Anda di halaman 1dari 38

Compounding dan Dispensing

Penanganan Sitostatika

Oleh :
Sony Eka Nugraha, S.Farm, M.Si. Apt
Jenis-jenis Toksisitas:
• Immediate (segera):
- Personnel yang terlibat dalam penyiapan
- Personnel yang terlibat dalam pemberian
- Pasien

Rute pajanan : Melalui paru-paru (Inhalasi)


: Melalui saluran pencernaan
: Melalui kulit dan membran mukosa (mulut
kontak dengan tangan)
: Melalui injeksi karena luka tusukan jarum
Beberapa laporan-laporan mengenai toksisitas obat-
obat sitotoksik
 Laporan kasus dalam literatur : efek kulit dan mata (symptom-
symptom seperti flu) dan sakit kepala
 Studi reproduktif terhadap pekerja pelayanan kesehatan telah
menunjukkan kenaikan abnormalitas bayi dalam kandungan,
kehilangan bahi, dan gangguan kesuburan
 Menurut Sessink dkk : cyclophaspamide menyebablkan 1,4-
10 kasus kanker per sejuta pekerja tiap tahun
 Seorang farmasis berumur 39 tahun didiagnosa kanker, yang
sebelumnya 12 tahun yang bekerja full time di rumah sakit
selama 20 bulan dalam penyiapan obat sitotoksik intra vena.
Ia menggunakan laminar air flow horizontal, dan belum tahu
faktor resiko lingkungan (Levin, et al 1993).
Pedoman-pedoman pada penanganan Obat-obat yang
berbahaya menurut ASHP (American society of health system
pharmacists)
Latar belakang
Pekerja-pekerja mungkin terpapar obat-obat berbahaya pada
banyak sasaran selama pembuatan, distribusi, receipt,
penyimpanan, dan pemberian, praktisnya selama penanganan
hasil buangan (limbah) dan perawatan dan perbaikan peralatan.
Semua pekerjaan ini mempunyai potensial untuk kontak dengan
obat tersebut.
Rute pajanan : Melalui paru-paru (Inhalasi)
: Melalui saluran pencernaan
: Melalui kulit dan membran mukosa (mulut
kontak dengan tangan)
Pedoman-pedoman pada penanganan Obat-obat yang
berbahaya menurut ASHP (lanjutan)
• Rekomendasi
1. Program keamanan
2. Penandaan dan Pengemasan dari dari point penerimaan
3. Lingkungan
4. Pengendali ventilasi
5. Rekomendasi Penggunaan BSC
6. Rekomendadi penggunaan BSC
7. Peralatan yang melindungi personil
8. Praktik kerja
Masalah pada waktu rekonstitusi

Obat-obat sitotoksik : karsinogenik, mutagenik dan teratogenik


Falck dkk 1979 : melaporkan deteksi aktivitas mutagenik konsentrat urine dari perawat
yang bekerja pada unit kanker .

Terpaparnya obat sitostatika kedalam tubuh dapat melalui inhalasi, absorpsi, atau
ingestion.

Bahaya droplet dari aerosol yang terhirup pada waktu rekonstitusi harus diperhatikan.

Tahun 1983 Sotaniemi, dkk. Melaporkan adanya kerusakan liver pada 3 orang
perawat yang bekerja pada ward oncology. Di dua rumah sakit di Italy telah dilakukan
penelitian ditemukan cyclophosphamide dan ifosfamide dalam urine perawat dan staf
farmasi yang tidak mengikuti peraturan khusus dalam menangani obat-obat kanker.
• Prosedur penanganan obat sitostatika yang aman
perlu dilaksanakan untuk mencegah risiko kontaminasi
pada personel yang terlibat dalam preparasi,
transportasi, penyimpanan dan pemberian obat
sitostatika

• Oleh karena itu perlu mendirikan fasilitas untuk


menyiapkan dan memberikan obat-obat ini secara efisien,
aman dan akurat.

• Kebanyakan obat-obat untuk perlakuan sitotoksik intravena


dikemas dalam bentuk serbuk freeze-dried steril yang
memerlukan rekonstitusi.
Sarana dan Prasarana yang diperlukan untuk
penanganan sitostatika

Ruang

Persyaratan Ruang Aseptik

• Ruang tidak ada sudut atau siku

• Dinding terbuat dari epoksi

• Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100, 1000, 10.000 partikel/liter

• Aliran udara diketahui dan terkontrol

• Tekanan ruangan diatur

• Suhu dan kelembaban udara terkontrol (suhu : 18-22 derajat celcius dan
kelembaban 35-50%)

• Ada Hepa filter

Ruang Transisi

Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dan ruang aseptik, di
ruanngan ini petugas menggunakan perlengkapan steril


3. Ruang Cuci Tangan

Ruangan ini digunakan untuk


membersihkan tangan sebelum dan
sesudah melakukan penanganan obat
sitostatatika
Peralatan
1. Pass Box

Jendela antara ruang administrasi dan ruang aseptik berfunsi untuk keluar masuknya obat
kedalam ruang aseptik

2. Laminar Air Flow (LAF)

LAF yang digunakan untuk pecampuran sitostatika adalah tipe : Biological Safety Cabinet
(BSC). Validasi hepa filter dilakukan setiap 6 bulan dengan jalan kalibrasi. Hepa filter diganti
setiap 4 tahun sekali. Aliran udara yang masuk kedalam LAF harus konstan

3. Kelengkapan APD ( Alat pelindung diri)

• Kelengkapan ini terdiri dari :

Baju : Terbuat dari bahan yang tidak mengandung serat harus menutupi seluruh anggota
badan kecuali muka

Topi : harus menutupi kepala sampai leher

Masker : harus mempunyai kaca plastik

Sarung tangan : digunakan rangkap dua dan terbuat dari bahan latex

Sepatu : terbuat dari bahan yang tidak tembus benda tajam


4. Biological Safety cabinet (BSC)
Alat ini digunakan untuk pencampuran sitostatika yang
berfungsi untuk melindungi petugas, materi yang dikerjakan
dan lingkungan sekitar. Prinsip kerja dari alat ini adalah :
tekanan udara di dalam lebih negatif dari dari tekanan udara
diluar sehingga aliran udara bergerak dari luar ke dalam
BSC. Didalam BSC udara bergerak vertikal membentuk
barier sehingga jika ada peracikan obat sitostatika tidak
terkena petugas. Untuk validasi alat ini harus dikalibrasi
setiap 6 bulan. (depkes, 2009)
Perlengkapan Pelindung Diri
A. Sarung tangan
Sarung tangan harus dipakai selama menangani obat-obat berbahaya.

Rekomendasi sarung tangan:


