Kelompok 1 Kelas 5-04 Pendekatan Pendapatan
Kelompok 1 Kelas 5-04 Pendekatan Pendapatan
ANGGOTA KELOMPOK
KELOMPOK 1 KELAS 5 – 04
SATRIA (28)
Menentukan biaya-biaya
Mengestimasi pendapatan operasional (operating expenses/OP)
kotor potensial (potential dengan memperhatikan
Melakukan analisis
gross income/PGI)
pendapatan dan
dengan memperhatikan:
pengeluaran EGI – OP = NOI
dari objek penilaian PGI – Collection Loss = EGI
05
04
03
02
01
Untuk metode Discounted Cash Flow Untuk metode Direct Capitalization Method
(DCF), langkah selanjutnya yaitu: (DCM), langkah selanjutnya yaitu:
a. Menentukan tingkat diskonto. a. Menetapkan tingkat kapitalisasi.
b. Mendiskontokan pendapatan bersih operasi b. Mengkapitalisasikan pendapatan bersih operasi
(net operating income) untuk mendapatkan dengan tingkat kapitalisasi untuk mendapatkan
indikasi nilai objek penilaian. indikasi nilai objek penilaian.
c. Menentukan nilai sekarang dari arus kas
bersih tahunan.
d. Memperkirakan nilai terminal aset.
e. Menentukan nilai yang sesuai dari aset.
Kapitalisasi Langsung/DCM
Proyeksi
pendapatan
Metode Kapitalisasi dapat
diperoleh
Langsung/Direct dengan
menganalisa
Capitalization pasar yang
relevan.
Metode kapitalisasi langsung
mengukur nilai dengan membagi
aliran pendapatan yang konstan
dengan tingkat kapitalisasi,
perubahan dalam pertumbuhan Metode ini
diaplikasikan Hal tersebut
tercermin dalam tingkat kapitalisasi.
untuk mesin digunakan untuk
mengidentifikasi
dan peralatan
Tingkat kapitalisasi dapat dihitung data
yang masih
dengan membagi sewa/pendapatan sewa/pendapatan
memiliki sisa dari mesin yang
dengan harga jual/penawaran mesin
umur relatif sebanding dengan
yang sebanding.
lama. objek penilaian.
Kapitalisasi Langsung
Penyesuaian dapat dilakukan antara
lain:
Faktor waktu (kondisi pasar)
Lokasi
Ukuran
Umur penggunaan
CONTOH MESIN YANG DAPAT DIHITUNG DARI
SEWA/PENDAPATANNYA
Arus kas masuk yang berasal dari Metode DCF digunakan untuk menentukan
pendapatan non-kas ditambah beban nilai dari aset berwujud yang terkait dengan
(beban penyusutan). Arus kas keluar operasional bisnis dari suatu pabrik, maka arus
muncul dari operasi masa depan dan kas masuk atau keluar yang tidak terkait
beban umum/administrasi, belanja dengan pengoperasian obyek penilaian tidak
modal di masa depan, dan setiap diperhitungkan, seperti pendapatan/biaya
pemasukan memerluukan modal kerja bunga, pembayaran klaim asuransi, atau
untuk mendukung pertumbuhan dan penerimaan penjualan aset.
pendapatan penjualan.
Model dasar DCF
• Pendapatan
o Proyeksi pendapatan didasarkan masa lalu (analisa dengan
data pasar).
o Pendapatan dari mesin dan peralatan yang dinilai (pelajari
laporan keuangan, kapasitas mesin, data pasar).
o Perhitungkan sisa umur ekonomis dari mesin dan peralatan.
• Biaya
o Biaya bahan baku.
o Biaya operasional mencakup, antara lain: biaya yang
berhubungan dengan tenaga kerja, pemeliharaan, persediaan,
listrik, bahan bakar, depresiasi, penjualan dan pemasaran,
umum dan administrasi, overhead perusahaan.
Model dasar DCF
• Tingkat Diskonto
o Build Up/Summation Method.
Arus kas dan harga penjualan dari properti pembanding dianalisis untuk
mendapatkan tingkat diskonto pasar.
Model dasar DCF
• Nilai Akhir (terminal/exit value)
o Nilai akhir didasarkan pada pendapatan setahun setelah tahun proyeksi terakhir,
dengan membagi pendapatan tersebut dengan suatu tingkat kapitalisasi (terminal
capitalization rate).
o Nilai Sisa
• Memperoleh nilai perusahaan (secara keseluruhan) yang dikeluarkan oleh PP Bisnis.
• Menghitung nilai mesin dan peralatan dengan:
Nilai perusahaan dikurangi dengan ○ nilai properti selain mesin dan peralatan
(tanah, bangunan, sarana, kendaraan
inventaris, dll)
○ aset tidak berwujud
CONTOH KASUS DCF
Pabrik Kelapa Sawit
Kondisi Makro/Mikro:
• Pada tahun berjalan telah terjadi perubahan iklim (kering) yang mengakibatkan terjadi
penurunan produk panen, perubahan iklim ini mengakibatkan terjadinya produksi
yang stagnan dan berpengaruh langsung terhadap realisasi pabrik secara langsung.