOVEN TRIANGLE
I

II III III II

GOLDBERGER TRIANGLE

aVR aVL aVR aVL

aVF aVF
HEXA-AXIAL SYSTEM

aVR aVL
I

III II aVF
-90o

NORMAL

-30o

aVR aVL Right Axis Deviation


-180o
I
180o 0o

Left Axis Deviation


II aVF III

90o
Superior dekstra / ekstrim
Gelombang P
Morfologi
Monofasik di lead II
Bifasik di leadV1
Axis
Normal P wave axis antara 0° dan +75°
P waves harus tegak di lead I dan II, inversi di aVR
Durasi
< 120 ms
Amplitudo
< 2.5 mm pada limb lead,
< 1.5 mm pada lead precordial
P MITRALE
• Di lead II // Biasanya didapat pada:
• Total durasi gelombang P >0.11 s Mitral stenosis
• Bentukan gelombang P damat menyerupai Hipertensi
huruf M yang cembung, ataupun hanya Aortic stenosis
melebar tanpa bentukan spesifik
Mitral regurgitasi
• Di Lead V1
Hypertrophic cardiomyopathy
• Gelombang P bifasik dengan terminal force
gelombang P ≥0.04 (1 kotak kecil)
• Gelombang P bifasik dengan amplitudo
terminal force gelombang P ≥1 mm (1 kotak
kecil)
P MITRALE
• Di lead II // Biasanya didapat pada:
• Total durasi gelombang P >0.11 s Mitral stenosis
• Bentukan gelombang P damat menyerupai Hipertensi
huruf M yang cembung, ataupun hanya Aortic stenosis
melebar tanpa bentukan spesifik
Mitral regurgitasi
• Di Lead V1
Hypertrophic cardiomyopathy
• Gelombang P bifasik dengan terminal force
gelombang P ≥0.04 (1 kotak kecil)
• Gelombang P bifasik dengan amplitudo
terminal force gelombang P ≥1 mm (1 kotak
kecil)

P PULMONAL
// Biasanya didapat pada
• Pembesaran atrium kanan akan HIPERTENSI PULMONAL karena:
menimbulkan P wave yang tinggi (peaked PPOK (cor pulmonale)
P wave) dengan amplitudo
Tricuspid stenosis
• > 2.5 mm di lead inferior (II, III dan AVF) Congenital heart disease
• > 1.5 mm di V1 dan V2 (pulmonary stenosis, Tetralogy of Fallot)
Hipertensi pulmonal primer
INTERVAL PR
• PR interval normal 0.12 – 0.2 s (3-5 kotak kecil)

< 0.12 s : PRE EKSITASI > 0.2 : BLOK


Jalur aksesoris yang mempercepat konduksi
(keterlambatan konduksi pada AV node)
dari atrium ke ventrikel
KOMPLEKS QRS
• Rotasi
• Durasi (sempit / lebar)
• Morfologi
• Amplitudo
ROTASI ?
ROTASI ?
DURASI
Durasi normal 0.07 – 0.1 s , dibawah 0.12 s masih dapat dianggap normal

<0.12 s >0.12 s
Kompleks sempit
Kompleks lebar
biasanya berasal dari
biasanya dapat
supraventrikel (atrium,
disebabkan oleh
SA node, junctional)
- irama ventrikel
- aberansi (gangguan
konduksi) berupa
bundle branch block,
gangguan depolarisasi
(karena elektrolit dsb)
MORFOLOGI (pada bundle branch block)

KANAN KIRI
AMPLITUDO

R/S V1 SV2 + RV5


Rasio gelombang R dan S di V1 Total voltage gelombang S di lead
precordial kanan dan gelombang R di
< 1 normal precordial kiri
> 1 abnormal
<35 normal
>35 abnormal
Segmen ST-T
• Normal : Segment ST isoelektrik, gelombang T
upward

Berkaitan dengan kelainan repolarisasi : baik primer maupun sekunder


PRIMER :
paling sering karena penyakit jantung koroner (iskemik / infark)
Kelainan elektrolit , efek obat, sekunder karena kelainan
neurologi
SEKUNDER :
Perubahan segmen ST mengikuti kelainan preeksitasi (WPW),
bundle branch block, hipertrofi, IVCD, ventrikular ekstrasistol
ST – T segment
penyakit jantung iskemik

Harus contiguous lead


Segmen ST
• Dikaitkan paling sering terhadap kelainan jantung iskemik
• Apabila disertai klinis chest pain / discomfort akan makin menambah
kecurigaan klinis
• Pada pasien curiga ACS , ada baiknya dilakukan serial EKG untuk
membuktikan iskemik / infark  adanya evolusi merupakan tanda
khas penyakit iskemik akut

ST depresi ST elevasi
Infark
iskemik
Sumbatan total
ST DEPRESI

• ST depresi horisontal / downsloping > 0,5mm pada ≥ 2 lead contiguous


menandakan iskemik miokard (sesuai dari Guideline AHA, 2007 Task Force
Criteria).
• ST depresi ≥ 1 mm lebih spesifik dan punya prognosis lebih buruk
• ST depresi ≥ 2 mm pada ≥ 3 lead dihubungkan dengan high probability NSTEMI
dan punya nilai prediksi mortalitas signifikan (35% mortalitas pada 30 hari).
ST ELEVASI

Laki – laki Pada laki – laki >40 Wanita semua usia


< 40 tahun tahun - ST elevasi > 1,5mm Pada lead posterior dan RV , ST
- ST elevasi > 2,5mm di - ST elevasi > 2 mm di di lead V2 –V3 elevasi >0.5mm dianggap
lead V2 – V3 lead V2 –V3 - 1 mm di lead lain signifikan
- ST elevasi >1mm di - ST elevasi 1mm lead
lead lainnya lain
ST ELEVASI
ST ELEVASI
jenis lain
Gelombang T
Kelainan gelombang T yang berkaitan dengan iskemik
• Hiperakut T T inversi
Gelombang T
T inversi dapat ditemukan pada
• Temuan normal pada anak2 (juvenile T wave pattern)
• Iskemi dan infark miokard
• Bundle branch block
• Hipertrofi ventrikel (‘LVH strain’)
• Pulmonary emboli
• Hypertrophic cardiomyopathy
• Peningkatan TIK
Gelombang Q
• Irama  sinus / atrial / junctional / ventrikel
• Rate  bradikardi / normal / takikardi
• Axis  normal / LAD / RAD / ekstrim
• Gelombang P  amplitude / durasi / mitral ? Pulmonal ? Inversi ?
• Interval PR  normal / blok / preeksitasi
• Gelombang QRS  rotasi / durasi / morfologi
• Rasio R/S di V1  <1 (normal) / >1 / RVH?
• Jumlah amplitudo R di precordial
kanan dan S di precordial kanan  S di V2 + R di V5 ? <35 / > 35
• Perubahan segmen ST-T  normal / T inversi / ST depresi / ST elevasi
• Gelombang Q

Anda mungkin juga menyukai