1. Pilih sarung tangan bebas bedak bermutu baik yang terbuat dari latexs,
nitril, poliuretan, neopren atau bahan-bahan lain yang telh diuji dengan
obat-obat berbahaya
2. Inspeksi sarung tangan terhadap adanya cacat tampak
3. Gunakan sarung tangan rangkap untuk melakukan peracikan
4. Sepasang sarung tangan bermutu baik akan memadai untuk melakukan
pemberian
5. Ganti sarung tangan setiap 3 menit selama peracikan, atau segera bila
sarung tangan rusak atau terkontaminasi
6. Ganti sarung tangan setelah pemberian Satu dosis obat berbahaya atau saat
meninggalkan area pemberian langsung
7. Lepaskan sarung tangan luar setelah menyeka sediaan akhir tetapi sebelum
memberikan label atau mengeluarkan sediaan dari BSC
Perlengkapan Pelindung Diri (Sarung tangan)
8. Dalam suatu isolator, permukaan sarung tangan/sarung tangan
kerja harus dibersihkan setelah peracikan selesai dan sediaan
akhir diseka
9. Kenakan sarung tangan baru untuk mengeluarkan sediaan akhir
dari sarana tembusan, memberikan label, dan menempatkan
dalam kantung pengangkut yang bersih
10. Cuci tangan sbelum menggunakan sarung tangan dan setelah
melepaskan sarung tangan. Lepaskan sarung tangan secara
hati-hati untuk menghindari kontaminasi
11. Bungkus dan buang sarung tangan terkontaminasi sebagai
limbah berbahaya.
Perlengkapan Pelindung Diri (lanjutan)
Pakaian Terusan (Gown)
Tujuan penggunaan pakaian terusan atau pakaian penutup seluruh
tubuh (coverall) dalam peracikan sediaan steril adalah untuk
menghindari kontaminasi partikulat yang tidak disengaja dari pakaian
atau kulit petugas.
Penggunaan pakaian terusan direkomendasi untuk melindungi petugas
dari kontaminasi dari setiap residu yang terbentuk selama proses
penanganan obat-obat berbahaya antara lain:
• Peracikan dalam BSC
• Pemberian
• Pengendalian tumpahan
• Penanganan limbah untuk melindungi petugas dari kontaminasi dari
setiap residu yang terbentuk selama proses penanganan
Pakaian terusan
Kriteria yang ada untuk pakaian terusan pelindung dengan sifat penghalang yang
sesuai adalah
1. Memberikan perlindungan yang memadai terhadap obat-obat
berbahaya
2. Sifatnya sekali pakai
3. Terbuat dari kain yang memiliki permeabilitas yang rendah dan bebas dari
kain tiras
4. Memiliki bagian depan yang rapat
5. Berlengan panjang
6. Memiliki manset elastis
7. Ketat, dan pas atau rajutan
Pakaian terusan yang digunakan sebagai pelindung penghalang dalam peracikan
obat-obat berbahaya jangan pernah digunakan di luar area pembuatan langsung.
Pakaian terusan yang digunakan selama pemberian harus diganti ketika
meninggalkan area layanan pasien dan segera diganti bila terkontaminasi. Pakaian
terusan harus dibuang saat dilepaskan untuk menghindari pakaian terusan tersebut
menjadi sumber kontaminasi terhadap staf lain dan lingkungan.
Rekomendasi pakaian terusan
• Pilih pakaian terusan sekali pakai yang terbuat dari bahan yang teruji
dapatmemberikan perlindungan terhadap obat-obat berbahaya
• Pakaian terusan berlapis harus digunakan tidak lebih dari 3 jam selama
peracikan atau segera diganti bila rusak atau terkontaminasi
• Pakaian terusan tak berlapis harus diganti lebih sering bila digunakan
• Lepaskan pakaian terusan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi
• Buang pakaian terusan segera setelah dilepaskan
• Bungkus dan buang pakaian terusan yang terkontaminasi sebagai limbah
berbahaya
• Cucilah tangan setelah melepaskan dan
membuang pakaian terusan
Perlengkapan Pelindung Pribadi Tambahan
• Pelindung mata dan wajah harus digunakan setiap kali ada kemungkinan
terjadinya pajanan terhadap percikan atau aerosolisasi yang tidak terkontrol
dari obat-obat yang berbahaya (misalnya: yang mengandung suatu
tumpahan atau karton pengiriman yang rusak)
• Respirator. Semua petugas yang mengunakan respirator harus diuji
kesesuaiannya dan dilatih untuk menggunakan respirator yang benar
berdasarkan standar respirator OSHA.
• Penutup sepatu dan rambut harus dipakai selama proses peracikan untuk
meminimalkan kontaminasi partikulat terhadap daerah kerja terkendali dan
sediaan. Karena adanya potensi terjadinya kontaminasi obat-obat
berbahaya pada lantai dalam area peracikan dan pemberian. Penutup sepatu
dan rambut harus dilepaskan dengan memakai sarung tangan, ketika
meninggalkan area peracikan. Pelepasan harus hati-hati untuk mencegah
tersebarnya kontaminasi ke area bersih. Penutup rambut dan sepatu yang
digunakan dalam area obat-obat berbahaya harus dibungkus dalam kantung
plastik, bersama dengan sarung tangan yang telah dipakai, dan dibuang
sebagai limbah berbahaya.
Pemberian (Administration)
 Sediaan Oral (Oral Preparations)
 Perlengkapan Pelindung Pribadi : sarung tangan , baju terusan
 Jumlah tablet yang akan diberikan harus diluncurkan dari botol
kedalam medicine cup, tanpa kontak kulit
 Tablet dan kapsul sitotoksik harus tidak pernah di hancurkan ,
diserbuk atau dibuka.
Sediaan IV
 Perlengkapan Pelindung Pribadi : sarung tangan, Pelindung mata dan

baju terusan
 Pekerja harus memeriksa darah kembali kedalam kateter untuk
mengkonfirmasi sebelum pemberian
 Pada penyelesaian dari pemberian, suatu larutan yang sesuai harus
diinfuskan untuk membilas setiap sisa sitotoksik keluar dari saluran
(line) infus, kemudian saluran baru dibuka.
Apa yang harus diperiksa sebelum pemberian Obat-Obat
berbahaya
 Periksa kembali permintaan dokter
 Periksa kembali laber pada kantong infus:
 Periksa nama dari pasien

 Periksa nama dari obat

 Periksa dosis

 Periksa rute pemberian

 Periksa kecepatan infus

 Periksa setiap kondisi penanganan yang khusus

 Parameter-parameter sebelum infus yang harus dipenuhi:


 Tes laboratorium yang diperlukan

 Echocardiogram

 Seluruh sebelum pengobatan yang diberikan

 Dan lain-lain
Proteksi Personil
• Ketaatan yang keras untuk praktik kerja yang aman
• Perlengkapan Pelindung diri:
- Baju terusan (dari bahan-bahan yang impermeabel)
- Sarung tangan harus menutupi baju terusan pada lengan
• Menggunakan sepasang sarung tangan baru untuk setiap pasien
• Ganti sarung tangan jika rusak atau terjadi kontaminasi yang
significan
• Setiap luka atau goresan pada tangan perawat harus ditutup dengan
pembalut yang tahan air untuk mencegah perembesan
• Perawat harus hati-hati untuk mencegah terjadinya kontak kulit dari
obat-obat yang diberikan
• Selalu desinfeksi tangan sebelum pemberian
• Cuci tangan dengan sabun dan air sesudah pemberian obat
Proses pencampuran sediaan sitostatika
1) Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP
2) Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP
3) Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum
digunakan.
4) Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR
TETAP
5) Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.
6) Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.
7) Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.
8) Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.
9) Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di
atas meja BSC.
10) Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.
Proses pencampuran sediaan sitostatika
11) Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi
sediaan sitostatika
12) Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-
obat yang harus terlindung cahaya.
13)Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan
khusus.
14) Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke
dalam wadah untuk pengiriman.
15) Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi
melalui pass box.
16) Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap
PROSEDUR TETAP MENANGGALKAN APD
a. Menanggalkan sarung tangan luar
(1). Tempatkan jari-jari sarung tangan pada bagian luar manset.
(2). Angkat bagian sarung tangan luar dengan menariknya ke
arah telapak tangan. Jari-jari sarung tangan luar tidak boleh
menyentuh sarung tangan dalam ataupun kulit.
(3). Ulangi prosedur dengan tangan lainnya.
(4). Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-ujung jari
berada di bagian dalam sarung tangan.
(5). Pegang sarung tangan yang diangkat dari dalam sampai
seluruhnya terangkat.
(6). Buang sarung tangan tersebut ke dalam kantong tertutup.
PROSEDUR TETAP MENANGGALKAN APD
b. Menanggalkan baju pelindung
(1) Buka ikatan baju pelindung.
(2) Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga bagian luar
terletak di dalam.
(3) Tempatkan dalam kantong tertutup.
c. Tanggalkan tutup kepala dan buang dalam kantong
tertutup.
d. Tanggalkan sarung tangan dalam, bagian luar sarung
tangan tidak boleh menyentuh kulit. Buang dalam kantong
tertutup.
e. Tempatkan kantong tersebut dalam wadah buangan sisa.
f. Cuci tangan.
Penanganan tumpahan dan kecelakaan kerja
A. Penanganan tumpahan
Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat dilakukan petugas
tersebut atau meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan
chemotherapy spill kit yang terdiri dari:
Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril
a. Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum
diizinkan.
b. Beri tanda peringatan di sekitar area.
c. Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
d. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan
menggunakan alat seperti sendok dan tempatkan dalam
kantong buangan.
e. Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang
dalam kantong tersebut.
f. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang
dalam kantong tersebut.
Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril (lanjutan)

g. Cuci seluruh area dengan larutan detergent.


h. Bilas dengan aquadest.
i. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
j. Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama.
k. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
l. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam,
tempatkan dalam kantong kedua.
m. Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat
n. penampung khusus untuk dimusnahkan dengan incenerator.
o. Cuci tangan
Penanganan tumpahan dan kecelakaan kerja (lanjutan)
B. Membersihkan tumpahan di dalam BSC
a. Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah
untuk tumpahan serbuk.
b. Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung tangan
baru.
c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas
kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.
d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent, bilas
dengan aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah
pada buangan.
e) Ulangi pencucian 3 x.
f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.
g) Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.
h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah
buangan akhir untuk dimusnahkan dengan insenerator.
i) Cuci tangan
Decontamination Set-Spill kit
• Instructions for use
• Emergency signs
• Single-use overall or gown
• Overshoes
• Respiratory protection mask
• Protective gloves
• Disposable clothes
• Water and ethanol
• Waste containers
• Documentation forms

• Spill kit harus ada di unit perawat ketika pemberian


obat berlangsung
• Perawat harus dilatih untuk menggunakan spill kit ini
• Tidak lupa untuk melaporkan setiap kejadian
menunmpahkan
Penanganan kecelakaan kerja
A. Dekontaminasi akibat kontak dengan bagian tubuh:
1) Kontak dengan kulit:
a) Tanggalkan sarung tangan.
b) Bilas kulit dengan air hangat.
c) Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.
d) Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi
dengan larutan Chlorin 5 % dan bilas dengan air hangat.
e) Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.
f) Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.
g) Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan.
Penanganan kecelakaan kerja
2) Kontak dengan mata
a) Minta pertolongan.
b) Tanggalkan sarung tangan.
c) Bilas mata dengan air mengalir dan rendam dengan air
hangat selama 5 menit.
d) Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka
dengan larutan NaCl 0,9%.
e) Aliri mata dengan larutan pencuci mata.
f) Tanggalkan seluruh pakaian pelindung.
g) Catat jenis obat yang tumpah.
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
Penanganan kecelakaan kerja
3. Tertusuk jarum
a) Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plungeruntuk
menghisap obat yang mungkin terinjeksi.
b) Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.
c) Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat
dalam jaringan yang tertusuk.
d) Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat.
e) Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.
f) Tanggalkan semua APD.
g) Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi.
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
j) Segera konsultasikan ke dokter.
PROTAP PENANGANAN TUMPAHAN SITOSTATIKA DI
DALAM BIOLOGIKAL SAFETY CABINET (BSC)
a. Menggunakan perlengkapan pelindung (baju, masker,
topi, kaca mata,handschoen, sepatu)
b. Blower tetap dalam keadaan menyala
c. Menampung tumpahan cair dengan kassa dan untuk
tumpahan serbuk dengan kassa basah.
d. Mengangkat pecahan tajam dengan hati-hati dan
membuangnnya ke kontainer buangan sitostatika
e. Mencuci dan membilas permukaan Biological Safety
Cabinet tiga kali dengan cleaning agent dan aquadest
f. Membuang seluruh bekas pembersihan ke kantong
buangan sitostatika.
PROTAP PENANGANAN JIKA OBAT JATUH DAN PECAH
a. Menutup bekas pakaian dengan kain
b. Mengunakan pakaian pelindung
c. Mengambil pecahan vial/ampul dengan alat penjepit,
jangan langsung dengan tangan kemudian memasukkan
ke dalam wadah khusus sitostatika.
d. Membersihkan tumpahan sitostatika dengan kain lap 2
lembar mengarah ketengah
e. Membersihkan bekas tumpahan , dengan bahan kimia
(basah dan asam) sampai bersih, kemudian membilas
dengan air.
f. Membuang semua bekas tumpahan kedalam kantong
khusus buangan sitostatika.
PROTAP PENANDAAN PENGEMASAN DAN
TRANSPORTASI
a. Memeriksa kembali syringe, infus bag atau kantong
benar-benar tertutup dan diseal
b. Mendesinfeksi bagian luar dengan alkohol 70 %
c. Memberikan label pasien dan label peringatan pada
sediaan akhir
d. Membawa sediaan akhir dengan troli tertutup yang ada
label sitostatika.
Pengelolaan Limbah dari sitostatika
 Limbah sitotoksik termasuk semua bahan-bahan yang telah kontak
dengan obat obat sitotoksik selama rekonstitusi dan pemberian:
- Syringes, jarum, alat-alat transfusi
- Vial yang kosong atau digunakan sebagian
- Perlengkapan pelindung diri
- Bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkan
- Penyaring udara
- Obat-obat yang kadaluarsa
 Limbah sitotoksik harus dipisahkan, dikemas dan dibuat dalam suatu
cara yang mana personil dan lingkungan tidak terkontaminasi.
 Limbah sitotoksik harus dibakar dalam suatu fasilitas yang dibuktikan
suatu otoritas perlindungan lingkungan.
Pengelolaan Limbah dari sitostatika
• Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitostatika
(seperti: bekas ampul,vial, spuit, needle,dll) harus dilakukan sedemikian
rupa hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran terhadap lingkungan.
• Langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup, diberi label sitostatika
Untuk benda benda tajam seperti spuit vial, ampul, tempatkan di dalam
wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain
tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional warna
ungu) dan berlogo sitostatik
C. Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.
d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
e. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
f. Cuci tangan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai