Anda di halaman 1dari 21

ABORTUS

BY: NURA SUCIATI FAUZIA, S.ST.


1. PENGERTIAN
 Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat tertentu pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah ehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan.
 Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang
dari 20 minggu. Diagnosis ditegakkan berdsarkan adanya amenore, tanda-
tanda kehamilan, perdarahan hebat pervagina, pengeluaran jaringan
plasenta dan kemungkinan syok.
 Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan dengan berat badan janin <500 gram dan usia kandungan < 20
minggu. Usia kehamilan yang cukup bulan/aterm adalah 37-40 minggu.
 Terjadi spontan 10-15 %
Korelasi Abortus dengan Usia Kehamilan
Pada kehamilan < 8 Mg
 Hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya, karena villi koriales belum
menembus desidua secara dalam.

Pada kehamilan 8-14 Mg


 Villi koriales menembus desidua lebih
dalam, sehingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna  banyak
perdarahan.

Pada kehamilan > 14 Mg


 Yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
adalah janin, disusul plasenta, jika lengkap
perdarahan tidak banyak .
Pikirkan terjadinya abortus:
Bila seorang wanita usia reproduksi datang dengan gejala sebagai
berikut:
 terlambat haid
 perdarahan per vaginam
 spasme atau nyeri perut bawah
 keluarnya massa kehamilan/konsepsi
Diagnosa dan Penanganan
 Perdarahan pervaginam, setelah mengalami terlambat haid
pada wanita usia reproduksi.
 Tes kehamilan positif

Prinsip Penatalaksanaan perdarahan per vaginam pada usia kehamilan muda :

1. JANGAN LANGSUNG LAKUKAN KURETASE !!!


2. Tentukan keadaan janin, mati atau hidup. Bila memungkinkan
periksa dengan USG.
3. Beta HCG masih dapat positif walaupun janin sudah mati
2. PENYEBAB ABORTUS
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kromosom, Endometrium, Infeksi, obat-obatan, radiasi
2. Kelainan plasenta
Infeksi, gangguan pembuluh darah, DM, hipertensi
3. Penyakit ibu
Penyakit infeksi, anemia, penyakit kronis
4. Kelainan dalam Rahim
Mioma uteri, Uterus arkuatus, retrofleksi, servik inkompeten, bekas operasi
servik, robekan servik postpartum
3. KLASIFIKASI
 ABORTUS KOMPLITUS
 Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari Rahim pada kehamilan < 20 mg
 Uterus mengecil, perdarahan sedikit, kanalis servikalis menutup
 Terapi :
 Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3×1 tablet/hari untuk 3-5
hari.
 Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari
selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi. Untuk
anemia berat berikan transfuse darah.
 Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika, atau
apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profilaksis.
 Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral.
 Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah
 Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
 Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
 Konsultasi Sp. OG.
ABORTUS KOMPLITUS
 ABORTUS INKOMPLITUS
 Sebagian hasil konsepsi telah keluar
dari uterus dan masih ada yang
tertinggal
 Perdarahan mendadak /banyak
 Dapat terjadi infeksi
 Kanalis servikalis terbuka,
tampak/teraba jaringan,
perdarahan (+)
 Besar uterus < UK
 Terapi:

 Memulihkan KU (infus / tranfusi)


 Kuretase

 Obat: antibiotika & uterotonika


 ABORTUS INSIPIENS
 Abortus yang sedang
mengancam  serviks telah
mendatar  hasil konsepsi
masih lengkap di uterus
 Kanalis servikalis terbuka
 Mules sering & kuat, perdarahan
bertambah banyak.
 Terapi:

 Biasanya dilakukan
kuretase bila UK kurang
dari 12 minggu
 Konsultasidengan dokter
SpOG untuk USG dan
tindakan lebih lanjut
 ABORTUS IMINENS
 Abortus tingkat permulaan, terjadi
perdarahan pervaginam, jalan lahir
masih tertutup, hasil konsepsi masih
baik didalam uterus
 Mules sering & kuat, perdarahan
bertambah banyak.
 Terapi:

 Bedrest

 USG  janin hidup / mati


 Penenang, anti perdarahan,
vitamin B komplek,
Hormonal, Anti kontraksi
 MISSED ABORTION
 Abortus yang ditandai dengan embrio
atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20
minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih didalam uterus
 Diawali dengan abortus imminens yang
kemudian menghilang spontan atau
setelah terapi.
 Gejala subyektif kehamilan menghilang,
mammae mengendor, uterus mengecil,
tes kehamilan (-). Sering disertai
gangguan pembekuan darah karena
hipofibrinogenemia.
 Terapi
 Dilakukan kuretase. Harus hati-hati
karena terkadang plasenta
melekat erat pada uterus
 ABORTUS HABITUALIS
 Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau lebih
 40 % penyebabnya belum diketahui
 Abortus spontan, imunologik
 Kelainan pada zygote
 Gangguan fungsi atau malfungsi endometrium
 Kelainan anatomik pada uterus
 Terapi:

 Bilabelum terjadi kehamilan : pengobatan memperbaiki kualitas sel telur atau


spermatozoa, kelainan anatomi rahim ibu, kelainan endokrin, adanya
berbagai infeksi (TORCH, Chlamydia, mikoplasma), dan berbagai variasi hasil
pemeriksaan reaksi immunologi.
 Mencegah terjadinya infeksi intrauterine
 Gold standard untuk monitoring kehamilan dini adalah pemeriksaan USG,
dikerjakan setiap dua minggu sampai kehamilan ini tidak mengalami abortus.
 Support psikologis
 ABORTUS INFEKSIUS DAN ABORTUS SEPTIK
 Abortus infeksiosus : abortus yang disertai infeksi traktus Genitalia.
 Abortus septik : abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke
dalam peredaran darah atau peritoneum.
 Gejala :
 Terjadi abortus disertai tanda infeksi : demam, takikardi, perdarahan pervaginam
berbau, uterus membesar, lembek, nyeri tekan, lekositosis. Bila sepsis  demam ,
menggigil, Tekanan Darah .
 Penanganan ; infus  transfusi, Antibiotik. Kuretase dilakukan dalam 6 jam
 ABORTUS PROVOKATUS
 Abortus provokatus kriminalis merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu
dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.
 Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan
disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi
menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
 Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai
dengan tanggung jawab profesi.
 Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
 Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
 Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang
ditunjuk oleh pemerintah.
 Prosedur tidak dirahasiakan.
 Dokumen medik harus lengkap.
 Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik
(ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu.
Indikasi Abortus Medisinalis

 Gangguan kesehatan yang sangat


mengancam keselamatan ibu
 Kehamilan akibat perkosaan atau incest
 Dipastikan terjadi cacat berat pada janin
(severe physical deformities) atau retardasi
mental
Indikasi dan Frekuensi Abortus Buatan

ABORT US T ERAPET IK
Indikasi dan frekuensi

Gawatdarurat
25.0%

Alasan medis
12.0%

Atas permintaan
40.0% Aspek sosial
23.0%

Sumber: Van Look & von Hertzen, 1990

Anda mungkin juga menyukai