Anda di halaman 1dari 21

Fatikhatus sholikhah

Tanti shiyami putri


1. Penentuan jenis kelamin
1.Penentuan jenis kelamin oleh jenis
kromosom
2. Penentuan jenis kelamin oleh jenis gen
3.Penentuan jenis kelamin oleh tingkat ploidi
4.Penentuan jenis kelamin oleh pengaruh
lingkungan
A.Tipe XY B.Tipe XO
A.Berdasarkan
jenis
kromosom

C.Tipe ZW D.Tipe ZO
Jenis tipe XY terdapat pada mamalia dan lalat buah.
mamalia;
• kromosom X menentukan jenis kelamin betina(XX)
• kromosom Y menentukan sifat jantan(XY)
Lalat buah ;
• kromosom Y tidak menemukan kelamin jantan
tetapi menemukan fertilitas /tingkat kesuburan.
• Kromosom X tidak menemukan jenis kelamin
betina tetapi menemukan viabilitas/ kemampuan
hidup.
Penentuan jenis kelamin pada lalat buah berdasarkan
jumlah perimbangan antara kromosom X dengan
autosomnya.
Lalat betina super dan jantan super memiliki kelainan
dan kemunduran pada alat-alat tubuh, keduanya
biasanya bersifat steeil dan tidak berumur panjang.
Lalat interseks adalah lalat yang memiliki kelainan
berupa jaringan tubuh mosaik(campuran tidak teratur
antara jaringan jantan dan betina).lalat interseks juga
bersifat steril.
• Penentuan jenis kelamin tipe XY
terdapat pada beberapa serangga
daru ordo Orthoptera Heteroptera,
misalnya belalang.
• Pada tipe tersebut serangga yang
berkelamin betina = kromosom( XX)
Jantan = kromosm (XO)
Pada tipe ZW makhluk hidup;
a. kelamin jantan  kromosom (ZZ)
b. kelamin betina  kromosm (ZW)
contoh= kupu-kupu, ikan, reptil, burung.

T I P E ZW
TIPEZO
Pada tipe ZO hewan
• Jantan  kelamin(ZZ)
• Betina kelamin (ZO)
B. Berdasarkan jenis Gen
Pada satu jenis mentimun(echbalium elaterioum), jenis kelamin
ditentukan oleh 3 macam alel.
1. Jantan = D
Tumbuhan akan berkelamin jantan jika bergenotipe Dd / D+
2. Betina = d
Tumbuhan akan berkelamin betina jika bergenotipe dd
3. Hermafrodit = gen +
Tumbuhan akan berkelamin hermafridit jika bergenotipe ++/ +d

Walaupun gen D menentukan fenotipe jantan, tetapi pada tumbuhan


tersebut tidak dikenal adanya fenotipe jantan dengan genotipe DD.
C. Berdasarkan tingkat Ploidi
• Pada serangga ordo Hymenoptera(lebahmadu
dan semut),penentuan jenis kelamin tidak
ditentuka oleh kromosom tetapi dengan ploidi
kromosomnya.
Lebah madu dan semut
• jantan akan lahir dari sel telur yang tidak
dibuahi karena mengalami partenogenesis
sehingga kromosmnya bersifat haploid (n) .
• betina bersifat diploid (2n) karena terlahir dari
hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma .
D.Berdasarkan pengaruh lingkungan
 Pada penyu
Penentuan jenis kelamin ditentukan oleh lokasi telur.
terkena matahari langsung menetas penyu betina .
tidak terkena matahari menetas penyu jantan.
 Cacing laut
Cacing laut bonelia viridis betina dewasa akan melepaskan telur-
telurnya ke air dan selanjutnya dapat menetas menjadi larva.larva
yang melekat pada tubuh betina dewasa akan menjadi cacing jantan
dan segera masuk kedalam rahim cacing betina.Larva lain yang
membenamkan diri kedalam pasir akan berkembang menjadi cacing
betina dewasa.
 Ikan laut
Ikan laut labroidies dimidiatus biasanya hidup berkelompok
terdiri atas 1 jantan dan beberapa betina.Jika ikan jantan mati maka
satu ikan betina yang paling kuat akan berperilaku seperti ikan
jantan dan menghasilkan sperma.
Hukum segregasi Mendel menyatakan bahwa setiap alel akan menmisahkan
diri secara bebas pada saat pembentukan gamet ternyata tidak sepenuhnya
berlaku, disebabkan ada beberapa gen dalam satu krromosm yang tidak
pernah berpisah atau selalu bersama-sama pada saat membutuhkan gamet.
Gen tersebut mengalami pautan atau tautan dan disebut gen terpaut
(linkage).
Pautan terjadi pada gen yang terletak pada kromosm yang sam dengan lokus
yang berdekatan.Adanya peristiwa pautan memnyebabkan frekuensi tiap
gamet menjadi tidak sama.Frekuensi rekombinan akan mengecil sehingga
frekuensi genotipe dan fenotipe pada F2 juga akan menyimpang dari
perbandingan Mendel.
Contoh Jika jagung biji kuning mulus heterozigot(CcSs) disilangkan dengan
jagung putih keriput (ccss), ternyata perbandingan fenotipe pada keturunan
yang dihasilkan tidak mengikuti pola hukum Mendel, sebagian besar
keturunannya memiliki tipe parental, sedangkan tipe rekombinan cenderung
tidak muncul.
Tipe parentalketurunan baru yang memiliki fenotipe sama seperti fenotipe
Kejadian pimdah silang dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
a) Jarak antar gen
b) Usia
c) Suhu
d) Sinar X
e) Jenis kelamin
Cara menhitung besarnya nilai pindah silang (NPS)

NPS= Jumlah keturunan tipe rekombinan


Jumlah seluruh keturunan X 100%
3.Pautan kelamin
Pautan kelamin (sekslinkage)= gen-gen yang terangkai pada kromosm seks.
Terbagi menjadi 2:
a. Pautan X Gen-gen yang terangkai pada kromosom seks X atau hanya
terdapat pada kromosom seks X
b. Pautan Y Gen-gen yang terangkai pada kromosm seks Y atau hanya
terdapat pada kromosom seks Y
Perbedaan kromosom seks X dan Y:
 Bagian homolog pada buta warna total, epidermolisis bunosa, oguchi,
xeroderma dan pigmentosum.
 Bagian nonhomolog pada
X disebut gen terpaut X pada buta warna sebagian, hemfilia,
anodontia(ompong) dan gigi coklat
Y disebut gen terpaut Y pada jari berselaput, histrik esgravior dan
hipertrikosis.
4.Gagal berpisah
Gagal berpisah= Peristiwa kegagalan satu, beberapa atau seluruh
kromosom untuk berpisah pada saat miosis, dapat terjadi pada
miosis 1 dan 2. Dapat menyebabkan perubahan jumlah kromsom
pada sel kelamin.
Banyaknya perubahan jumlah kromosom yang terjadi bergantung pada
banyak pada kromsomnya yang mengalami gagal berpisah yang
hanya terjadi pada kromosm nomor tertentu saja, akibatnya sel
gamet yang terbentu ada yang mengandung kromosom dua kali
lipat dari jumlah normal dan ada juga yang tidak mengandung
kromosom.
5.Gen letal
Gen letal  Gen yang dalam keadaan homozigot dapat menyebabkan
kematian pada individu.
Macam-maca gen letal:
1. Gen letal resesif
 Individu dengan genotipe heterozigot tidak mengalami
kelainan karena ekspresi gen resesif pembawa soifat letal tertutup
oleh alel dominannya .
ex: klorosis
2. Gen letal dominan
 Individu dengan genotipe heterozigot mengalami kelainan atau
cacat.
ex: tikus berambut kuning
klorosis Tikus berambut kuning
 Salah satu kelainan herediter  Embrio tikus berwarna kuning
pada tumbuhan. homozigot hanya mengalami
Tumbuhan yang terkena perkembangan yang singkat
klorosis mempunyai daun kemudian mati dan diserap
lembaga yang tidak berklorofil oleh tubuh induk, dengan
sehingga semua bagian demikian dapat disimpulkan
berkecamba termasuk daun bahwa sifat rambut kuning
berwarna pucat. ditentukan oleh gen dominan
• Dapat menyebabkan kematian yang dapat menyebabkan
pada kecambah karena proses kematian jika dalam keadaan
fotosintesis tidak dapat homozigot.
berlangsung.
• Disebabkan oleh gen letal
resesif
6. Alel ganda
 Satu sifat yang sama dipengaruhi
oleh lebih dari sepasang alel.
ex: pada pembentukan warna bulu
kelinci.
Macam-macam bulu kelinci:
 C+ ( kelinci agouti)
 Cch (chinchilla)
 Ch (putih,kecuali pada bagian
ujung hidung,telinga, kaki dan
ekor berwarna hitam atau kelinci
himalaya)
 c (kelinci albino)

Pada manusia terjadi pada


golongan darah sistem ABO
7. Alel kodominan

• Alel kodominan terjadi saat dua gen dominan


muncul bersaamaan dan mempunyai ekspresi
yang sama kuat sehingga tidak saling
menutupi.
ex: Pada golongan darah sistem ABO.
• Jika seseorang memiliki genotipe IaIb maka
golongan darahnya
8.Dominan tidak penuh atau (intermediate)

 Suatu gen dominan yang pada saat berada bersama-


sama dengan gen resesif tidak dapat menutup sifat
resesif.
• Fenotipe kodominan tidak penuh yang muncul adalah
sifat pertengahan atau intermediate antara sifat
dominan dengan resesif.
ex: alel M menentukan sifat warna bunga merah ,
sedangkan alel m menentukan sifat warna putih dan
Mm menentukan sifay warna merah muda.
9. Pleiotropi

• Gen tunggal yang memengaruhi lebih dari satu


karakter.
ex: Ayam

Anda mungkin juga menyukai