Anda di halaman 1dari 42

JEJARING INTERNAL DAN

EKSTERNAL LAYANAN TB
DI RS
Ariani Permatasari, dr., Sp.P
KOPI TB Provinsi Jawa Timur
PENDAHULUAN

 Upaya peningkatan akses terhadap layanan TB yang berkualitas & sesuai


standar membutuhkan jejaring layanan TB yang saling terintegrasi antar
semua layanan di Kab./Kota.
 Penerapan DPPM di Faskes (Puskesmas, RS, B/BKPM, DPM, Klinik, apotik
dan Laboratorium) yang dikoordinasikan oleh Dinkes Kab./Kota Semua
pasien TB dapat ditemukan dan diobati sesuai standar dan tercatat
dalam sistem informasi Program TB Nasional
 Hospital DOTs Linkage  pengembangan jejaring inernal & eksternal
antara fasilitas layanan kesehatan umum & swasta serta program DOTS
Nasional.
 Secara umum RS memiliki potensi besar dalam penemuan pasien TB
(case finding) namun memiliki keterbatasan dalam menjalani
keteraturan & keberlangsungan pengobatan (case holding) jika
dibandingkan Puskesmas  Dikembangkan jejaring baik internal
maupun eksternal.
PENGERTIAN
 Jejaring Layanan TB di Faskes Pemerintah & Swasta Berbasis Kab./ Kota (DPPM)
adalah jejaring layanan tuberkulosis dalam satu kabupaten/kota yang melibatkan
seluruh fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang dikoordinasikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Jejaring ini terdiri dari :
 Puskesmas
 Rumah sakit Pemerintah dan swasta
 Klinik
 DPM
 Layanan pendukung (apotik dan laboratorium)
TUJUAN UMUM

 Menjamin akses ke layanan DOTs yang berkualitas bagi pasien TB


berbasis ISTC
 Memungkinkan RS ( RS Pemerintah dan swasta) untuk melaksanakan
kegiatan pencegahan TB yang terhubung dengan Nasional Tuberculosis
Program.
TUJUAN KHUSUS

 ISTC disahkan & dilaksanakan oleh RS Pemerintah & swasta


 Mengurangi penundaan diagnosa & penghematan biaya bagi pasien
 Pendirian mekanisme rujukan yang efektif
 Memperbaiki pengawasan pengobatan & hasil pengobatan bagi
pasien yang di diagnosis di RS
 Memperbaiki kualitas laboratorium RS
 Mempertinggi pengawasan pengukuran hasil
Klinik Puskesmas

DPS Spesialis Penderita TB DPS umum

RSTP BBKPM/
Rumah Sakit BKPM/BP4

1/6/2020 Pemerintah Swasta 9


KUNCI LAYANAN TB
Strategi DOTS Pendukung keberhasilan
 Komitmen  Jejaring internal
 Diagnosis dg BTA  Jejaring eksternal
 Ketersediaan OAT
 PMO
 Pencatatan dan Pelaporan
ISTC - Standar 7
Untuk memenuhi tanggung jawab kesehatan masyarakat dan
tanggung jawab kepada pasien, penyedia layanan kesehatan
masyarakat harus memberikan panduan obat yang tepat,
memantau kepatuhan pasien terhadap pengobatan, dan jika
diperlukan membantu mengatasi berbagai faktor yang
membuat pengobatan TB terputus dan tidak berlanjut.
Tanggung jawab ini dikoordinasikan dengan dinas kesehatan
setempat dan atau lembaga lain yang terkait
Standar 21

Semua penyelenggara pelayanan kesehatan harus melaporkan


kasus tuberkulosis baru maupun kasus pengobatan ulang serta
hasil pengobatannya ke kantor Dinas Kesehatan setempat sesuai
dengan peraturan hukum dan kebijaksanaan yang berlaku.
STRATEGI DAN PENDEKATAN
 KOMITMEN PIMPINAN
 PENGUATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pengetahuan (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;


Penyakit dan Tatalaksana)

Komitmen Managemen, Petugas dalam menerapkan PPI


dan mempersiapkan/memberi layanan sesuai ISTC dan
DOTS
 PENGUATAN SARANA DAN PRASARANA

 Membuat Alur Pelayanan dan Sarana Aman untuk Semua Petugas dan
Semua Pengunjung RS  Penerapan PPI dari awal pasien masuk
hingga keluar RS
 Meningkatan Kapasitas Kemampuan Penegakan Diagnosis dan
Pelayanan TB
 Ketersediaan Obat TB dan Obat untuk atasi Efek samping Obat TB
Peraturan Terkait PPI TB

PPI TB 2018 16
STRUKTUR ISTC
1. Standar diagnosis  standar 1 - 6
2. Standar pengobatan  standar 7 – 13
3. Standar penanganan TB dengan infeksi HIV &
kondisi komorbid lain  standar 14 – 17
4. Standar untuk pelayanan kesehatan masyarakat &
pencegahan  standar 18 – 21
5. Adendum masukan dari perkumpulan
dokter spesialis dan perkumpulan dokter umum
untuk pelaksanaan ISTC di Indonesia
 PENGUATAN LAYANAN KOMPREHENSIF BERKESINAMBUNGAN
 Membangun layanan “ONE STOP SERVICE” untuk layanan TB, TB
RO dan TB HIV
 Memberikan layanan dengan pendekatan menyeluruh termasuk
psikososial dan nutrisi
 KOMITMEN KUAT dan KONSISTEN
 Membangun jejaring yang kuat
 PENGUATAN JEJARING
 memperkuat jejaring internal layanan TB

 memperkuat jejaring eksternal layanan TB

Dinas Kesehatan, BBLK, Mikro UI, RS, Puskesmas, LSM (LK NU,
PETA, Aisyah), kader
 PENGUATAN MONITORING DAN EVALUASI

 PENGUATAN SISTEM INFORMASI


PENGUATAN PERAN KOPI TB RS
Penguatan jejaring internal RS melalui
Lokakarya Penguatan Jejaring Internal
RS serta peran KOPI TB RS dalam
upaya penemuan kasus TB di layanan
lain serta kolaborasi layanan
Kesepakatan alur layanan dan peran
dari masing-masing unit di RS
Peningkatan kapasitas petugas dalam
tatalaksana TB SO dan TB RO
JEJARING INTERNAL
 Alur masuk pasien
 Manajemen pasien rawat inap
 Manajemen pasien rawat jalan
 Alur koordinasi dan komunikasi antar unit pelayanan langsung
(laboratorium,pencatatan dan pelaporan oleh poli TB/DOTS dan ruang rawat
inap, logistik, farmasi)
 Penanggung jawab jejaring kerja masing-masing unit yang disahkan oleh SK
PERAN DAN FUNGSI
RUMAH SAKIT
1) Menjaring terduga TBC;
2) Melakukan tatalaksana pasien TBC sesuai standar;
3) Membentuk Tim DOTS dan memastikan adanya manajer kasus TBC yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan program TBC;
4) Menjalankan fungsi sebagai fasyankes rujukan;
5) Membentuk kolaborasi layanan antar unit (jejaring internal) di rumah sakit untuk memastikan
layanan TBC sesuai standar;
6) Melakukan pertemuan rutin dengan melibatkan semua unit (jejaring internal);
7) Menerapkan wajib lapor kasus pasien TBC yang ditemukan dan diobati melalui sistem pelaporan
TBC di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (SITT/SITB, e-TB Manager);
8) Merujuk pasien TB tanpa penyulit ke puskesmas;
9) Terlibat dalam jejaring layanan TBC berbasis kabupaten/kota (DPPM TBC) (jejaring eksternal)
dengan fasilitas kesehatan lainnya dan Dinas Kesehatan.
PERAN DAN FUNGSI
PUSKESMAS DAN FKTP LAIN
1) Puskesmas mengidentifikasi DPM, klinik dan fasilitas kesehatan lain di wilayah kerjanya;
2) Puskesmas melakukan pembinaan kepada FKTP di wilayah kerjanya;
3) Puskesmas melakukan penemuan secara pasif di layanan kesehatan dan secara aktif
bekerjasama dengan kader/masyarakat;
4) FKTP lain menjaring terduga TBC dan mengirimnya untuk pemeriksaan mikroskopis dan
sebagainya;
5) Puskesmas dan FKTP memberikan layanan TBC mulai dari penemuan kasus sampai
pengobatan secara tuntas;
6) Puskesmas memastikan pelaksanaan kegiatan terpadu program TBC (TBC-HIV, TBC
anak, TBC-DM, dan lain-lain) di tingkat puskesmas dan FKTP lain di wilayahnya;
7) Puskesmas membentuk jejaring layanan TBC dengan FKTP lain (DPM, klinik dan klinik
Lapas/Rutan) di wilayah kerjanya;
PERAN DAN FUNGSI
PUSKESMAS DAN FKTP LAIN
8) Puskesmas melakukan penguatan sistem surveilans TBC: memantau implementasi
sistem wajib lapor pasien TBC baik di puskesmas maupun di FKTP lain (DPM, klinik dan
klinik Lapas/Rutan) di wilayah kerjanya melalui sistem informasi program TB (contohnya
WIFI TB, SITT/SITB, e-TB Manager);
9) FKTP lain melaporkan kasus TBC sesuai standar ke puskesmas;
10) FKTP lain mengambil logistik OAT dan non-OAT ke puskesmas wilayahnya;
11) FKTP lain berkoordinasi dengan puskesmas di wilayahnya mengenai pasien TBC yang
mangkir maupun pasien TB yang dirujuk;
12) Puskesmas melakukan pelacakan kasus mangkir dan putus obat yang berdomisili di
wilayahnya sesuai laporan dari fasyankes lain berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota;
13) Puskesmas mendorong pelaksanaan promosi kesehatan dan UKBM.
PERAN DAN FUNGSI
LABORATORIUM
1) Melakukan pemeriksaan spesimen terduga TBC;
2) Memastikan pelayanan terkait TBC dilakukan sesuai standar;
3) Berkoordinasi dengan fasyankes dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

APOTEK
1) Menyediakan OAT sesuai pedoman nasional program pengendalian TBC;
2) Melayani resep OAT dari fasyankes dalam program pengendalian TBC;
3) Membantu memberikan penyuluhan tentang OAT pada pasien (cara minum, efek samping
dan bahaya pengobatan apabila tidak menyelesaikan dengan tuntas);
4) Monitoring pasien TBC dalam pengambilan obat di apoteknya;
5) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan fasyankes difasilitasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota;
6) Melakukan komunikasi dengan dokter yang mengirimkan resep apabila ada hal-hal yang
meragukan.
JEJARING EKSTERNAL TB

 Hubungan kerja timbal balik untuk mendapatkan kemudahan akses


layanan sesuai standar yaitu kerjasama antar fasyankes sehingga
penemuan kasus meningkat & memastikan semua pasien TB di
wilayahnya mendapat pengobatan sesuai standar
 Terdiri dari
 Alur rujukan diagnosis TB
 Alur rujukan pasien pindah pengobatan & pasien mangkir
 Pengelolaan logistik
TUJUAN JEJARING EKSTERNAL

 Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan TB yang bermutu,


mulai diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan
 Menjamin kelangsunga & keteraturan pengobatan pasien sehingga
mengurangi jumlah pasien yang putus berobat
FUNGSI DINAS KESEHATAN DALAM JEJARING
ESKTERNAL
 Koordinasi antar sarana pelayanan kesehatan
 Menyusun protap jejaring penanganan Pasien TB
 Koordinasi surveilans
 Menyusun perencanaan, memantau, melakukan supervisi &
mengevaluasi penerapan strategi DOTS di sarana pelayanan
kesehatan
34
PERAN DAN FUNGSI
Komponen masyarakat dibagi menjadi organisasi kemasyarakatan dan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM).

ORGANISASI KEMASYARAKATAN
1) Berkoordinasi dengan puskesmas terkait investigasi kontak dan penemuan kasus TBC
2) Mengedukasi masyarakat terkait TBC;
3) Melakukan penemuan terduga TBC secara aktif;
4) Melakukan pendampingan pasien TBC;
5) Membantu advokasi terkait penanggulangan TBC kepada pemerintah daerah;
6) Mobilisasi sumber daya.

UKBM
1) Mengedukasi masyarakat terkait TBC;
2) Melakukan penemuan terduga TBC.
ALUR RUJUKAN PASIEN TB ANATAR FASYANKES DALAM SATU KAB./KOTA

Wasor Dinkes Kab./Kota

Informasi Informasi
Konfirmasi

Pasien, OAT, Fc TB
01 dan 02
Fasyankes Fasyankes
lainnya
TB 09 dan TB 10
Agar Jejaring dapat berjalan baik diperlukan :
 Mekanisme jejaring antar institusi yang jelas
 Seseorang koordinator jejaring DOTS di tingkat provinsi atau Kab./kota
yang bekerja penuh waktu
 Peran aktif supervisor Prov./Kab./Kota
 Tersedianya alat bantu kelancaran proses rujukan antara lain berupa :
 Formulir rujukan
 Daftar nama & alamat lengkap pasien yang dirujuk
 Daftar nama & nomer telp.petugas penanggung jawab di sarana
Yankes
Lanjutan...................
 Dukungan & kerjasama antara sarana pelayanan kesehatan
pengirim pasien TB dengan sarana pelayanan kesehatan penerima
rujukan
 Pertemuan koordinsi secara berkala min.setiap 3 bulan antara
komite DOTS dengan sarana pelayanan kesehatan yang
dikoordinasi oleh Dinkes Kab.,/kota setempat dengan melibatkan
semua pihak lain yang terkait.
ALUR PELACAKAN PASIEN MANGKIR

Alur Pelacakan Pasien TBC Mangkir dari Fasyankes


PENGELOLAAN LOGISTIK

 Pemenuhan logisitik ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing fasyankes dan


perencanaan logistik fasyankes ini diajukan secara berjenjang.
PENCATATAN DAN PELAPORAN TBC

Faskes layanan TB RO dan/atau memiliki alat TCM


Puskesmas, B/BKPM, RS
• e-TB Manager
• SITT/SITB

Fasilitas Penunjang Kesehatan


FKTP non Puskesmas (DPM dan Klinik)
• Manual dan elektronik dengan format
• SITT/SITB, Manual, WIFI TB pelaporan standar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai