Anda di halaman 1dari 49

HIV / AIDS

Misteri AIDS

Semua Orang Bisa Terkena AIDS


Belum Ada Vaksin Pencegahannya
Belum Ada Obatnya
Penyebaranya Sangat Cepat

Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah


pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS
lebih meluas
Apa itu AIDS
Acquired
Immune
D eficiency
S yndrome
Kumpulan gejala yang disebabkan Menurunnya
sistem kekebalan tubuh
Apa penjebab AIDS

H uman
Immunodeficiency
Virus
HIV/AIDS
 Merupakan kumpulan gejala yang merusak
kekebalan tubuh manusia
 Perkembangannya sangat cepat sekali
terutama di negara berkembang
 Melakukan tes HIV merupakan satu-satunya
cara untuk mengetahuinya
 Tidak gejala yang khas untuk mengetahuinya
Perkembangan AIDS di Indonesia

 Pertama kali kasus ditemukan tahun 1987


 Perkembangan tajam mulai tahun 1993
 Jumlah kasus sampai bulan Juni 2003
mencapai 3647 kasus
 60% kasus adalah usia produktif bangsa
Perkembangan AIDS tahun 2002

Setiap hari kasus bertambah kira-kira 8.500 kasus


Bayi yang lahir dengan HIV + lebih dari 400.000 bayi
Untuk orang dewasa bertambah kira-kira 7.000 kasus
tiap hari
Sampai akhir tahun ada 28,7 juta kasus
Grafik Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Provinsi
Grafik Persentase Jumlah Kasus HIV-AIDS Berdasarkan Kelompok Umur
Penularan HIV
HIV Dalam jumlah yang bisa menularkan ada di
 CAIRAN SPERMA
 CAIRAN VAGINA
 DARAH

Kegiatan yang menularkan:


 Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang
yang terinfeksi HIV
 Transfusi darah yang tercemar HIV
 Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-
sama dengan penderita HIV dan tidak disterilkan
 Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak
yang di kandungnya
Fase dan gejala AIDS
Fase 1 (0 – 5 Tahun terinfeksi)
Tanpa Gejala (asimtomatik)

FASE II (5-7 TAHUN TEINFEKSI)


Muncul Gejala Minor:
Hilang selera makan, tubuh lemah, keringat berlebihan
di malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening,
diare terus menerus, flu tidak sembuh-sembuh
FASE III (7 TAHUN ATAU LEBIH)
Masuk penyakit AIDS:
Kekebalan tubuh sudah sangat sedikit dan muncul
infeksi oportunistik: TBC, Radang Paru, Gangguan
Syaraf, Kaposi Sarkoma (kanker Kulit)
AIDS tidak menular lewat
 Bersentuhan, senggolan, salaman, berpelukan,
berciuman dengan penderita AIDS
 Mengunakan peralatan makan bersama-sama
dengan penderita AIDS
 Gigitan nyamuk
 Terkena keringat, air mata, ludah penderita
AIDS
 Berenang bersama-sama dengan penderita
AIDS
Mengurangi Resiko Penularan

 Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual:


tidak melakukan hubungan seks sama sekali
 Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual:
melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra
seks, menggunakan kondom, segera mengobati
PMS kalau ada
 Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV
 Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan:
jarum suntik, tindik, tatto dll
 Ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan
lagi untuk hamil
Apa yang bisa kita lakukan
 Menerapkan informasi pada diri sendiri
 Berperilaku bertanggung jawab
 Menyebarkan informasi tentang AIDS
kepada orang lain
 Mendukung kegiatan pencegahan AIDS
di lingkungannya

Kita bisa kena AIDS tapi kita bisa mencegahnya


Mitos
 Melakukan tes HIV merupakan vonis mati
 Tidak ada yang bisa dilakukan bila positif HIV
termasuk dalam pengobatan
 Tidak perlu karena selama ini tidak ada gejala
sakit
 Kerahasiaan tes HIV pasti bocor ke orang lain
Manfaat Secara Umum
 Untuk mengetahui perkembangan kasus
HIV/AIDS
 Menyakinkan bahwa darah untuk transfusi
dan organ untuk transplantasi tidak
terinfeksi HIV
 Untuk mengetahui apakah seseorang
terinfeksi HIV atau tidak
Jenis Pelayanan
 Skrining tes
 Transfusi darah
 Transplantasi organ
 Tes untuk diagnosis (tes sukarela)
 Seseorang yang ingin mengetahui status HIV-nya
 Surveilence
 Penelitian
Jenis Tes
 Mendeteksi antibodi
 Antibodi HIV diproduksi begitu menginfeksi oleh
tubuh
 Tes Elisa, tes sederhana/cepat dan tes konfirmasi
 Mendeteksi virusnya
 NAT dan PCR
Prinsip
 Sukarela
 Tidak boleh ada tekanan oleh sebab apapun
 Rahasia
 Hasilnya hanya diketahui oleh yang tes dan
konselor
 Keputusan di tangan klien
 Semua keputusan baik sebelum dan sesudah tes
merupakan keputusan klien
Program yang
Menyertai
 Konseling sebelum dan setelah
 Informed consent (persetujuan)
 Kerahasiaan
 Supervisi dan kontrol kualitas tes
 Kegiatan untuk perawatan dan pendukung
untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS)
Tes Skrining
 Mengurangi risiko transfusi darah yang
terinfeksi, dengan:
 Mengurangi jumlah darah donor dan produk
darah yang terinfeksi
 Melakukan skrining seluruh darah donor
 Mengurangi jumlah transfusi darah dan
produknya yang tidak perlu
Tes Skrining
 Informasi kepada pendonor, dengan jalan:
 Memberikan informasi sebelum donor (faktor
risiko penularan, pengetahuan HIV dan penyakit
keturunan, perlakuan terhadap darah dan
persoalan individu)
 Memberikan informasi dan konseling setelah
donor
 Merujuk untuk melakukan tes sukarela
Tes Sukarela
Keuntungan
 Meningkatkan kesehatan dan pengobatan
 Merupakan titik awal untuk memperoleh pencegahan
dan pengobatan infksi opportunistik
 Membuat keputusan yang tepat
 Merupakan awal dimana dapat membuat keputusan
yang berguna di masa depan
Tes Sukarela
Keuntungan
 Mendukung kegiatan dan emosi
 Dapat memperoleh dukungan dari konselor, keluarga
dan sesama ODHA
 Mencegah penularan HIV
 Dapat mencegah penularan ke pasangan
 Hidup secara positif
 Dapat merencanakan hidup lebih positif dengan
membantu orang lain
Tes Sukarela
Kerugian
 Penolakan hasil tes
 Perlunya konseling setelah tes
 Masih ada stigma, penolakan dan
diskriminasi dari masyarakat
 Perlunya kampanye mengenai HIV/AIDS dan
pendidikan untuk media massa
 Pelanggaran HAM

ODHA perempuan merupakan kelompok yang rentan terhadap


stigma, penolakan dan diskriminasi dari masyarakat
Tes Paksa
Kerugian
 Sebelum masuk kerja
 Tidak efektif
 Muncul diskriminasi
 Mahal dan tidak berguna
 Sebelum menikah
 Tidak membantu pasangan karena dikaitkan dengan
hukum (dicegah/dilarang menikah)
Surveilence
 Gunanya
 Untuk mengetahui perkembangan
prevalensi/insidensi di suatu daerah
 Membuat lebih fokus program pencegahan
 Prinsipnya anonymous/unlinked (tidak ada
indentitas)
 Hanya mengetahui jumlah HIV positif dan
negatif
HIV dan AIDS...
 HIV: Human Immunodeficiency Virus,
adalah virus menyerang dan bertahap
merusak sistem immunitas badan dan
berkembang menjadi AIDS.

 AIDS: Acquired Immune Deficiency


Syndrome adalah sekumpulan tanda
atau gejala berat dan kompleks yang
disebabkan oleh penurunan respon
immunitas tubuh.

 “HIV tidak sama dengan AIDS”


HIV??
HIV ini menyerang sel darah putih dalam tubuh
sehingga jumlah sel darah putih semakin
berkurang dan menyebabkan sistem kekebalan
tubuh menjadi lemah.
Tahapan infeksi HIV

 Tahap Serokonversi : infeksi awal, belum ada


antibodi
 Tahap Asimtomatik : belum ada gejala yang
dirasakan
 Tahap Simtomatik : Mulai merasakan gejala :
Infeksi Oportunistik
 Tahap AIDS
Berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai
berikut

 Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan


tidak dikategorikan sebagai AIDS.
 Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan
infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak
sembuh- sembuh)
 Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya
yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang
parah, dan TBC paru-paru)
 Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis
pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan
(trachea), batang saluran paru-paru (bronchi), dan Sarkoma
Kaposi). Semua penyakit ini merupakan indikator dari AIDS.
Perjalanan Infeksi HIV dan
Komplikasi Umum
1000
900
800
CD4
700
600
CD4

500
400 ‘Viral Load’
300
Infeksi Opportunistik
200
100
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan Tahun setelah infeksi HIV
Prinsip penularan HIV

Prinsip Three Ones

 Ada orang yang positif HIV

 Ada kegiatan yang memungkinkan terjadinya


pertukaran cairan tubuh

 Ada orang yang belum terinfeksi atau orang yang


juga sudah terinfeksi HIV
Bagaimana HIV ditularkan?

 Kegiatan Seksual tertentu

 Kontak Darah

 Kehamilan, kelahiran dan pemberian air susu


ibu
Faktor terkait dengan
penularan secara seksual
 Ada atau tidaknya infeksi alat kelamin
 Jenis aktivitas seks
 Risiko aktivitas seks yang memungkinkan
terjadi perlukaan atau pendarahan
 Ada atau tidaknya darah
 Faktor lain
Faktor terkait dengan
penularan melalui kontak
 Penggunaan kembali jarum suntik dan
darah
tabungnya
 Penggunaan bersama perlengkapan
menyuntik seperti : air, sendok dan filter
 Darah atau produk darah yang terinfeksi
 Perlengkapan bedah
Faktor terkait dengan
penularan dari Ibu ke Anak
 Jumlah virus dari Ibu yang positif
 Tahapan HIV dari Ibu yang
bersangkutan
 Pemberian ASI
 Kelahiran melalui vagina
Status HIV

Satu-satunya cara untuk mengetahui status


HIV adalah melalui tes darah yang jenisnya
antara lain :

 Rapid test
 Elisa
 Western Blood
HIV dapat dicegah melalui

 Menggunakan kondom untuk seks yang


penetratif
 Tidak berbagi jarum suntik dan perlengkapan
menyuntik
 Perawatan HIV bagi ibu yang positif,
mengganti ASI dengan susu formula jika
memungkinkan.
 Menapis darah dan produk darah
HIV/AIDS
DI INDONESIA
HIV sudah cukup tinggi!
Beda Cara Penularan, Beda Tren?
Tidak boleh dilupakan…
Jumlah Kasus AIDS di Indonesia 10
Tahun Terakhir Berdasarkan Tahun Pelaporan
sd 31 Desember 2005
6000
5321
5000

4000

3000 2682 2638

2000 1487
1171 1195
1000 607 826
154 198 258 352 345 316
44 255 219
42 60 94
0
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

AIDS Kumulatif

Sumber : Lap P2PL sd 31 Desember 2005


Persentase Kumulatif Kasus AIDS di
Indonesia Berdasarkan Cara
Penularan

60
48.9
50
39.4
Persentase

40

30

20

10 4.8 5.5
0.1 1.2
0
Homosex Heterosex IDU Transfusi Perinatal Unknown

Faktor Risiko

Sumber : Lap P2PL sd 31 Desember 2005


Dinamika penularan HIV?
Populasi Rawan Tertular HIV
(Hasil Estimasi tahun 2004)
Kesimpulan

 Tingkat penularan HIV terus meningkat pada


masyarakat yang terpantau
 Perilaku penularan HIV tidak berkurang secara
bermakna sehingga mempengaruhi epidemi
 Sudah terasa peningkatan kebutuhan upaya
dukungan dan pengobatan bagi ODHA yang
membutuhkannya
Kesimpulan

 Upaya Pengendalian Penyakit Menular Seksual adalah


upaya promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif.
 Upaya pengendalian HIV-AIDS adalah Program
Pencegahan Transmisi Melalui Jarum dan Alat Suntik,
Program Pencegahan Transmisi Seksual, seta Program
Perawatan, Dukungan dan Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai