Anda di halaman 1dari 33

NON HEMORAGIK STROKE

DEFINISI

Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang


disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain
vaskuler.
Stroke dapat dibagi menjadi 2 jenis :
-Non Hemoragik Stroke
-Hemoragik Stroke
EPIDEMIOLOGI
• Stroke adalah penyebab utama kecacatan dan penyebab keempat
kematian di Amerika Serikat.
• Studi epidemiologi menunjukkan bahwa 82-92% dari stroke di
Amerika Serikat adalah iskemik.
• Resiko stroke meningkat dengan usia, terutama pada pasien yang
lebih tua dari 64 tahun.
• Pria lebih beresiko disbanding wanita.
FAKTOR RESIKO
1. Nonmodifiable : 2. Modifiable
• Usia • Hipertensi
• Ras • Diabtes mellitus
• Seks • Penyakit jantung
• Etnik • Hiperkolesterolemia
• Riwayat sakit kepala. • Life style
• Riwayat keluarga stroke. • Obesitas
• Penggunaan kontrasepsi /
hormone pascamenopouse.
ETILOGI STROKE ISKEMIK

• TROMBUS
• EMBOLI
KLASIFIKASI

• Transient Ischemic Attack (TIA)


• Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
• Prolong reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
• Stroke progresif
• Completed Stroke
GEJALA KLINIS
Defisit neurologik secara mendadak/subakut
DIAGNOSIS STROKE NON HEMORAGIK

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Sistem skoring stroke
• Pemeriksaan tambahan / Laboratorium
A. Computerized Tomography Scanning (CT-Scan)
B. MRI
C. Komponen kimia darah, gas, elektrolit, Doppler, Elektrokardiografi
(EKG).
PENATALAKSANAAN
• Mempertahankan fungsi jaringan (5B)
• Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-
obatan sesuai gejala.
• Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan
sistolik ≥ 220 mmHg, diastlik ≥ 120 mmHg
• Terapi Khusus Ditujukan untuk reperfusi dengan pemberian
antiplatelet seperti aspirin dan antikoagulan
• Dapat juga diberikan agen neuroprotektor
• Terapi trombolitik
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
• Strok Hemoragik
• Ensefalopati toksik/metabolik
• Ensefalitis
• Lesi struktural intrakranial (hematoma subdural, hematoma epidural,
tumor otak)
• Trauma kepala
• Ensefalopati hipertensif
• Migren hemiplegik
• Abses otak
• Sklerosis multiple.
PROGNOSIS
prognosis setelah stroke iskemik akut
sangat bervariasi pada pasien individu,
tergantung pada tingkat keparahan
stroke dan pada komplikasi kondisi, usia,
dan pasca stroke premorbid pasien.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. S
• Umur : 60 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Dsn madya Kempo
• Pekerjaan : Pertani
• No.RM : 810344
• Tanggal Masuk : 25 Okt 2019
ANAMNESA (autoanamnesa)
• Keluhan Utama • Penyakit Sekarang
• Lemah separuh badan • Pasien datang keigd dengan keadaan
• Keluhan Tambahan : sadar mengeluh anggota gerak kanan
• Artikulasi tidak jelas terasa lemah. Keluhan ini terjadi tiba-tiba
(pelo) saat bangun tidur, keluhan penyerta sakit
kepala ringan dan terasa berdenyut-
denyut sampai kebelang kepala, bicara
menjadi tidak jelas (pelo), mulut
mencong, Pusing (-), pingsan (-), mual
muntah (-), kejang (-), makan minum (+),
BAB (+) BAK (+), Pasien mempunyai
riwayat merokok. Bagi pasien ini
merupakan serangan yang pertama kali.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat HT (+), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit
ginjal (-), liver(-), riwayat trauma kepala disangkal, riwayat stroke
sebelumnya (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat HT (+), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit
ginjal (-), liver(-), riwayat stroke sebelumnya (-).
• Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan bekerja sebagai juru parkir berpendapatan pas-
pasan.
• Faktor Resiko
Merokok (+), Obesitas (+), penyakit darah tinggi (+), kencing manis (-),
riwayat stroke (-) Suka makan berlemak (-).
Anamnesis Sistem

• Sistem Serebrospinal : Compos mentis, GCS : E4V5M6


• Sistem Kardiovaskular : Hipertensi (200/100 mmHg)
• Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan.
• Sistem Gastrointestinal : Tidak ada keluhan.
• Sistem Urinaria : Tidak ada keluhan.
• Sistem Muskuloskeletal : Tangan dan kaki sebelah kanan terasa
lemah.
• Sistem Hormonal : Tidak ada keluhan
Status Internus

• Kepala: Mesocepal, simetris, nyeri tekan (-) • Thorak


 Mata, conjunctiva tidak anemis, pupil isokor 2mm. 1. Paru :
 Hidung, simetris, sekret (-). Inspeksi : tidak ketinggalan gerak, simetris, retraksi (-)
 Telinga , nyeri tekan (-), sekret (-).  Palpasi : ketinggalan gerak (-), nyeri tekan(-), vokal
• Leher: Simetris, limfonodi tidak teraba, kaku kuduk (-), fremitus(+/+)
range of motion (+).
Perkusi : sonor pada seluruh lapang pandang paru
Auskultasi : SD vesikular, ST (-), ronkhi basah (-),
wheezing (-)
2. Jantung
 Inspeksi : ictus cordis normal
 Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 kaudolateral
 Perkusi : suara redup
 Auskultasi : irama jantung teratur, suara tambahan (-).
Abdomen Status Psikiatri Singkat
 Inspeksi : Simetris, perut lebih rendah • Emosi dan Afek :
dari dada, jejas(-), sikatrik(-). Normothym
 Auskultasi : Peristaltik normal • Proses Berfikir : sdn
 Perkusi : Timpani, pekak beralih (-). • Kecerdasan : sdn
 Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan • Penyerapan : sdn
lien tidak teraba. • Kemauan : sdn
• Psikomotor : sdn
RESUME
• OS datang denagn hemiparase kanan mendadak sejak pagi hari
setelah bangun tidur, pasien juga mengeluh bicara pelo, dan sakit
kepala ringan, pasien mempunyai Riw. HT tidak terkontrol.
• Pada pemeriksaan neurologis didapatkan parasis N VII tipe sentral,
parasis N XII dextra tipe sentral, hemiparase dextra dengan kekuatan
motorik

• Dari pemeriksaan Lab. Ditemukan HDL Kol: 31.9 mg/Dl.


DIAGNOSIS
• Skor Siriraj
={ (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala)
+ (0,1 x tekanan diastolik) } – (3 x petanda ateroma) – 12
= {(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 1 ) + (0,1 x 100)}- (3 x 0) –12
= -2  Strok Non Hemoragik
• Skor Hasanuddin
 TD 1
 Waktu serangan 1
 Sakit kepala 1
 Kesadar menurun 0
 Muntah proyektil 0
TOTAL = 3  Strok Non Hemoragik
• Algoritma Gadjah Mada
Penurunan kesadaran (-)
Nyeri kepala (-)
Refleks babinski (+)
Kesimpulan: Strok Non Hemoragik
• DIAGNOSIS
 Diagnosis klinis : Hemiparesis dextra et causa NHS
 Diagnosis topik : Lesi pada hemisferium cerebri sinistra
 Diagnosis etiologi : Stroke Non Hemoragik
PENATALAKSANAAN
• IVFD NS 20 TPM
• Inj. Lapibal 500mcg/12 jam/iv
• Inj. Citicolin 500mg /12 jam/iv
• Inj. Piracetam 3gr / 6 jam/iv
• Aspilet 320mg (loading), lanjut 80mg / 24 jam /PO
• Myonep 50mg / 12 jam /PO
Prognosis

Ad Vitam : Dubia ad bonam


Ad Fungsionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
Diskusi

• Dari data anamnesis didapatkan suatu kumpulan gejala berupa


kelemahan anggota gerak kanan, yang sifatnya mendadak
setelah sadarkan diri disertai bicara pelo, mulut mencong
tanpa disertai penuruan kesadaran, Pada penderita tidak
didapatkan defisit neurologis yang terjadi secara progresif,
berupa kelemahan motorik yang terjadi akibat suatu proses
destruksi maupun nyeri kepala kronik akibat dari proses
kompresi dengan segala akibatnya yang merupakan gambaran
umum pada tumor otak (Greenberg, 2001). Gejala-gejala abses
serebri berupa nyeri kepala yang cenderung memberat,
demam, defisit neurologi fokal dan kejang juga tidak terdapat
pada penderita ini (Adam et al, 2001; De angelis, 2001).
Diskusi

• Defisit neurologis akut yang terjadi secara spontan tanpa


adanya faktor pencetus yang jelas berupa trauma dan
gejala infeksi sebelumnya mengarah ke suatu lesi vaskuler
karena onsetnya yang mendadak. Sehingga pada penderita
mengarah pada diagnosis stroke. Menurut WHO, stroke
adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat
akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan
dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskular.
Diskusi

• Berdasarkan pemeriksaan fisik tersebut di atas, pada pasien ini


didapatkan adanya hemiparese dextra dan parese nervus
cranialis VII dan XII yang biasa terjadi pada penyakit stroke,
baik stroke hemoragic ataupun non hemoragic. Hemiparese
dextra didapatkan pada pemeriksaan fisik gerakan dan
kekuatan pada tangan dan kaki kanan pasien yang mengalami
penurunan. Parese nervus cranialis VII didapatkan pada
pemeriksaan plica nasolabialis kanan lebih datar dari kiri dan
pada saat pergerakan otot wajah terlihat adanya perbedaan
antara kanan dan kiri.Sedangkan untuk Parese nervus cranialis
XII didapatkan pada pemeriksaan posisi lidah pada saat
dijulurkan tidak simetris yaitu miring ke kanan.
Diskusi

• Sehingga pada pasien ini jenis strokenya dicurigai stroke non


hemoragik.Stroke non hemoragik merupakan jenis stroke yang paling
sering terjadi, + 85%, sisanya sekitar 10-15% merupakan stroke
hemoragik.
Diskusi
Piracetam merupakan golongan nootropic agentsyang berperanan
meningkatkan energi (ATP) otak, meningkatkan aktifitas adenylat kinase
(AK) yang merupakan kunci metabolisme energi dimana mengubah ADP
menjadi ATP dan AMP, meningkatkan sintesis dan pertukaran cytochrome
b5 yang merupakan komponen kunci dalam rantai transport elektron
dimana energi ATP diproduksi di mitokondria. Piracetam juga digunakan
untuk perbaikan defisit neurologi khususnya kelemahan motorik dan
kemampuan bicara pada kasus-kasus cerebral iskemia, dan juga dapat
mengurangi severitas atau kemunculan post traumatik / concussion
sindrom.Fungsi lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis oksidatif,
yang meningkatkan konsumsi oksigen pada otak dan memiliki efek
antitrombotik. Piracetam mempengaruhi aktivitas otak melalui berbagai
mekanisme yang berbeda antara lain merangsang transmisi neuron di otak
dan merangsang metabolisme otak.
Diskusi
Citicolin merupakan suatu prekursor phospolipid yang menghambat
deposisi beta amiloid di otak, membentuk acetylcholine,
meningkatkan neurotransmiter norepinephrine, dopamine dan
serotonin, menghambat aktivitas fosfolipase dan sfingomielinase yang
memberikan efek neuroproteksi pada otak.Pemberian obat ini
diharapkan dapat membantu dalam perbaikan membran sel saraf
yang rusak dan memperbaiki kemampuan kognitif dan motorik yang
lebih baik pada pasien.
Diskusi
Lapibal mengandung mecobalamin yang merupakan suatu homolog
vitamin B12. Mecobalamin juga merupakan satu-satunya homolog
vitamin B12 yang berperan dalam reaksi transmetilasi dalam tubuh
manusia. Mecobalamin memfasilitasi proses metilasi t-RNA yang
merupakan proses penting dalam sintesis protein dan perubahan
homosistein menjadi metionin. Sehingga mecobalamin dapat
meningkatkan penyembuhan pada kelemahan otot dan menunjukkan
efek perbaikan kerusakan jaringan saraf. Aksi ini diduga disebabkan
oleh aktivitas mecobalamin dalam meningkatkan sintesis asam
nukleat dan protein di saraf untuk memfasilitasi proses mielogenesis.
Diskusi
Aspilet berguna Sebagai obat anti trombotik
terutama pada pencegahan dan pengobatan berbagai keadaan
trombosis atau agregasi platelet (pembekuan darah) yang
terjadi pada tubuh terutama pada saat mengalami serangan jantung
atau pada penyakit jantung dan pasca stroke.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams HP Jr, Davis PH, Leira EC, Chang KC, Bendixen BH, Clarke WR, et al. Baseline NIH Stroke Scale score strongly predicts outcome after stroke: A report of the
Trial of Org 10172 in Acute Stroke Treatment (TOAST). Neurology. 2017 Jul 13. 53(1):126-31.
2. Stroke. Dalam: eds. Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2018.
3. Towfighi A, Saver JL. Stroke declines from third to fourth leading cause of death in the United States: historical perspective and challenges ahead. Stroke. 2016 Aug.
42(8):2351-5. [Medline].
4. MacKay J, Mensah GA. World Health Organization. Global Burden of Stroke. The Atlas of Heart Disease and Stroke. Available at
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_15_burden_stroke.pdf.
5. Brooks M. Migraine Linked to Double Risk for Silent Stroke. Medscape Medical News. Available at http://www.medscape.com/viewarticle/825451. Accessed: Okt 25,
2019.
6. Brooks M. Migraine Linked to Double Risk for Silent Stroke. Medscape Medical News. Available at http://www.medscape.com/viewarticle/825451. Accessed: Okt 25,
2019.
7. REF :[Guideline] Goldstein LB, Bushnell CD, Adams RJ, Appel LJ, Braun LT, Chaturvedi S, et al. Guidelines for the primary prevention of stroke: a guideline for
healthcare professionals from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke. 2014 Feb. 42(2):517-84.
8. Sutrisno, A, 2007. Stroke Sebaiknya Anda Tahu Sebelum Anda Terserang Stroke. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
9. Harsono, 2013. Kapita Selekta Neurologi. Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
10. Tanda-tanda dini gpdo. Dalam: eds.Harsono. Buku ajar neurologi klinis. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah mada university press; 2015. h.67-70.
11. Gejala, diagnosa & terapi stroke non hemoragik (serial online) 2014 [cited 2010 May 15]. Available from: http://www.jevuska.com/2007/04/11/gejala-diagnosa-terapi-
stroke-non-hemoragik.
12. Strok. Dalam: ed. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Standar pelayanan medik. Makassar:
Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo; 2014. h.2-4.
13. Dousin C. Studi Deskriptif Perbandingan Antara Gambaran Klinis Pada Skor Hasanuddin dengan Gambaran CT-Scan Terhadap Pasien Stroke di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo periode Januari – Juni 2015. Makassar: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNHAS; 2015.
14. Widiastuti, Priska.dkk. Sistem Skoring Diagnostik untuk Stroke: Skor Siriraj. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf, *Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Denpasar,Bali, Indonesia. 2015;776:777.
15. Millan,monica.dkk. Fibrinolytic therapy in acute stroke. Us national library of medicinenational institutes of healthTop of Form. Available at.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc2994114/. Diakses : Okt 25, 2019.
16. Setyopranoto I. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Dalam: Continuing Medical Education 185. Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Saraf RSUP DR. Sardjito; Mei-Juni
2015. 38(4).
17. Stroke. Dalam: eds.Misbach J, Hamid A. Standar pelayanan medis dan standar prosedur operasional 2006. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia; 2016.
h.19-23.
18. Adams HP Jr, Davis PH, Leira EC, Chang KC, Bendixen BH, Clarke WR, et al. Baseline NIH Stroke Scale score strongly predicts outcome after stroke: A report of the

Anda mungkin juga menyukai