Anda di halaman 1dari 56

SEPSIS NEONATORUM

Rega Setya Abeto Marko


1965050084

Dosen Pembimbing:
dr. Mildi Felicia, Sp.A

Periode 30 September - 07 Desember 2019


Kepaniteraan Klinik Ilmu Keshatan Anak
1
LAPORAN KASUS

2
Pendahuluan
Sepsis neonatorum sampai saat ini masih merupakan masalah utama di bidang
pelayanan dan perawatan neonates. Menurut perkiraaan World Health Organization
(WHO), terdapat 5 juta kematian neonates setiap tahun dengan angka mortalitas neonates
(kematian dalam 28 hari pertama kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98%
kematian tersebut berasal dari Negara berkembang.
Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai bacteremia yang
terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan. Angka kejadian sepsis neonatal
adalah 1-10 per 1000 kelahiran hidup pada bayi dengan berat < 1500 gram. Sepsis
neonatorum merupakan istilah yang tela digunakan untuk menggambarkan respons
sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Angka sepsis neonatorum meningkat secara
bermakna pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan bila ada faktor resiko ibu
(obstetric) atau tanda tanda koriamnionitis, seperti ketuban pecah lama (>18 jam), demam
intrapartum ibu (> 37,5C), leukositosis ibu (>18000/mm3), .
Identitas Pasien
• Nama Lengkap : By.Ny D A
• Tanggal Lahir : 10 Oktober 2019
• Umur : 7 Hari
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pendidikan :-
• Alamat : Kp. Tunggilis Rt/Rw 02/07
Desa Situsari
Identitas Keluarga Pasien
Ayah Ibu
• Nama Lengkap : Tn.P.B • Nama Lengkap : Ny.D.A
• Tanggal Lahir : 26 September • Tanggal Lahir : 26 April
1984 1986
• Suku Bangsa : Jawa • Suku Bangsa : Jawa
• Alamat : Kp. Tunggilis • Alamat : Kp. Tunggilis
Rt/Rw 02/07 Rt/Rw 02/07
Desa Situsari Desa Situsari
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Pendidikan : SMA • Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Karyawan • Pekerjaan : Ibu Rumah
Swasta Tangga
• Penghasilan :Rp.3.200.000,- • Penghasilan :-

Hubungan dengan orang tua: Anak Kandung


Riwayat Kehamilan dan
Kelahiran
Riwayat Kehamilan Riwayat Kelahiran
Perawatan Antenatal • Tempat lahir : Rumah sakit
• Trimester I 1 kali/bulan di • Penolong persalinan : Dokter
Bidan Emi S.
• Cara persalinan : Tindakan
• Trimester II 1 kali/bulan di
Bidan Emi S. • Penyulit :-
• Trimester III 2 kali/bulan di • Masa gestasi : Cukup bulan.
Bidan Emi S.
Penyakit kehamilan :
Disangkal oleh keluarga
pasien
Keadaan Bayi dan Riwayat
Tumbuh Kembang
Keadaan Bayi Riw. Tumbuh Kembang
• Berat badan lahir : 3.120 gr • Gigi pertama : - bulan
• Panjang badan : 48 cm • Psikomotor :
• Lingkar kepala : 34 Tengkurap : - bulan
• Nilai APGAR : ibu tidak ingat Duduk : - bulan
Berdiri : - bulan
• Saat lahir : langsung
menangis,tidak Berjalan : - bulan
pucat/biru/ikretik/kejang Berbicara : - bulan
• Kelainan bawaan : Membaca / menulis : - tahun
Omphalocele
• Rambut pubis :
belum tumbuh
Perkembangan • Payudara :
belum
Pubertas • Menarche :
belum
Riwayat Imunisasi
VAKSIN DASAR ULANGAN
UMUM (UMUR)
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
Hepatitis B 0 Hari
MMR
TIPA

Kesan: Imunisasi dasar lengkap sesuai usia


Riwayat Makanan
Waktu Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
Pagi - Susu Formula Susu Formula Susu Formula
30 ml 30 ml 30 ml
Siang Susu Formula Susu Formula Susu Formula ASI 30 ml
30 ml 30 ml 30 ml menggunakan
dot,hisapan
kuat
Malam Susu Formula Susu Formula Susu Formula ASI 30 ml
30 ml 30 ml 30 ml menggunakan
dot,hisapan
kuat
Riwayat Penyakit yang Pernah
di Derita
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Diare - Darah - Cacingan -
Otitis - Difteri - Alergi -
Radang Paru - Morbili - Kecelakaan -
Tuberkulosis - Parotitis - Operasi -
Kejang - Demam - Lain-lain -
Berdarah
Jantung - Demam Tifoid -
Riwayat Keluarga
No Tanggal Lahir Jenis Hidup Lahir Mati Abortus Mati Keterangan
Kelamin (sebab) Kesehatan
1. 03/10/1987 Laki-Laki Hidup Sehat
2. 29/04/1986 Perempuan Hidup Sehat
3. 11/10/2012 Hidup Sakit
(Pasien)
Data Perumahan
Kepemilikan rumah : Pribadi
Keadaan rumah : Luas 70 m2
: Dinding terbuat dari batu bata
: Atap terbuat dari genteng
: Ventilasi jendela
: Jarak septic tank ke sumber air
bersih ±10 meter
Keadaan Lingkungan : Bukan berupa kompleks
perumahan
Ada tempat pembuangan sampah
Anamnesis

Aloanamnesis kepada keluarga kandung pasien

Keluhan Utama : Usus keluar dari rongga perut

Keluhan Tambahan : -
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Pasien datang diantar oleh kakek pasien ke IGD RSU
UKI dengan keluhan usus keluar dari rongga perut sejak 2
hari SMRS. Usus dilapisi kantong berwarna transparan
disertai cairan berwarna jernih.Pasien masih dapat BAB
melalui anus. BAB lembek, berwarna kuning kecoklatan.
Lendir tidak ada, darah tidak ada.Keluhan lain seperti
sianosis, Ikterik, Apneu, Kejang, Demam disangkal.

Pasien lahir dari ibu usia 33 tahun, usia kehamilan


38 minggu dengan riwayat kehamilan G2P1A0. Tindakan
yang dilakukan yaitu sectio caesaria, namun indikasi tidak
diketahui oleh kerabat pasien. Setelah dilakukan tindakan,
bayi lahir berjenis kelamin perempuan, berat badan lahir
3120 gram.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Panjang badan 48 cm, lingkar kepala 30 cm dan


lingkar perut 34 cm.

Saat hamil ibu dari bayi rutin memeriksakan


kehamilannya di bidan. Ibu tidak memiliki riwayat
Diabetes Mellitus, Hipertensi, Aremia, Epilepsi, dan
Demam. Ibu pasien tidak memiliki riwayat Trauma,
tidak memiliki kebiasaan merokok atau meminum
alkohol sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak ada riwayat penyakit dahulu


(baru lahir).
Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien tidak ada yang


mengalami keluhan yang sama.
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum :Tampak Sakit Sedang


• Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
• Frekuensi nadi : 145 kali / menit
• Tekanan darah : - mmHg
• Frekuensi nafas : 40 kali / menit (Regular, kedalaman
cukup, eupne)
• Suhu : 36,4 °C (axilla)
Data Antropometri

Berat Badan : 3120 gram


Tinggi Badan : 48 cm
Lingkar lengan atas : 18 cm
Lingkar Perut : 34 cm

• BB/U : -2 S/D +2, interpretasi : Berat badan Normal


• TB/U : -2 S/D +3, interpretasi : Normal
• BB/TB : -1 S/D +1, interpretasi : Gizi Baik
Pemeriksaan Sistem
• Kepala
Bentuk : Normocephali,LK : 34 cm. Ubun-ubun lunakqq
Rambut : Warna hitam, tumbuh merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Mata cekung (-/-)
Telinga : Normotia,Liang telinga lapang kanan dan kiri.
Hidung : Cavum nasi lapang, septum deviasi (-), sekret (-/-)

• Mulut
Bibir : Sianosis sirkum oral (-), mukosa bibir kering (-),
Gigi : Belum tumbuh
Lidah : Coated tongue (-)
Tonsil : Sulit dinilai
Faring : Sulit dinilai
Pemeriksaan Sistem
• Leher : Tidak teraba ada pembesaraan KGB

• Thoraks
Dinding thoraks : Diameter laterolateral > anteroposterior

• Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding thorax simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi : Pergerakan dinding thorax simetris
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultasi : Bunyi nafas dasar vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Sistem
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS-5 line midclavikula sinista
Perkusi : Tidak dapat dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : Perut tampak mendatar, tampak defek pada umbilikus
diameter 4 cm, tampak jejenum/ileum tertutup peritoneum
disertai cairan peritoneum berwarna jernih kekuningan,
darah (-)
Auskultasi : Bising Usus (+), 5 kali/menit
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak teraba
membesar (-), Turgor kembali cepat
Pemeriksaan Sistem
• Anus dan rektum : Tidak ada kelainan
• Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Anggota gerak
Atas : Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-, normotonus
Bawah : Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-, normotonus
• Tulang belakang : Lordosis (-), kifosis (-), skoliosis (-)
• Kulit : Turgor kembali cepat, warna sawo
matang, ikterik (-)
Nervus Kranialis

• I : Tidak dilakukan • VII : Tidak dilakukan


• II : Tidak dilakukan • VIII : Tidak dilakukan
• III : Isokor, 3mm/3mm, • IX : Tidak dilakukan
RCL +/+, RCTL +/+ • X : Tidak dilakukan
• IV : Tidak dilakukan • XI : Tidak dilakukan
• V : Tidak dilakukan • XII : Tidak dilakukan
• VI : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Refleks

• Refleks Fisiologis : Refleks biceps ++/++,


refleks triceps ++/++, Refleks KPR ++/++,
refleks APR ++/++
• Refleks patologis : Babinski +/+
Pemeriksaan LAB
Pemeriksaan pada 12/10/2019 pukul 14:34
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Elektrolit
Natrium 134 mmol/L 136 - 145 mmol/L
Kalium 3,9 mmol/L 3,5 – 5,1 mmol/L
Clorida 99 mmol/L 99 – 111 mmol/L
Darah Rutin
Hemoglobin 16,7 (H) g/dL 12 – 14 g/dL
Leukosit 8,1 ribu/uL 5 – 10 ribu/uL
Hematokrit 46,9 (H) % 37 – 43 %
Trombosit 130 (L) ribu/uL 150 – 400 ribu/uL
Masa Protrombin
Kontrol 13 detik 10 – 16 detik
Pasien 18 (H) detik 10 – 16 detik
APTT
APTT Kontrol 29 detik 27 – 42 detik
APTT Pasien 42 detik 25 – 42 detik
Kimia Klinik
Albumin 3,0 (L) g/dL 3,7 – 5,2 g/dL
Gula Darah Sewaktu 26 mg/dl <200 mg/dl
Pemeriksaan LAB
Pemeriksaan pada 12/10/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Jam


Gula Darah 213 (H) mg/dl < 200 mg/dl 16:00
Sewaktu
Gula Darah 143 mg/dl < 200 mg/dl 17:00
Sewaktu
Gula Darah 37 mg/dl < 200 mg/dl 19:00
Sewaktu
Gula Darah 101 mg/dl < 200 mg/dl 20:00
Sewaktu
Gula Darah 86 mg/dl < 200 mg/dl 22:00
Sewaktu
Pemeriksaan LAB
Pemeriksaan pada 13/10/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Gula Darah 82 (H) mg/dl < 200 mg/dl
Sewaktu

Pemeriksaan pada 14/10/2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Gula Darah 87 (H) mg/dl < 200 mg/dl
Sewaktu
Resume
Pasien datang diantar oleh kakek pasien ke
IGD RSU UKI dengan keluhan usus keluar dari
rongga perut sejak 2 hari SMRS. Usus dilapisi
kantong berwarna transparan disertai cairan
berwarna jernih.Pasien masih dapat BAB
melalui anus. BAB lembek, berwarna kuning
kecoklatan. Lendir tidak ada, darah tidak
ada.Keluhan lain seperti sianosis, Ikterik,
Apneu, Kejang, Demam disangkal.
Working Diagnosis
Sepsis Neonatorum + Omphalocele

Differential Diagnoses
Gastroschisis
Penatalaksanaan

• Pro Rawat Inap


• Diet : ASI/Susu Formula
• IVFD : D10% 12 tpm (mikro)
• Medikamentosa :
Cefotaxime 2x17.5mg (IV)
Non Medikamentosa (Edukasi)

• Memberitahukan kepada keluarga pasien


bahwa untuk menutup pada usus yang keluar
dari rongga perut harus menggunakan kassa
steril dan kering

• Tidak boleh ada penekaan pada usu yang


keluar dari rongga perut
FOLLOW UP 12 OKTOBER 2019 (PH :0 PP : 3)
SUBJECT OBJECT ASSESMENT PLANNING

Pasien sedang tertidur KU : Tampak Sakit BCB – SMK + IVFD : D10 % 175 mL + D5 %
dan menangis kuat (+). Sedang Sepsis Neonatorum + 175 mL + NaCl 3% 17 mL + KCI
Pasien terdapat usus Kes : Composmentis Omphalocele 3mL + Ca Gluk. 1,5 mL
yang keluar dari rongga TD : - mmHg
perut. Demam (-) N : 123 x/mnt Diet : ASI
BAB pukul 17:00 S : 36,9 C
berwarna hijau RR : 43 x/ mnt Mm :
kehitaman,lendir(-), BB : 3120 gr Ceftazidime 2x150 mg (IV)
Darah (-), Muntah (-), TB : 48 cm Metronidazole 1x46,5 mg (IV)
Sianosis (-) LK : 36 cm Gentamycin 1x0,1 (IV)
LP : 34 cm Vit K1 1x1mg (IV)
LD : 33 cm

Abdomen :
I: Perut tampak mendatar,
tampak defek pada
umbilikus diameter 4
cm,tampak jejenum/ileum
tertutup peritoneum
disertai cairan peritoneum
berwarna jernih
kekuningan,darah (-)
A: Bising usus (+),5
kali/menit
P:Timpani,nyeri ketok (-)
P: Supel,nyeri tekan (-)
FOLLOW UP 13 OKTOBER 2019 (PH :1 PP : 4)
SUBJECT OBJECT ASSESMENT PLANNING

Pasien menangis kuat KU : Tampak Sakit BCB – SMK + IVFD : D10 % 175 mL + D5 %
(+). Pasien terdapat Sedang Sepsis Neonatorum + 175 mL + NaCl 3% 17 mL + KCI
usus yang keluar dari Kes : Composmentis Omphalocele 3mL + Ca Gluk. 1,5 mL
rongga perut. Demam (- TD : - mmHg
) N : 136 x/mnt Diet : ASI
BAB pukul 07:20 S : 36,5 C
berwarna kehitaman, RR : 46 x/ mnt Mm :
lendir (-), Darah (-), BB : 3120 gr Ceftazidime 2x150 mg (IV)
Muntah (-), Sianosis (-) TB : 48 cm Metronidazole 1x46,5 mg (IV)
LK : 36 cm Gentamycin 1x0,1 (IV)
LP : 34 cm Vit K1 1x1mg (IV)
LD : 33 cm

Abdomen :
I: Perut tampak mendatar,
tampak defek pada
umbilikus diameter 4
cm,tampak jejenum/ileum
tertutup peritoneum
disertai cairan peritoneum
berwarna jernih
kekuningan,darah (-)
A: Bising usus (+),5
kali/menit
P:Timpani,nyeri ketok (-)
P: Supel,nyeri tekan (-)
FOLLOW UP 14 OKTOBER 2019(PH :2 PP : 5)
SUBJECT OBJECT ASSESMENT PLANNING

Pasien sedang tertidur KU : Tampak Sakit BCB – SMK + IVFD : D10 % 175 mL + D5 %
dan menangis kuat (+). Sedang Sepsis Neonatorum + 175 mL + NaCl 3% 17 mL + KCI
Pasien terdapat usus Kes : Composmentis Omphalocele 3mL + Ca Gluk. 1,5 mL
yang keluar dari rongga TD : - mmHg
perut. Demam (-).BAB N : 130 x/mnt Diet : ASI
terakhir kemarin S : 36,3 C
13/10/19 pukul 07.20 RR : 39 x/ mnt Mm :
berwarna kehitaman, BB : 3120 gr Ceftazidime 2x150 mg (IV)
lendir (-), Darah (-). TB : 48 cm Metronidazole 1x46,5 mg (IV)
Muntah (-), Sianosis (-) LK : 36 cm Gentamycin 1x0,1 (IV)
LP : 34 cm Vit K1 1x1mg (IV)
LD : 33 cm

Abdomen :
I: Perut tampak mendatar,
tampak defek pada
umbilikus diameter 4
cm,tampak jejenum/ileum
tertutup peritoneum
disertai cairan peritoneum
berwarna jernih
kekuningan,darah (-)
A: Bising usus (+),5
kali/menit
P:Timpani,nyeri ketok (-)
P: Supel,nyeri tekan (-)
FOLLOW UP 15 OKTOBER 2019(PH :3 PP :6 )

SUBJECT OBJECT ASSESMENT PLANNING

Pasien menangis kuat KU : Tampak Sakit Sedang BCB – SMK + IVFD : D10 % 175 mL + D5 % 175
(+). Pasien terdapat usus Kes : Composmentis Sepsis Neonatorum + mL + NaCl 3% 17 mL + KCI 3mL +
yang keluar dari rongga TD : - mmHg Omphalocele Ca Gluk. 1,5 mL
perut. N : 118 x/mnt
BAB pukul 10:10 S : 36,7 C Diet : ASI
berwarna hijau RR : 41 x/ mnt
kehitaman,lendir (-), BB : 3130 gr Mm :
Darah (-),Muntah (-), TB : 48 cm Ceftazidime 2x150 mg (IV)
Sianosis (-) LK : 36 cm Metronidazole 1x46,5 mg (IV)
LP : 34 cm Gentamycin 1x0,1 (IV)
LD : 33 cm Vit K1 1x1mg (IV)

Abdomen :
I: Perut tampak
mendatar, tampak defek
pada umbilikus diameter
4 cm,tampak
jejenum/ileum tertutup
peritoneum disertai
cairan peritoneum
berwarna jernih
kekuningan,darah (-)
A: Bising usus (+),5
kali/menit
P:Timpani,nyeri ketok (-)
P: Supel,nyeri tekan (-)
Prognosis

