Anda di halaman 1dari 22

SIROSIS HEPATIS

Lisa Aprilia
201810401011063
Definisi

Sirosis hepatis Tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang ditandai oleh
distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif.

pembentukan hubungan vaskular intrahepatik antara pembuluh darah hati aferen


(vena porta dan arteri hepatika) dan eferen (vena hepatika)

Nurdjanah, siti, et al. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Epidemiologi
– Prevalensi sirosis hepatis di amerika  0,15%
dengan penyebab sebagian besar akibat penyakit
hati alkoholik dan infeksi virus hepatitis kronis

– Menurut laporan rumah sakit umum pemerintah


di Indonesia  prevalensi sirosis hepatis adalah
3,5% dengan perbandingan prevalensi sirosis
pada pria : wanita adalah 2,1 : 1 dan usia rerata
44 tahun
ETIOLOGI

– Penyakit hati alkoholik – Hemokromatosis sekunder


– Hepatitis C kronis – Penyakit wilson
– Hepatitis B kronis – Defisiensi Alpha 1-antytrypsin
– Steato hepatitis non alkoholik – Sirosis kardiak
(NASIROSIS HEPATIS) – Galaktosemia
– Sirosis bile primer – Fibrosis kistik
– Kolangitis sklerosing primer – Hepatotoksik akibat obat/toksin
– Hepatitis autoimun – Infeksi parasit tertentu
(Schistomiosis)
Nurdjanah, siti, et al. 2015. Sirosis Hati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Patogenesis

Sirosis Hepatis

Hipertensi portal &


Cidera Kronik reversibel
penurunan fungsi
parenkim hati
hepatoselular

Mengubah Sel penghasil utama


pertukaran aliran Perubahan bentuk dan matrix extracelullar
vena porta dengan memicu kapilarisasi setelah terjadi cidera
hepatosit Aktivasi sel
pembuluh darah stellate hati hati
PATOGENESIS
Manifestasi Klinis

o Stadium Kompensata : Asimptomatik


o Stadium Dekompensata :
- Keluhan : kulit berwarna kuning (ikterus), mudah lelah, lemah, anoreksi, gatal,
mual, berat badan menurun, nyeri perut, mudah berdarah (akibat penurunan
produksi faktor-faktor pembeku darah), berak hitam seperti petis dan atau
muntah darah
- Sebagian besar penderita yang datang ke klinik biasanya sudah dalam stadium
dekompesata, disertai adanya komplikasi seperti perdarahan varises, peritonitis
bakterial spontan, atau ensefalopati hepatis

Kusumobroto, Hernomo O., 2015, Sirosis Hati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Airlangga RS Pendidikan Dr. Soetomo.
Pemeriksaan Fisik
Kegagalan Fungsi Hepar Hipertensi portal

– Anemia – Varises oesophagus dan lambung


 hematemesis dan melena
– Ikterus
– Splenomegali
– Asites
– Perubahan sum-sum tulang
– Spider nevi
– Caput medusa
– Eritema palmaris
– Asites
– Ginekomasti
– Collateral veinhemorrhoid
– Atrofi testis – Kelainan sel darah tepi (anemia,
– Gangguan menstruasi leukopeni dan trombositopeni)

– Faal hemostatis memanjang – Murmur cruveilhier-Baungarten


Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil
Aminotransferase: LT dan AST Normal atau sedikit meningkat
Alkali fosfatase/ALP Sedikit meningkat
Gamma-glutamil transferase: GT Korelasi dengan ALP, spesifik khas akibat alkohol sangat
meningkat
Bilirubin Meningkat pada SH lanjut
Albumin Menurun pada SH lanjut
Globulin Meningkat terutama IgG
Waktu protrombin Meningkat/penurunan produksi faktor V/VII dari hati
Natrium darah Menurun akibat peningkatan ADH dan Aldosteron
Trombosit Menurun (hipersplenism)
Lekosit dan neutrofil Menurun (hipersplenism)
Anemia Makrositik, normositik, dan mikrositik
Diagnosis
– Anamnesis:
– Perlu ditanyakan pemakaian alkohol jangka panjang, penggunaan narkotik dalam bentuk suntikan, juga
adanya penyakit hati menahun. Pasien dengan hepatitis virus B atau C mempunyai kemungkinan tertinggi
untuk mengidap sirosis
– Pemeriksaan Fisik
– Hepatomegali dan atau splenomegali. Pada palpasi, hati teraba lebih keras dan berbentuk lebih tak teratur
dari pada hati normal
– Spider naevi  teruta pada pasien dengan sirosis alkoholik. Ditemukan di kulit dada
– Ikterus
– Eritema palmaris
– Asites atau edema
– Pemeriksaan Laboratorium
– Pemeriksaan Radiologi
– Pemeriksaan Esofagoskopi
Diagnosis

– Pemeriksaan USG
Tatalaksana

Mencegah kerusakan lebih lanjut

Mengobati komplikasi sirosis


PRINSIP
Mencegah terjadinya kanker hati, atau
deteksi sedini mungkin

Transplantasi hati
1. Mencegah kerusakan lebih lanjut

• Istirahat dan membatasi aktivitas fisik


• Konsumsi diit yang seimbang dan multivitamin setiap
hari
• Hindari obat-obat yang merusak hepar (NSAID),
termasuk alcohol
• Eradikasi virus hepatitis B dan C dengan menggunakan
obat antiviral
2. Mengobati komplikasi sirosis

Asites dan Edema

Perdarahan Varises
Penatalaksanaan

 Sirosis Hepatis Kompensata


Bertujuan untuk mengurangi progresi kerusakan hati. Terapi pasien ditujukan untuk
menghilangkan etiologi, diantaranya:
– Alkohol dan bahan toksik  dihentikan penggunaannya.
– Hepatitis autoimun  steroid atau imunosupresif.
– Pada penyakit hati non alkoholik  menurunkan berat badan akan mencegah terjadinya sirosis.
– Pada hepatitis B, IFN alfa dan lamivudin (analog nukleosida) merupakan terapi utama. Lamivudin
sebagai terapi lini pertama diberikan 100 mg secara oral setiap hari selama 1 tahun.
– Pada hepatitis C kronik, kombinasi interferon dengan ribavirin merupakan terapi standar. Interferon
diberikan secara suntikan 5 MIU 3 kali seminggu dan dikombinasi dengan ribavirin 800-1000 mg/
hari selama 6 bulan.
Penatalaksanaan

 Sirosis Hepatis Dekompensata


– Asites: Tirah baring, diet rendah garam, 5,2 gr atau 90 mmol/ hari, diuretik, awalnya dengan
pemberian spironolakton dengan dosis 100-200 mg 1x/hari.
– Ensefalopati hepatik : Laktulosa membantu pasien untuk mengeluarkan amonia.
– Varises esophagus : Dapat diberikan obat beta blocker (propranolol atau nadolol), Ocreotide dan
somatostatin, terapetik endoskopi (skleroterapi maupun ligasi endoskopi), transjugular intrahepatic
partosystemic shunt (TIPS)
– Peritonitis bakterial spontan : Diberikan antibiotika seperti sefotaksim 2-3 x 2 gram iv selama 5
hari. Antibiotik lain: ceftriaxone, amoxicillin-clavulanic, dan fluoroquinolones
– Sindrom hepatorenal : ada beberapa cara pengobatan yang bisa dicoba dengan hasil sangat
bervariasi: infus albumin + vasopresor (ocreotide iv/sc), MARS (molecular Adsorbent Recirculating
system), TIPS dan transplantasi hati
Prognosis

Anda mungkin juga menyukai