Anda di halaman 1dari 30

Anatomi dan Fisiologi

(Sistem Saraf Pusat)


Disusun oleh:
Arief Rachman Imami (P23138116009)
Dian Safitri (P23138116013)
Mochamad Rai Kaffi (P23138116026)

D4 Teknik Elektromedik
Sub Bahasan
 Pengertian Sistem Saraf
 Struktur Saraf
 Pengertian Sistem Saraf Pusat
 Penyakit Pada Sistem Saraf
 Alat Kesehatan Yang Berkaitan Dengan
Sistem Saraf Pusat
Sistem Syaraf

1. Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan
diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi,
iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem
saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan
sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam
bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta
memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
Struktur Saraf

2. Struktur Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut
dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot.
Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
2.1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa
juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron)
terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan
akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf
(neuron) beserta penjelasannya:
 Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

 Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma.

 Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan
sel saraf (neuron).

 Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih


panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf
meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah
akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
 Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung
lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier.

 Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan


makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
(akson).

 Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.


Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari
satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai
pada tujuan.

 Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf


satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis
terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf
pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung
dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel
saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai


fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh
atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan)
saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan
dendritnya panjang.

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai


fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf
(otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel
saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang
panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak


terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang.
Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan)
dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
2.2. Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi


nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia
diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit,
mikroglia, dan makroglia.
Sistem Saraf Pusat

3. Sistem Saraf Pusat

Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja


jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar,
otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang
belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak,
sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak
antara lain, yaitu:
1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel.
2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.
3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat
tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.

• Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang
tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang.
Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian
serebelum.
3.1. Otak Besar
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak
besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak
dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak
pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.

Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi
perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak
laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di
bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki masing-
masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung dengan berat
otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat
kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar saraf satu
dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.
3.2. Otak Kecil
Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi
utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi
rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan.
Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua
gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.
3.3. Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak
di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum
lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur
beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat
pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk
mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung
pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah,
volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
3.4. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang.
Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang
berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang
belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang
punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak
refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf
penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari
otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut
antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur
terpendek pada gerak refleks.
• Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) >
saraf sensorik > otak > saraf motorik > otot >
gerakan

• Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan)


> saraf sensorik > sumsum tulang belakang >
saraf motorik > otot > gerak refleks
Penyakit Pada Sistem Saraf

4. Penyakit Pada Sistem Saraf

Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan


yang mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan
kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum
tulang belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah
pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan,
mengingat, dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada otak dapat
menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.
Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir
dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan
sebagainya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya
menyerang otak. Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.
4.1. Encephalitis

Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan))


adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan
pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis adalah
peradangan otak dan sumsum tulang belakang,
dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan
“meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab
encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme
atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.
4.2. Stroke

Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran


darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak.
Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau
menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau
makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi,
diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama
penyebab stroke.
4.3. Alzheimer

Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf
di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas
pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan
ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir,
dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita
cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-
ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut,
penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap
fungsi tubuh.
4.4. Gegar Otak

Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif


ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran.
Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat
sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel
berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala,
pusing, dan mual.

4.5. Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak


dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel
saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran
beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku
aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya
berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan,
kebingungan, atau kekurangtanggapan.
4.6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan
tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa
mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan.
Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.

4.7. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang
disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan
oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

4.8. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang
berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak.
Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat
menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang
mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika
memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan
keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.
Alat Kesehatan Yang Berkaitan Dengan
Sistem Saraf Pusat

5. Prinsip Kerja dari EEG

Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG.


Elektroda EEG dapat diletakkan secara terpisah pada kulit kepala atau
dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan pada kepala
pasien.
Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit
kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda
yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam
dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif
pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga
atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut
monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana
tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala.
Berikut ini diperlihatkan blok diagram dari peralatan EEG.
Gambar 3. Elektroda EEG

Gambar 4. Blok Diagram Peralatan EEG


a. Amplifier

Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan karakteristik
noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah. Amplifier yang digunakan
harus bebas dari interferensi sinyal dari kabel listrik atau dari peralatan elektronik yang lain.
Noise sangat berbahaya di dalam kerja EEG karena gelombang elektroda yang dilekatkan
pada kulit kepala hanya beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk
meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal yang
lemah yang hanya beberapa mikrovolt. Rangkaian dalam sederhana dari amplifier EEG
diperlihatkan pada Gambar 3.

b. Kontrol Sensitivitas

Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier dikalikan
dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1 cm/V,
amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 μV sinyal untuk
memantulkan untuk menghasilkan nilai penguatan diatas.

Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai dua tipe
dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan untuk
menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan
dimaksudkan untuk meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh
sesuatu yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan amplifier
normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 μV dipantulkan pena diatas daerah
linearnya.
c. Filter

Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot


dalam kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher.
kerusakannya besar dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam
klinik dan interpretasi otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi
kerusakan otot adalah dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak
selalu berhasil. Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass
filter. Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya
ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset
untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan
waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan
0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter high- frekuensi.
Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300 Hz.

d. Sistem Penulisan

Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing


tipe direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60
Hz pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah
tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya.
Pada umumnya di dalamsistem direct-writing recorder, digunakan
galvanometer yang mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau stylus.
Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval meter. Sebuah
kumparan dari kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat
dengan ruang udara antara kutub suatu magnet permanen. Poros baja yang
dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga
kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros
digantikan oleh taut- band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan.
Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke
suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan
magnet timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet
permanen. Hal itu menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti
pada suatu motor listrik. Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di
dalam kumparan. Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang
mengalir melalui kumparan.

Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat mempunyai


suatu ujung yang menjadi kontak dengan suatu sensitif elektro, tekanan yang
sensitif atau panas kertas sensitif. Jika suatu penulisan lengan dari panjang
yang ditetapkan digunakan, sumbu koordinat akan menjadi kurva. Dalam
rangka mengkonversi kurva linier dari ujung penulisan ke dalam kurva gerak
lurus, berbagai mekanisme telah dipikirkan untuk mengubah panjang efektif
dari lengan penulisan sehingga bergerak ke tabel perekaman. Instrumen taut-
band lebih disukai dibandingkan dengan instrumen poros dan jewel karena
lebih menguntungkan untuk meningkatkan sensitivitas listrik, mengeliminasi
friksi, lebih baik pengulangannya dan meningkatkan daya tahannya.
e. Noise

Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam
kaitan dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan
dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua
frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sinyal.

f. Penggerak Kertas

Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak
kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa
kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60
mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah
ini.

g. Saluran

EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak
elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem
penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran, walaupun
8 atau 16 saluran lebih umum.
MEMBENTUK PETA DARI PIKIRAN
Aplikasi yang penting dari EEG multichannel adalah mendapatkan
lokasi dari fokus epileptic (titik kecil pada otak dimana aktivitas
abnormal berasal dan menyebarkan aktivitas abnormal itu ke bagian
lain dari otak) atau tumor, yang tidak dapat kelihatan dengan X-ray
atau CT-scan di kepala.

Gambar 5. EEG Multichannel


Setiap kertas horizontal ditempatkan sesuai dengan pasangan
elektroda pada kulit kepala pasien, membentuk kisi-kisi yang tetap
seperti pola. Dengan memberi tanda di channel mana gelombang
abnormal terjadi (biasanya ditandai dengan tanda merah), seorang
ahli neurologi dapat menduga pada bagian mana dari otak
keabnormalan itu berada. Hal ini sangat sulit dilakukan jika jumlah dari
channel yang abnormal itu besar atau kemungkinan perubahan itu
kompleks. Lokasi bidimensional yang tepat dari fokus epileptic atau
tumor sangat tidak mungkin untuk diketahui. Jadi, untuk mengatasi hal
tersebut digunakan komputer untuk menganalisa sinyal-sinyal EEG
PEMBACAAN HASIL
Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari
tujuan utama dari pemeriksaan EEG selain interpretasi yang benar. EEG
adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosa, selama kita dapat
memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik
justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa. Ada pepatah yang
mengatakan “Bad EEG is worse than no EEG at all”.

Gambar 6. Hasil Pemeriksaan EEG

Anda mungkin juga menyukai