Anda di halaman 1dari 15

PARANOID

Oleh:
SUSIATI
RSJ DR RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG
Definisi

 Paranoid adalah gangguan berhubungan dengan


orang lain/ lingkungan yang ditandai dengan
perasaan tidak percaya, ragu dan perilaku tersebut
jelas saat individu berinteraksi dengan orang lain/
lingkungan (Budi Anna Keliat, 1990).
 Paranoid merupakan bagian dari gangguan proses
pikir yang meliputi gangguan bentuk pikiran,
gangguna arus pikiran, gangguan isi pikiran.
Gangguan isi pikiran dapat terjadi baik pada isi non
verbal maupun pada isi pikiran yang diceritakan
misal : extansi, fantasi, hobi, curiga, waham, dsb
(Maramis, 99 hal 131-118)
Gejala Paranoid
 Kecurigaan yang sangat berlebihan.
 Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.
 Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.
 Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.
 Isolasi sosial.
 Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri.
 Sikap tidak terpengaruh.
 Rasa permusuhan.
 Secara terus menerus menanggung dendam yaitu dengan tidak
memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian.
 Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak
tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah
dan balas menyerang.
 Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut
yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat
untuk melawan dirinya.
 Kurang memiliki rasa humor.
Penyebab

Secara spesifik penyebab dari gangguan


kepribadian paranoid ini belum diketahui, namun
ada beberapa penyebab yang dikaitkan dengan
gangguan ini, yaitu :
 Genetic
 Pengalaman buruk pada saat kecil
 Lingkunganyang tidak nyaman
 Pola asuh orang tua yang cenderung tidak
menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan
orang lain
Penanggulangan/Treatment
 Medikasi
Medikasi atau pengobatan untuk gangguan kepribadian paranoid
secara umum tidaklah mendukung, kecenderungan yang timbul
biasanya adalah meningkatnya rasa curiga dari pasien yang
pada akhirnya melakukan penarikan diri dari terapi yang telah
dijalani. Para ahli menunjuk pada bentuk perawatan yang lebih
berfokus kepada kondisi spesifik dari gangguan tersebut seperti
kecemasan dan juga delusi, dimana perasaan tersebut yang
menjadi masalah utama perusak fungsi normal mental penderita.
namun untuk penanggulangan secara cepat terhadap penderita
yang membutuhkan penanganan gawat darurat maka
penggunaan obat sangatlah membantu, seperti ketika penderita
mulai kehilangan kendali dirinya seperti mengamuk dan
menyerang orang lain.
 Jika dibiarkan saja maka keadaan penderita
akan menjadi lebih kronis. Perawatan yang
dilakukan, meliputi sistem perawatan utama dan
juga perawatan yang berada di luar perawatan
utama (suplement), seperti program untuk
mengembangkan diri, dukungan dari keluarga,
ceramah, perawatan di rumah, membangun
sikap jujur kepad diri sendiri, kesemuanya akan
menyempurnakan dan membantu proses
penyembuhan penderita.
Lanjutan……

 Psikoterapi
Kesulitan yang dihadapi oleh terapist pada
gangguan ini adalah penderita tidak
menyadari adanya gangguan dalam dirinya
dan merasa tidak memerlukan bantuan dari
terapist. Kesulitan lain yang dihadapi terapis
bahwa individu PDD sulit menerima terapis
itu sendiri, kecurigaan dan tidak percaya
membuat terapi sulit dilakukan
lanjutan

 Program untuk mengembangkan diri


 Dukungan dari keluarga
 Perawatan dirumah
 Membangun sikap jujur kepada diri sendiri
ASKEP

 Pengkajian
Pengumpulan data
Menurut Stuart dan Sundeen (1990) mengatakan
data yang dapat dikaji pada klien yang mengalami
perilaku paranoid adalah :
 Ds : Klien mengatakan merasa curiga terhadap
orang lain tanpa alasan yang jelas, klien
mengatakan merasa takut dan perasaan tidak
nyaman, merasa cemas.
 Do : Klien terkadang tampak panik, tidak mampu
untuk berkonsentrasi, kebersihan diri (-), gelisah,
suka mondar-mondir, mudah tersinggung
DIAGNOSA

 Gangguan proses pikir : curiga


 Gangguan konsep diri : HDR
 Gangguan rasa aman : ketakutan
 Koping individu tidak efektif
 Ansietas (panik)
 Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan
 Gangguan kebersihan diri
 Distres spiritual
PERENCANAAN

 Gangguan proses pikir : curiga


→ Tingkatkan kepercayaan klien dengan cara
BHSP dengan ke : klien mau membalas salam,
mau berjabat tangan, ada kontak mata, klien
mengetahui nama perawat, klien dapat
mengungkapkan perasaanya.
→ Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaanya. Bantu klien
mengungkapkan penyebab perasaan curiganya.
→ Ciptakan lingkungan yang hangat
bersahabatseperti lingkungan yang tidak gaduh
 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
TUM : Klien mampu mempertahankan harga
diri Positif
TUK : Stl dilakukan tindakan keperawatan 3 x
15 klien mampu :
Memperluas Kesadaran diri
Dengarkan keluhan klien nyatakan kesediaan
perawat.
Bantu klien mengungkapkan upaya–upaya yang
biasa digunakan dalam menghadapi masalah
anjurkan klien mengekspresikan diri tentang sesuatu
yang dirasakan.
PELAKSANAAN

 Pelaksanaan merupakan tahap ketiga dalam


proses keperawatan tindakan dilakukan
dengan intervensi yang telah dibuat dapat
domodifikasi kondisi
EVALUASI

 Hasil yang diharapkan pada klien dengan


perilaku paranoid :
 Dapat berfikir dan realitas
 Dapat mengekspresikan perasaanya
 Klien dapat mengembangkan persepsi diri
positif
 Klien dapat berhubungan dengan
lingkungannya dapat berinteraksi dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai