Anda di halaman 1dari 25

KONSEP PATIENT SAFETY

LATAR BELAKANG
 Patient safety merupakan salah satu isu utama dlm pel kes.
 Patient safety merupakan sesuatu yg jauh > penting dr pd
sekedar efisiensi pelayanan.
 Berbagai risiko akibat tindakan medik dapat terjadi sebagai
bagian dari pelayanan kepada pasien
 setiap tahun sekitar 48.000 hingga 100.000 pasien meninggal
dunia di AS akibat medical error yg terjadi di pusat pelkes.
 Analisis : lebih dari 58% adverse event tersebut sebetulnya
dpt dicegah (preventable adverse events),
 27,6% terjadi akibat kelalaian klinik (clinical negligence).
 Identifikasi dan pemecahan masalah tersebut merupakan
bagian utama dr pelaksanaan konsep patient safety.
 definisi dr patient safety adalah bebas dari cedera aksidental/
menghindari cedera pasien akibat tindakan pelayanan.
 Di Indonesia, program keselamatan pasien dicanangkan pada
tahun 2005, dan terus berkembang menjadi isu utama dlm
pelayanan medis di Indonesia.
 Keselamatan pasien merupakan hal yg teramat penting dari
sebuah pelkes
DEFENISI
 Cooper et al (2000) telah mendefenisikan bahwa “patient safety as
the avoidance, prevention, and amelioration of adverse outcomes or injuries
stemming from the processes of healthcare.”
 Patient safety merupakan penghindaran, pencegahan, dan perbaikan
dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera
dari proses pelayanan kesehatan.
 Melibatkan sistem operasional dan sistem pelayanan yang
meminimalkan kemungkinan kejadian adverse event/ error dan
memaksimalkan langkah-langkah penanganan bila error telah
terjadi.
 Sistem ini mencegah terjadinya cedera yg disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tdk
mengambil tindakan yg seharusnya diambil. (KKP-RS)
 Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman.
 Meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Kenapa penting Patient
Safety ?

Hampir setiap tindakan


medik menyimpan potensi
risiko
1. Kesalahan Medis (Medical Error)

 Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan


medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien. (KKP-
RS)
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/
Adverse Event

 Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera


yang tidak diharapkan pada pasien karena
suatu tindakan (commission) atau karena
tidak bertindak (ommision), dan bukan
karena “underlying disease” atau kondisi
pasien.
3. Nyaris Cedera (NC)/ Near Miss

 Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu


tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
karena :
 Keberuntungan, misalnya: pasien terima suatu
obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat
 Pencegahan, suatu obat dengan overdosis lethal
akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan
 Peringanan, suatu obat dengan over dosis lethal
diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan
antidotenya.(KKP-RS)
PENGERTIAN PATIENT SAFETY
 Patient Safety atau keselamatan pasien adalah
suatu system yang membuat asuhan pasien
di rumah sakit menjadi lebih aman.
 Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
TUJUAN PATIENT SAFETY
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di
RS
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
thdp pasien dan masyarakat;
3. Menurunnya KTD di RS
4. Terlaksananya program-program
pencegahan shg tidak terjadi pengulangan
KTD.
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
PATIENT SAFETY

 Sembilan solusi keselamatan Pasien di


RS (WHO Collaborating Centre for
Patient Safety, 2 May 2007),
1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip
(look-alike, sound-alike medication names)
2) Pastikan identifikasi pasien
3) Komunikasi secara benar saat serah terima
pasien
4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh
yang benar
5) Kendalikan cairan elektrolit pekat
6) Pastikan akurasi pemberian obat pada
pengalihan pelayanan
7) Hindari salah kateter dan salah sambung
slang
8) Gunakan alat injeksi sekali pakai
9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk
pencegahan infeksi nosokomial.
Tujuh Standar Keselamatan Pasien

 Mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards”


yang dikeluarkan oleh Joint Commision on
Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA,
tahun 2002,
1. Hak pasien
 Standarnya adalah
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
 Kriterianya adalah
1) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
2) dr penanggung jawab pelayanan wajib mbuat rencana pelayanan
3) dr penanggung jawab pelayanan wajib mberikan penjelasan
yg jelas & benar kpd pasien & kel ttg rcna & hasil pelayanan,
pengobatan / prosedur utk pasien tmasuk kmungkinan
terjadinya KTD
2. Mendidik pasien dan keluarga
 Standarnya adalah
 RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban &
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
 Kriterianya adalah:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan
dgn keterlibatan pasien adalah partner dalam proses
pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system dan
mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban
& tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut
diharapkan pasien & keluarga dapat:
1) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur
2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti
4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3. Keselamatan pasien &
kesinambungan pelayanan
 Standarnya adalah
RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

 Kriterianya adalah:
1) Koordinasi pelyn secara menyeluruh
2) Koordinasi pelyn dsesuaikn keb pasien & klayakan sumber daya
3) Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
4) Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
4. Penggunaan metode ↑an kinerja utk mlakukan
evaluasi & prog ↑an keselamatan pasien
 Standarnya adalah
RS hrs mdesign proses baru/ memperbaiki proses yg ada,
memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pngumpulan data,
menganalisis scr intensif KTD, & melakukan perubahan utk
mningkatkan kinerja
 Kriterianya adalah
1) Setiap RS hrs melakukan proses perancangan (design) yg
baik, sesuai dgn ” 7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien RS”.
2) Setiap RS harus melakukan pengumpulan data kinerja
3) Setiap RS harus melakukan evaluasi intensif
4) Setiap RS hrs mgunakan semua data & informasi hasil analisis
5. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien
 Standarnya adalah
 1) Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui
penerapan “7 Langkah Menuju KP RS ”.
 2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi
risiko KP & program mengurangi KTD.
 3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar
unit & individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KP
 4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur,
mengkaji, & meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
 5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam
meningkatkan kinerja RS & KP.

 Kriterianya adalah
1) Terdapat tim antar disiplin utk mengelola program keselamatan pasien.
2) Tersedia prog proaktif utk identifikasi risiko keselamatan & prog mminimalkan insiden,
3) Tersedia mekanisme kerja utk menjamin bahwa semua komponen dr RS terintegrasi &
berpartisipasi
4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” thdp insiden, termasuk asuhan kpd pasien yg terkena
musibah, membatasi risiko pd orang lain & penyampaian informasi yg benar & jelas utk
keperluan analisis.
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden,
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola
pelayanan
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk
mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien
6. Mendidik staf ttg keselamatan pasien
 Standarnya adalah
1) RS mmiliki proses pddk, pelatihan & orientasi utk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
2) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan utk
meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mdukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien.

 Kriterianya adalah
1) Memiliki program diklat & orientasi bagi staf baru yg memuat topik
keselamatan pasien
2) Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dlm setiap kegiatan inservice
training & memberi pedoman yg jelas ttg pelaporan insiden.
3) Menyelenggarakan pelatihan ttg kerjasama kelompok (teamwork) guna
mdukung pendekatan interdisiplin & kolaboratif dlm rangka melayani pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf
utk mencapai keselamatan pasien.
 Standarnya adalah
1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen
informasi KP utk mmenuhi keb informasi internal & ekst.
2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.
 Kriterianya adalah
1) Disediakan anggaran utk merencanakan & mendesain
proses manajemen utk memperoleh data & informasi
tentang hal2 terkait dgn KP.
2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala
komunikasi utk merevisi manajemen informasi yg ada

Anda mungkin juga menyukai