Anda di halaman 1dari 51

MINI PROJECT

OLEH:
dr. Kasriana Kasman

Dibawakan Dalam Rangka Penilaian Tugas Dokter Internship Periode Mei 2019 –Mei 2020
 Keluarga berencana merupakan salah satu upaya
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu
merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan
keluarga berencana

 Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga


Berencana adalah dengan menggunakan kontrasepsi.
 Terdapat kendala berupa banyaknya jenis kontrasepsi
yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya mampu
menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut
sedangkan informasi-infomasi mengenai keuntungan,
kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping
dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan.

 Belum lagi adanya pandangan-pandangan atau norma


budaya lingkungan dan orang tua yang dapat
membuat pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu
dalam menggunakan kontrasepsi tersebut
Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang
tidak dapat lepas dari efek samping dan risiko
yang kadang-kadang dapat merugikan
kesehatan, namun demikian yang harus
dipikirkan adalah benefit/keuntungan dari
penggunaan alat/obat kontrasepsi tersebut yang
lebih besar dibanding tidak menggunakan
kontrasepsi.
 Sebagian besar pengguna kontrasepsi lebih memilih
menggunakan kontrasepsi suntik dibanding metode
kontrasepsi lain.
 Jika dilihat, terdapat perbandingan signifikan yang
menggunakan Kontrasepsi suntik dibanding
kontrasepsi lainnya.
Menambah pengetahuan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Amparita terhadap pemilihan kontrasepsi
yang tepat dengan dilakukan promosi kesehatan
sebagai peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang penggunan alat kb.
Bagi Peneliti
 mini project ini menjadi pengalaman yang berguna
dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
sebelum internsip.

Bagi Masyarakat
 Bagi masyarakat, promosi kesehatan ini diharapkan
dapat menjadi bahan masukan tentang pentingnya
penggunaan serta pengetahuan tentang pemilihan
kontrasepsi yang tepat untuk tiap individu.
 Keluarga Berencana adalah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga
bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya
atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut.

 Peserta keluarga berencana (akseptor KB) adalah pasangan


usia subur dimana salah seorang dari padanya
menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk
tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program
maupun non program.
 Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada
umumnya.
 Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan
cara menurunkan angka kelahiran sehingga
pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
untuk meningkatkan reproduksi.
 Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya
dapat didefinisikan sebagai tindakan atau usaha
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
konsepsi atau pembuahan.
1. Kontrasepsi Sederhana

a. Senggama Terputus
b. Pembilasan Pasca Senggama
c. Pantang berkala/sistem kalender
2. Kontrasepsi mekanik
Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk
melindungi. Kontrasepsi mekanik ini bekerja dengan cara
mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang
ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi
mekanik ini adalah :

a. Kondom
b. Diafragma / Kondom Wanita
c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
d. Spermisida
3. Kontrasepsi Hormonal
Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi
antara hormon estorgen dan progesteron. Penggunaan
kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil,
suntikan atau susuk.

a. Pil atau Tablet


b. Suntikan
c. Susuk
4. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi
pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada
pria yang disebut vasektomi
Begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong
saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi.
Sehingga tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak
akan memiliki keturunan.
Kurangnya pemahaman pasangan usia subur tentang
jenis-jenis kontrasepsi dan juga adanya
kesalahpahaman dalam masyarakat tentang
kontrasepsi lain yang kurang baik.
Tempat dan Waktu
 Pengumpulan data diambil dari buku register
ruang KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Puskesmas
Amparita, Kabupaten Sidrap dari data bulan
Januari 2019 – juni 2019.
Populasi Penelitian
 Populasi yang digunakan adalah pasangan usia
subur di wilayah Puskesmas Amparita. Sampel
Penelitian
 Sampel yang diambil adalah pasangan usia subur
yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas
Amparita selama bulan januari-juni.
Kelurahan Amparita terletak di sebelah
selatan kota Kabupaten Sidrap, dengan
jarak 9 km2 dari pusat kota selatan
kota Kabupaten Sidenreng Rappang,
serta 221 km dari ibu kota Provinsi
Sulawesi Selatan. Amparita berada
dalam wilayah Kecamatan Tellu
Limpoe. Batas-batas wilayah sebagai
berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan
Kelurahan Arateng
 Sebelah Timur berbatasan dengan
Desa Teteaji
 Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kelurahan Pajalele
 Sebelah Barat berbatasan dengan
Kelurahan Toddang Pulu dan
Kelurahan Baula
No. Jenis Ketenagaan Yang adan sekarang

1
Dokter 1
2
Dokter Gigi 1
3
Bidan Puskesmas 4
4
Perawat gigi 1
5
Perawat Umum 10
6
Apoteker 1
9
Promosi Kesehatan 1
10
Administrasi kesehatan 1
12
Eletromedik 1
13
Petugas BPJS 1
14
Sanitarian 1
15
 Jumlah Dokter Praktek : 1 Buah
 Jumlah Praktek Bidan Mandiri : 2 Buah
 Jumlah Jejaring Faskes KB lainnya : 10 Buah

Profil kesehatan masyarakat ini akan memberikan


gambaran secara menyeluruh baik mengenai gambaran
dari Puskesmas Amparita itu sendiri hingga gambaran
keadaan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan pokok Puskesmas Amparita tahun 2019.
 Berdasarkan laporan program KB di Puskesmas
Amparita Kabupaten Sidrap data Januari – juli 2019 di
diperoleh total 3605 pengguna KB Aktif dimana 46,1%
pengguna KB suntik, 46,1% KB pil, 6,6% implant, 0,4%
IUD dan MOW/MOP masing-masing 0,5%/3,8%.
Jumlah Sasaran Pasangan Usia Subur: 4488 Orang
Sasaran bulan januari : 429
Jumlah Peserta KB Aktif januari 2019: 3546
Peserta baru KB pasca persalinan januari 2019 :26 org
Kondom : 0 Orang (0%)
Suntik : 21 Orang (80,77%)
Pil : 2 Orang (7,68%%)
AKDR/IUD : 1 Orang (0,3,85%)
Implant : 0 Orang (0,0%)
MOW : 2 Orang (7,69%)
MOP : 0 Orang (0%)
Jumlah Peserta KB Aktif januari 2019
Kondom : 28 Orang (0,80%)
Suntik : 2.240 Orang (63.64%)
Pil : 1022 Orang (29.03%)
AKDR/IUD : 29 Orang (0,82%)
Implant : 100 Orang (2.84%)
MOW : 95 Orang (2,70%)
MOP : 6 Orang (0,17%)
Peserta baru KB pasca persalinan Februari 2019 :44 org
Kondom : 0 Orang (0%)
Suntik : 37 Orang (84,09%)
Pil : 3 Orang (6,82%%)
AKDR/IUD : 1 Orang (2.27%)
Implant : 1 Orang (2.27%)
MOW : 2 Orang (4,55%)
MOP : 0 Orang (0%)
Jumlah Peserta KB Aktif Februari 2019
Kondom : 29 Orang (0,82%)
Suntik : 2.245 Orang (63.67%)
Pil : 1018 Orang (28.87%)
AKDR/IUD : 29 Orang (0,82%)
Implant : 104 Orang (2.95%)
MOW : 95 Orang (2,69%)
MOP : 6 Orang (0,17%)
Peserta baru KB pasca persalinan maret 2019 :66 org
Kondom : 0 Orang (0%)
Suntik : 52 Orang (78,79%)
Pil : 6 Orang (9,09%%)
AKDR/IUD : 1 Orang (1,52%)
Implant : 4 Orang (6,06%)
MOW : 3 Orang (4,55%)
MOP : 0 Orang (0%)
Jumlah Peserta KB Aktif maret 2019
Kondom : 29 Orang (0,82%)
Suntik : 2.243 Orang (63.52%)
Pil : 1017 Orang (28,80%)
AKDR/IUD : 29 Orang (0,82%)
Implant : 111 Orang (3,14%)
MOW : 96 Orang (2,92%)
MOP : 6 Orang (0,17%)
Peserta baru KB pasca persalinan April 2019 : 103 org
Kondom : 0 Orang (0%)
Suntik : 85 Orang (82,52%)
Pil : 8 Orang (7,77%)
AKDR/IUD : 1 Orang (0,97%)
Implant : 4 Orang (3,88%)
MOW : 5 Orang (4,85%)
MOP : 0 Orang (0%)
Jumlah Peserta KB Aktif April 2019
Kondom : 29 Orang (0,82%)
Suntik : 2.268 Orang (63.82%)
Pil : 1014 Orang (28,53%)
AKDR/IUD : 29 Orang (0,82%)
Implant : 110 Orang (3,10%)
MOW : 98 Orang (2,76%)
MOP : 6 Orang (0,17%)
Peserta baru KB pasca persalinan mei 2019 :138 org
Kondom : 0 Orang (0%)
Suntik : 114 Orang (82,61%)
Pil : 12 Orang (8,70%%)
AKDR/IUD : 1 Orang (0,72%)
Implant : 4 Orang (2,90%)
MOW : 7 Orang (5.07%)
MOP : 0 Orang (0%)
Jumlah Peserta KB Aktif maret 2019
Kondom : 29 Orang (0,81%)
Suntik : 2.283 Orang (63.90%)
Pil : 1018 Orang (28,49%)
AKDR/IUD : 29 Orang (0,81%)
Implant : 108 Orang (3,02%)
MOW : 100 Orang (2,80%)
MOP : 6 Orang (0,17%)
Peserta baru KB pasca persalinan Juni 2019 : 181 org
Kondom : 2 Orang (1.10%)
Suntik : 149 Orang (82.32%)
Pil : 12 Orang (6,63%%)
AKDR/IUD : 2 Orang (1.10%)
Implant : 7 Orang (3,87%)
MOW : 9 Orang (4,97%)
MOP : 0 Orang (0%)
Jumlah Peserta KB Aktif juni 2019
Kondom : 31 Orang (0,86%)
Suntik : 2.300 Orang (63.96%)
Pil : 1015 Orang (28,23%)
AKDR/IUD : 30 Orang (0,83%)
Implant : 112 Orang (3,11%)
MOW : 102 Orang (2,84%)
MOP : 6 Orang (0,17%)
Peserta baru KB pasca persalinan juli 2019 :205 org
Kondom : 2 Orang (0,98%)
Suntik : 162 Orang (79,02%)
Pil : 16 Orang (7.80%)
AKDR/IUD : 3 Orang (18,75%)
Implant : 12 Orang (5,85%)
MOW : 10 Orang (4,88%)
MOP : 0 Orang (0%)
Jumlah Peserta KB Aktif juli 2019
Kondom : 31 Orang (3,56%)
Suntik : 2.298 Orang (63.74%)
Pil : 1016 Orang (28,18%)
AKDR/IUD : 30 Orang (0,83%)
Implant : 121 Orang (3,36%)
MOW : 103 Orang (2,86%)
MOP : 6 Orang (0,17%)
Pengguna KB baru pasca persalinan
250

200

150

100 Pengguna KB baru pasca


persalinan
50

0
 Tingkat pemahaman masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Amparita terhadap jenis-jenis alat kontrasepsi
serta pemilihan alat kontrasepsi yang tepat masih
kurang.
 Dalam hal ini, penyuluhan tentang kontrasepsi
memberikan pengetahuan yang cukup tentang
penggunaan kontrasepsi yang tepat untuk tiap individu.
 Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat
agar tercipta keluarga berkualitas, tidak hanya oleh
petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum.
 Setelah kegiatan ini, diharapkan pasangan usia subur
mengetahui jenis-jenis kontrasepsi yang tepat dan
menghilangkan kesalah pahaman di masyarakat tentang
jeleknya kontrasepsi lain selain kontrasepsi suntik.
 Semakin bertambahnya penggunaan alat kb akan
sangat bermanfaat. Promosi kesehatan berupa
penyuluhan dan sebagainya merupakan upaya yang
paling tepat untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dengan melibatkan berbagai pihak, tidak
hanya petugas kesehatan melainkan juga masyarakat
umum. Di wilayah kerja Puskesmas Amparita setelah
ini diharapkan melakukan promosi kesehatan
berkelanjutan terutama sebagai upaya peningkatan
kesadaran masyarakat.
 Buku Register Pelayanan KIA/KB Puskesmas Amparita,
 Everett, Suzanne, (2007), Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan
Seksual, Jakarta: EGC.
 Hartanto, Hanafi, (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
 Manuaba, Ida ayu chananita , (2008), Gawat Darurat Obstetri
Ginekologi dan Obstetri Sosial untuk Profesi bidan, Jakarta, EGC
 Pendit, Brahm. U., ( 2006 ), Ragam Metode Kontrasepsi, Jakarta, EGC.
 Saifuddin A. B, Affandi. B, M. B, S. S, (2006). Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
 Sarwono, R. Prawiro. 2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
 Suratun, Sri. M, T. H, Rusmiati, S. P, (2008). Pelayanan Keluarga
Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai