Anda di halaman 1dari 13

SHARING

JURNAL
Mahasiswa Profesi Ners
Universitas Brawijaya
JUDUL
JURNAL

Republished: Improving hand


hygiene in a paediatric
hospital: a multimodal quality
improvement approach
PENYUSUN : Ahmed Jamal, G O’Grady,
E Harnett, D Dalton, D Andresen
TAHUN TERBIT : 2 Januari 2012
LATAR BELAKANG

Infesksi nosokomial merupakan ancaman yang nyata dan serius


bagi pasien yang dirawat di rumah sakit.
Kepatuhan cuci tangan sangat penting karena seringnya kontak
dengan pasien, lingkungan pasien, orag tua, pengunjung, dan
petugas kesehatan.
Frekuensi kontak yang sangat tinggi ini mampu meningkatkan
resiko transmisi patogen.
LATAR BELAKANG

Literatur internasional menunjukkan bahwa


meskipun ada satu dekade publikasi tentang
cuci tangan dan upaya untuk meningkatkan
kepatuhan, praktik cuci tangan tetap kurang
optimal di berbagai setting.
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menilai
kepatuhan cuci tangan dengan strategi
pendekatan peningkatan
kualitas multimodal
METODE
Penelitian ini berlangsung selama 5 tahun,
Dari 2006 sampai 2011.
Dengan strategi pendekatan peningkatan
kualitas multimodal.
Multimodal
-Pembentukan TIM-kepatuhan cuci tangan
-Penyediaan alcohol-based hand rub
-Sosialisasi Utama
-Sosialisasi rutin (tiap bulan)
-Observasi (audit)
-Pemaparan hasil & penghargaan (tiap bulan)
-Analisis
HASIL
• Peningkatan untuk setiap momen telah
dicatat antara Maret 2010 dan Juni 2011.
120%
98%

96%
91%

89%
100%
86%

86%

84%
80%

68%
80%

57%
60% SEBELUM
SESUDAH
40%

20%

0%
MOMEN 1 MOMEN 2 MOMEN 3 MOMEN 4 MOMEN 5
HASIL
• Pedoman WHO juga mempertimbangkan bahwa
pelaporan hasil observasi cuci tangan petugas layanan
kesehatan merupakan elemen penting dari strategi
multimodal untuk memperbaiki praktik cuci tangan.
• Metode observasi terbuka (seperti yang digunakan oleh
petugas layanan kesehatan) pemantauan kepatuhan
terhadap cuci tangan memiliki keterbatasan yaitu orang
dapat memperbaiki tingkah laku mereka saat diamati -
'Hawthorne effect'.
• Pemaparan hasil audit secara teratur dari indikator hasil
terbukti menjadi alat yang sangat ampuh untuk
meningkatkan cuci tangan yang baik dan mampu
mengurangi kejadian HAI dan meningkatkan
keselamatan pasien.
Aplikasi di Indonsia
• Di Indonesia sudah dilakukan penelitian terkait
kepatuhan lima momen cuci tangan, Pratama (2016)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh penyediaan
handrub dan poster terhadap kepatuhan cuci tangan
perawat di Rumah Sakit Ananda Blitar.
• Peningkatan yang signifikan terdapat pada peletakan
hand rub yang memadai, namun untuk media poster
belum meningkatkan kepatuhan secara signifikan.
• Sehingga kelengkapan hand rub dan poster merupakan
kombinasi yang dapat membantu peningkatan cuci
tangan perawat.
Aplikasi di Indonsia
• Nivalinda (2013) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
motivasi perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang
terhadap penerapan budaya keselematan pasien oleh perawat
pelaksana pada rumah sakit pemerintah di Semarang.
• Dalam penelitian ini tugas kepala ruang adalah memberikan
arahan kepada perawat pelaksana dengan gaya demokratis,
sehingga kelapa ruang akan mengerti kebutuhan perawat dan
memberikan arahan yang sesuai. Kepala ruang mampu untuk
mengenali kebutuhan bawahan, merangsang dan memenuhi
kebutuhan tersebut serta memberikan reward atas
keberhasilan mencapai tujuan.
• Hal ini dapat meningkatkan motivasi staff untuk meningkatkan
kinerja yang baik salah satunya yaitu penerapan budaya
keselamatan.
KESIMPULAN
• Program yang sudah dibentuk dan dilaksanakan untuk
mengurangi tingkat infeksi nosokomial dan untuk
meningkatkan praktik lima momen cuci tangan.
• Pendekatan multimodal dan kerangka kerja
multidisiplin adalah pendekatan terbaik untuk secara
berkelanjutan meningkatkan tingkat kepatuhan cuci
tangan.
• Rumah sakit berhasil mencapai target 80% dari
tingkat kepatuhan cuci tangan dalam waktu 2 tahun
sejak dimulainya program, dan lebih dari 3 tahun
setelahnya mampu mepertahankan peningkatan
kepatuhan cuci tangan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai