Anda di halaman 1dari 41

BED SIDE TEACHING

GLAUCOMA SUSPECT
Oleh :
Fadhilla Annisa Efendi -1840312436
Rahmeidia Audya Yusmi -1840312295

Preseptor :
dr. Fitratul Ilahi, Sp.M(K)
Identitas Pasien

Nama inisial : Nn. WTH


Alamat : Solok
Tempat/tanggal lahir : Solok/ 15 Mei 1994
Usia : 25 tahun
ILUSTRASI KASUS

■ Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke


poliklinik mata RSUP Dr. M. Djamil Padang, dengan :

■ Keluhan Utama :
Pasien rujukan dari RS Solok dengan diagnosa glaukoma
suspect.
Riwayat Penyakit Sekarang :
-Pasien rujukan dari RS Solok dengan diagnosa glaukoma suspect.
-Saat ini pasien tidak ada keluhan.
-Riwayat pandangan kabur tidak ada.
-Riwayat mata nyeri tidak ada, riwayat mata merah tidak ada, silau tidak ada,
mata berair tidak ada, mata bengkak tidak ada.
-Riwayat sakit kepala hebat tidak ada, riwayat mual tidak ada, riwayat muntah
tidak ada
-Riwayat beraktivitas lama ditempat gelap (-)
-Riwayat pasien menggunakan obat-obatan tradisional maupun yang dibeli
sendiri sebelumnya disangkal.
-Menurut keterangan pasien, pasien bekerja sebagai staf di bagian mata
di RS Solok dan pasien awalnya hanya mencoba mengukur tekanan bola
mata, setelah diperiksa didapatkan hasil pada mata kanan 20 mmHg
dan pada mata kiri 18mmHg. Lalu pasien mencoba mengukur kembali,
dan pada pengukuran kedua didapatkan pada mata kanan 22 mmHg
dan pada mata kiri 20 mmHg.
-Pasien telah mendapatkan terapi timolol yang diberikan oleh dr spesialis
mata, namun pasien hanya meneteskan pada mata sebelah kanan saja,
dan setelah pemberian terapi didapatkan hasil tekanan bola mata kanan
13 mmHg dan bola mata kiri 18 mmHg, kemudian dirujuk ke RSUP
dr.M.Djamil Padang untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat penyakit mata sebelumnya (-)
- Riwayat trauma mata (-)
- Riwayat menggunakan kacamata (-)
- Riwayat alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga pasien dengan keluhan yang sama
Status Oftalmologi
SO OD OS

Visus tanpa koreksi


20/20 20/20

Visus dengan koreksi


- -

Refleks fundus (+) (+)


Silia/supersilia Bulu mata hitam, trikhiasis (-), Bulu mata hitam, trikhiasis (-),
madarosis (-) madarosis (-)

Palpebra superiorPalpebra
inferior
Udem (-), Hiperemis (-), Massa (-) Udem (+), Hiperemis (-), Massa (-)

Margo palpebra
Sekret (-), Krusta (-) Sekret (-), Krusta (-)
Aparat lakrimalis
Dalam batas normal Dalam batas normal

Konjungtiva tarsalis Hiperemis (-), papil (-), folikel (-), Hiperemis (-), papil (-), folikel (-),
sikatrik (-) sikatrik (-)
Konjungtiva fornicis Hiperemis (-), papil (-), folikel (-), Hiperemis (-), papil (-), folikel (-),
sikatrik (-) sikatrik (-)
Konjungtiva bulbi Hiperemis (-), papil (-), folikel (-), Hiperemis (-), papil (-), folikel (-),
sikatrik (-) sikatrik (-)

Sklera Putih Putih


Kornea bening Bening
Kamera Okuli Anterior
Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat Coklat


Pupil
Bulat, RP (+/+), diameter 3 mm Bulat, RP (+/+), diameter 3mm
Lensa Bening Bening
Korpus Vitreum jernih jernih
Fundus
Media Bening Bening
Papila N.Optikus Retina Bulat, batas tegas, c/d 0,4-0,5 Bulat, batas tegas, c/d 0,5-0,6
aa/vv Retina Perdarahan (-), eksudat (-) 2:3 Perdarahan (-), eksudat (-) 2:3
Makula Reflek fovea (+) Reflek fovea (+)

Tekanan bulbus okuli


Normal Palpasi Normal Palpasi

Gerakan bulbus okuli


Bebas kesegala arah Bebas kesegala arah

Posisi bulbus okuli Ortho Ortho


Gambar
■ Diagnosis Kerja : Glaucoma Suspect
■ Rencana Pemeriksaan Penunjang :
Gonioskopi
Perimetri Goldmann
 Edukasi : segera periksa ke dokter kembali apabila muncul gejala
■ Anjuran Terapi : Observasi
Prognosis :
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
Pembahasan
Definisi (AAO 2014), Glaukoma adalah sekumpulan penyakit dengan gejala optic neuropathy yang bersifat
konsisten dengan adanya ekskavasi yang berkembang menjadi gangguan visual yang khas.

2 tipe dari glaukoma primer yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup yang keduanya
ditandai dengan peningkatan tekanan intraokular. Glaukoma sudut tertutup dapat memperlihatkan gejala
simptomatik dibandingkan glaukoma sudut terbuka yang bersifat asimptomatik.

Tekanan intra okular yang normal berkisar antara 15 dan 20 mmHg (dengan schiotz). Umumnya tekanan
24,4 mmHg masih dianggap sebagai batas tertinggi. Tekanan 22mmHg dianggap high normal dan sudah
harus waspada. IOP >21 mmHg dapat menyebabkan kerusakan nervus optik.
Faktor risiko penting untuk glaukoma adalah peningkatan TIO. Pengukuran TIO telah
menjadi masalah perdebatan selama bertahun-tahun. Pada tahun 1950, Goldmann
memperkenalkan pendekatan untuk mengukur TIO, yang disebut tonometri
applanation, dan pendekatan ini saat ini merupakan gold standar. Pendekatan ini
terkait dengan elastisitas kornea, yang menunjukkan bahwa itu tergantung pada
ketebalan kornea. Goldmann mengasumsikan bahwa rata-rata ketebalan kornea
sentral (CCT) adalah sekitar 500 μm, dan terlalu tipis dan tebal kornea yang akan
menyebabkan terlalu rendah dan terlalu tinggi dari TIO.
■ Dengan munculnya perangkat yang lebih canggih yang mampu mengukur CCT,
menjadi jelas bahwa CCT jauh lebih bervariasi dari pada yang diperkirakan oleh
Goldmann. Baru-baru ini, beberapa studi, seperti Ocular Hypertension Treatment
Study (OHTS), menyatakan bahwa CCT menjadikan applanation Goldmann
pengukuran tonometer(GAT) sebagai pemeriksaan yang kurang tepat. Selain itu,
faktor-faktor, seperti astigmatisme, kompetensi pemeriksa, arah pandangan,
ketebalan air mata, hidrasi kornea,jaringan ikat juga berperan dalam pemeriksaan.
Definisi
Glaukoma

Sekelompok penyakit neurooptic yang menyebabkan kerusakan serat


optik (neuropati optik), yang ditandai dengan kelainan atau atrofi papil
nervus opticus yang khas, adanya ekskavasi glaukomatosa, serta
kerusakan lapang pandang dan biasanya disebabkan oleh efek
peningkatan tekanan intraokular sebagai faktor resikonya.

Epidemiologi

Diseluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang


tertinggi, 2% penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma.
Glaukoma dapat juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria
lebih banyak diserang daripada wanita.
Faktor resiko Klasifikasi

• Tekanan intarokuler yang tinggi • Glaukoma Primer


• Umur • Glaukoma Sekunder
• Riwayat glaukoma dalam keluarga • Glaucoma congenital
• Obat-obatan • Glaukoma Absolut
• Riwayat trauma pada mata
• Riwayat penyakit lain
Glaukoma primer
■ Sudut Terbuka
Hambatan pada glukoma sudut terbuka terletak didalam jaringan trabekulum sendiri. Akuos
humor dengan leluasa mencapai lubang-lubang trabekulum, tetapi sampai didalam terbentur
celah-celah trabekulum yang sempit, hingga akuos humor tidak dapat keluar dari bola mata
dengan bebas.
Gejala:
 Glaucoma sudut terbuka tidak memberi tanda-tanda dari luar
 Perjalanan penyakit perlahan-lahan dan progresif dengan merusak papil nervus optic
(ekskavasi)
 Biasanya penderita baru sadar bila keadaan telah lanjut
 Diagnosis sering baru dibuat kalau dilakukan tonometri rutin pada penderita. Sifat glaucoma
jenis ini adalah bilateral tetapi biasanya yang satu mulai lebih dahulu.
 Tajam penglihatan umumnya masih baik kalau keadaan belum lanjut.
 Pada funduksopi ditemukan ekskavasi apabila glaucoma sudah berlangsung lama.
Pemeriksaan lapang pandang perifer tidak menunjukkan kelainan selama glaucoma masih dini,
tetapi lapang pandang sentral sudah menunjukkan skotoma parasentral
 Apabila glaucoma sudah lebih lanjut lapang pandang perifer pun menunjukkan jerusakan. Pada
gonioskopi akan ditemukan sudut bilik mata depan yang lebar.
■ Sudut Tertutup
Glaucoma sudut tertutup (akut) hanya terjadi pada mata yang sudut bilik mata depannya
memang sudah sempit dari pembawaannya.
Gejala:
Fase prodormal (fase nonkongestif)
■ Pengelihatan kabur.
■ Terdapat halo (gambaran pelangi) sekitar lampu.
■ Sakit kepala.
■ Sakit pada mata.
■ Akomodasi lemah
■ Berlangsung ½ - 2 jam.
■ Injeksi perikornea.
■ Kornea agak suram karena edem.
■ Bilik mata depan dangkal.
■ Pupil melebar.
■ Tekanan intraokuler meningkat.
■ Penglihatan normal setelah serangan reda.
Fase kongestif

 Sakit kepala yang hebat.


 Muntah.
 Palpebra bengkak.
 Konjungtiva bulbi : hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier, injeksi konjungtiva.
 Kornea keruh.
 Bilik mata depan dangkal.
 Iris : gambaran, corak bergaris tidak nyata.
 Pupil : melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang midriasis total, warna kehijauan, refleksi
cahaya menurun sekali atau tidak sama sekali.
Glaukoma sekunder
■ Glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata yang lain, disebabkan:
– Kelainan lensa
– Kelainan uvea
– Trauma
– Pembedahan
Glaukoma kongenital
 Glaukoma kongenital primer atau infantil. Penyebabnya adalah suatu membran
yang menutupi jaringan trabekulum sehingga menghambat penyaluran keluar
akuos humor. Ini dapat timbul pada saat dilahirkan sampai umur 3 tahun.
Tanda yang paling dini adalah lakrimasi dan fotofobia. Kornea agak suram,
karena tekanan bola mata tinggi, bola mata teregang, terutama kornea.
Akibatnya kornea membesar sehingga disebut Buftalmos atau mata sapi.
Pengobatan: pembedahan, goniotomi. Pembedahan ini membuka membrane
yang berada didepan jaringan trabekulum.
Glaukoma absolut
■ Glaukoma absolut merupakan stadium terakhir semua jenis glaucoma disertai kebutaan total.
Apabila disertai nyeri yang tidak tertahan dapat dilakukan Cycloryo therapy untuk mengurangi
nyeri. Seringkali enukleasi merupakan tindakan yang paling efektif. Apabila tidak disertai nyeri,
bola mata dibiarkan.
Pemeriksaan penunjang
• Tajam penglihatan
• Tonometri
Gonioskopi
Perimetri
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Glaukoma sudut tertutup
 Parasimpatomimetik: pilokarpin 2-4%, setiap menit 1 tetes selama 5 menit. Kemudian
diteruskan setiap jam.
 Inhibitor karbonik anhidrase: asetazolamid 250 mg, 2 tablet. Kemudian disusul dengan 1 tablet
tiap 4 jam.
 Hiperosmotik: gliserin 50%, 1-1,5 gr/kg yang diberikan per oral.
Glaukoma sudut terbuka
 Parasimpatomimetik: pilokarpin 2-4%, 1 tetes, 3-6 kali sehari atau eserin 0,25-0,5%, 1 tetes, 3-
6 kali sehari
 Simpatomimetik: epinefrin 0,5-2%, 1 tetes, 2 kali sehari
 ß-blocker: timolol maleat 0,25-0,5%, 1 tetes, 1-2 kali sehari
 Inhibitor karbonik anhidrase: asetazolamid 250 mg, 1 tablet, 4 kali sehari
2. Pembedahan
• Trabekulektomi
■ Iridektomi perifer
■ Sklerotomi dari Scheie

3. Laser
Komplikasi
• Sinekia anterior perifer
• Atrofi retina dan saraf optik
Prognosis
■ Tanpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan kebutaan total. Apabila obat tetes anti
glaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata yang belum mengalami kerusakan
luas, prognosis akan baik. Apabila proses penyakit terdeteksi dini sebagian besar pasien
glaukoma dapat ditangani dengan baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai