Aqidah
Aqidah
Pertemuan ke 8
Secara Etimologi
Aqidah ( ُ )ا َ ْلعَ ِق ْيدَةberarti Iman. Dalam bahasa
Arab aqidah berasal dari kata al-'aqdu (ُ)العَ ْقد ْ
yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (ُ )الت َّ ْو ِثيْقyang
berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat,
al-ihkaamu (ُ )اْ ِإل ْح َكامyang artinya mengokohkan
(menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (ُالربْط ِبقُ َّوة
َّ )
yang berarti mengikat dengan kuat.
Secara Terminologi
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti,
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang
yang meyakininya. Jadi, Aqidah Islamiyah
adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti
kepada Allah dengan segala pelaksanaan
kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya,
beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-
rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir
baik dan buruk.
Oleh sebab itu aqidah merupakan perkara
yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa
menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi
suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang
tidak tercampuri oleh keraguan dan
kebimbangan.
Dan Ilmu yang membahas mengenai aqidah
dikenal dengan ilmu Tauhid
Ilahiyat, Pembahasan tentang segala yang
berhubungan dengan Ilah (Tuhan,Allah) seperti
wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, dll.
Nubuwat, Berhubungan dengan Nabi dan Rasul
(Kitab-kitab Allah, mu’jizat,Karamah dll
Ruhaniyat, berkaitan dengan alam metafisik
seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaithan, dsb.
Sam’iyyat, Membahas segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui lewat Sam’I(dalil naqli berupa Al
Quran dan Sunnah) seperti alam barzkah, akhirat
danAzab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-
Neraka, dsb.
1. Iman kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Taqdir Allah
Mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, artinya bahwa Allah adalah Rabb:
Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang
ada di alam semesta ini.
Mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa
Ta’ala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan)
Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya
adalah batil.
Mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya
bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha
Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna
dan maha luhur.
Mengimani keesaan Allah dalam hal itu semua,
artinya bahwa Allah tiada sesuatupun yang
menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah,
uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.
Perhatikan beberapa ayat al Qur’an berikut:
“(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta
semua yang ada di antara keduanya. Maka
sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat
kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu
yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”.
(QS : Maryam ayat 65)
“Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan
Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”.
(QS: Asy-Syura :11)