Anda di halaman 1dari 49

Clinical Report Session

Mola Hidatidosa
Disusun Oleh:
R. AYU WULANDARI SEKARINI (ANNA)
12100118075

Preseptor:
dr. Dean Wahjudy S, SpOG (K)

SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran UNISBA
Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan Bandung
1 2019
Identitas Pasien
Suami Istri
• Nama : Tn K
▪ Nama : Ny. T
▪ Umur : 25 tahun
• Umur : 26 tahun
▪ Pendidikan : SMA
• Alamat: Majalaya
▪ Alamat : Majalaya
• Agama: Islam
▪ Agama : Islam
• Status: Menikah
▪ Status : Menikah
• Pekerjaan: Buruh ▪ Pekerjaan : IRT
▪ MRS : 01 Desember 2019

2
Anamnesis
• Keluhan utama: perdarahan dari jalan lahir
• Keluhan tambahan:

G2P0A1 merasa hamil 2 bulan, datang ke IGD


dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 3 hari
SMRS. Sebelum ke IGD, tadi malam pasien diperiksa di
klinik dan ditemukan perdarahan yang disertai
gelembung jaringan dari jalan lahir, kemudian dokter
merujuk pasien ke IGD RSUD Al-ihsan untuk di periksa
lebih lanjut.

3
Pasien mengatakan darah yang keluar
berwarna merah kecoklatan, tidak bergumpal,
pasien mengganti pembalut 1-2x per hari. Namun
sekarang perdarahannya sudah mulai berkurang.
Keluhan disertai dengan mual dan muntah.
Keluhan tersebut tidak disertai dengan mules dan
nyeri perut bagian bawah. Pasien menyangkal
adanya sakit kepala, nyeri ulu hati dan pandangan
buram. Pasien merasa lemas dan pusing yang
berputar.

4
Riwayat Penyakit
Sebelumnya
Pasien menyangkal memiliki riwayat
penyakit gondok atau tyroid, Tb, mioma,
kista sebelumnya.

5
Pasien tidak memiliki anak
sebelumnya
Riwayat
kehamilan
sebelumnya Pasien memiliki riwayat
keguguran pada minggu ke-4
dan dikuret 8 bulan yang lalu.

6
Riwayat obstetri
N JK Cara Usia tempat penolong BB Tahun H/M
o melahirkan kehamilan
1. Abortus minggu ke-4, kuret di RS.
2. Hamil ini

7
Menikah ke 1

Istri menikah usia 25th


Riwayat
pernikahan Suami menikah usia 26th

Lama menikah 1tahuh

8
Riwayat menstruasi

• Menarche: 13 tahun
• Siklus haid: teratur
• Lama haid: 6-7 hari perbulan
• Banyak: biasa ( 2-3x ganti pembalut)
• Tidak ada nyeri
• HPHT : 14 September 2019

9
KU: baik, tampak sakit sedang

Kesadaran: CM (GCS 15)

Tanda vital:
Pemeriksaan • TD: 110/70mmHg
fisik • N: 97x/m
• R: 20x/m
• S: 36.8oC

BB: 40 kg

TB: 150 cm
10
Pemeriksaan fisik

Kepala

Konjungtiva : anemis (-/-)

Sklera : ikterik (-/-)

Leher

KGB : tidak ada pembesaran

Tiroid : tidak ada pembesaran

Thorak

Inspeksi : bentuk dan pergerakan dada simetris

Paru-paru : VBS kiri=kanan, ronki (-), wheezing (-)

Jantung : BJ murni, S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

11
Abdomen

BU+ (N), NT (-)

Ekstremitas : tidak edema, CRT < 2 detik


• Status Obstetrik

Pemeriksaan Inspeksi : abdomen cembung, scar (-), striae gravidarum (+)

fisik Palpasi

TFU : 2 jari diatas pusat

LP : 85 cm

Pemeriksaan Dalam
• Pemeriksaan dalam tidak dilakukan

12
Mola Hidatidosa
DIAGNOSIS
BANDING
Abortus Inkomplit
• Pemeriksaan darah rutin (Hb, Leu, Tr, Ht)
Pemeriksaan •

Kadar beta HCG
Cek kadar T3-T4
penunjang • USG
• Pemeriksaan PA

14
USG

didapatkan gambaran
gelembung vesikel
(vesicular ultrasonic pattern)

15
Diagnosa
G2P0A1 gravida 8-9mgg dengan Mola hidatidosa komplit

16
Observasi KU,TTV

TATALAKSANA
Pro konsul dokter Sp.OG

17
FOLLOW UP
Tanggal Catatan Instruksi
01 Desember 2019 S : G2P0A1, merasa hamil 2 bulan, mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir P:
16.00 sejak 3 hari SMRS. Mual (+), muntah (+), Darah menggumpal (+) sedikit, - Obs TTV dan perdarahan
Nifas Mules – mules(+). Nyeri bila ditekan (+) - Cek Hb
- Cek b-HCG
O : KU = baik, CM - Cek T3, T4, TSH
TTV : TD = 120/80 mmHg, N = 95x - Infus asering
RR = 20 x, S = 36,6 C - R/ USG besok di poli
Kepala : Mata = CA -/-, SI -/-
Leher : KGB -, Thyroid -, JVP – - Advise dr Dean Sp.OG =
Cor : S 1 S 2 murni reguler, murmur (-), gallop(-) 1. Anjurkan biasakan nafas dalam jika tegang
Pulmo : VBS ka = ki, Rh -/-, Wh -/- 2. Berikan informasi yang adekuat dan jujur
Abdomen : Supel, datar, BU (+), NT (-) mengenai tindakan.
Ekstrimitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Sianosis (-)

A : Mola Hidatidosa komplit


FOLLOW UP

Tanggal Catatan Instruksi


02 Desember 2019 S : Pasien mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir (=), mulas”(-), nyeri perut (-), Hasil Lab:
10.00 mual (+), muntah (+), - b-HcG: 4,5jt IU/L
Nifas - Hb: 11,4
O : KU = baik, CM - T3: Normal, T4: meningkat, TSH:
TTV : TD = 120/80 mmHg, N = 81 x menurun.
RR = 20 x, S = 36,6 C - Hasil USG (mola hidatidosa Komplit)
Kepala : Mata = CA -/-, SI -/- P:
Leher : KGB -, Thyroid -, JVP – - R/ Vakum kuret besok pagi dan jaringan
Cor : S 1 S 2 murni reguler PA
Pulmo : VBS ka = ki, Rh -/-, Wh -/- - Pre-op ceftriaxone 2x500, cek HB (kalau
Abdomen : Supel, datar, BU (+), NT (-) kurang transfusi)
Ekstrimitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Sianosis (-)

A : Mola Hidatidosa komplit


FOLLOW UP

Tanggal Catatan Instruksi


03 Desember 2019 S : Pasien mengatakan nyeri daerah bekas kuret berkurang, perdarahan P:
10.00 masih ada sedikit, mules, mobilisasi (+) - Obs KU dam TTV
Nifas - Obs Perdarahan
O : KU = baik, CM - Anjurkan mobilisasi
TTV : TD = 100/60 mmHg, N = 88 x - Hasil B-HCG kuantitatif (menurun)
RR = 20 x, S = 36,5 C - Berikan terapi sesuai advise
Kepala : Mata = CA -/-, SI -/-
Leher : KGB -, Thyroid -, JVP –
Cor : S 1 S 2 murni reguler - Advise dr Dean Sp.OG =
Pulmo : VBS ka = ki, Rh -/-, Wh -/- 1. Besok Boleh Pulang jika hasil baik
Abdomen : Supel, datar, BU (+) dari dokter dan harus kontrol sesuai
Ekstrimitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Sianosis (-) jadwal

A : Post Evakuasi Vakum Kuret Mola Hidatidosa Komplit


FOLLOW UP

Tanggal Catatan Instruksi


03 Desember 2019 S : Pasien mengatakan nyeri daerah bekas kuret berkurang, perdarahan Hasil Lab:
11.00 masih ada sedikit, mules (-), mobilisasi (+) - Hasil B-HCG kuantitatif (menurun)
Nifas - Berikan terapi sesuai advise
O : KU = baik, CM
TTV : TD = 110/70 mmHg, N = 80 x - Advise dr Dean Sp.OG =
RR = 20 x, S = 36,4 C - Boleh pulang atas anjuran dokter
Kepala : Mata = CA -/-, SI -/- - Kontrol sesuai jadwal poli
Leher : KGB -, Thyroid -, JVP –
Cor : S 1 S 2 murni reguler
Pulmo : VBS ka = ki, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Supel, datar, BU (+)
Ekstrimitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Sianosis (-)

A : Post Evakuasi Vakum Kuret Mola Hidatidosa Komplit


• Quo ad vitam: ad bonam
Prognosis
• Quo ad sanationam: ad bonam
BASIC SCIENCE
Penyakit Trofoblas Gestasional
• Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) Adalah sekumpulan penyakit yang terkait dengan ili korialis, terutama
sel trofoblasnya, dan berasal dari suatu kehamilan.
• 15-20% kasus MH dapat berubah menjadi ganas, dikenal sebagai Gestational Trophoblastic Neoplasia (GTN)

• Dengan demikian, PTG terdiri dari:


Jinak : Mola Hidatidosa
Ganas :Gestational Trophoblastic Neoplasia :
Invasive moles = invasi myometrium, vili membengkak dan hyperplasia trophoblast. 15% metastasis ke paru-paru /
vagina
Choriocarcinoma = hyperplasia trofoblas abnormal dan anaplasia, tidak ada vili, perdarahan, nekrosis. Metastasis ke
tempat jauh (otak, paru-paru, hati)
Placental-Site Trophoblastic Tumors (PSTT) = sel-sel tumor menginvasi myometrium dengan invasi
vaskuler/limfatik, Tidak ada vili, sedikit perdarahan dan nekrosis. sangat jarang.
MOLA HIDATIDOSA
Definisi Epidemiologi
Mola Hidatidosa (MH) adalah kegagalan Insidensi MH di negara barat < asia dan
kehamilan normal yang disertai dengan di beberapa negara amerika latin.
proliferasi sel trofoblas yang berlebihan Di Indonesia, MH insidensinya tinggi,
dan degenerasi hidrofik, yang secara faktor resikonya banyak dan
klinis tapak sebagai gelembung- penyebarannya hampir merata.
gelembung mola
• Etiologi dari mola hidatidosa belum
diketahui secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang meningkatkan
MH, meliputi:
Usia : < 20 tahun dan > 35 tahun
Etnik : ras mongoloid daripada ras
Etiologi & kaukasus
Genetik : resiko meningkat pada
Faktor Resiko kaum perempuan yang mengalami
translokasi seimbang (balanced
translocation)
Gizi : kekurangan protein, asam
folat dan histidine (Reynold), B-
karoten.
Mola Hidatidosa
komplet (MHK)
KLASIFIKASI Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa
parsial (MHP)
Mola Hidatidosa Komplet (MHK)
DEFINISI

Merupakan kehamilan abnormal tanpa


embrio; seluruh vili korialis mengalami
degenerasi hidrofik, yang secara
makroskopis menyerupai buah anggur
Mola Hidatidosa Komplit (MHK)
ketika salah satu (atau bahkan dua)
sperma membuahi sel telur yang tidak
memiliki materi genetik. Bahkan jika
kromosom ayah dilipat gandakan untuk
menyusun 46 kromosom, materi genetik
yang ada terlalu sedikit. Biasanya sel
telur yang dibuahi mati pada saat itu juga.
Tetapi dalam kasus yang jarang sel
tersebut terimplantasipada uterus.Jika hal
itu terjadi, embrio tidak tumbuh, hanya
sel trofoblas yang tumbuh untuk mengisi
rahim dengan jaringan mola.
Teori Hertig Teori Park Teori Sitogenetika

Kematian embrio minggu 3- Abnormalitas jaringan hamil (n):


5  insufisiensi peredaran trofoblas dan fungsinya Unsur ayah 
darah cairan tertimbun  absorpsi cairan extraembrional
dalam jaringan vili  berlebih ke vili  Unsur ibu 
meningkat  proliferasi menekan pembuluh embrional
trofoblas, terbentuk kista- darah dan mematikan
kista kecil yang embrio Gangguan meiosis:
membesar gelembung Sperma haploid 23x
mola  0 X 46xx
Gambaran Klinis MHK
Keluhan Utama : amenorea, mual muntah (lebih hebat daripada kehamilan
biasa), perdarahan vaginam

Perubahan yang menyertai: uterus yang lebih besar dari lamanya amenorea

Kadar b-hCG : jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. Pada kehamilan biasa,
kadar b-hCG darah paling tinggi 100.000 mIU/mL, sedangkan pada MHK dapat
mencapai 5.000.000 mIU/ml.

Sering disertai kista lutein baik unilateral maupun bilateral, akibat rangsangan
kadar b-hCG yang tinggi
Penyulit
1. Preeklamsia – Terjadi lebih cepat daripada kehamilan
biasa. Pada kehamilan biasa, preeklamsia terjadi pada
trimester ketiga. Sedangkan preeklamsia pada MHK
sudah dapat terjadi pada kehamilan dibawah 24 minggu.
2. Tirotoksikosis – Akibat rangsangan kadar b-hCG yang
tinggi
3. Emboli paru-paru – Jarang terjadi tetapi dapat mematikan

Diagnosis MHK
1. Amenorea
2. Perdarahan pervaginam
3. Uterus lebih besar dari lamanya amenorea
4. Tidak ditemukan tanda-tanda pasti kehamila
seperti:balotemen, atau DJJ
5. Kadar b-hCG lebih tinggi daripada normal
6. Pada pemeriksaan USG, tampak gambaran vesikuler di
kavum uteri
Definisi
Mola Pada MHP, hanya sebagian vili korialis
yang mengalami degenerasi hidropik,
Hidatidosa sehingga unsur janin selalu ada.
Perkembangan jain akan bergantung
Parsial kepada luas plasenta yang mengalami
degenerasi, tetapi janin biasanya tidak
(MHP) dapat bertahan lama dan akan mati
dalam Rahim.
MHP terjadi karena satu ovum yang normal dibuahi
oleh 2 sperma; kemungkinan karakter sperma meliputi
2 haploid 23 X, satu haploid 23 X dan satu haploid Y,
atau dua haploid 23 Y. hasil konsepsinya dapat meliputi
69 XXX,69 XXY, atau 69 XYY, atau 69 XYY. Jadi, MHP
PATOGENESIS mempunyai satu haploid ibu dan dua haploid bapak,
sehingga disebut diandro Triploid. Komposisi unsur ibu
dan ayah yang tidak seimbang menyebabkan
pembentukan plasenta tidak wajar, yang merupakan
gabungan vili korialis yang normal dan yang mengalami
degenerasi hidropik. Biasanya kematian janin terjadi
sangat dini.
Manifestasi klinik MHP
Gambaran klinisnya tidak sejelas MHK.
Umumnya mempunyai gejala yang mirip
dengan missed abortion atau aborsi
inkomplit, perdarahan pervaginam
umumnya ireguler dan ukuran abdomen
lebih kecil dari usia kehamilan.
• Amenore dan perdarahan PEMERIKSAAN FISIK
MANIFESTASI pervaginam • Uterus lebih besar dari
• Keluhan gestosis seert usia kehamilan sesuai
hipereesis gravidarm yang • Konsistensi uterus lunak
berat • Tidak teraba bagian
MHP tegak oleh PA
- Degenerasi hidropik vili korialis • Uterus yang lebih besar dari janin
- Hyperplasia sinsitiotrofoblas usia kehamilan • Ada HT dan takikardi
Khas: • Terlihat gelembung mola • Inspekulo  keluar
- Crinkling / scalloping vili dan yang keluar dari uterus darah dari ostium uteri
inklusi trofoblas di stroma eksternum dapat
- Terdapat jaringan embrionik/janin • Tidak merasakan gerakan
janin disertai/tidak
gelembung mola
• USG : didapatkan gambaan gelembung vesikel
(vesicular ultrasonic pattern)
• Laboratorium kadar Β-hcg yang lebih tinggi dari
kehamilan biasa. Dimana pada kehamilan biasa
PEMERIKAAN kadar bhcg paling tinggi 100.000 IU/L sedangkan
PENUNJANG pada kasus mola hidatidosa bisa mencapai
5.000.000 IU/L

• Pemeriksaan patologi anatomi

• Bisa disertai peningkatn kadar free T4 dan


penurunan serum TSH.
• Tumor trofoblas gestasional
• Adapun perbedaan antara Mola Hidatidosa
dengan Tumor Trofoblas Gestational
bahwa berdasarkan manifestasi klinis
bahwa Tumr Gestational :
• Secara klinis : perdarahan tidak teratur,
batuk berdarah, benjolan kebiruan yang
DIAGNOSIS sering terdapat di vagina
BANDING • Adanya metastasis
• Kadar Bhcg meningkat kembali dalam
waktu 4 minggu pasca evakuasi atau 6
minggu pasca evakuasi mola >100 mIU/ml
atau 8 minggu pasca evakuasi >30 Miu/ml
• Histopatologi ditemukan adanya keganasan
1. Perbaiki keadaan umum :
 Lakukan transfuse darah untuk mengatasi syok
hipovolemik dan anemia
 Pengobatan gestosis (hyperemesis gravidarum dengan
antiemetic dan vitamin)
 Lakukan evakuasi dengan vakum kuretase
 Histerektomi dilakukan apabila usia diatas 35 tahun dan
jumlah anak cukup
2. Evakuasi
TERAPI • Vakum kuretase
• Bila gelembung sudah keluar
• Setelah keadaan umum diperbaiki segera lakukan vakum
kuretase dan untuk pemeriksaan PA dilakukan
pengambilan jaringan dengan kuret tajam
• Bila gelembung belum keluar
• Pasang luminaria, 12 jam kemudian lakukan vakum
kuretase tanpa pembiusan , untuk pengambilan jaringan PA
lakukan dengan kuret tajam
3. Terapi profilaksis
• Dapat dilakukan dengan du acara yaitu :
• Kemoterapi,
• Diberikan pada pasien dengan resiko tinggi yaitu
hasil PA curiga keganasan
• Usia pasien 35 thun atau lebih yang menolak
dilakukan histerektomi
• Obat yang diberikan adalah metrotrexate 20 mg
/hari IM selama 5 hari ditambah asam folat atau
aktinomisin D (ACTD) 1 vial (0,5 mg)/hari IV
selama 5 hari
• Histerektomi
• Dilakukan pada pasien dengan usia >35 tahun
dan sudah memiliki anak yang cukup
4. Pengawasan lanjut
• Bertujuan mengetahui sedini mungkin adanya arah keganasan
. lama [pengawasan dilakukan selama satu tahun , dimana
pasien dianjurkan tidak hamil terlebih dahulu dan
menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi yang
dianjurkan adalah KB pil/KB kondom dan kalender. Akhir
pengawasan yaitu ketika kadar Bhcg kembali normal atau
telah hail kembali.
• Adapun jadwal pengawasan yaitu :
• 3 bulan kesatu : dilakukan 2 mingu sekali
• 3 buln kedua : satu bulan sekali
• 6 bulan terakhir : 2 bulan sekali
• Dimana setiap kali pengawasan yaitu pemeriksaan bhcg, foto
thoraks pada bulan ke 6 dan ke 12
Dalam setiap kunjungan dilakukan pemeriksan ginekologis, β- hCG
serta rontgen toraks, bila perlu. Follow up dinyatakan selesai jika :
1. Setelah satu tahun pascaevakuasi mola, penderita tidak
mempunyai keluhan; kadar β-hCG < 5 mIU/ml
2. Ibu sudah kembali mengalami kehamilan yang normal
ALGORITMA
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
• perdarahan
• syok hipovolemik
• pre eklamsia / eklamsia
• tirototoksikosis
• infeksi
• emboli paru
• keganasan
PROGNOSIS
• - Mencapai normal 10-12 minggu pasca evakuasi.
• - 15-20% menjadi keganasan: mola invasive, kariokarsinoma,
placental site trophoblastic tumor, tumor tofroblas gestasional.

Quo ad vitam= ad bonam


Quo ad functionam= ad bonam
Quo ad sanationam= dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai