Anda di halaman 1dari 30

Slide 6

Rekonsiliasi Fiskal

1
Sistematika

1. Konsep Rekonsiliasi

2. Rincian Item Rekonsiliasi

3. Kasus dan Ilustrasi


Konsep
Rekonsiliasi

3
Bagan Pajak Perusahaan

Dipotong
PPh 23 atas Memoto
penghasilan Badan ng PPh
jasa 21 atas
gaji
Penghitungan Pajak PPN atas
Perusahaan
PBB penyera
Bea han
Penghasilan XX Materai barang/
X BPHTB jasa
Beban yang dapat (XX Pajak
dikurangkan Daerah
X)
Penghasilan Kena XX Lapor
Pajak X KPP
Dikalikan tarif pajak
Pajak terutang setahun XX Setor
fiskal X Kas
negara
Hakikat Rekonsiliasi

Pelaksanaa
n Penyesuaian
Perbedaan diperlukan agar
pembukuan
timbul laba yang
berdasar
terkait diperhitungkan
kebijakan
pengakuan secara akuntansi
akuntansi
pendapatan dapat
perusahaan
dan beban diperlakukan
menyimpan
di laporan sebagai laba atau
g dari
laba rugi. penghasilan kena
ketentuan
perpajakan. pajak.
Rekonsilias Teknik Rekonsiliasi

Rekonsiliasi Pembenaran

Koreksi
melakukan dilakukan
pembenaran terhadap laba
atas setiap item akuntansi,
pendapatan dengan
dan beban melakukan
sehingga sesuai penambahan
i

dengan atau (koreksi


ketentuan positif)
perpajakan.
Di dunia pengurangan
praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih
Metode ini (koreksi
banyak digunakan. Untuk memenuhi
memudahkan negatif), hanya
kebutuhan Catatan Atas Laporan
proses Keuangan,
berdasar
Trade Off Akuntansi -
Perpajakan
Di sisi akuntansi bersifat
menguntungkan, sebab
akan menarik minat
pemegang saham
potensial.
Perusahaan terbuka
akan memprioritaskan
kepentingan ini.
Tingginya
Laba
Di sisi perpajakan
bersifat tidak
menguntungkan, sebab
meningkatkan beban
pajak yang harus
dibayar.
Latar Belakang Perbedaan
Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh
otoritas yang berbeda dan dengan tujuan
yang berbeda. Perbedaan antara akuntansi
dan pajak tidak hanya terjadi di Indonesia
namun juga terjadi di negara lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
 Apa penyebab BTG.
 Apa akibat terjadinya BTG  Persistensi laba,
persistensi return, nilai informasi dari BTG.
 Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk
Kerangka Perbedaan

Undang-
PSAK
Undang

Akuntansi Pajak

Perbedaa
n
Perma Tempor
nen Pajak er
Penelitian:
Book Tax Tangguhan:
 Aktiva/
Gap
Effective Utang
 Beban/
Tax Rate
Macam Perbedaan

Berdasar Sifat

• Positif, bersifat meningkatkan


Penghasilan Kena Pajak (PKP)
• Negatif, bersifat mengurangi PKP.
Berdasar Jangka Waktu

• Temporer, merupakan akibat


berbedanya waktu pengakuan,
namun akan berujung pada hasil
akhir serupa.
• Permanen, merupakan perbedaan
Langkah Penyesuaian
Perbedaan
Ditamb
Dikuran
gi Ditamb
ah
pengha ah
Laba pengha
silan biaya
akunta silan
yang non
nsi yang
bukan deducti
belum Dikuran
objek ble.
diakui.
Ditamb Dikuran gi
pajak.
Pengha ah gi biaya
silan biaya pengha deducti
Kena 3M silan ble
Pajak pengha dikenai yang
(PKP) silan PPh belum
final. final. dibeba
nkan.
Menghitung beban Mencatat pajak
pajak kini. tangguhan.
Pencatatan Pajak Tangguhan
Memunculkan
Beban Pajak
Tangguhan di
Bersifat Laporan Laba
Memunculkan
Rugi
Kena Pajak Aset Pajak
Tangguhan di
Perbedaan Laporan Posisi
Memunculkan
Keuangan
Temporer Manfaat Pajak
Tangguhan di
Bersifat Laporan Laba
Dapat Memunculkan
Rugi
Dikurangkan Liabilitas Pajak
Tangguhan di
Laporan Posisi
Keuangan
Dialektika Pajak:
Kesalahan Pembebanan atau
Kapitalisasi

Perbedaan
akibat
Seharusnya, kesalahan
pengeluaran ini bersifat
atas temporer,
Kesalahan perolehan sebab
pencatatanaset seiring
dapat dikapitalisas berjalannya
berupa i dan tidak waktu aset
pembebanadibebankan. yang
Laporan Keuangan dan Laporan
Fiskal
Lapor
an
• Dipergunakan
sebagai acuan
pembuatan laporan
Keua fiskal , setelah
dilakukan
ngan
Lapor
rekonsiliasi atau
koreksi.
• Disampaikan
sebagai catatan
an dalam laporan
keuangan, sekaligus
Fiskal menjadi dasar
pengungkapan
komponen tertentu.
Rincian Item
Rekonsiliasi

15
Penghasilan Bukan Objek Pajak
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

a. Bantuan atau sumbangan kegamaan bersifat


wajib.
b. Hibah diterima keluarga, badan keagamaan,
pendidikan, sosial.
c. Warisan.
d. Harta sebagai pengganti penyertaan modal.
e. Natura.
f. Klaim asuransi diterima WP OP.
g. Dividen dari laba ditahan atas kepemilikan >
25%.
h. Iuran diterima Dana Pensiun.
i. Penghasilan investasi oleh Dana Pensiun.
j. Bagian laba diterima anggota persekutuan.
k. Bagian laba diterima perusahaan modal ventura.
16
Non Deductible Expenses
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

a. Pembagian laba.
b. Biaya untuk kepentingan pribadi.
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali
usaha tertentu.
d. Premi asuransi dibayar WP OP.
e. Natura, kecuali akibat tuntutan kerja atau
makanan bagi semua karyawan.
f. Jumlah melebihi kewajaran atas
hubungan istimewa.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau
sumbangan selain yang dikecualikan.
h. Pajak penghasilan. 17
Non Deductible Expenses Lain
Non
Deductibl
Deductibl
e
ePengobatan secara Penggantian biaya
cuma – cuma bagi
pengobatan.
pegawai.
Makan siang bagi Makan siang bagi
sebagian pegawai. seluruh pegawai.
PPh 21 ditanggung
Tunjangan PPh 21.
perusahaan.
Biaya jamuan
Biaya jamuan tanpa
dilengkapi daftar
daftar nominatif.
nominatif.

18
Penghasilan Dikenai PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
Bunga
Bunga
deposito,
simpanan
tabungan, Hadiah
koperasi
obligasi dan undian;
diterima WP
surat utang
Penghasilan OP.
darinegara.
transaksi Penghasilan Penghasilan
saham, pengalihan usaha jasa
sekuritas, tanah dan/ konstruksi
dan atau dan real
penyertaan bangunan estate.
modal lain.
Penghasilan Penghasilan
sewa tanah tertentu
dan/atau lainnya diatur
bangunan. PP.
19
Kasus dan
Ilustrasi

20
sepanjang tahun 2012 mencatatkan laba bersih dalam
Ilustrasi
laporan keuangannya senilai Rp 34.575.000.000,00.
Persekutuan
Berikut merupakan informasi terkait(1)
penghasilan dan
beban yang termasuk dalam laporan keuangan
perusahaan.
a. Perusahaan telah menerima pesanan luar biasa dari
Istana Kepresidenan dengan nilai kontrak Rp
2.650.000.000,00, dikenai PPh 22 dan PPN.
Perusahaan mencatat penghasilan sesuai dengan
nilai bruto yang diterima.
b. Perusahaan menerima Rp 510.000.000,00 atas
penyewaan lahan kosong yang dimiliki dan Rp
765.000.000,00 atas penyewaan mesin produksi.
c. Perusahaan mencatat keuntungan revaluasi tanpa
dilaporkan sebesar Rp 115.000.000,00.
d. Piutang perusahaan yang telah dihapuskan sebesar
Rp 3.165.000.000 dan baru setengahnya dilaporkan
kepada otoritas pajak. 21
Ilustrasi
Di samping itu, diketahui pula beberapa
Persekutuan (2)
informasi lain terkait kewajiban perpajakan Fa.
Cartenz yang telah dipotong pihak lain, sebagai
berikut.
a. Kredit PPh 22 atas impor sebesar Rp
1.785.000.000,00.
b. Kredit PPh 23 atas bunga pinjaman sebesar
Rp 598.500.000,00.
c. Kredit PPh 24 atas penghasilan dari luar
negeri sebesar Rp 1.165.000.000,00.
d. Angsuran PPh 25 yang telah dibayar sendiri
sebesar Rp 2.755.000.000,00.
e. STP PPh 25 sebesar Rp 812.250.000.
22
Ilustrasi
Pertanyaan :
Persekutuan (3)
a.Bagaimanakah koreksi fiskal ditetapkan
atas Fa. Cartenz?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit
pajak di periode berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di
periode berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan
yang seharusnya dibayarkan di periode
mendatang?
e.Bagaimanakah Fa. Cartenz melakukan
penjurnalan terkait kewajiban
perpajakannya?
23
Ilustrasi
Persekutuan (4)

Jawaban :
a.
b.
c.

24
Ilustrasi
Persekutuan (5)
Keterangan :
Atas kontrak dengan Istana Kepresidenan
Nilai penghasilan bruto yang telah
dicatat
= 2.650.000.000 + 10% *
2.650.000.000 – 1,5% * 2.650.000.000
= 2.650.000.000 + 265.000.000 –
37.100.000
= 2.877.900.000
Koreksi negatif atas
penghasilan bruto
= 2.877.900.000 - 2.650.000.00025
Ilustrasi
Persekutuan (6)
Keterangan :
Depresiasi menurut akuntansi
= 4% * (2.100.000.000 - 100.000.000 )
= 4% * (2.000.000.000)
= 80.000.000
Depresiasi menurut fiskal
= 50% * 5% * 2.000.000.000
= 50.000.000
Koreksi positif atas beban
depresiasi
= 80.000.000 – 50.000.000
= 30.000.000 26
Ilustrasi
Persekutuan (7)
Jawaban :
d.

27
Ilustrasi
Jawaban :
Persekutuan (8)
e. Penjurnalan atas kewajiban pajak akhir
tahun
Beban pajak kini 8.834.900.000
Pajak dibayar di muka PPh 22
1.822.100.000
Pajak dibayar di muka PPh 23
598.500.000
Pajak dibayar di muka PPh 24
1.165.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 25
3.567.250.000
Utang PPh 29 1.682.050.000
28
Ilustrasi
Persekutuan (9)
Keterangan :
Kredit PPh 22
= Atas impor + Atas
penyerahan kepada bendaharawan negara
= 1.785.000.000 + 37.100.000
= 1.822.100.000
Kredit PPh 25
= Angsuran PPh 25 + STP PPh 25
= 2.755.000.000 +
812.250.000
= 3.567.250.000

29
Ilustrasi
Jawaban :Persekutuan (10)
e. Aset pajak tangguhan muncul akibat
perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan, berdasar perspektif
perpajakan. Nilai aset pajak tangguhan Fa.
Cartenz meliputi
= Akibat beban piutang tak tertagih +
Akibat beban depresiasi
= 25% x 50%x 3.165.000.000 + 25% x
30.000.000
= 395.625.000 + 7.500.000
= 403.125.000
Jurnal
Aset pajak tangguhan 403.125.000 30

Anda mungkin juga menyukai