CRS Mola Kasus Anna
CRS Mola Kasus Anna
Mola Hidatidosa
Disusun Oleh:
R. AYU WULANDARI SEKARINI (ANNA)
12100118075
Preseptor:
dr. Dean Wahjudy S, SpOG (K)
2
Anamnesis
• Keluhan utama: perdarahan dari jalan lahir
• Keluhan tambahan:
3
Pasien mengatakan darah yang keluar
berwarna merah kecoklatan, tidak bergumpal,
pasien mengganti pembalut 1-2x per hari. Namun
sekarang perdarahannya sudah mulai berkurang.
Keluhan disertai dengan mual dan muntah.
Keluhan tersebut tidak disertai dengan mules dan
nyeri perut bagian bawah. Pasien menyangkal
adanya sakit kepala, nyeri ulu hati dan pandangan
buram. Pasien merasa lemas dan pusing yang
berputar.
4
Riwayat Penyakit
Sebelumnya
Pasien menyangkal memiliki riwayat
penyakit gondok atau tyroid, Tb, mioma,
kista sebelumnya.
5
Pasien tidak memiliki anak
sebelumnya
Riwayat
kehamilan
sebelumnya Pasien memiliki riwayat
keguguran pada minggu ke-4
dan dikuret 8 bulan yang lalu.
6
Riwayat obstetri
N JK Cara Usia tempat penolong BB Tahun H/M
o melahirkan kehamilan
1. Abortus minggu ke-4, kuret di RS.
2. Hamil ini
7
Menikah ke 1
8
Riwayat menstruasi
• Menarche: 13 tahun
• Siklus haid: teratur
• Lama haid: 6-7 hari perbulan
• Banyak: biasa ( 2-3x ganti pembalut)
• Tidak ada nyeri
• HPHT : 14 September 2019
9
KU: baik, tampak sakit sedang
Tanda vital:
Pemeriksaan • TD: 110/70mmHg
fisik • N: 97x/m
• R: 20x/m
• S: 36.8oC
BB: 40 kg
TB: 150 cm
10
Pemeriksaan fisik
Kepala
Leher
Thorak
11
Abdomen
fisik Palpasi
LP : 85 cm
Pemeriksaan Dalam
• Pemeriksaan dalam tidak dilakukan
12
Mola Hidatidosa
DIAGNOSIS
BANDING
Abortus Inkomplit
• Pemeriksaan darah rutin (Hb, Leu, Tr, Ht)
Pemeriksaan •
•
Kadar beta HCG
Cek kadar T3-T4
penunjang • USG
• Pemeriksaan PA
14
USG
didapatkan gambaran
gelembung vesikel
(vesicular ultrasonic pattern)
15
Diagnosa
G2P0A1 gravida 8-9mgg dengan Mola hidatidosa komplit
16
Observasi KU,TTV
TATALAKSANA
Pro konsul dokter Sp.OG
17
FOLLOW UP
Tanggal Catatan Instruksi
01 Desember 2019 S : G2P0A1, merasa hamil 2 bulan, mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir P:
16.00 sejak 3 hari SMRS. Mual (+), muntah (+), Darah menggumpal (+) sedikit, - Obs TTV dan perdarahan
Nifas Mules – mules(+). Nyeri bila ditekan (+) - Cek Hb
- Cek b-HCG
O : KU = baik, CM - Cek T3, T4, TSH
TTV : TD = 120/80 mmHg, N = 95x - Infus asering
RR = 20 x, S = 36,6 C - R/ USG besok di poli
Kepala : Mata = CA -/-, SI -/-
Leher : KGB -, Thyroid -, JVP – - Advise dr Dean Sp.OG =
Cor : S 1 S 2 murni reguler, murmur (-), gallop(-) 1. Anjurkan biasakan nafas dalam jika tegang
Pulmo : VBS ka = ki, Rh -/-, Wh -/- 2. Berikan informasi yang adekuat dan jujur
Abdomen : Supel, datar, BU (+), NT (-) mengenai tindakan.
Ekstrimitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Sianosis (-)
Perubahan yang menyertai: uterus yang lebih besar dari lamanya amenorea
Kadar b-hCG : jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. Pada kehamilan biasa,
kadar b-hCG darah paling tinggi 100.000 mIU/mL, sedangkan pada MHK dapat
mencapai 5.000.000 mIU/ml.
Sering disertai kista lutein baik unilateral maupun bilateral, akibat rangsangan
kadar b-hCG yang tinggi
Penyulit
1. Preeklamsia – Terjadi lebih cepat daripada kehamilan
biasa. Pada kehamilan biasa, preeklamsia terjadi pada
trimester ketiga. Sedangkan preeklamsia pada MHK
sudah dapat terjadi pada kehamilan dibawah 24 minggu.
2. Tirotoksikosis – Akibat rangsangan kadar b-hCG yang
tinggi
3. Emboli paru-paru – Jarang terjadi tetapi dapat mematikan
Diagnosis MHK
1. Amenorea
2. Perdarahan pervaginam
3. Uterus lebih besar dari lamanya amenorea
4. Tidak ditemukan tanda-tanda pasti kehamila
seperti:balotemen, atau DJJ
5. Kadar b-hCG lebih tinggi daripada normal
6. Pada pemeriksaan USG, tampak gambaran vesikuler di
kavum uteri
Definisi
Mola Pada MHP, hanya sebagian vili korialis
yang mengalami degenerasi hidropik,
Hidatidosa sehingga unsur janin selalu ada.
Perkembangan jain akan bergantung
Parsial kepada luas plasenta yang mengalami
degenerasi, tetapi janin biasanya tidak
(MHP) dapat bertahan lama dan akan mati
dalam Rahim.
MHP terjadi karena satu ovum yang normal dibuahi
oleh 2 sperma; kemungkinan karakter sperma meliputi
2 haploid 23 X, satu haploid 23 X dan satu haploid Y,
atau dua haploid 23 Y. hasil konsepsinya dapat meliputi
69 XXX,69 XXY, atau 69 XYY, atau 69 XYY. Jadi, MHP
PATOGENESIS mempunyai satu haploid ibu dan dua haploid bapak,
sehingga disebut diandro Triploid. Komposisi unsur ibu
dan ayah yang tidak seimbang menyebabkan
pembentukan plasenta tidak wajar, yang merupakan
gabungan vili korialis yang normal dan yang mengalami
degenerasi hidropik. Biasanya kematian janin terjadi
sangat dini.
Manifestasi klinik MHP
Gambaran klinisnya tidak sejelas MHK.
Umumnya mempunyai gejala yang mirip
dengan missed abortion atau aborsi
inkomplit, perdarahan pervaginam
umumnya ireguler dan ukuran abdomen
lebih kecil dari usia kehamilan.
• Amenore dan perdarahan PEMERIKSAAN FISIK
MANIFESTASI pervaginam • Uterus lebih besar dari
• Keluhan gestosis seert usia kehamilan sesuai
hipereesis gravidarm yang • Konsistensi uterus lunak
berat • Tidak teraba bagian
MHP tegak oleh PA
- Degenerasi hidropik vili korialis • Uterus yang lebih besar dari janin
- Hyperplasia sinsitiotrofoblas usia kehamilan • Ada HT dan takikardi
Khas: • Terlihat gelembung mola • Inspekulo keluar
- Crinkling / scalloping vili dan yang keluar dari uterus darah dari ostium uteri
inklusi trofoblas di stroma eksternum dapat
- Terdapat jaringan embrionik/janin • Tidak merasakan gerakan
janin disertai/tidak
gelembung mola
• USG : didapatkan gambaan gelembung vesikel
(vesicular ultrasonic pattern)
• Laboratorium kadar Β-hcg yang lebih tinggi dari
kehamilan biasa. Dimana pada kehamilan biasa
PEMERIKAAN kadar bhcg paling tinggi 100.000 IU/L sedangkan
PENUNJANG pada kasus mola hidatidosa bisa mencapai
5.000.000 IU/L