Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 1

Afifah Nurul R
Anggun Selawati
Dina Listiana
Dwi Agustin
Friska Catur W
Intan Fadzilah
Poetry Heraldha M
Rahayu Ciptaning B
Ruwandi Nata
Kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja, dan menjadi
tanggung jawab bersama untuk merawat pasien,
dan kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang
lama antara tenaga profesional kesehatan.
Tujuannya yaitu untuk membahas masalah-
masalah tentang klien dan untuk meningkatkan
pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim
serta untuk mengidentifikasi cara-cara
meningkatkan mutu asuhan klien
Kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, yaitu:
1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan
pencapaian kesuksesan.
3. Adanya tujuan yang masuk akal.
4. Ada pendefinisian masalah.
5. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama
lain.
6. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagi
pilihan.
7. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan
yang terlibat.
8. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik
profesional.
2. Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas
dan efesiensi sumber daya.
3. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan
kepuasan kerja.
4. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan
profesional
5. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi
antar tenaga kesehatan profesional.
Hubungan perawat dengan dokter telah
terjalin seiring perkembangan kedua kedua
profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat
ilmu atau pendidikan. Kedokteran lebih
bersifat paternalistik, yang mencerminkan
figur seorang bapak, pemimpin dan pembuat
keputusan (judgment). Sedangkan
keperawatan lebih bersifat motehernalistik,
yang mencerminkan figur seorang ibu dalam
memberikan asuhan keperawatan, kasih
sayang, dan bantuan (helping relationship).
Szasz dan Hollander mengembangkan tiga model hubungan dokter,
perawat, dimana model ini terjadi pada semua hubungan antar
manusia, termasuk hubungan antar perawat dan dokter.
1. Model aktivitas- pasivitas
Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien
berperan pasif. Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien
dibius, dan pasien dalam keadaan darurat. Dokter berada pada posisi
mengatur semuanya, merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas
pasien kurang diperhatikan.
2. Model hubungan membantu
Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan
dan perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan terkait
dengan kebutuhan pasien. Perawat dan dokter memberi bantuan
dalam bentuk perlakuan/ perawatan atau pengobatan. Timbal
baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran
perawat atau dokter.
3. Model partisipasi mutual
Model ini mempunyai ciri bahwa setiap pasien mempunyai
kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang merupakan aspek
penting pada layanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalama model
ini adalah membantu pasien menolong dirinya sendiri.
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk
hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika
memberikan bantuan kepada pasien. Hubungan dokter-
perawat bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga
berdampak langsung pada hasil yang dialami pasien.
Namun hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering
dijumpai pada tingkat profesional dan institusional.
Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber
utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian
profesional dalam aplikasi kolaborasi.
Isu-isu tersebut jika tidak ditanggapi dengan benar dan
proporsional dikhawatirkan dapat menghambat upaya
melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang
membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, serta
menghambat upaya pengembangan dari keperawatan
sebagai profesi.
Hambatan yang ditemui dalam kolaborasi ini yaitu :
1. Dominasi Kekuasaan
Praktek Asuhan Keperawatan perawat belum dapat
melaksanakan fungsi kolaborasi dengan baik khususnya dengan
dokter walaupun banyak pekerjaan yang seharusnya dilakukan
dokter dikerjakan oleh perawat, walaupun kadang tidak ada
pelimpahan tugasnya dan wewenang. Hal ini karena masih
banyaknya dokter yang memandang bahwa perawat merupakan
tenaga vokasional. Degradasi keperawatan ke posisi bawahan
dalam hubungan kolaborasi perawat-dokter, secara empiris hal
ini menunjukkan bahwa dokter berada di tengah proses
pengambilan keputusan dan perawat melaksanakan keputusan
tersebut.
2. Perbedaan tingkat pendidikan atau pengetahuan.
Perbedaan tingkat pendidikan dan pengetahuan dokter dan
perawat secara umum masih jauh dari harapan hal ini dapat
berdampak pada interprestasi terhadap masalah kesehatan
pasien yang berbeda, tentu juga akan berdampak pada mutu
asuhan yang diberikan.
3. Komunikasi
Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang
efektif, bertanggungjawab dan saling menghargai antar
kolaborator. Kesenjangan tingkat pendidikan dan pengetahuan
akan menghambat proses komunikasi yang efektif.
4. Cara pandang
Perbedaan antara dokter dan perawat dalam upaya kolaboratif
terlihat cukup mencolok. dokter berpikir bahwa kerjasama tersirat
dalam tindak lanjut sehubungan dengan mengikuti perintah
/instruksi daripada saling partisipasi dalam pengambilan
keputusan. Pelaksanaan instruksi dokter oleh perawat dipandang
sebagai kolaborasi oleh dokter sedangkan perawat merasa mereka
sedang diperintahkan untuk melakukan sesuatu. Kemungkinan
kedua adalah bahwa perawat tidak merasa nyaman “menantang”
dokter dengan memberikan sudut pandang yang berbeda, atau
mungkin input yang perawat berikan tidak dihargai atau
ditindaklanjuti, sehingga interaksi tersebut tidak dirasakan oleh
perawat sebagai kolaborasi.
Kolaborasi sebagai sebuah proses dimana
dokter dan perawat merencanakan dan praktik
bersama sebagai kolega, bekerja saling
ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup
praktik mereka dengan berbagi nilai-nilai, saling
mengakui dan menghargai terhadap setiap orang
yang berkontribusi untuk merawat individu,
keluarga dan masyarakat. Tidak ada kelompok
yang dapat menyatakan lebih berkuasa di atas
yang lainnya. Masing-masing profesi memilki
profesional yang berbeda sehingga ketika
digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai