Anda di halaman 1dari 14

Askep lansia dengan masalah

Muskuloskeletal: Osteoporosis,
Osteoartritis, dan fraktur
Disusun Oleh:
1. Rianty Elis Kurnia
2. Danang Oktavianto.P
3. Tri Santoso
Proses Penuaan pada
Muskuloskeletal
• Proses penuaan merupakan suatu proses
biologis yang tidak dapat dihindari dan akan
dialami oleh setiap orang. Proses penuaan
sudah mulai berlangsung sejak seseorang
mencapai dewasa, misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot,
susunan saraf dan jaringan lain sehingga
tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit.
Faktor yang Mempengaruhi
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
• Gangguan hormon. Riwayat gangguan hormon yang
tidak teratasi dengan baik dapat menyebabkan
metabolisme ke tulang maupun otot ti
• Penyakit sistemik. Penyakit sistemik dapat berupa
gangguan vaskuler atau metabolik. dak optimal.
• Faktor diet. Kekurangan nutrisi vitamin esensial
(seperti vitamin D dan vitamin C yang memainkan
peran penting dalam pertumbuhan
• Minimnya aktivitas fisik. Perubahan sistem
muskuloskeletal dapat diperlambat dengan melakukan
olahraga
Pengertian
• Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa
tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya
kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi keropos
dan rapuh.
• Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi
degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat
inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan
ketidakmampuan (disabilitas).
• Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang
disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar
dari yang dapat diserap oleh tulang
Klasifikasi Osteoporosis
• Osteoporosis Postmenopause (Tipe I)
Merupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada wanita kulit putih
dan Asia.
Osteoporosis involutional (Tipe II)
Terjadi pada usia diatas 75 tahun pada perempuan maupun laki-laki.
• Osteoporosis idiopatik
Adalah tipe osteoporosis primer yang jarang terjadi pada wanita
premenopouse dan pada laki-laki yang berusi di bawah 75 tahun
• Osteoporosis juvenil
Merupakan bentuk yang paling jarang terjadi dan bentuk osteoporosis
yang terjadi pada anak-anak prepubertas.
• Osteoporosis sekunder.
Penurunan densitas tulang yang cukup berat untuk menyebabkan fraktur
atraumatik
Klasifikasi Osteoatritis
• Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau
penyakit sebelumnya yang berhubungan
dengan osteoartritis
• Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi
dan pernah fraktur
Klasifikasi Fraktur
1. Berdasarkan Sifat Fraktur
Fraktur tertutup dan fraktur terbuka
2. Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan
Fraktur komplit dan inkomplit
3. Berdasarkan bentuk garis patah
tranversal, oblik, spiral, kompresi dan Avulasi
4. Berdasarkan jumlah garis patah.
fraktur komunitif, segmental dan multiple
ETIOLOGI
1. Osteoporosis
terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita),
kekurangan kasium yang berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan , dan Faktor genetik juga berpengaruh
terhadap timbulnya osteoporosis.

2. Osteoatritis
Umur, kegemukkan, trauma, keturunan, penyakit radang sendi
lain, dan penyakit endokrin

3. Fraktur
kekerasan tidak langsung, kekerasan langsung dan kekerasan
akibat tarikan otot
Manifestasi Klinis
1. Osteoporosis
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan, Kolaps
tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun,
dan Tulang lainnya bisa patah, yang sering kali disebabkan
oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh.
2. Osteoatritis
rasa nyeri pada sendi, Kekakuan dan keterbatasan gerak,
peradangan, mekanik, pembengkakan sendi, deformitas,
gangguan fungsi.
Fraktur
Nyeri terus-menerus dan bertambah beratnya sampai
tulang diimobilisasi, Pada fraktur panjang terjadi
pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi
otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Osteoporosis
Pemeriksaan radiologic, Pemeriksaan radioisotope,
Pemeriksaan Quantitative, Magnetic resonance,
imaging (MRI), Quantitative Ultra Sound (QUS),
Densitometer (X-ray absorptiometry), Tes darah dan urine
2. Osteoatritis
a. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago
sendi sebagai penyempitan rongga sendi.
b. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
3. Fraktur
Pemeriksaan radiologi : sinar rontgen (x-ray).
Pemeriksaan Laboratorium : Kalsium serum, fosfor.
Penatalaksanaan
Osteopororsis
Terapi medis : obat pereda sakit
Terapi hormone untuk penderita osteopororis pada perempuan

Osteoatriti
Tindakan preventif
– Penurunan berat badan
– Pencegahan cedera
– Screening sendi paha
– Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul

Fraktur
Terapi Medis
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pemeriksaan fisik
7. Pola fungsi kesehatan
Diagnosa keperawatan
Osteopororsis
Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebra
spasme otot, deformitas tulang, Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal
(kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.
Osteoatritis
Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi,
Fraktur
• Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema,
cedera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas.
• Risiko cedera b/d gangguan integritas tulang
• Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler,
nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai