Anda di halaman 1dari 37

Anastesia local

Firdhan Adhie
J2a017013
Skenario 5
● Tongue feels numb
● A female patient (33 yo) came to dentist to extracted. From the result of the
history of the dentist the patient explained that the left lower posterior tooth
had a larged hole and didn’t hurt. From the IO there is a cavity depth of the
pulp in the occlusal part of the 36 teeth, percussion (-), vitality (-), palpation (-
), normal blood pressure 120/80 mmHg. There was no abnormality in 36 th x-
ray examination. The dentist extracted the 36 teeth. The dentist before
extracting he performed local anesthesia first. Then one week after
extraction, the patient came to the dentist for control. The patient explained
that when the patient tongue feels numb, the patient can not feel anything on
his tongue. The patient is worried if there is a permanent numbness and
patient ask the doctor to remove the numbness.
● Keyword: local anesthesia, local anesthetic complications, nerves in the teeth
TABLE OF CONTENTS

01 Anastesi Lokal
Indikasi dan
kontraindikasi
03 Anastesi Lokal
Mekanisme

02 Anastesi Lokal
Teknik
04
Anastesi Lokal
Komplikasi
Sebelum,Saat,Setelah
Anastesi Lokal

Prognosis dari Pasien Hadits


05 Normal dan Komplikasi 06 Qur’an
01
Anastesi Lokal
Indikasi dan Kontra indikasi
Indikasi
● 1. Ekstraksi gigi geligi
● 2. Apikoektomi
● 3. Gingivektomi
● 4. Gingivoplasti
● 5. Bedah periodontal
● 6. Pulpektomi, pulpotomi
● 7. Alveoplasti
● 8. Bone grafting
● 9. Implant
● 10. Perawatan fraktur rahang
● 11. Reimplantasi gigi avulsi
● 12. Bedah pengangkatan tumor
● 13. Bedah pengangkatan odontoma
● 14. Penjahitan dan Flapping pada jaringan muko-periosteum
Kontraindikasi
● 1. Pasien menolak / takut/ khawatir
● 2. Infeksi
● 3. Di bawah umur
● 4. Penderita dengan usia lanjut perlu diperhatikan adanya kelainan hati
● dan ginjal
● 5. Alergi
● 6. Penderita hemofilia, Christmas Disease, Von Willebrand Disease.
● 7. Penderita hipertensi
● 8. Penderita penyakit hati/liver
● 9. Bedah mulut besar
● 10. Penderita gangguan mental
■ 01
02
Anastesi Lokal
Teknik
● Gow gates
Teknik Rahang Bawah
● Anestesi blok rahang bawah biasanya dilakukan apabila kita
memerlukan daerah yang teranestesi luas misalnya pada waktu
pencabutan gigi posterior rahang bawah atau pencabutan
beberapa gigi pada satu quadran

● Teknik Akinosi dan Teknik Fisher saraf yang dituju adalah :N.
Alveolaris inferior dan N. Lingualis
Teknik Gow-Gates

● Anestesi blok teknik Gow-Gates adalah N. Mandibularis sedangkan pada


● daerah yang teranestesi adalah : Gigi mandibula setengah quadran,
mukoperiosteum bukal dan membrane mukosa pada daerah penyuntikan , dua
pertiga anterior lidah dan dasar mulut, jaringan lunak lingual dan periosteum,
korpus mandibuladan bagian bawah ramus serta kulit diatas zigoma , bagian
posterior pipi dan region temporal..
Prosedur
● Posisi duduk pasien terlentang atau setengah terlentang.
● Pasien diminta untuk membuka mulut lebar dan ekstensi leher
● Posisi operator. Untuk mandibula sebelah kanan, operator berdiri pada posisi jam 8 menghadap pasien.Untuk mandibula sebelah
kiri , operator berdiri pada posisi jam 10 menghadap dalam arah yang sama dengan pasien.
● Tentukan patokan ekstra oral : intertragic notch dan sudut mulut. Daerah sasaran: daerah medial leher kondilus, sedikit dibawah
insersi otot pterygoideus eksternus.
● Operator membayangkan garis khayal yang dibentuk dari intertragic notch ke sudut mulut pada sisi penyuntikan untuk membantu
melihat ketinggian penyuntikan secara ekstra oral dengan meletakkan tutup jarum atau jari telunjuk.
● Jari telunjuk diletakkan pada coronoid notch untuk membantu meregangkan jaringan.
● Operator menentukan ketinggian penyuntikan dengan patokan intra oral berdasarkan sudut mulut pada sisi berlawanan dan
tonjolan mesiopalatinal M2 maksila.
● Daerah insersi jarum diberi topical antiseptik.
● Spuit diarahkan ke sisi penyuntikan melalui sudut mulut pada sisi berlawanan, dibawah tonjolan mesiopalatinal M2 maksila, jarum
diinsersikan kedalam jaringan sedikit sebelah distal M2 maksila.
● Jarum diluruskan kebidang perpanjangan garis melalui sudut mulut ke intertragic notch pada sisi penyuntikan kemudian
disejajarkan dengan sudut telinga kewajah sehingga arah spuit bergeser ke gigi P pada sisi yang berlawanan, posisi tersebut dapat
berubah dari M sampai I bergantung pada derajat divergensi ramus mandibula dari telingan ke sisi wajah.
● Jarum ditusukkan perlahan-lahan sampai berkontak dengan tulang leher kondilus, sampai kedalamam kira-kira 25 mm. Jika jarum
belum berkontak dengan tulang, maka jarum ditarik kembali per-lahan2 dan arahnya diulangi sampai berkontak dengan tulang.
Anestetikum tidak boleh dikeluarkan jika jarum tidak kontak dengan tulang.
● Jarum ditarik 1 mm , kemudian aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum sebanyak 1,8-2ml secara perlahan-lahan
● Spuit ditarik dan pasien tetap membuka mulut selama 1 – 2 menit .
● Setelah 3 – 5 menit pasen akan merasa baal dan perawatan boleh dilakukan
Teknik Akinosi dan Teknik Fisher
● daerah yang teranestesi adalah: gigi gigi mandibula setengah quadran,
badan mandibula dan ramus bagian bawah, mukoperiosteum bukal dan
membrane mukosa didepan foramen mentalis, dasar mulut dan dua
pertiga anterior lidah, jaringan lunak dan periosteum bagian lingual
mandibula.
Teknik akinosi
● Teknik ini dilakukan dengan mulut
pasien tertutup sehingga baik digunakan
pada pasien yang sulit atau sakit pada
waktu membuka mulut
● Prosedur :

○ Pasien duduk terlentang atau setengah terlentang.

○ Posisi operator untuk rahang kanan atau kiri adalah posisi jam delapan berhadapan dengan pasien.

○ Letakkan jari telunjuk atau ibu jari pada tonjolan koronoid, menunjukkan jaringan pada bagian medial dari pinggiran ramus. Hal ini
membantu menunjukkan sisi injeksi dan mengurangi trauma selama injeksi jarum.

○ Gambaran anatomi: Mucogingival junction dari molar kedua dan molar ketiga maksila dan tuberositas maksila.

○ Daerah insersi jarum diberi antiseptic kalau perlu beri topikal anestesi.

○ Pasien diminta mengoklusikan rahang, otot pipi dan pengunyahan rileks.

○ Jarum suntik diletakkan sejajar dengan bidang oklusal maksila, jarum diinsersikan posterior dan sedikit lateral dari mucogingival
junction molar kedua dan ketiga maksila.

○ Arahkan ujung jarum menjauhi ramus mandibula dan jarum dibelokkan mendekati ramus dan jarum akan tetap didekat N. Alveolaris
inferior.

○ Kedalaman jarum sekitar 25 mm diukur dari tuberositas maksila.

○ Aspirasi, bila negatif depositkan anestetikum sebanyak 1,5 – 1,8 ml secara perlahan-lahan. Setelah selesai , spuit tarik kembali.
Kelumpuhan saraf motoris akan terjadi lebih cepat daripada saraf sensoris. Pasien dengan trismus mulai meningkat
kemampuannya untuk membuka mulut.
Teknik fisher
● Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan antiseptic didaerah trigonum
retromolar. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibula, geser kelateral untuk
meraba linea oblique eksterna. Kemudian telunjuk digeser kemedian untuk mencari linea
oblique interna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan permukaan samping
jari berada dibidang oklusal gigi rahang bawah.

● Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi rahang yang tidak
dianestesi yaitu regio premolar.

● Posisi II : Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum
ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml
untuk menganestesi N. Lingualis

● Posisi III : Spuit digeser kearah posisi I tapi tidak penuh lalu jarum ditusukkan sambil
menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan bila negative keluarkan
anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior. Setelah selesai spuit
ditarik kembali.
Teknik modifikasi Fisher
● Setelah kita melakukan posisi III, pada waktu menarik
kembali spuit sebelum jarum lepas dari mukosa tepat
setelah melewati linea oblique interna ,jarum digeser
kelateral (kedaerah trigonum retromolar ), aspirasi dan
keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk
menganestesi N. Bukalis. Kemudian Spuit ditarik keluar.
Teknik Inferior Alveolar Nerve Blok
● Blok nervus alveolar inferior biasanya digunakan untuk injeksi anestesi mandibula.
Menganestesi pada gigi mandibula dari garis midline diinjeksikan pada corpus mandibula.,
mukosa bukal, dan tulang pada gigi anterior ke molar pertama mandibular, dua pertiga anterior
lidah dan dasar mulut, serta dasar mukosa dan tulang daerah daerah lingual ke gigi mandibula di
sisi injeksi. Gunakan jarum dengan panjang 25 gauge.
● Jaringan harus menembus pada batas medial ramus mandibular di puncak coronoid notch di
pterygomandibular raphe. Titik suntikan harus sekitar 1,5 cm diatas garis occlusal mandibula
dengan bersudut kearah tulang-tulang. Barrel jarum harus sejajar dengan bidang oklusal molar
mandibula, dan tiba di premolar kuadran yang berlawanan. Jarum harus maju pelan-pelan,
menaruh beberapa tetes anestesi dan aspirating sampai tulang. Biasanya pada pasien orang
dewasa, jarum akan dimasukkan 20-25 mm (sekitar 2/3 panjang jarum). Pemberian anestesi
akan tepat dikirimkan di atas foramen mandibular.
Teknik infiltrasi RA dan RB
● Teknik infiltrasi dapat dibagi menjadi:
● Suntikan submukosa
Istilah ini diterapkan apabila larutan didepositkan tepat dibalik
membrane mukosa. Walaupun cenderung tidak menimbulkan anestesi
pada pulpa gigi, suntikan ini sering digunakan baik untuk menganestesi
saraf bukal sebelum pencabutan molar bawah atau operasi jaringan lunak.
● Jarum diinsersikan dan cairan anestesi didepositkan ke dalam jaringan di
bawah mukosa sehingga larutan anestesi berdifusi pada tempat tersebut.

Teknik anestesi infiltrasi papilla interdental


● Teknik ini sebenarnya termasuk teknik submukosa yang dilakukan pada
papila interdental yang melekat dengan periosteum. Teknik ini
diindikasikan terutama pada gingivectomy, yang memerlukan baik efek
anestesi maupun efek hemostatis dari obat anestesi.
● Suntikan Supraperiosteal
Pada beberapa daerah seperti maksila, bagian kortikal bagian luar dari tulang
alveolar biasanya tipis dan dapat terperforasi oleh saluran vascular yang kecil.
Pada daerah ini bila larutan didepositkan di luar periosteum, larutan akan
terinfiltrasi melalui periosteum, bidang kortikal, dan tulang medularis ke serabut
saraf. Dengan cara ini anestesi pulpa gigi dapat diperoleh melalui penyuntikan di
sepanjang apeks gigi. Suntikan supraperiosteal merupakan teknik yang paling
sering digunakan pada kedokteran gigi .

● Suntikan subperiosteal
Pada teknik ini, larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan bidang
kortikal. Karena struktur ini terikat erat, suntikan tentu terasa sakit. Karena itu,
suntikan ini hanya digunakan apabila tidak ada alternative lain atau apabila
anestesi superficial dapat diperoleh dari suntikan supraperiosteal. Teknik ini biasa
digunakan pada palatum dan bermanfaat bila suntikan supraperiosteal gagal untuk
memberikan efek anestesi walaupun biasanya pada situasi ini lebih sering
digunakan suntikan intraligamen.
● Suntikan Intraseous
● Pada teknik ini larutan didepositkan pada tulang medularis. Prosedur ini sangat
effektif apabila dilakukan dengan bur tulang dan jarum yang didesain khusus untuk tujuan tersebut.
Setelah suntikan supraperiosteal diberikan dengna cara biasa, dibuat incise kecil melalui
mukoperiosteum pada daerah suntikan yang sudah ditentukan untuk mendapat jalan masuk bagi bur
dan reamer kecil. Kemudian dapat dibuat lubang melalui bidang kortikal bagian luar tulang dengan alat
yang sudah dipilih. Lubang harus terletak pada bagian apeks gigi sehingga tidak mungkin merusak akar
gigi geligi.
● Jarum pendek dengan hubungan yang panjang diinsersikan melalui lubang dan
diteruskan ke tulang, larutan anestesi 0,25 ml didepositkan perlahan ke ruang medularis dari tulang.
Teknik suntikan intraseous akan memberikan efek anestesi yang baik pada pulpadisertai gangguan
sensasi jaringan lunak yang minimal. Walaupun demikian biasanya tulang alveolar akan terkena trauma
dan cenderung tejadi rute infeksi. Prosedur asepsis yang tepat pada tahap ini merupakan keharusan
● Suntikan Intraseptal
Merupakan modivikasi dari suntikan intraseous yang kadang-kadang
digunakan bila anestesi yang menyeluruh sulit diperoleh atau bila akan dipasang
geligi tiruan immediate serta bila teknik supraperiosteal tidak mungkin diguakan.
Jarum 27 gauge diinsersikan pada tulang lunak di crest alveolar.

Larutan didepositkan dengan tekanan dan berjalan melalui tulang medularis


serta jaringan periodontaluntuk memeberi efek anestesi. Teknik ini hanya dapat
digunakan setelah diproses anestesi superficial
03
Anastesi Lokal
Mekanisme
● Perpindahan Ion kalsium ->peningkatan
molekul anastesi lokal pd reseptor ->
menghambat kanal sodium ->
mengurangi konduktivitassodium ->
menekan terjadinya depolarisasi ->
gagal mencapai ambang batas
potensial -> kurangnya aksi potensial yg
terjadi -> konduksi saraf menjadi
terhambat

Handbook of local anaesthesia 6th.2014


Anastesi lokal dalam perawatan konservasi gigi.2013
04
Anastesi Lokal
Sebelum
Saat
Sesudah
● Sebelum

■ Kerusakan jarum
Handbook of local
● Saat anaesthesia 6th.2014
■ Parastesia
Anastesi lokal dalam
■ Hematoma
perawatan konservasi
■ Nyeri (karena jarum tumpul) gigi.2013
■ Rasa terbakar
● Setelah

■ Paralisa wajah

■ Trismus

■ Infeksi

■ edema

■ Trauma jaringan lunak


Handbook of local anaesthesia 6th.2014
Anastesi lokal dalam perawatan konservasi gigi.2013
05
Prognosis dari pasien
Normal &
Komplikasi
● Macam prognosis
● 1. Ad vitam (hidup)
● 2. Ad functionam (fungsi)
● 3. Ad sanationam (sembuh)

● Ad vitam = menunjuk pd pengaruh penyakit pd proses kehidupan,apakah penyakit


cenderung menuju proses kematian atau kembali seperti semula
● Ad funcionam = menunjuk pd pengaruh penyakit terhadap fungsi organ dan
fungsi manusia dalam melaksanakan tugasnya
● Ad sanationam = menunjuk pd penyakit yg dapathilang 100% sehingga pasien ke
keadaan semula (sehat) atau penyakit akan menetap atau mengalami kecacatan
● Jenis prognosis
● 1. Sanam (sembuh)
● 2. Bonam (baik)
● 3. Malam (buruk/jelek)
● 4. Dubia (tidak tentu/ragu-ragu)

● 1. Dubia ad sanam/bonam (tidak


tentu/ragu-ragu, cenderung
sembuh/baik)
● 2. Dubia ad malam (tidak tentu/ragu-
ragu, cenderung buruk/jelek)
—Someone Famous
Thanks CREDITS: This presentation
template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution.
Referensi
Handbook of local anaesthesia 6th.2014
Anastesi lokal dalam perawatan konservasi gigi.2013

Anda mungkin juga menyukai