Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR ANAK SAKIT DAN

HOSPITALALISASI

Hospitalisasi adalah suatu proses yang


karena suatu alasan yang berencana atau
darurat, mengharuskan anak untuk tinggal
di rumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali
ke rumah.
• Berbagai perasaan yang muncul pada anak
yaitu :
- cemas
- marah
- sedih
- takut
- rasa bersalah
• Perasaan itu timbul karena menghadapi
sesuatu yg baru dan belum pernah dialami
sebelumya.
• Apabila anak stress selama dalam
perawatan,orang tua menjadi sress pula, dan
streess orang tua akan membuat tingkat
stress anak semakin miningkat.

• Sehingga asuhan kep tidak bisa hanya


berfokus pada anak , tetapi juga pada
orangtuanya.
REAKSI ANAK TERHADAP STRESS
MENURUT TAHAP PERKEMBAGANNYA.
A. INFANT
• Cemas akibat perpisahan dgn ortu akan
menyebabkan gangguan pembentukan rasa
percaya dan kasih sayang.
Pada usia lebih 6 bulan akan menyebabkan
Stranger Anxiety dimana anak akan :
- menangis
- marah
- Gerakan yang berlebihan.
Pada usia 6 bulan akan memperlihatkan
Separation Anxiety dimana bayi menenagis
keras jika ditinggal ibunya.
• Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah
tidak menyenangkan, pergerakan tubuh yg
berlebihan dan menangis kuat.
B. Todller
• Perpisahan merupakan sumber strees pada
usia todller.
Respon prilaku yang anak sesuai dgn
tahapannya yaitu :
1. Tahap protes : nangis kuat, menjerit
memanggil ortu, menolak perhatian orla.
2. Tahap putus asa : namgis berkurang,
tidak aktif, kurang minat bermain dan
makan, menarik diri, sedih dan apatis.
3. Tahap denial : samar menerima, membina
hubungan dangkal, dan anak mulai
menyukai lingkungan.
• Kehilangan kontrol : setiap pembatasan
yang dilakukan anak merasa tidak aman dan
mengancam, terganggu aktivitas rutin.
• Reaksi perlukaan dan sakit: meringis
menggingit , memggigit danmemukul, dapat
mengkomunikasikan rasa nyeri dan
menunjjukkan lokasi.
C.Prasekolah
• Reaksi terhadap perpisahan : menolak
makan , sering bertanya, menangis pelan-
pelan dan tidak kooperatif.
• Kehilangan kontrol : pembatasan aktivitas
sehari-hari dan kehlangan kekuatan diri.
• Reaksiperlukaaan dan sakit :
mengganggap tindakan dan prosedur
mengancam integritas tubuh. Reaksi yang
timbul seperti : anak agresif, ekspresi verbal,
regresi.
D. Usia sekolah
• Perpisahan : berpisah dgn teman –teman
sebaya.
•Kehilangan kontrol : kelemahan fisik dan
takut mati.
• Reaksi perlukaan dan sakit :
mengkomunikasikan rasa sakit, dan mampu
mengotrol rasa sakit (gigit bibir dan
mengemggam).
E. Usia remaja
• Perpisahan : pisah dgn teman-teman
sebaya.
•Kehilangan kontrol : menolak, tidak
kooperatif dan menarik diri.
•Reaksi perlukaan dan sakit : perasaan tidak
aman sehingga menimbulkan respon
banyak bertanya, menarik diri, dan menolak
orla.

REAKSI ORTU DAN SAUDARA KANDUNG


TERHADAP ANAK YANG DIHOSPITAL
1. Reaksi ortu :
- Perasaan cemas dan takut : perasaan
tersebut muncul pada saat ortu melihat anak
mendapat prosedur menyakitkan ( Perawat
harus bijaksana dan bersikap pada anak dan
ortu).
• Cemas yang paling tinggi dirasakan ortu
pada saat menunggu informasi ttg diagnosis
penyakit anaknya.
• Rasa takut muncul pada ortu terutama
akibat takut kehilangan anak pada kondisi
sakit terminal.
• prilaku yang sering ditunjukkan ortu : sering
bertanya ttg hal yang sama secara berulang
pada org berbeda, gelisah, ekspresi wajah
tegang, dan bahkan marah.
2. Perasaan Sedih : Muncul pada saat anak
dalam kondisi terminal dan ortu mengetahui
bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk
sembuh.
3. Perasaan frustasi : Muncul pada kondisi
anak yang telah dirawat cukup lama dan
dirasakan tidak mengalami perubahan serta
tidak adekuatnya dukungan psikologis.
2. Reaksi saudara kandung
- Marah
- Cemburu
- Benci dan bersalah
INTERVENSI KEPERAWATAN DALAM
MENGATASI DAMPAK
HOSPITALISASI
1. Meminimalkan sressor atau penyebab
stres.
- Melibatkan ortu berperan aktif dlm
perawatan (rooming in)
-Modifikasi ruang perawatan dgn membuat
situasi ruang perawatyan seperti dirumah.
-Mempertahankan kontak dgn kegiatan
sekolah.
- Mengurangi kehilangan kontrol :
menghindari pembatasan fisik jika anak dapat
kooperatif thp petugas.
- Meminimalkan rasa takut terhadap
perlukaan : menjelaskan sebelum melakukan
prosedur.
2. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
-Memberi kesempatan pada ortu mempelajari
tukem anak dan reaksi anak thp sressor yg
dihadapi selama dirawat.
-Dapat dijadikan media untuk belajar ortu.
-Memberi kesempatan pada anak mengambil
keputusan, tidak bergantung pada orla dan
percaya diri.
-Beri kesempatan pada anak untuk saling
mengenal dan membagi pengalaman.
3. Memberikan dukungan pada anggota
keluarga lain
-Berikan dukungan kepada keluarga utk mau
tinggal dgn anak di RS.
-Fasilitasi keluarga utk berkonsultasi pada
psikolog atau ahli agama
-Beri dukungan kepada keluarga untuk
menerima kondisi anaknya dgn nilai-nilai yg
diyakininya.
-Fasilitasi untuk menghadirkan saudara
kandung anak .
4. Mempersiapkan anak untuk mendapat
perawatan di RS :
-Pada tahap sebelum masuk di RS dilakukan :
a. Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan
usia anak dan jenis penyakit dgn peralatan yg
diperlukan,
b. Apabila anak harus dirawat secara
berencana, 1-2 hari sebelum dirawat
diorientasikan dgn situasi RS dgn bentuk
miniatur bangunan RS.
• Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan
a. Kenalkan perawat dan dokter yang akan
merawatnya.
b. Orientasikan anak dan ortu pada ruang
rawat yang ada beserta fasilitas yang dapat
digunakan.
c. Kenalkan dgn pasien anak lain yang
menjadi teman sekamarnya.
d.Berikan identitas pada anak
e. Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal
kegiatan yang akan diikuti.
f. Laksanakan pengkajian riwayat kep.
g.Lakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan lainnya sesuai dgn yang
programkan.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai