Anda di halaman 1dari 25

MINI REFARAT

Oleh :
Husnul Khatimah
Fadhillah Islamyah P.Rusli

1
DEFENISI DAN ETIOLOGI
Dislokasi sendi adalah tergesernya
permukaan tulang yang membentuk
persendian terhadap tulang lain.
Penyebab  Cedera Olahraga, trauma yang
tidak berhubungan dengan olahraga,
terjatuh, patologis.

2
ANATOMI SENDI BAHU
LIGAMEN
1. Sendi glenohumeralis
Ligament yang memperkuat
antara lain:
 Ligamentum coraco humerale
 ligament coracoacromiale
 ligament glenohumerale

2. Sendi Sternoclaviculare
Ligament yang memperkuat
antara lain:
 ligamentum interclaviculare
 ligamentum costoclaviculare,
 ligamentum sterno claviculare

3. Sendi Acromioclaviculare
Ligament acromio claviculare
ligament coraco clavicuculare

4. Sendi Scapulothoracicus
PATOFISIOLOGI
Dislokasi biasanya disebabkan
oleh jatuh yang bertumpu pada
tangan dan bahu. Humerus
terdorong kedepan, merobek
kapsul atau menyebabkan tepi
glenoid teravulsi. Pada dislokasi
berulang, labrum dan kapsul
sering terlepas dari lingkar
anterior glenoid.
Dislokasi Bahu Anterior
Dislokasi preglenoid,
subcoracoid, subclaviculer.
Paling sering ditemukan jatuh
yang menyebabkan rotasi
eksternal bahu atau cedera
akut karena lengan dipaksa
berabduksi, dan ekstensi.
Kontur sendi bahu rata, caput
humerus bergeser ke depan
pada pemeriksaan radiologis.

6
Dislokasi Bahu Anterior
Manifestasi Klinis Komplikasi
•Khas : penderita biasanya •Rekuren : Hill-Sachs lesion
menyangga lengan yang
cedera pada bagian siku •Avulsi Tuberositas mayor
dengan menggunakan (banyak terjadi pada pasien
tangan sebelahnya. > 45 tahun).
•Lengan dalam posisi abduksi •Fraktur anterior glenoid lip
ringan •Kerusakan arteri aksilaris
•Kontur terlihat ‘squared off’ dan pleksus brakialis.
•Nyeri

7
Terapi
1. Isolated anterior dislocation : Manajemen lanjutan : analgesic IV,
Manipulasi dan reduksi (dengan BUKAN IM (tempatkan IV plug untuk
bermacam-macam teknik) antisipasi Manipulasi dan Reduksi ),
kemudian X ray yang diikuti
dibawah conscious sedation. Manipulasi dan reduksi dibawah
conscious sedation.
2. Dislokasi anterior dengan
fraktur tuberositas humerus Manipulasi dan Reduksi :
mayor atau minor : Manipulasi merupakan teknik traksi yang disukai
dan reduksi dibawah conscious untuk digunakan dari pada teknik
sedation. terdahulu seperti maneuver
Hippocratic/Kocher’s.
3. Dislokasi anterior dengan
fraktur proksimal shaft humeral
Manipulasi dan reduksi
dibawah general anestesi,
pertimbangkan ORIF

9
Teknik Cooper-Milch
◦ Dibawah conscious sedation,
tempatkan penderita pada posisi
supine dengan siku fleksi 90o.
◦ Luruskan siku dan dengan sangat
perlahan pindahkan lengan pada
posisi abduksi penuh yang ditahan
pada traksi lurus dimana seorang
asisten mengaplikasikan tekanan
yang lembut pada sisi medial dan
inferior dari humeral head.
◦ Adduksi lengan secara bertahap.
◦ Pasang collar dan cuff, kemudian
lakukan X ray post reduksi.
Teknik Stimson’s
◦ berikan analgesik IV dimana
penderita berbaring pada posisi
pronasi dengan lengan
tergantung di sebelah trolley
dengan beban seberat 2,5-5kg
terikat pada lengan tersebut.
◦ Perlahan setelah 5-30 menit,
lakukan relokasi bahu.
◦ Pasang collar dan cuff, periksa x
ray post reduksi.
Teknik Hipocrates
◦ Reposisi dilakukan dengan
menggunakan general anestesi.
◦ Lengan pasien ditarik kearah distal
punggung dengan sedikit abduksi,
sementara kaki penolong berada
diketiak pasien untuk mengungkit
kaput humerus kearah lateral dan
posterior.
◦ Setelah reposisi, bahu
dipertahankan dalam posisi
endorotasi dengan penyangga ke
dada selama paling sedikit 3
minggu
◦ Pasang collar dan cuff, periksa x-ray
post reduksi
Teknik kocher
◦ tahap 1 : dalam posisi siku fleksi
penolong menarik lengan atas
kearah distal.
◦ tahap 2 : dilakukan gerakan
ekserotasi dari sendi bahu
◦ tahap 3 : Melakukan gerakan
adduksi dan fleksi pada sendi bahu
◦ tahap 4 : Melakukan gerakan
endorotasi sendi bahu
Setelah ter-reposisi sendi bahu
difiksasi dengan dada, dengan verban
dan lengan bawah digantung dengan
sling (mitella ) selama 3 minggu
Teknik Countertraction
◦ Dibawah conscious sedation,
tempatkan pasien berbaring supine
dan tempatkan rolled sheet
dibawah aksila dari bahu yang
terkena.
◦ Abduksi lengan sampai 45o dan
aplikasikan sustained in line
traction sementara. Asisten
memasang traksi pada arah yang
berlawanan menggunakan rolled
sheet.
◦ Setelah relokasi, pasang collar dan
cuff, periksa X ray post reduksi.
◦ Penempatan : klinik ortopedik
setelah 3 hari.
Dislokasi Bahu Posterior

Biasanya trauma langsung


pada sendi bahu dalam
keadaan rotasi interna, serta
terjulur atau karena hantaman
pada bagian depan bahu, dan
dapat juga terkait dengan
kontraksi otot saat kejang atau
cedera akibat tersetrum listrik .

15
Dislokasi Bahu Posterior
Manifestasi Klinis Komplikasi
Lengan terletak berotasi kerusakan arteri
internal dan adduksi aksilaris dan nervus
Penderita merasakan nyeri, brachialis
dan terdapat penurunan
pergerakan dari bahu.

16
sangat mudah terjadi miss diagnosa dislokasi
bahu posterior pada bahu AP. Suspek
dislokasi posterior jika terdapat ‘light bulb
sign’ karena rotasi internal bahu dan terdapat
overlap antara head humerus dan glenoid
labrum pada foto bahu AP.
Terapi
1. Untuk isolated dislokasi 1. Dibawah kondisi IV conscious sedation,
posterior, coba Manipulasi dan pasang traksi pada lengan pada posisi
reduksi dibawah IV conscious abduksi 90o.
sedation. 2. Kadang countertraction dengan
seorang asisten menggunakan
2. Untuk dislokasi posterior rolledsheet dibawah aksilla perlu
dengan fraktur tuberositas, coba dilakukan.
Manipulasi dan reduksi dibawah
conscious sedation. 3. Secara perlahan lengan dirotasikan ke
eksternal.
3. Untuk dislokasi posterior dengan 4. Setelah relokasi dilakukan pada kasus
fraktur humeral shaft, MRS yang pertamakali terjadi pada seorang
untuk Manipulasi dan reduksi di dewasa muda, aplikasikan strapping
bawah general anestesi, bersama dengan collar dan cuff.
pertimbangkan ORIF. 5. Setelah relokasi pada lansia,
aplikasikan collar & cuff dan
pertimbangkan early mobilization.
Disposisi : Klinik ortopedi setelah 3 hari

18
Dislokasi Bahu Inferior
Pada luxatio erecta posisi lengan
atas dalam posisi abduksi, kepala
humerus terletak dibawah glenoid,
terjepit pada kapsul yang robek .
Karena robekan kapsul sendi lebih
kecil dibanding kepala humerus,
maka sangat susah kepala humerus
ditarik keluar, hal ini disebut
sebagai “efek lubang kancing” (
Button hole effect ). Pengobatan
dilakukan reposisi tertutup seperti
dislokasi anterior, jika gagal
dilakukan reposisi terbuka dengan
operasi.

19
Dislokasi Bahu Inferior
Manifestasi Klinis Terapi
prinsipnya sama dengan dislokasi
Abduksi lengan atas dengan yang lain:
posisi ‘hand over head’ Untuk dislokasi dengan atau tanpa
Hilangnya kontur bulat dari fraktur tuberosita, coba
Manipulasi dan reduksi dibawah IV
bahu. conscious sedation.
Komplikasi Untuk dislokasi dengan fraktur
humeral neck, coba Manipulasi
kerusakan arteri aksilaris dan reduksi dibawah General
dan nervus brachialis anestesi, pertimbangkan ORIF
Disposisi : kontrol ke poli
orthopedi setelah 3 hari

20
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah rontgen foto bahu
anteroposterior (AP) dan lateral, posisi Axial dan posisi ”Y” scapular
view. Selain itu juga dianjurkan melakukan pemeriksaan pandangan
oblik agar dapat dipastikan tidak terdapat dislokasi posterior.
Pemeriksaan pandangan oblik memang lebih sulit dilakukan namun
lebih mudah diintepretasi.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah timbulnya lesi pleksus brakialis
dan nervus aksilaris
Robekan arteri aksilaris juga dapat terjadi terutama pada orang tua
yang dilakukan reduksi dislokasi dengan tenaga yang berlebihan:
Kaku sendi yaitu Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.
Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi
Abduksi
Dislokasi rekurens
Kelemahan otot
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dislokasi sebagai berikut :
◦ Lakukan reposisi segera.
◦ Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat kejadian tanpa anestesi, misalnya :
(dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi jari pada fase syok), sislokasi bahu, siku
atau jari dapat direposisi dengan anestesi local; dan obat penenang misalnya
valium.
◦ Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi
jika dislokasi berat.
◦ Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga
sendi.
◦ Sendi kemudian diimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga
agar tetap dalam posisi stabil. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi
dilakukan mobilisasi halus 3-4x sehari yang berguna untuk mengembalikan
kisaran sendi
◦ Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Apabila tehnik Manipulasi dan reduksi tidak berhasil atau tidak
memungkinkan, maka dapat dipikirkan dilakukan operasi. Adapun indikasi
untuk dilakukan operasi adalah :
1. Dislokasi yang berkali – kali, terutama bila terdapat nyeri
2. Subluksasi berulang atau rasa takut terhadap dislokasi cukup ikut
mencegah keikutsertaan dalam aktifitas sehari – hari atau olahraga.
Operasi terdiri atas tiga jenis :
Operasi untuk memperbaiki labrum glenoid dan kapsul yang robek
(prosedur Bankart)
Operasi untuk memendekkan kapsul anterior dan subskapularis dengan
perbaikan tumpang – tindih (operasi Plutti – Platt)
Operasi untuk memperkuat kapsul anteroinferior dengan mengarahkan
tulang otot lain ke bagian depan sendi itu (misalnya operasi Bristow –
Helfet, 1958)
Prognosis
Tingkat kesembuhan pada kasus ini baik jika tidak timbul komplikasi

Anda mungkin juga menyukai