Anda di halaman 1dari 41

Respom Imun

Terhadap Infeksi
Disusun oleh:
Aji Prabowo (JIP)

SMF ILMU BEDAH


RSUD Abdul Wahab Sjahranie
2019
PENGERTIAN
 IMUNOLOGI Ilmu yang mempelajari tentang
sistem imun ( kekebalan ) tubuh dan
mekanisme perlindungan tubuh terhadap
bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan
dalam lingkungan hidup.
 INFEKSI proses masuknya mikroorganisme
seperti bakteri,virus,jamur,dan parasit
penyebab penyakit kedalam tubuh yang
menyebabkan timbulnya gejala penyakit .
Pembagian Imunologi Infeksi
1.Imunologi terhadap Bakteri
Contoh;;B.intraselular,ekstraselular
2.Imunologi terhadap Virus
Contoh;;HIV , SARS
3.Imunologi terhadap Jamur
Contoh;;Candida albicans
4.Imunologi terhadap Parasit
Contoh; (malaria, tripanosoma,
toksoplasma, lesmania dan amuba), cacing
Tabel 15.1 Mekanisme pertahanan imun utama terhadap patogen

Jenis infeksi Mekanisme pertahanan imun utama

Bakteri Antibodi, kompleks imun dan sitotoksisitas

Mikrobakteri DTH dan reaksi granulomatosa

Virus Antibodi (netralisasi), CTL dan Tdth

Protozoa DTH dan antibodi

Parasit cacing Antibodi (atopi ADCC) dan reaksi granulomatosa

Jamur DTH dan reaksi granulomatosa


Struktur bakteri
 Menurut sifat patologik dinding sel, mikroorganisme
dapat dibagi menjadi negatif-gram, positif-gram,
mikrobakterium dan spirochaet.
 Permukaan bakteri dapat pula dilapisi kapsul yang
protektif. Protein dan polisakarida yang ada dalam
struktur tersebut dapat merangsang sistem imun
humoral tubuh untuk membentuk antibodi.
 Diluar membran plasma, bakteri memiliki dinding
sel yang terdiri atas mukopeptide yang disebut
peptidoglikan.
Infeksi bakteri

Mekanisme pertahanan tbh dipengaruhi oleh:


1.Struktur ddg sel
2.Jenis bakteri (Gram + / Gram -)
3.Mikrobakteria
4.Spiroketa
Respon imun tertadap infeksi tergantung pada:
1.Jumlah&fungsi Th, Ts dan Tc
yg teraktivasi.
2.Jumlah & fungsi sel B
3.Jumlah sel memori
1. IMUNOLOGI BAKTERI
 Bakteri dari luar yang masuk tubuh (jalur
eksogen) akan segera diserang sistem imun
nonspesifik berupa fagosit, komplemen, APP
atau dinetralkan antibodi spesifik yang sudah
ada dalam darah.
 Antibodi dan komplemen dapat juga berperan
sebagai opsonin oleh karena fagosit memiliki
Fcγ-R dan C-R.
Imunologi bakteri ekstraselular
 Bakteri ekstraselular dapat hidup dan
berkembangbiak diluar sel pejamu misalnya
dalam sirkulasi, jaringan ikat dan rongga-
rongga jaringan seperti lumen saluran napas
dan saluran cerna.
 Penyakit yang dimbulkan bakteri ekstraselular
dapat berupa inflamasi yang menimbulkan
destruksi jaringan di tempat infeksi dengan
membentuk nanah
Imunitas nonspesifik
 Komponen imunitas nonspesifik utama
terhadap bakteri ekstraselular adalah
komplemen, fagositosis dan respons inflamasi.
 Bakteri yang mengekspresikan manosa pada
permukaannya, dapat diikat lektin yang
homolog dengan C1q, sehingga akan
mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin,
meningkatkan opsonisasi dan fagositosis.
 Di samping itu MAC dapat menghancurkan
membran bakteri.
Imunitas spesifik

A. Humoral
Antibodi merupakan komponen imun protektif utama
terhadap bakteri ekstraselular yang berfungsi untuk
menyingkirkan mikroba dan menetralkan toksinnya
melalui berbagai mekanaisme.
Th2 memproduksi sitokin yang merangsang respons sel
B, aktivasi makrofag dan inflamasi.
B.Sitokin
Respons utama pejamu terhadap bakteri ekstraselular adalah
produksi sitokin oleh makrofag yang diaktifkan yang
menimbulkan inflamasi dan syok septik. Toksin seperti
superantigen mampu mengaktifkan banyak sel T sehingga
minimbulkan produksi sitokin dalam jumlah besar dan
kelainan klinikopatologi seperti yang terjadi pada syok
septik.
Imunologi bakteri intraselular

Ciri utama bakteri intraselular adalah kemampuannya


untuk hidup bahkan berkembang biak dalam fagosit. Mikroba
tersebut mendapat tempat tersembunyi yang tidak dapat ditmukan
oleh antibodi dalam sirkulais, sehingga untuk eliminasinya
memerlukan mekanisme imun selular.
IMUNOLOGI VIRUS
 Struktur virus
Struktur virus terdiri atas kapsid yang
melindungi bahan genetik.
Bahan genetik dan kapsid disebut nukleokapsel.
Peran kapsid adalah melindungi bahan genetik
virus terhadap nuklease asal pejamu.
Kapsid terdiri atas subunit protein yang dijadikan
bentuk sederhana.
 Pada beberapa virus, kapsid diselubungi
oleh lapisan ganda fosfolipid yang
diperoleh dari sel pejamu bila virus
membentuk budding.
 Envelop memberikan proteksi terhadap
protease. Envelop virus dapat berasal dari
sitoplasma atau membran nukleus sel
pejamu.
Respons imun terhadap virus
 Virus merupakan organisme obligat, umumnya
terdiri atas potonganDNA atau RNA yang
diselubungi mantel dari protein atau
lipoprotein.
 Respons imun terhadap protein virus
melibatkan sel T dan sel B. Antigen virus yang
menginduksi antibodi dapat menetralkan virus
dan sel T sitotoksik yang spesifik merupakan
imunitas paling efisien pada imunitas proteksi
terhadap virus.
Imunitas nonspesifik humoral dan selular
 Prinsip mekanisme imunitas nonspesifik terhadap
virus adalah mencegah infeksi. Efektor yang berperan
adalah IFN tipe I dan sel NK dan yang membunuh sel
terinfeksi.
 Sel NK membunuh sel yang terinfeksi oleh
berbagai jenis virus dan merupakan efektor imunitas
penting terhadap infeksi dini virus, sebelum respons
imun spesifik bekerja.
 Sel NK mengenal sel terinfeksi yang tidak
mengekspresikan MHC-1. Untuk membunuh virus,
sel NK tidak memerlukan bantuan molekul MHC-I.
Imunitas spesifik humoral
Respons imun terhadap virus tergantung dari lokasi
virus dalam pejamu. Antibodi diproduksi dan hanya
efektif terhadap virus dalam fase ekstraselular.
Virus dapat ditemukan ektraselular pada awal infeksi
sebelum virus masuk ke dalam sel atau bila dilepas oleh
sel terinfeksi yang dihancurkan (khusus untuk virus
sitopatik.
Antibodi dapat berperan sebagai opsonin yang
meningkatkan eliminasi partikel virus oleh fagosit.
Imunitas spesifik selular
 Virus yang berhasil masuk ke dalam sel, tidak
lagi rentan terhadap efek antibodi. Respons
imun terhadap virus intraselular terutama
tergantung dari sel CD8+/CTL yang
membunuh sel terinfeksi.
 Fungsi fisiologik utama CTL ialah
pemantauan terhadap infeksi virus.CTL adalah
Cytotoxic T Cell
IMUNOLOGI JAMUR
Jamur adalah organisme eukariotik, tidak
mengandung klorofil.Jamur biasa ditemukan
dalam alam sebagai spesies yang hidup bebas
dalam bahan organik mati, dalam tanah, vegetasi
dan cairan tubuh. Untuk hidupnya, jamur tidak
tergantung dari interaksi dengan pejamu
manusia.
INFEKSI PADA MANUSIA

1.Permukaan  hidup dlm komponen kulit yg


mati, rambut dan kuku yg mengandung
keratin

2.Subkutan  hidup sbg saprofit dan menimbulkan


nodul kronik atau tukak

3. Saluran nafas yg bersal dr saprofit tanah dan


menimbulkan infeksi paru subklinis atau akut

4.C. albicans  menimbulkan infeksi superfisial pd


kulit dan membran mukosa
Imunitas Nonspesifik
 Sawar fisik kulit dan membran mukosa, faktor
kimiawi dalam serum dan sekresi kulit berperan
dalam imunitas nonspesifik. Efektor utama imunitas
nonspesifik terhadap jamur adalah neutrofil dan
makrofag. Penderita dengan neutropenia sangat
rentan terhadap jamur oportunistik.
lanjutan
 Neutrofil diduga melepas bahan fungisidal
seperti ROI dan enzim lisosom serta memakan
jamur untuk dibunuh intaseluler.
 Galur virulen seperti Kriptokok
neotransformans menghambat produksi sitokin
TNF dan IL-12 oleh makrofag dan merangsang
produksi IL-10 yang menghambat aktivasi
makrofag.
Imunitas Spesifik
 Imunitas nonspesifik kadang kurang efektif,
tidak mampu membatasi pertumbuhan jamur
pathogen.
 CMI merupakan efektor imunitas spesifik
utama terhadap infeksi jamur. Histoplasma
kapsulatum, parasit intraseluler fakultatif
hidup dalam makrofag dan dieliminasi oleh
efektor seluler sama yang efektif terhadap
bakteri intraseluler
IMUNOLOGI PARASIT
Parasit merupakan organisme yang
berlindung dalam atau di organisme dan
mendapatkan keuntungan dari pejamu.
Golongan parasit berupa protozoa (malaria,
tripanosoma, toksoplasma, lesmania dan
amuba), cacing, ektoparaasit (kutu, tungau)
.
lanjutan
 Parasit berinteraksi dengan pejamu dalam berbagai
cara seperti simbiosis mutualisme. Banyak parasit
mempunyai siklus hidup kompleks yang sebagian
terjadi di dalam tubuh manusia.
 Kebanyakan infeksi parasit bersifat kronis yang
disebabkan oleh imunitas nonspesifik lemah dan
kemampuan parasit untuk bertahan terhadap imunitas
spesifik. Di samping itu banyak antibiotik dan obat
antiparasit tidak efektif lagi untuk membunuh parasit.
Imunitas Nonspesifik
Mikroba biasanya dapat tetap hidup dan
berkembang biak dalam pejamu oleh karena
dapat beradaptasi dan menjadi resisten terhadap
system imun pejamu.
Respons imun nonspesifik utama terhadap
protozoa adalah fagositosis, tetapi banyak parasit
tersebut yang resisten terhadap efek bakterisidal
makrofag, bahkan beberapa diantaranya dapat
hidup dalam makrofag.
lanjutan
 Fagosit juga menyerang cacing dan melepas
bahan mikrobisidal untuk membunuh mikroba
yang terlalu besar untuk dimakan.
 Beberapa cacing mengaktifkan komplemen
melalui jalur alternatif tetapi ternyata banyak
parasit memiliki lapisan permukaan tebal
sehingga resisten terhadap mekanisme
sitosidal neutrofil dan makrofag.
Imunitas Spesifik

Respons Imun yang Berbeda


 Infeksi cacing biasanya terjadi kronik dan kematian

pejamu akan merugikan parasit sendiri.


 Infeksi yang kronik itu akan menimbulkan

rangsangan antigen persisten yang menigkatkan kadar


immunoglobulin dalam sirkulasi dan pembentukan
kompleks imun.
 Antigen-antigen yang dilepas parasit diduga

berfungsi sebagai mitogen poliklonal sel B yang T


independen.
Infeksi Cacing

 Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing


diperankan oleh aktivasi sel Th2. Cacing merangsang
subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-
4 merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang
perkembangan dan aktivasi eosinofil.
 IgE yang berikatan dengan permukaan cacing diikat
eosinofil. Selanjutnya eosinofil diaktifkan dan
mensekresi granul enzim yang menghancurkan
parasit.
lanjutan
 Cacing biasanya terlalu besar untuk fagositosis.
Degranulasi sel mast/basofil yang IgE dependen
menghasilkan produksi histamine yang menimbulkan
spasme usus tempat cacing hidup.
 Eosinofil menempel pada cacing melalui IgG/IgA dan
melepas protein kationik, MBP dan makrofag
menempel melalui IgA/IgG dan melepas superoksida,
oksida nitrit dan enzim yang membunuh cacing.
Respons Th1 dan Th2 pada
Infeksi Parasit
 Respons terhadap infeksi seperti pada lesmania
berhubungan dengan respons Th1 atau Th2.
Pada infeksi parasit intraseluler, gambaran
kedua respons tersebut berhubungan dengan
prognosis baik dan buruk. Dalam menentukan
perjalanan penyakit, peran Th1 dan Th2 pada
banyak penyakit parasit lebih kompleks.
Kesimpulan
 Bakteri dari luar yang masuk tubuh (jalur eksogen) akan
segera diserang sistem imun nonspesifik berupa fagosit,
komplemen, APP atau dinetralkan antibodi spesifik yang
sudah ada dalam darah.
 Sistem imun untuk menyerang virus adalah IFN tipe I dan sel
NK dan yang membunuh sel terinfeksi, CD 8+/CTL , CD4+ Th
 Sistem imun untuk menyerang jamur adalah Neutrofil,
Makrofag alveolar , CMI , Th1 ,Th2
 Sistem imun untuk menyerang parasit adalah Antibodi dan
CD8+/CTL , H. Makrofag dan Nitrit , IgE ,IgG , sel Tc ,
aktivasi sel Th1 ,Th2 , Eosinofil, CD 8+
Terima kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai