autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama • Prevalensi AR berkisar 0,3-5% Faktor resiko Jenis kelamin, >> perempuan
Ada riwayat keluarga yang menderita
AR
Umur lebih tua
Paparan salisilat dan merokok
Agen infeksi yang diduga sebagai penyebab Artritis reumatoid • Mycoplasma • Parvovirus B19 Infeksi sinovial langsung • Retrovirus • Enteric bacteria • Mycobacteria • Epstein-Barr virus • Bacterial cell walls Manifestasi klinis • Manifestasi klinis klasik AR adalah poliartritis simetrik yang terutama mengenai sendi-sendi kecil pada tangan dan kaki • Selain lapisan sinovial sendi, AR juga bisa mengenai organ-organ di luar persendian seperti kulit, jantung, paru, dan mata • Gejala khas AR: kaku sendi pada waktu bangun pagi, artritis simetris, terutama interfalanks proksimal jari tangan • Pada fase lanjut: bisa menyerang sendi kaki, sendi bahu dan vertebrae • Manifestasi ekstra artrikuler seperti nodul, rematoid, vaskulitis dan menyerang organ vital (misalnya nefritis) • ± 2/3 penderita AR, awitan terjadi perlahan, beberapa minggu s/d bulan • >> diikuti kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung Awitan (onset) selama 1 jam atau lebih • Beberapa penderita juga mempunyai gejala konstitusional: kelemahan, kelelahan, anoreksia dan demam ringan
• Nyeri dan kaku pada banyak sendi
• Sendi yang terkena: persendian tangan, kaki, vertebrae servikalis. Manifestasi Sendi yang terlibat simetris artrikular • Sinovitis erosi permukaan sendi deformitas • Ankilosis tulang bisa terjadi pada beberapa sendi, khususnya pada pergelangan tangan dan kaki
• Pada umumnya didapatkan pada penderita yang mempunyai
titer faktor reumatoid (RF) serum tinggi Manifestasi • Nodul reumatoid umumnya ditemukan pada daerah ulna, olekranon, jari tangan, tendon achiles/bursa olekranon. Nodul ekstraartikular hanya ditemukan pada penderita AR dengan faktor reumatoid positif • Vaskulitis << dijumpai Pemeriksaan penunjang • Tidak ada tes diagnostik tunggal yang definitif untuk konfirmasi diagnosis AR • The American Collage of Reumatology Subcommittee on Rheumatoid Arthritis (ACRSRA) merekomendasikan pemeriksaan laboratorium dasar untuk evaluasi, antara lain: DL, faktor reumatoid, LED atau C-reactive protein. Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal juga direkomendasikan karena akan membantu pemilihan terapi Diagnosis • Saat ini diagnosis AR di Indonesia mengacu pada kriteria diagnosis menurut American Collage of Reumatology Subcommittee on Rheumatoid Arthritis 2010. Diagnosis AR ditegakkan bila pasien memiliki skor 6 atau lebih • Klasifikasi ini ditujukan untuk klasifikasi pasien yang baru. • Pasien dengan gambaran erosi sendi yang khas AR dengan riwayat penyakkit yang cocok untuk kriteria sebelumnya diklasifikasikan sebagai AR. • Pasien dengan penyakit yang lama termasuk yang penyakit tidak aktif (dengan atau tanpa pengobatan) yang berdasarkan data-data sebelumnya didiagnosis AR, hendaknya tetap diklasifikasian sebagai AR. skor A Keterlibatan sendi 1 sendi besar 0 2-10 sendi besar 1 1-3 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi 2 besar) 4-10 sendi kecil (dengan atau tanpa keterlibatan sendi 3 besar) Lebih dari 10 sendi (minimal 1 sendi kecil) 5 B Serologi (minimal 1 hasil lab diperlukan untuk klasifikasi) RF dan ACPA negatif 0 RF atau ACPA positif rendah 2 RF atau ACPA positif tinggi 3 C Reaktan fase akut (minimal 1 hasil lab diperlukan untuk klasifikasi) LED dan CRP normal 0 LED atau CRP abnormal 1 D Lamanya sakit < 6 minggu 0 6 minggu atau lebih 1 Terapi
Nonfar- • edukasi • fisioterapi makologi
• Analgesik paracetamol 3x500-1000mg, analgesik lain
• NSAID selektif COX-2 mengurangi ES lambung. Untuk mengurangi Farmako efek NSAID non selektif diberikan bersama H2 bloker, PPI • DMARDs (Disease modifying anti-rheumatic drugs) terapi kausal yang -logi dapat meningkatkan remisi, memperlambat erosi, memperbaiki fungsi dan mencegah deformitas sendi