Anda di halaman 1dari 15

Nyeri Perut Bagian Bawah

disertai Keluar Darah Flek


Pervaginam (vaginal spotting)

Hillary MR Kokali
102015128
F1
Skenario 11

Seorang perempuan berusia 25 tahun, datang dengan


keluhan nyeri pada perut bagian bawah disertai keluar
darah flek pervaginam (vaginal spotting). Pasien
mengatakan saat ini sedang hamil anak pertama
dengan usia kehamilan 7 minggu. 2 minggu SMRS,
pasien melakukan pemeriksakan kandungan dan USG
kandungan, tetapi saat itu menurut pasien belum
terlihat kantong kehamilan atau bakal janin
Rumusan Masalah:

Perempuan 25 tahun datang dengan keluhan


nyeri perut bagian bawah disertai keluar darah
flek pervaginam (vaginal spotting)
Mindmap

Rumusan Masalah

Anamnesis Epidemiologi

Pemeriksaan Fisik Patofisiologi

Pemeriksaan
tatalaksana
Penunjang

Diagnosis Kerja Prognosis

Defferential
Kesimpulan
Diagnosis

Faktor risiko
1. ANAMNESIS
Tidak ada riwayat keguguran, HPHT sesuai usia
kehamilan 7 minggu.

2. Pemeriksaan Fisik

• TTV : TD 110/70, Nadi 92x/mnt, Napas 60x/mnt, suhu 36,8


• Abdomen tampak datar
• Nyeri tekan suprapubik & inguinalis kaan kiri
• Genital eksterna= rambut pubis merata
• Inspekulo servix uteri pink, permukaan licin
• OUE tertutup & tampak darah
• Fluor (-)
• Bimanual: Servix teraba posterior, OUE tertutup, permukaan licin,
Nyeri goyang servix (+), uterus tidak membesar, adnexa tidak teraba
massa, kuldesac menonjol
Pemeriksaan Penunjang

• Lab darah Hb, Ht


Hasil PP:
• Human Chorionic Gonadotropin (B-HcG)
• Kuretase • USG: uterus kosong, endometrium sedikit menebal 1cm,
•  mengetahui
Kuldosintesistampak apakah
komplex massa dankavum doglasi
adneksa kanan,ada
kiridarah
DBN,
cairan di kuldesac, nyeri saat manipulasi prope (+)
• USG  kantong gestasi berisi mudigah/janin hidup
• B-HcG = 2300  N: 1-5 ng/ml
• Laparaskopi  alat bantu
• Intrauterin diagnosis
gestational sac terakhir
• Kuldosintesis (+)
Epidemiologi
• Kehamilan ektopik masih menjadi penyebab kematian utama pada ibu hamil di
Kanada yaitu berkisar 4% dari 20 kematian ibu pertahun
• Angka kejadian kehamilan ektopik di Amerika Serikat meningkat dalam dekade
terakhir yaitu dari 4,5 per 1000 kehamilan pada tahun 1970 menjadi 19,7 per
1000 kehamilan pada tahun 1992.
• Angka kejadian kehamilan ektopik dari tahun ke tahun cenderung meningkat

Faktor Risiko

• Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya


• Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
• Kerusakan dari saluran tuba
• Faktor dalam lumen tuba  hipoplasia uteri, endosalpingitis: lumen tuba
menyempit/membentuk kantong buntu akibat perlengketan endosalping.
• Faktor pada dinding tuba endometriosis
• Faktor di luar dinding tuba perlengketan peritubal dengan ditorsi/lekukan tuba
dapat menghambat perjalanan telur, tumor yang menekan dinding tuba.
• Faktor lain: migrasi luar ovum, fertilisasi in vitro.
GEJALA KLINIS
Kehamilan ektopik belum terganggu:

• Amenorea atau gangguan haid


• Nausea
• Nyeri perut bawah yang tidak khas

Kehamilan Ektopik Terganggu

• Perdarahan banyak tiba-tiba


• KU nyeri perut bagian bawah terjadi tiba-tiba & disertai
perdarahan yang mnybabkan pingsan syok
• Tekanan darah menurun, nadi meningkat
• Ujung ekstremitas pucat, basah, dingin
• Perdarahan pervaginan
DD
Mola Hidatidosa Abortus Imminens

Insiden MH di Amerika Serikat 1:1000- Tanda: Perdarahan pervaginam, sementara


WD:
1500 persalinan, ostium uteri eksternum masih tertutup dan janin
beberapa kota Indonesia 1:51-141 masih baik intrauterine
kehamilan Kehamilan Ektopik
Kriteria diagnosis: terlambat haid atau
amenorea kurang dari 20 minggu, perdarahan
Terganggu
F.risk: umur (<20 dan >35 tahun), etnik
(mongoloid>kaukasus), genetic, gizi
(KET)
pervaginam (dapat pula disetai jaringan), nyeri
atau kram terutama di daerah supra simfisis,
(kekurangan protein) uterus membesar sebagaimana usia kehamilan,
GK: amenore dan perdarahan pervaginam serviks dijumpai tidak membuka dan tes
untuk keluhan utama, uterus lebih bear kehamilan hasilnya positif (+).
dari tuanya kehamilan, kadar hCG jauh PP: USG/doppler, kadar fibrinogen,tes
lebih tinggi (5.000.00IU/L), kista Lutein kehamilan
uni/bilateral) Terapi: istirahat baring, fenobarbital 3 x 30 mg
PP: USG dapat diberikan untuk menenangkan penderita
Prinsip terapi MH : harus segera
dikeluarkan
Penatalaksanaan

• Emergency
1. Penderita yang disangka KET harus dirawat inap di rumah sakit untuk
penanggulangannya
1. Bila ibu dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umumnya dengan pemberian
cairan secukupnya dan tranfusi darah
2. Setelah diagnosa jelas atau sangat disangka KET, dan keadaan umum baik
atau lumayan, segera lakukan laparotomi untuk menghilangkan sumber
perdarahan : dicari, diklem, dan dieksisi sebersih mungkin (salpingektomi),
kemudian diikat sebaik – baiknya
3. Sisa – sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya
penyembuhan lebih cepat
4. Berikan antibiotika yang cukup dan obat anti inflamasi.
• MEDIKAMENTOSA diserap
- Metotrexate c. Salpingektomi : reseksi tuba yang
mungkin dilakukan untuk kehamilan
• BEDAH ektopik ruptur dan tak ruptur
- Laparoskopi
- Bedah tuba
a. Salpingostomi : mengangkat kehamilan
kecil yang panjangnya biasanya kurang
dari 2cm
b. Salpingotomi (jarang) : kecuali bahwa
insisi ditutup dengan jahitan
menggunakan benang yang lambat

Pencegahan

mengobati salpingitis secara tepat


mengeluarkan hasil konsepsi secara lengkap pada abortus inkomplit, dan melakukan
peritonealisasi semua daerah pada pembedahan (untuk menghindari perlekatan)
Komplikasi

• Infeksi
• Sterilitas atau gagal reproduksi  30%-50% pasien yang menjalani operasi
pengangkatan tuba karena kehamilan ektopik
• Obstruksi dan fistula setelah hematoperitoneum, peritonitis

Prognosis

• Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan


diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Penderita mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali.
Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun.

• Hanya 60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat
hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka
kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0 – 14,6%.
Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%.
KESIMPULAN

Kehamilan ektopik merupakan keadaan emergensi yang menjadi penyebab kematian


maternal selama kehamilan trimester pertama. Pemeriksaan yang dapat dilakukan
untuk menunjang diagnosis adalah USG, bHCg, kuldosintesis, dan sebagainya.
Biasanya KET ini ditandai dengan adanya rasa nyeri pada perut bagian bawah secara
tiba-tiba yang dapat disertai perdarahan pervaginam, dan bisa juga disertai tanda-
tanda syok. Untuk terapi medikamentosa yang diberikan yaitu metotrexat. Bila
pertolongan pada KET terlambat, angka kematian dapat tinggi. Penderita mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai