Anda di halaman 1dari 28

Milda Hastuty, SST, M.

Kes
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
SETELAH MEMPELAJARI MATERI INI,
PESERTA MAMPU MENGENAL MASALAH
STIGMA, LEGAL DAN ETIK DALAM TATA
LAKSANA KEPERAWATAN HIV / AIDS
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
SETELAH MEMPELAJARI MATERI INI, PESERTA
MAMPU MENJELASKAN :
1. Stigma , Diskriminasi dan HIV/AIDS
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Stigma
3. Efek stigma
4. Etik, asas etik dan prinsip etik
5. Perilaku profesional dalam pemberian askep
ODHA
6. Tatalaksana penurunan stress dan burnout
dalam pemberian askep ODHA
ODHA

BIO PSIKO SOSIAL


Stigma
Infeksi Proses
&
oportunistik penerimaan
diskriminasi
1. STIGMA , DISKRIMINASI DAN HIV/AIDS
Pendahuluan :
• Stigma ádalah suatu ancaman, sifat atau karakteristik bahwa
masyarakat menerima ketidaknyamanan yang sangat tinggi.
Mendapat ancaman membuat seseorang menerima
stigmatisasi. (Goffman, 1963)
• Stigmatisasi ádalah tindakan memvonis seseorang sebagai
buruk moral.
• Kasus HIV & AIDS terus meningkat, dalam waktu 6 tahun
jumlah meningkat 6 kali lipat, dari 4.159 di thn 2003, menjadi
26.632 di thn 2009
• Estimasi angka ODHA Indonesia di thn. 2014 sekitar 541,700
orang (KemKes, 2008).
• Stigma pada ODHA menjadi faktor penentu yang
mempercepat penyebaran HIV.
* Suatu proses yang dinamis dari devaluasi
“pencemaran atau kehilangan kepercayaan”
seseorang dimata orang lain

* Stigma pada ODHA terjadi dalam berbagai


aspek yang dapat menjadikan dan
memperkuat konotasi negatif terhadap
HIV/AIDS yang dihubungkan dengan perilaku
marginal
UNAIDS, 2000
Perilaku Marginal :
* Pekerja sex
* Pengguna NAPZA
* Homosex

HIV/AIDS

* Hukuman

* Kriminal

* Menakutkan

* Kematian
* Pekerja sex
* IDU
Sama * Homosex
seperti Seperti yang
bertanggung
jawab

HIV/AIDS

ODHA
* Merupakan aksi atau perlakuan nyata
terhadap seseorang yang diberikan stigma

* Diskriminasi pada ODHA terjadi pada tingkat :


* keluarga
* masyarakat
* institusional
* nasional
SIKLUS STIGMA, DISKRIMINASI
& PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

Stigma

Melanggar
Diskriminasi
HAM
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Stigma
1. HIV/AIDS ádalah penyakit yang mengancam hidup.
2. Ketakutan untuk kontak dengan HIV
3. Hubungan HIV/AIDS dengan perilaku seperti
homosexual, IDU, PSK dan sebagainya.
4. ODHA dinilai sebagai penyakit yang dibuat sendiri.
5. Religi atau kepercayaan yang menyamakan
HIV/AIDS dengan kesalahan moral, seperti
penyimpangan seks yang pantas mendapat
hukuman.
6. Status sosial ekonomi, usia dan gender.
7. Kurangnya pengetahuan yang benar mengenai
HIV/AIDS.
* Kurang pengetahuan

* Salah persepsi

* Kesalahan mencari tindakan & pengobatan

* Pelaporan epidemi yang kurang benar


PENGARUH STIGMA
Stigma menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perubahan pandangan terhadap seseorang (social identity).
2. Penolakan atau penurunan kesempatan interaksi sosial.
3. Kesempatan berkurang, misal perumahan, pekerjaan,
mendapat pelayanan kesehatan.
4. Perasaaan malu dan membenci diri pada penilaian
masyarakat.
5. Memungkinkan pengurangan kualitas hidup seseorang.
Strategi Menangani Stigma

1. Di pelayanan kesehatan
2. Di Masyarakat
3. Petugas HBC (Home Based Care).
4. Kelompok agama/kepercayaan
5. Media.
6. Tempat Kerja.
DISKUSI KELOMPOK
PESERTA DIBAGI MENJADI 4 (EMPAT) KELOMPOK,
MASING-MASING KELOMPOK MEMILIH KETUA,
SEKRETARIS DAN PENYAJI.
MASING-MASING KELOMPOK MENDISKUSIKAN
UPAYA YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN DAN TIDAK
BOLEH DIKERJAKAN DALAM RANGKA
MENGHILANGKAN STIGMA DAN DISKRIMINASI
PADA ODHA, UNTUK 
KELOMPOK 1 : DI LINGKUNGAN KELUARGA
KELOMPOK 2 : DI TEMPAT KERJA
KELOMPOK 3 : DI INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN
KELOMPOK 4 : DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
KEGIATAN POKOK DALAM MENURUNKAN
STIGMA & DISKRIMINASI

* Mencegah stigma

* Menolak diskriminasi, ketika terjadi

* Mempromosikan dan melindungi HAM


PROGRAM KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

* Meningkatkan partisipasi kelompok ODHA


dan kelompok beresiko

* Menyediakan sumber-sumber untuk merubah


persepsi dan perilaku

* Meningkatkan pelayanan

* Memberikan pemahaman yang benar


mengenai HAM
BEBERAPA UPAYA YANG
DILAKUKAN DI INDONESIA

* Menyebarluaskan informasi

* Pemberian pelayanan komprehensif

* Pembentukan dukungan kelompok sebaya

* Upaya meningkatkan kesejahteraan


KEGIATAN
YANG DILAKUKAN

•Edukasi ODHA, OHIDA, masyarakat

•Kunjungan rumah

•Pemberian nutrisi tambahan

•Meningkatkan kesejahteraan
* Bersedia mendapat informasi
yang benar

* Menyediakan sumber-sumber

ROLE MODEL
3. EFEK STIGMA
1. Perubahan mengenai bagaimana seseorang dipandang
oleh orang lain (identitas sosial)
2. Penolakan sosial atau penurunan penerimaan dalam
interaksi sosial
3. Keterbatasan/kehilangan kesempatan seperti misalnya
tempat tingla, pekerjaan, akses terhadap pelayanan
kesehatan.
4. Perasaan malu dan benci pada diri sendiri
5. Menurunkan kualitas hidup seseorang.
6. Meningkatkan diskriminasi
7. Pelanggaran HAM (ODHA dan keluarganya).
8. Pemicu epidemi HIV/AIDS
9. Menghambat upaya pencegahan dan perawatan.
10. Pasien akan berlarut-larut dalam diam dan penyangkalan.
11. Memperkuat marginalisasi pada ODHA dan siapa saja
yang rentan terhadap infeksi HIV
4. Etik, asas etik dan prinsip etik

Prinsip-prinsip Etik:
– Self-Determination
– Privacy
– Anonymity & Confidentiality
– Fair Treatment
– Protection from Discomfort & harm
– Informed Consent
Informed Consent
• ODHA harus memberikan persetujuan untuk VCT,
kunjungan rumah, rujukan dan terapi
• Sebelum dilakukan prosedur atau tindakan apapun
harus dijelaskan kepada ODHA termasuk
keuntungan dan kerugian dari tindakan tersebut,
Tanyakan apakah ODHA sudah paham betul
• Persetujuan ditandatangani oleh ODHA dengan
disaksikan oleh saksi yang ODHA pilih
• Pengecualian informed consent pada testing bisa
dilakukan apabila :
– pasien dalam kondisi emergensi
– Narapidana yang melakukan kejahatan seksual di
LAPAS
4. ETIK, ASAS ETIK DAN PRINSIP ETIK
Etik  adat kebiasaan yang baik
[yang seharusnya dilakukan]
Azas Etik:
- Menghormati otonomi klien
- Kejujuran
- Tidak merugikan tenaga kesehatan dan klien
- Manfaat
- Kerahasiaan
- Keadilan
Prinsip-prinsip Etik:
- Empati
- Solidaritas
- Tanggung jawab
Perilaku profesional dalam pemberian askep ODHA

Askep dengan memperhatikan aspek etik


dalam merawat ODHA:
1. Do No Harm (Tidak Menyakiti)
2. Otonomi
3. Equality [keadilan]
4. Kerahasiaan
5. Inform Consent
6. Perilaku profesional
Perawat sebagai anggota tim harus memperlihatkan sikap dan
perilaku profesional baik ketika merawat ODHA di klinik, rumah
sakit maupun saat kunjungan rumah.
Sikap dan perilaku profesional seperti :
1) Mengikuti protokol atau SOP dalam melakukan tindakan atau prosedur
terhadap ODHA
2) Selalu aktif berpartisipasi dalam diskusi kasus dengan tim kesehatan lain
3) Terus mempertahankan dan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan klinis
4) Disiplin
5) Terlihat siap dalam bekerja
6) Menepati janji dan komitmen
7) Menjaga hubungan professional dengan ODHA, tim kesehatan lain dan
kolega sendiri
8) Perawat selalu menjaga kesehatan dan penampilan agar menjadi role
model bagi ODHA dan keluarganya.
Tatalaksana penurunan stress dan burnout
dalam pemberian askep ODHA
Stres bisa terjadi akibat :
1. Kejenuhan bekerja,
2. Kelelahan fisik,
3. Kekurangan jumlah perawat atau bahkan psikologis akibat
4. Merawat ODHA yang memiliki masalah perilaku.

Stres apabila dibiarkan dapat mengakibatkan “ Burn out”


Cara mengendalikan stress kerja :
 Terbuka dengan teman atau atasan, biasakan mengemuka
kan kesulitan dan masalah dengan cara yang asertif
 Tetap menjaga kesehatan sendiri
 Selalu berfikir positif
 Olah raga secara teratur, makan makanan seimbang dan
cukup, lakukan relaksasi secara berkala.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai