Anda di halaman 1dari 6

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5

1. Annisa Septi W. (04)


2. Fachrizal Radya M . (11)
3. Fatimatul Aulia I. (13)
4. Marshanda Putri T. (20)
5. Muhammad Kelvin W. (24)
6. Rossy Annisa D. (29)
7. Titania Nuri Amelia (35)
A. SISTEM DISPERSI
 Sistem dispersi adalah suatu zat yang apabila dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain.

 Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air panas akan membentuk system disperse dengan air sebagai medium pendispersi dan tepung kanji disebut zat terdispersi.

 Beradasarkan ukuran partikelnya, system disperse dibedakan menjadi :

1. Suspensi merupakan system disperse di mana partikel yang ukurannya relative besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya.

2. Larutan merupakan system disperse yang ukuran-ukuran partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan
partikel terdispersi.

3. Koloid, koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam Bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1816)
berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan Kristal, tetapi sukar mengalami difusi. Padahal, umumnya Kristal mudah mengalami difusi.
Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini kemudian disebut dengan koloid. Koloid atau yang disebut juga disperse koloid atau system koloid sebenarnya
merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil daripada dispense.

 Perbedaan umum antara system dispersisuspensi, koloid, dan larutan.

Perbedaan Suspensi Koloid Larutan

Ukuran Partikel > 100 nm 1-100 nm < 100 nm

Penampilan fisik Keruh, pertikel terdispersi dapat Keruh - jernih, partikel terdispersi hanya dapat Jernih, partikel terdispersi tidak dapat diamati
diamati langsung dengan mata. diamati dengan mikroskop ultra dengan mikroskop ultra.

Kestabilan (jika didiamkan) Muda terpisah (mengendap) Sukar terpisah (relative stabil) Tidak terpisah (sangat stabil)

Cara pemisahan Filtrasi (penyaringan) Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring
B. SIFAT - SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall, adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid sehingga tampak lintasan berkas sinar tersebut. Partikel koloid dan suspensi cukup besar untuk
dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan sinar.

2. Gerak Brown, adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid yang menyebabkan koloid tetap stabil, homogen dan tidak mengendap. Terjadinya gerak
Brown ini diakibatkan adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi sehingga partikel terdispersi akan terlontar.

3. Adsorpsi , adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan pertikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk
menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga jika ada partikel
yang menempel, akan cenderung dipertahankan pada permukaannya.

4. Koagulasi, merupakan dispersi koloid yang mengalami penggumpalan. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi akibat peristiwa-peristiwa mekanis atau peristiwa
kimia. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi adalah pencampuran koloid yan berbeda dan muatan adanya elektrolit.

5. Kestabilan koloid, koloid merupakan system disperse yang relative kurang stabil dibandingkan larutan. Cara menjaga kestabilan koloid adalah sebagai berikut

a. Menghilangkan muatan koloid, proses penghilangan muatan koloid dilakukan dengan proses dialisis.

b. Penambahan stabilisator koloid, misalnya dengan cara meningkatkan emulgator dan koloid pelindung. Emulgator merupakan zat yang di tambah ke dalam
suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair dalam padat) dengan tujuan menjaga koloid agar tidak mudah terpisah, sedangkan koloid pelindung adalah
koloid yang ditambahkan ke dalam system koloid agar menjadi stabil.

6. Koloid liofil dan koloid liofob, berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya, system koloid dibedakan menjadi dua macam, yaitu
koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya tarik antara
partike;l-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. Sedangkan koloid liofob adalah system koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium
pendispersinya.
C. PEMBUATAN KOLOID
1. Cara Dispersi

a. Dispersi langsung (mekanik), cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke dalam medium pendispersi.

b. Homogenisasi, misalnya dalam pembuatan susu kental manis dilakukan dengan cara mencampurkan serbuk susu skim dengan air di dalam
mesin homogenisasi sehingga pertikel-partikel berubah menjadi ukuran partikel koloid.

c. Peptisasi, proses peptisasi dilakukan dengan cara memcah partikel - partikel besar.

d. Busur Bredig, merupakan suatu alat khusus yang digunakan untuk membentuk koloid logam.

2. Cara Kondensasi

a. Reaksi hidrolisis, reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan
air).

b. Reaksi redoks, reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.

c. Pertukaran ion, reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat - zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan
pada reaksi kimia.
CONTOH SOAL

1. Jelaskan sistem koloid yang terdapat dalam cat!

Jawab : Cat merupakan koloid tipe sol cair. Dalam pembuatan cat, partikel-partikel padat didispersikan dalam suatu pelarut berwujud cair. Partikel-
partikel ini berupa zat warna, oksida logam, bahan penstabil, bahan pengawet, zat pencemerlang, dan zat pereduksi yang dihaluskan hingga berukuran partikel
koloid.

2. Apa fungsi koloid pelindung? Berikan contohnya!

Jawab : Koloid pelindung berfungsi sebagai pelindung muatan koloid tersebut sehingga partikel koloid tidak menggumpal atau terpisah dari
mediumnya.

Contoh :

• Lesitin adalah koloid pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air di dalam margarine.

• Gelatin adalah koloid pelindung untuk memecah terbentuknya Kristal es dalam es krim.

• Minyak silikon digunakan untuk melindungi campuran zat warna dan oksida logam dalam cat.

• Kasein dalam susu mampu melindungi lemak atau minyak dalam medium cair.

3. Sistem dispersi apakah yang terbentuk dari campuran gas ( terdispersi ) pada medium gas?

Jawab : Campuran antara fase terdispersi gas dengan medium pendispersi gas menghasilkan campuran yang homogen atau larutan sejati, bukan sistem
koloid.
4. Mengapa koloid mampu menghamburkan cahaya ( efek tyndall ) sedangkan larutan tidak demikian?

Jawab : Efek Tyndall terjadi karena partikel koloid yang berupa ion atau molekul dengan ukuran cukup besar mampu menghamburkan cahaya yang
diterimanya ke segala arah, meskipun partikel koloidnya tidak tampak. Namun, Efek Tyndall tidak terjadi pada larutan sejati. Hal ini dikarenakan ukuran partikel
zat terlarutnya terlalu kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.

5. Salah satu penerapan sifat dialisa dialisa adalah proses hemodialisis. Berikan penjelasan mengenai hemodialysis!

Jawab : hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis”artinya pemisahan zat zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan
darah dari zat zat racun, melalu proses penyaringan diluar tubuh karena ginjal tidak mampu lagi membuang sisa sisa metabolisme dalam tubuh. Hemodialisis
menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’.

Anda mungkin juga menyukai