Ad Vitam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
ANALISIS MASALAH

43
Analisis Masalah
Pasien datang diantar oleh kakek pasien ke IGD RSU UKI dengan keluhan
usus keluar dari rongga perut sejak 2 hari SMRS. Usus dilapisi kantong berwarna
transparan disertai cairan berwarna jernih.Pasien masih dapat BAB melalui anus.
BAB lembek, berwarna kuning kecoklatan. Lendir tidak ada, darah tidak ada.
Keluhan lain seperti sianosis, Ikterik, Apneu, Kejang, Demam disangkal. Pasien
lahir dari ibu usia 33 tahun, usia kehamilan 38 minggu dengan riwayat kehamilan
G2P1A0. Tindakan yang dilakukan yaitu sectio caesaria, namun indikasi tidak
diketahui oleh ibu pasien. Setelah dilakukan tindakan, bayi lahir berjenis kelamin
perempuan, berat badan lahir 3120 gram.
Sepsis neonatorum biasa diartikan sebagai gejala sistematik infeksi oleh
bakteri, virus, dan jamurpada periode neonatal dengan gejala awal yang
bervariasi, dari hanya malas minum, hingga syok septik. Sepsis neonatorum masih
merupakan masalah besar di beberapa Negara, terutama negara berkembang
seperti Indonesia.
Klasifikasi Sepsis Neonatorum
Sepsis Awitan Dini Sepsis Awitan Lanjut
• Usia bayi < 72 jam • Usia bayi > 72 jam
• Di dapat saat persalinan • Di dapat dari lingkungan
• Penyebab dari saluran • Di dapatkan secara
genitalia ibu, melibatkan nosokomial atau dari rumah
multisistem organ, sakit
mortalitas tinggi
Etiologi Sepsis Neonatorum

Organisme penyebab sepsis primer berbeda dengan sepsis nosokomial.


Sepsis primer biasanya disebabkan: Streptokokus Grup B (GBS), kuman usus Gram
negatif, terutama Escherisia coli, Listeria monocytogenes, Stafilokokus,
Streptokokus lainnya (termasuk Enterokokus), kuman anaerob, dan Haemophilus
influenzae.
Sedangkan penyebab sepsis nosokomial adalah Stafilokokus (terutama
Staphylococcus epidermidis), kuman Gram negatif (Pseudomonas, Klebsiella,
Serratia, dan Proteus), dan jamur.
Faktor Risiko
Faktor ibu Faktor anak
– Ketuban pecah sebelum – BBLR
waktunya – Prematur
– Infeksi peripartum – KMK
– Partus lama – Resusitasi saat melakukan
– Infeksi intrapartum intubasi
– gemeli
Faktor Risiko
Faktor Minor Faktor Mayor
– Ibu dengan demam – Ruptur membran ibu yang
intrapartum >37,50 lama >24 jam
– Kehamilan kembar – Ibu dengan demam
– Bayi prematur intrapartum > 380
– Ibu dengan leukositosis – Korioamnionitis
– Ruptur membran > 12 jam – Fetal takikardia > 160 kali/min
– Takipnea
– Kolonisasi SGB pada ibu
– APGAR rendah
– BBLR
– Lokia berbau busuk
Analisis Masalah
Pada pemeriksaan fisik perut tampak mendatar, tampak defek pada umbilikus
diameter 4 cm, tampak jejenum/ileum tertutup peritoneum disertai cairan peritoneum
berwarna jernih kekuningan, darah (-). Diketahui pada literature bahwa faktor Risiko untuk
Terjadinya Sepsis Neonatal berupa Prematuritas dan berat lahir rendah, disebabkan fungsi
dan anatomi kulit yang masih imatur, dan lemahnya sistem imun, Ketuban pecah dini (>18
jam), Ibu demam pada masa peripartum atau ibu dengan infeksi, misalnya
khorioamnionitis, infeksi saluran kencing, kolonisasi vagina oleh GBS, kolonisasi perineal
dengan E. coli, Cairan ketuban hijau keruh dan berbau, Tindakan resusitasi pada bayi baru
lahir, Kehamilan kembar, Prosedur invasif, Tindakan pemasangan alat misalnya kateter,
infus, pipa endotrakheal, Bayi dengan galaktosemi, Terapi zat besi, Perawatan di NICU
(neonatal intensive care unit) yang terlalu lama, Pemberian nutrisi parenteral, Pemakaian
antibiotik sebelumnya, kelainan kongenital, dan Lain-lain misalnya bayi laki-laki terpapar 4x
lebih sering dari perempuan. 3 Dan pada kasus didapatkan kelainan kongenital berupa
omfalokel. Kondisi ini juga dapat menjadi salah satu factor risiko untuk terjadinya sepsis
neonatorum pada kasus.
Analisis Masalah

Pada pemeriksaan laboratorium kimia klinik didapatkan hipoglikemia dengan kadar


gula darah sewaktu 26-213 mg/dL, hipoalbuminemia 3.0 g/dL. Selain itu, juga sudah dilakukan
pemeriksaan laboratorium lainnya berupa darah rutin, elektrolit dalam batas normal.
Pada umumnya terdapat neutropeni PMN <1800/μl, trombositopeni <150.000/μl
(spesifisitas tinggi, sensitivitas rendah), neutrofil muda meningkat >1500/μl, rasio neutrofil imatur
: total >0,2. Adanya reaktan fase akut yaitu CRP (konsentrasi tertinggi dilaporkan pada infeksi
bakteri, kenaikan sedang didapatkan pada kondisi infeksi kronik), LED, GCSF (granulocyte colony-
stimulating factor), sitokin IL-1ß, IL-6 dan TNF (tumour necrosis factor). Namun pada kasus ini
belum dilakukan pemeriksaan CRP, yang dapat menjadi indicator adanya proses infeksi pada
pasien.
Analisis Masalah

Selain itu pada pasien didapatkan kondisi hipoglikemia neonates.Kehadiran stres


perinatal dapat menyebabkan hipoglikemia. Kadar gula darah yang sangat rendah pada hari
pertama kehidupan dapat diterima sebagian besar sebagai cerminan faktor peripartum. Dan pada
kasus mungkin dapat terjadi stress neonatal yang dapat mencetuskkan terjadinya hipoglikemia
pada kasus ini. Dan adanya hypoalbuminemia juga hadir pada kasus, diketahui bahwa
Hipoalbuminemia sebagian besar merupakan fungsi dari peningkatan permeabilitas pembuluh
darah dan peningkatan volume interstitial. Pada bagian ini kita akan membahas peran inflammasi
memediasi respons ini, tidak hanya dalam keadaan patologis. Peningkatan permeabilitas
pembuluh darah untuk sel dan zat terlarut plasma adalah reaksi universal dalam trauma, penyakit
kritis, penyakit kronis, peristiwa kehidupan, kegagalan organ multipel atau terisolasi, dan kanker.
Analisis Masalah

Pada pasien ini diberikan tatalaksana rawat inap dan mendapatkan diet
ASI/SF, dengan D10% 12 tpm(mikro) dan mendapat antibiotik intravena berupa
Cefotaxime 2x17.5mg. Dan terapi non medikamentosa berupa. Menutup
menggunakan kassa steril dan kering pada usus yang keluar dari rongga perut.
Tidak boleh ada penekaan pada usu yang keluar dari rongga perut.
Pada kasus ini tatalaksana yang digunakan adalah cefotaxime,yang
merupakan golongan sefalosporin generasi ketiga. Sefalosporin generasi ketiga
merupakan antibiotik yang aktivitasnya sangat baik terhadap bakteri bakteri
penyebebab sepsis,termasuk bakteri yang resisten pada aminoglikosida. Selain
itu, Sefalosporin gen ketiga juga dapat menembus cairan serebrospinal dengan
sangat baik.
Analisis Masalah

Namun penggunaan antibiotik yang berlebihan akan meningkatkan resistensi kuman,


biaya pengobatan,serta komplikasi yang dapat timbul dari pemberian antibiotik tersebut. Selain
itu, sebagian besar bayi sepsis baru yang mendapat terapi setelah terjadi perburukan
menyebabkan peningkatan mortalitas, morbiditas, dan mengurangi kemungkinan untuk sembuh
total. Keadaan tersebut menjadi alasan diperlukannya alat untuk membantu dokter dalam deteksi
sepsis pada bayi baru lahir (BBL) terutama sepsis awitan dini (SNAD), meliputi faktor-faktor risiko
perinatal, gejala klinis yang timbul pertama kali, serta pemeriksaan penunjang.
Prognosis pada pasien dengan sepsis neonatorum umumnya dubia ad bonam oleh
karena memperlihatkan respon yang baik terhadap pemberian oksigen dan antibiotika. Namun,
pada Omphaloceles memiliki hasil yang mematikan / lethal di seperlima neonatus. Prediktor
mortalitas termasuk hipoplasia paru dan gagal pernafasan dengan prematuritas dan kantung
pecah yang terlibat dalam kelompok ini. Sepsis adalah faktor iatrogenik independen dalam
mortalitas.
Daftar Pustaka
• Roeslani R, Amir I, Nasrullah M, Suryani. Penelitian awal: faktor risiko pada sepsis
neonatorum awitan dini. Sari Pediatri. 2013;14(6):363-4
• Salendu P. Sepsis neonatorum dan pneumonia pada bayi aterm. Jurnal Biomedik.
2012;4(3):175-9
• Pusponegoro T. Sepsis pada neonatus (sepsis neonatal). Sari pediatri. 2000;2(2):96-102
• Bulbul A, Uslu S. Neonatal hypoglycemia. The medical bulletin od sisil etfal hospital.
2016;50(1): 4-5
• Soeters P, Wolfe R, Shenkin A. Hypoalbuminemia: pathogenesis and clinical significance.
Journal of parenteral and enteral nutrition. 2018;43(2):182
• Tripathi S, Malik G. Neonatal sepsis: past, present and future; a review article. Internet
journal of medical update. 2010;5(2):50
• Saxena AK, Raicevic M. Predictors of mortality in neonates with giant omphaloceles. Minerva
Pediatr. 2018;70(3): 189-95
• Bblr, H., Kejadian, D., Neonatorum, S., Moeloek, A., & Lampung, P. (2015). Hubungan BBLR
Dengan Kejadian Sepsis Neonatorum di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
2015. 6609–6616.
Daftar Pustaka
• Haryani, S., & Apriyanti, F. (2016). Evaluasi Terapi Obat pada Pasien Sepsis Neonatal Di Ruang
Perinatologi RSUP Fatmawati Januari – Februari Tahun 2016 Mahasiswi Program Apoteker ,
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. 1.
• Iskandar, T. R., Dalimoenthe, N. Z., Yuniaty, T., & Kartika, D. (2015). Validitas Skoring
Hematologi Rodwell untuk Deteksi Dini Sepsis Neonatorum Awitan Dini. 16(5).
• Lubis, B. M., Syofiani, B., Sianturi, P., Azlin, E., & Tjipta, G. D. (2013). Hubungan Kultur Darah
Pasien Tersangka Sepsis dengan Nilai Prokalsitonin dan C- Reactive Protein. 15(1), 18–21.
• Mansyoer, R., & Widjaja, I. R. (2017). Pola Kuman dan Uji Kepekaan Antibiotik pada Pasien
Unit Perawatan Intensif Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta. 19(2), 103–107.
• Oyong, N., Anggraini, D., Sakit, R., Daerah, U., Achmad, A., Oyong, N., & Anggraini, D. (2016).
Pola Resistensi Bakteri Penyebab Sepsis Neonatorum di Instalasi Perawatan Neonatus RSUD
Arifin Achmad Riau. 17(2), 435–440.
• Pertin Sianturi, B., Hasibuan, B., & Lubis, E. (2012). Gambaran Pola Resistensi Bakteri di Unit
Perawatan Neonatus. 13(6), 431–436.
• R, K. B., Aminullah, A., Hadisaputro, S., & Soemantri, A. (2012). Kadar Oksidan yang Tinggi
Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hemolisis pada Neonatus Sepsis. 14(3).

Anda mungkin juga menyukai