Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(OMSK) MALIGNA
AURICULA SINISTRA
DENGAN PARESE
NERVUS FASIALIS
PERIFER
Sukiswanti Andryana Sari SN
1913020024
IDENTITAS PASIEN
▪ Nama : Ny. S
▪ Umur : 40 tahun
▪ Jenis Kelamin : Perempuan
▪ Agama : Islam
▪ Alamat : Danaraja RT 03/RW 02 Margasari Tegal
▪ No RM : 609988
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Ny. S 40 tahun, seorang Ibu RT datang bersama keluarganya ke poliklinik THT RS Dokter
Soeselo Slawi hari Senin, 30 September 2019 dengan keluhan nyeri pada telinga kiri yang
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan tersebut awalnya dirasakan secara mendadak
ketika bangun tidur. Pasien juga mengeluh telinga kiri keluar cairan terus menerus sejak ± 5
bulan yang lalu. Cairan yang keluar dari telinga berwarna bening kekuningan serta berbau dan
tidak bercampur darah. Keluhan lainnya yaitu pendengaran berkurang serta telinga kiri
berdenging, demam (+), nyeri kepala (+), batuk (+), pilek pada pasien disangkal, serta wajah
kanannya terasa tebal, mulut mencong ke kanan, namun bicara masih jelas. Keluhan
kelemahan pada anggota gerak pada pasien disangkal.
Keluhan telinga berair pernah dialami pasien beberapa tahun yang lalu. Pasien sering
mengalami batuk pilek. Pasien juga mengatakan tidak pernah mengkomsumsi obat-obatan.
Pasien biasanya membersihkan cairan yang keluar dengan cotton bud.
Riwayat Penyakit Dahulu
Cavum nasi Normal, mukosa pucat (-), hiperemis Normal, mukosa pucat (-), hiperemis (-)
(-)
Meatus Nasi Media Mukosa hiperemis, sekret (-), massa Mukosa hiperemis, sekret (-), massa berwarna
berwarna putih mengkilat (-). putih mengkilat (-).
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-) Deviasi (-), perdarahan (-)
Nyeri pada daerah
Sinus frontalis (-) (-)
Sinus maksillaris (-) (-)
Sinus sphenoidalis (-) (-)
Sinus ethmoidalis (-) (-)
3. Mulut 4. Tenggorokan
Bibir : dalam batas normal Dextra Sinistra
Tonsil T1 T1
Ginggiva : hiperemis (-), warna merah muda
Faring Normal, Hiperemis (-)
Gigi : dalam batas normal Laring Tidak dievaluasi
Lidah : dalam batas normal Nasofaring Tidak dievaluasi
KGB : dalam batas normal Lain-lain (-)
telinga berair pernah wajah kanannya terasa tebal, mulut pendengaran berkurang serta
dialami pasien beberapa mencong ke kanan, namun bicara telinga kiri berdenging, demam
tahun yang lalu. masih jelas. Keluhan kelemahan pada (+), nyeri kepala (+), batuk (+),
anggota gerak pada pasien disangkal. pilek (-)
DIAGNOSIS
“Otitis media supuratif kronik
maligna auricula sinistra dengan
parese nervus fasialis perifer”
TATALAKSANA
1. Ear Toilet
2. Antibiotik topikal golongan ofloxacin/ akilen, 2x6 tetes per hari
selama 7 hari pada auricular sinistra.
3. Antibiotik oral ciprofloxacin 2x500 mg per hari selama 7 hari.
4. Kortikosteroid Methylprednisolon tab 2x4 mg per hari.
5. Asam mefenamat tab 3x500 mg per hari.
6. Rujuk ke RSUP Dr. Kariadi
PLAN
1. Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan
benda tajam atau cotton bud
PROGNOSIS 2. Menjaga agar telinga tidak kemasukan air
1. Ad vitam : Bonam 3. Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakit infeksi sehingga
2. Ad functionam : Malam dengan penangan yang tepat dapat disembuhkan, tetapi dikarenakan
3. Ad sanationam: Malam penyakit yang diderita oleh pasien ini sudah mengakibatkan kurangnya
pendengaran serta mengarah kekomplikasi parese nervus fasialis maka
dilakukan rujuk.
4. Istirahat
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI TELINGA
Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden
OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Otitis media supuratif
kronis dianggap sebagai salah satu penyebab tuli yang terpenting, terutama di
negara-negara berkembang, dengan prevalensi antara 1 -46%. Di Indonesia
antara 2,10 - 5,20%, di Korea 3,33%, di Madras India 2,25%.Prevalensi tertinggi
didapat pada penduduk Aborigin di Australia dan Bangsa Indiandi Amerika
Utara.
ETIOLOGI &
FAKTOR RISIKO
Perforasi marginal
Perforasi atik
TATALAKSANA
Intrakranial Ekstrakranial
*Intratemporal Abses dari system saraf pusat abses retroauricular
meningitis abses subperiosteal
mastoiditis Thrombophlebitis abses zygomatic
otic hydrocephalus abses Bezold
petrositis
Labirintitis PROGNOSIS
paresis nervus facialis Prognosis pada pasien ditentukan dari onset paralisis nervus
fasialis sampai dilakukannya operasi. Durasi yang lama dapat
fistula labirin menyebabkan kerusakan yang lebih parah dari nervus fasialis
dan hasil pembedahan yang buruk.
Frekuensi komplikasi dapat berkurang jika diterapi dengan
efektif dan tepat, akan tetapi masih erosif dan efek penyebaran
dari kolesteatoma yang menyebabkan prognosis yang parah.
KESIMPULAN