Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KASUS 1

TB Paru
Asra Mufasra, S.Ked
140611002

Preseptor :
dr. Dika Amalia, Sp. A

BAGIAN/KSM ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019
2

BAB 1 PENDAHULUAN

06/01/2020
3
PENDAHULUAN

 Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberkulosis .
 Prevalensi berdasarkan World Health Organization (WHO) sekitar
327.000 kasus baru TB pada anak dengan usia kurang dari 15 tahun
diseluruh dunia, dan sekitar 65.000 anak meninggal karena TB setiap
tahun. Menurut WHO sekitar 500.000 anak sakit dan 64.000
meninggal akibat TB pada tahun 2011.

(Depkes, 2015)

06/01/2020
4

Penularan bakteri Mycobacterium Tuberkulosis terjadi


ketika pasien TB paru mengalami batuk-batuk atau bersin
sehingga bakteri tersebut juga tersebar ke udara dalam
bentuk percikan dahak atau droplet yang dikeluarkan
penderita TB paru.
Pasien suspek TB paru yang mengalami gejala batuk lebih dari 48
kali/malam akan menginfeksi 48% dari orang yang kontak dengan
pasien suspek TB paru, sedangkan pasien suspek TB paru yang
mengalami batuk kurang dari 12 kali/ malam maka akan dapat
menginfeksi 28%.

diagnosis tuberkulosis anak meliputi kontak TB, uji


tuberkulin, status gizi, demam >2minggu tanpa sebab
jelas, batuk > 3 minggu, pembesaran kelenjar limfe,
pembengkakan sendi/ tulang, dan foto dada

Meningkatnya kasus TB pada anak diperkirakan berkaitan


dengan kesulitan dalam menegakkan diagnosis. Salah
satu diantaranya adalah kesulitan mendapatkan
Mycobacterium Tuberculosis sebagai kuman penyebab.

06/01/2020
(depkes, 2015)
5

LAPORAN
BAB 2
KASUS

06/01/2020
6
IDENTITAS PASIEN

 Nama : An. RMS


 No. RM : 11.20.25
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 9 tahun 6 bulan
 Alamat : ds. Blang Panyang, Kec. Muara Satu
 Suku : Aceh
 Bangsa : Indonesia
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Tidak Bekerja
 Tgl MRS : 19-06-2019
06/01/2020
7
Identitas Orang Tua

Kedudukan
Jenis
No Nama dalam Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
keluarga
1. Tn. MF Kepala L 37 th SMA Wiraswasta
Keluarga

2. Ny. S Istri P 35 th SMP Ibu rumah


tangga

06/01/2020
ANAMNESIS

• Batuk sejak >3 bulan sebelum masuk rumah sakit


Keluhan
Utama

• Demam, Berkeringat Malam, Nyeri kepala, Mual disertai


Keluhan muntah, nyeri ketika menelan.
Tambahan

6
9
ANAMNESIS

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien berobat ke poli anak RSU Cut Meutia dengan keluhan batuk yang
dialami sejak >3 bulan yang lalu disertai batuk berdahak yang sulit
dikeluarkan bewarna kuning kental dan bercak darah dialami sehari
sebelum masuk rumah sakit.batuk terutama memberat pada malam hari
keluhan disertai nyeri yang dirasakan didada dan terasa lemas. Pasien
mengeluhkan demam dan berkeringat yang berlebihan pada malam hari.
Pasien juga mengeluh nyeri kepala, mual yang disertai dengan muntah >3
kali sehari, sakit dibagian leher, nyeri ketika menelan dan sulit untuk tidur.
BAB dan BAK dalam batas normal.

06/01/2020
10
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

06/01/2020
11
ANAMNESIS

Riwayat Alergi: Riwayat alergi makanan (-), obat (-), debu (-), udara
dingin (-).

Riwayat Penggunaan Obat: Riwayat minum obat tidak ada.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan : Riwayat sakit selama ibu pasien


hamil (-). Pasien anak kedua, lahir spontan ditolong bidan, lahir
langsung menangis, berat badan lahir 3100 gram. Riwayat kuning /
biru setelah lahir (-).

06/01/2020
12
ANAMNESIS

Riwayat makanan
Pasien diberikan ASI eksklusif sampai umur 5 bulan, setelah itu diberi
bubur serta diselingi dengan ASI sampai umur 2 tahun. Pasien mulai
diberikan nasi sejak umur 6 bulan.

Riwayat imunisasi
Ibu pasien mengaku pasien mendapatkan imunisasi hanya 2 kali sejak
lahir.

06/01/2020
PEMERIKSAAN FISIK

112x / menit,
Composmentis 20 x/menit 36,40 C
reguler

11
14
PEMERIKSAAN FISIK
ANTROPOMETRI

 Berat Badan : 16 kg
 Tinggi Badan : 118 cm
 BB/U = 55,1 % (Gizi Buruk)
 TB/U = 88,0 % (Mild Stunting)
 BB/TB = 72,7 % (Gizi kurang)

06/01/2020
Abdomen
Kepala : Normocephali Inspeksi : Bentuk : distensi (-)
Mata : Konjungtiva anemis Umbilicus : masuk merata 15
(-/-) ikterik (-/-) Auskultasi : Bising usus (+)
normal
Palpasi : Soepel (+) Nyeri tekan :
Hidung :pernafasan cuping
(-)
hidung (-),
Hepar/Lien: tidak teraba
Mulut : Bibir hiperemis -
membesar
Leher : Pembesaran KGB
Perkusi : Timpani (+), Redup
(-)
beralih (-)

Genitourinaria :
Thorax Mukosa glans penis: hiperemis
Inspeksi: Retraksi epigastrial (-), nyeri sentuh(-)
(-)
Palpasi : Fremitus vokal N
Perkusi : sonor
Auskultasi : ves +/+, rh +/+, wh EXTREMITAS
-/ Ikterik (-/-), Edema (-/-),
-
Cor: S1>S2, tunggal, reguler, sianosis (-/-)
Mantoux test (+)

06/01/2020 15
06/01/2020
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM 17 juni 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Hemoglobin 12.5 13-18 g/dL
Eritrosit 3.64 4,6-6,5 juta sel/mm3

Leukosit 15.93 4,0-11,0 ribu sel/mm3

Hematokrit 29.6 42-52 %

MCV 81,3 79-99 fL

MCH 34,5 27-32 pg

MCHC 42,4 33-37 %

Trombosit 398 150-450 ribu sel/mm 3


06/01/2020
17
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM 21 Juni 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Hemoglobin 11,8 13-18 g/dL
Eritrosit 4,23 4,6-6,5 juta sel/mm3

Leukosit 16,20 4,0-11,0 ribu sel/mm3

Hematokrit 35,2 42-52 %

MCV 83,3 79-99 fL

MCH 27,9 27-32 pg

MCHC 36,9 33-37 %

Trombosit 321 150-450 ribu sel/mm 3


06/01/2020
18
RESUME

Pasien berobat ke poli anak RSU Cut Meutia dengan keluhan batuk yang
dialami sejak >3 bulan yang lalu disertai batuk berdahak yang sulit dikeluarkan
bewarna kuning kental dan bercak darah dialami sehari sebelum masuk rumah
sakit.batuk terutama memberat pada malam hari keluhan disertai nyeri yang
dirasakan didada dan terasa lemas. Pasien mengeluhkan demam dan
berkeringat yang berlebihan pada malam hari. Pasien juga mengeluh nyeri
kepala, mual yang disertai dengan muntah >3 kali sehari, sakit dibagian leher,
nyeri ketika menelan dan sulit untuk tidur. BAB dan BAK dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik vital sign didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, Kesadaran compos mentis, nadi 112 x/i regular, Pernapasan 20 x/i,
Suhu 36,4o C dan berat badan 16kg. Pemeriksaan fisik auskultasi paru
didapatkan ronkhi dikedua lapang paru. Pada ekstremitas didapatkan hasil
Mantoux test 19mm.
06/01/2020
19
RESUME

Pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Juni 2019


didapatkan Hemoglobin 12,5g/dl, Eritrosit 3,64 juta/mm3,
Leukosit 11,51 ribu/mm3, dan Hematokrit 29,6%. Pemeriksaan
laboratorium pada tanggal 21 Juni 2019 didapatkan Hemoglobin
11,8 g/dl, Eritrosit 4,23 juta/mm3, Leukosit 16,20 ribu/mm3, dan
Hematokrit 35,2%.

06/01/2020
20
Diagnosis Banding dan
Diagnosis Kerja

DIAGNOSIS BANDING
Tuberkulosis Paru
Pneumonia
Bronkitis Kronik

DIAGNOSIS : Tuberkulosis Paru + pneumonia

06/01/2020
21
Tatalaksana dan Prognosis

 IVFD RL 12 gtt/i (makro)


 Iv. Dexamethason 1.6mg /8j  Quo Ad vitam :
 Iv. Cefotaxime 500mg/12j Dubia ad bonam

 Iv. Omeprazole 20mg/12j  Quo Ad fungsionam :


Dubia ad bonam
 Pro TB 3 Kid 1 x 3 tab
 Quo Ad sanationam :
 Ondansetron 2ml/12j Dubia ad bonam
 Paracetamol syr 3 x 1 cth
 Vectrin syr 2 x 1 cth
 Nebule ventolin 1 resp + 3 cc
NaCL 0,9% / 8j

06/01/2020
22
STATUS FOLLOW UP

Tanggal S O A P
19-06- batuk KU: sedang TB Paru IVFD RL 12 gtt/i
2019 berdahak (+) Bb: 16kg (makro)
bercak darah RR: 20 x/menit Iv. Cefotaxime
H+1 (-), demam (-), Nadi:96 x/i 500mg/12j
mual (+), T ax: 35.5oC Iv. Omeprazole 20mg
muntah (+), /12j
nyeri dada (+), Pulmo : vesikuler Iv. Ondansetron 2ml
nyeri di leher (+/+), ronki (+/+) /12j
(+), nyeri di basal paru, Pro TB 3 Kid 1 x 3 tab
menelan (+), whezzing (-/-) Paracetamol syr 3 x 1
nafsu makan cth
menurun vectrin syr 2 x 1 cth

06/01/2020
23
STATUS FOLLOW UP

Tanggal S O A P
20-06- batuk KU: ringan TB Paru IVFD RL 12 gtt/i
2019 berdahak (+), Bb: 16kg (makro)
nyeri dada (+), RR: 20 x/menit Iv. Cefotaxime
H+2 nyeri di leher Nadi:96 x/i 500mg/12j
(+), nyeri T ax: 35.6oC Iv. Omeprazole 20mg
menelan (+), /12j
demam (-), Pulmo : vesikuler Iv. Ondansetron 2ml
mual (-), (+/+), ronki (+/+) /12j (aff)
muntah (-), di basal paru, Pro TB 3 Kid 1 x 3 tab
nafsu makan whezzing (-/-) Paracetamol syr 3 x 1
menurun, BAB cth
(-) 2 hari vectrin syr 2 x 1 cth

06/01/2020
24
STATUS FOLLOW UP

Tanggal S O A P
21-06- batuk KU: Ringan TB Paru IVFD RL 12 gtt/i (makro)
2019 berdahak (+), Bb: 16kg + Iv. Cefotaxime
nyeri dada (+), RR: 37 x/menit Pneumon 500mg/12j
H+3 sesak nafas (+), Nadi:98 x/i ia Iv. Omeprazole 20mg
nyeri di leher T ax: 37,2oC /12j
(+), nyeri Iv. Dexamethason 1.6
menelan (+), Pulmo : vesikuler mg/12j
demam (-), (+/+), ronki Pro TB 3 Kid 1 x 3 tab
mual (-), (+/+),whezzing (-/- Paracetamol syr 3 x 1
muntah (-), ) cth
nafsu makan vectrin syr 2 x 1 cth
menurun, BAB nebule ventolin + NaCl
(-) 3 hari 0,9% 3cc/ 8j

06/01/2020
25
STATUS FOLLOW UP

Tanggal S O A P
22-06- batuk KU: Ringan TB Paru IVFD RL 12 gtt/i (makro)
2019 berdahak (+), Bb: 16kg + Iv. Cefotaxime
nyeri dada (+), RR: 36 x/menit Pneumon 500mg/12j
H+4 sesak nafas Nadi:82 x/i ia Iv. Omeprazole 20mg
berkurang, T ax: 36,9oC /12j
nyeri di leher Iv. Dexamethason 1.6
(+), nyeri Pulmo : vesikuler mg /12j
menelan (+), (+/+), ronki Pro TB 3 Kid 1 x 3 tab
demam (-), (+/+),whezzing (-/- Paracetamol syr 3 x 1
mual (-), ) cth
muntah (-), vectrin syr 2 x 1 cth
nafsu makan nebule ventolin 1 resp+
menurun, nyeri NaCl 0,9% 3cc/ 8j
perut (+),
pusing (+),
BAB/BAK (+)
06/01/2020
26
STATUS FOLLOW UP
Tanggal S O A P
23-06- batuk KU: Ringan TB Paru Nebule ventolin 1
2019 berdahak (+), Bb: 17 kg + resp+ NaCl 0,9% 3cc/
nyeri dada (+), RR: 24 x/menit Pneumon 8j
H+5 sesak nafas Nadi:95 x/i ia IVFD RL 12 gtt/i (makro)
berkurang, T ax: 36,1oC Iv. Cefotaxime
nyeri di leher 500mg/12j
(+), nyeri Pulmo : vesikuler Iv. Omeprazole 20mg
menelan (+), (+/+), ronki /12j
demam (-), (+/+),whezzing (-/- Iv. Dexamethason 1.6
mual (-), ) mg /12j
muntah (-), Pro TB 3 Kid 1 x 3 tab
nafsu makan Paracetamol syr 3 x 1
(+), nyeri perut cth
(+), pusing Vectrin syr 2 x 1 cth
berkurang,
BAB/BAK (+)

06/01/2020
27
STATUS FOLLOW UP

Tanggal S O A P
21-06- batuk KU: Ringan TB Paru IVFD RL 12 gtt/i (makro)
2019 berdahak (+), Bb: 17 kg + Iv. Cefotaxime
nyeri dada RR: 24 x/menit Pneumon 500mg/12j
H+6 berkurang, Nadi:98 x/i ia Iv. Omeprazole 40mg
sesak nafas T ax: 36,1oC /12j
berkurang, Iv. Dexamethason 1.6
nyeri di leher (- Pulmo : vesikuler mg /12j
), nyeri (+/+), ronki Pro TB 3 Kid 1 x 3 tab
menelan (-), (+/+),whezzing (-/- Paracetamol syr 3 x 1
demam (-), ) cth
mual (-), vectrin syr 2 x 1 cth
muntah (-), nebule ventolin 1 resp
nafsu makan + NaCl 0,9% 3cc/ 8j
(+), nyeri perut PBJ
berkurang,
pusing
berkurang, 06/01/2020
BAB/BAK (+)
28

TINJAUAN
BAB 3
PUSTAKA

06/01/2020
29
DEFINISI

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium Bovis (sangat jarang
disebabkan oleh Mycobacterium avium).

06/01/2020
Buku Ilmu Kesehatan Anak, 2007
30
EPIDEMIOLOGI

 Data WHO tahun 2007 menyatakan bahwa


indonesia menempati posisi tiga di dunia
setelah India dan China.
 Dari seluruh prevalensi tuberkulosis,
kejadian sakit tuberkulosis pada anak 15%.
 Pada kelompok anak-anak ditemukan satu
juta anak-anak (0-14 tahun) jatuh sakit
karena TB, dan 170.000 anak-anak
meninggal karena TB pada tahun 2015.

(Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2015)

06/01/2020
31
Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis.

Penularan Mycobacterium
tuberculosis biasanya melalui
udara, hingga sebagian besar fokus
primer tuberkulosis terdapat dalam
paru. Selain melalui udara
penularan dapat peroral misalnya
minum susu yang mengandung
basil tuberculosis, biasanya
Mycobacterium bovis. Dapat juga
dengan kontak langsung misalnya
melalui luka atau lecet dikulit.

(Buku Ilmu Kesehatan Anak)


06/01/2020
32

PATOFISIOLOGI

06/01/2020
(Aisah dan Handoko, 2016)
33
Klasifikasi TB Paru

Hasil
Riwayat
Organ tubuh pemeriksaan Tingkat
pengobatan
yang terkena dahak keparahan
sebelumnya
mikroskopis

1. TB paru
BTA negatif 1. Pasien baru
1. TB Paru 1. TB Paru foto toraks 2. Kambuh
2. TB Ekstra BTA positif positif (relaps)
Paru 2. TB Paru 3. Pengobatan
2. TB Ekstra
BTA negatif Paru setelah putus
berobat (Default)
4. Gagal (Failure)
5. Pindahan
(Transfer In)
6.lain-lain
06/01/2020
34
Manifestasi Klinis

Gejala sistemik/umum:
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah)
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,
biasanya dirasakan malam hari disertai keringat
malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul
 Penurunan nafsu makan dan berat badan
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah

06/01/2020
35

Gejala khusus:
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

06/01/2020
ALUR DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK

36

06/01/2020
37
Uji Tuberkulin

Berdasarkan indurasinya maka hasil tes mantoux dibagi


dalam:
 Indurasi 0-5mm (diameternya): mantoux negatif =
golongan No Sensitivity. Disini peran antibodi humoral
paling menonjol.
 Indurasi 6-9mm: hasil meragukan = golongan Normal
Sensitivity. Di sini peran antibodi humoral masih
menonjol.
 Indurasi 10-15mm: mantoux positif = golongan Low
Grade Sensitivity. Disini peran kedua antibodi
seimbang.
 Indurasi >15mm: mantoux positif kuat = golongan
Hypersensitivity. Disini peran antibodi seluler paling
menonjol.

06/01/2020
38
Radiologi

Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB


aktif:
 Bayangan berawan/ nodular di segmen apikal dan
posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus
bawah.
 Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh
bayangan opak berawan atau nodular.
 Bayangan bercak milier
 Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral
(jarang)

06/01/2020
39
Diagnosis Banding

Diagnosis banding Tuberkulosis Paru adalah sebagai


berikut:
 Pneumonia
 Tumor/keganasan paru
 Jamur paru
 Asma

06/01/2020
40
TATALAKSANA

 Menyembuhkan pasien TB
 Mencegah kematian akibat TB atau efek jangka
panjangnya
 Mencegah TB relaps
 Mencegah terjadinya dan transmisi resistensi obat
 Menurunkan transmisi TB
 Mencapai seluruh tujuan pengobatan dengan
toksisitas seminimal mungkin
 Mencegah reservasi sumber infeksi dimasa yang
akan datang

06/01/2020
41

Beberapa hal penting dalam tatalaksana TB anak


adalah:
 Obat TB diberikan dalam paduan obat, tidak boleh
diberikan sebagai monoterapi.
 Pengobatan diberikan setiap hari.
 Pemberian gizi yang adekuat.
 Mencari penyakit penyerta, jika ada ditatalaksana
secara bersamaan.

06/01/2020
42
Terapi Farmakologis

Obat Anti
Tuberkulosis Anak umumnya memiliki jumlah kuman
yang lebih sedikit (pausibasiler)
(OAT) sehingga rekomendasi pemberian 4
macam OAT pada fase intensif hanya
diberikan kepada anak dengan BTA
positif, TB berat dan TB tipe dewasa.
Terapi TB pada anak dengan BTA
negatif menggunakan paduan INH,
Rifampisin, dan Pirazinamid pada fase
inisial (2 bulan pertama) diikuti
Rifampisin dan INH pada 4 bulan fase
lanjutan.
06/01/2020
43
Tabel 2.2 Dosis OAT Untuk Anak

06/01/2020
44
Tabel 2.3 Paduan OAT dan Lama Pengobatan TB Pada Anak

06/01/2020
45
Terapi Farmakologis

Kombinasi
dosis tetap
(KDT) atau
fixed Dose Paket KDT untuk anak
Combination berisi obat fase intensif,
yaitu rifampisin (R) 75mg,
(FDC)
INH (H) 50mg, dan
pirazinamid (Z) 150mg,
serta obat fase lanjutan,
yaitu R 75mg dan H
50mg dalam satu paket.
06/01/2020
46

Tabel 2.4 Dosis OAT KDT pada TB Anak

06/01/2020
47

• Status gizi pada anak dengan TB akan


mempengaruhi keberhasilan
pengobatan TB. Malnutrisi berat
meningkatkan risiko kematian pada
Nutrisi anak dengan TB.

• Pemberian makan tambahan


sebaiknya diberikan selama
pengobatan. Jika tidak memungkinkan
Pemantauan dapat diberikan suplementasi nutrisi
Pengobatan TB sampai anak stabil dan TB dapat di
anak atasi.

06/01/2020
Tatalaksana pasien yang berobat 48
tidak teratur

Ketidakpatuhan minum OAT pada pasien TB merupakan


penyebab kegagalan terapi dan meningkatkan resiko terjadinya
TB resisten obat.
 Jika anak tidak minum obat > 2 minggu di fase intensif atau >
2 bulan di fase lanjutan dan menunjukkan gejala TB, ulangi
pengobatan TB dari awal.
 Jika anak tidak minum obat < 2 minggu di fase intensif atau <
2 bulan di fase lanjutan dan menunjukkan gejala TB, lanjutkan
sisa pengobatan sampai selesai.

06/01/2020
49
Pencegahan

Pencegahan

Vaksin BCG Kemoprofilaksis

INH dengan dosis 10


mg/kgbb/hari selama 1 tahun

06/01/2020
50
Komplikasi

Komplikasi Tuberkulosis Paru adalah sebagai berikut:


 batuk darah
 pneumothoraks
 gagal napas
 gagal jantung
 Efusi Pleura

06/01/2020
51
Prognosis

Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, berapa lama telah
mendapat infeksi, luasnya lesi, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi
keluarga, diagnosis dini, pengobatan adekuat dan adanya infeksi lain
seperti morbili, pertusis, diare yang berulang dan lain-lain.

06/01/2020
52

BAB 4 PEMBAHASAN

06/01/2020
53
ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK
pasien didapatkan keluhan batuk yang dirasakan sejak ± 3 bulan yang
lalu SMRS, batuk terasa memberat pada malam hari, batuk berdahak
namun sulit untuk dikeluarkan, berwarna kuning kental dan terdapat
darah, keluhan disertai nyeri dada dan lemas.
• Hal ini sesuai dengan sumber kepustakaan yang mengatakan bahwa gejala
tuberkulosis paru dibagi menjadi gejala umum dan khusus. Gejala umum atau
sistemik yaitu batuk-batuk yang dirasakan selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah).

Pasien juga mengeluhkan demam dan berkeringat yang berlebihan


pada malam hari.

• Hal ini sesuai dengan sumber kepustakaan yang mengatakan pasien


tuberkulosis mengeluh demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,
biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
06/01/2020
54
ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik didapatkan adanya bunyi ronkhi basah yang


terdengar dikedua lapang paru.

Hal ini sesuai dengan sumber kepustakaan yang menyebutkan pada


pemeriksaan fisik dapat ditemukan suara napas bronkial, amforik, suara
napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma
dan mediastinum.

Pada pasien dilakukan uji mantoux test dengan hasil mantoux 19mm.

Hal ini juga sesuai dengan sumber kepustakaan yang menyebutkan


bahwa uji tuberkulin positif bila indurasi >10mm (pada gizi baik), atau
>5mm pada gizi buruk. Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya
infeksi TB dan kemungkinan ada TB aktif pada anak. 06/01/2020
55
TATALAKSANA

Nebule ventolin yang termasuk golongan Beta 2 Agonist berfungsi


sebagai relaksan otot polos jalan napas dengan cara menstimulasi
reseptor Beta 2 Adrenergik dengan meningkatkan C-AMP dan
menghasilkan antagonisme fungsional terhadap bronkokonstriksi.
Beta 2 agonis terdiri atas 2 kelompok yaitu short acting dan long
acting. Efek bronkodilator dari short acting beta 2 agonist
berlangsung 4-6 jam sedangkan long acting memperlihatkan waktu
kerja 12 jam atau lebih.

Dexamethasone termasuk dalam golongan kortikosteroid yang memiliki efek anti


inflamasi sehingga dapat menekan edema yang terjadi pada saluran napas.
Pemberian Cefotaxime yang merupakan antibiotik golongan cephalosporin generasi III
bertujuan untuk mengeliminasi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder.

06/01/2020
Pemberian Pro TB 3 kid yang merupakan kombinasi antara obat rifampisin (R) 75mg, INH (H)

50mg, dan pirazinamid (Z) 150mg. Anak umumnya memiliki jumlah kuman yang lebih sedikit

(pausibasiler) sehingga rekomendasi pemberian 4 macam OAT pada fase intensif hanya diberikan

kepada anak dengan BTA positif, TB berat dan TB tipe dewasa.


57

TERIMA
KASIH

06/01/2020

Anda mungkin juga menyukai