Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN MALARIA METODE SEDIAAN


APUS DAN METODE RAPID TEST PADA PENDERITA
MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN TEMPILANG KABUPATEN
BANGKA BARAT TAHUN 2017

OLEH : HELDA
Malaria merupakan penyakit menular yang sebabkan oleh
parasit (protozoa) dari genus plasmodium,. Malaria ditemukan
hampir diseluruh dunia, terutama di negara-negara yang
beriklim tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari Word
Health Organization (WHO), malaria menyebabkan sekitar
584000 kematian pada 198 juta kasus malaria pada tahun
2013

Di Bangka Belitung malaria masih menjadi masalah kesehatan


masyarakat, berdasarkan API angka yang tinggi yaitu lebih
dari 5%. Tahun 2008 jumlah penyakit malaria yang ditularan
nyamuk mencapai 12,450 orang, sedangkan 2009 mengalami
peningkatan yaitu 19,346 orang yang positif, dari 40,675
orang memiliki gejala klinis malaria (demam, mengigil secara
berkala berkeringat, mual, dan disertai muntah-muntah)
Kebanyakan kasus suspek malaria masih tidak diidentifikasi
dengan baik, sehingga diagnosis akurat dan monitor
penyakit menjadi sulit dilakukan.

Di Indonesia diagnosis malaria ditegakkan dengan


pemeriksaan mikroskopik sediaan darah dan tes diagnosis
cepat (Rapid Diagnostic Test)
Penelitian terbaru telah mengembangkan metode
diagnostik yang dapat diperbandingkan dengan metode
yang lazim (konvensional).

Berdasarkan latar belakang diatas penulisan tertarik untuk


melakukan penelitian mengenai “ Perbedaan Hasil
Pemeriksaan Malaria metode sediaan apus dan metode
Rapid Test dengan Kejadi Malaria di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat
Tahun 2017
• Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, dapat
dijelaskan bahwa untuk mendiagnosis pemeriksaan
Identifikasi
Masalah malaria metode sediaan apus dan metode rapid test,

• Berdasarkan uraian indentifikasi diatas maka karena keterbatasan


waktu, tentang, dan biaya, maka penelitan hanya mengambil dua
Pembatasan variabel yaitu metode sediaan apus dan metode rapid test sebagai
Masalah variabel independen

• Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan metode sediaan apus dan


Rumusan metode rapid test pada penderita malaria
masalah
Tujuan Penelitan

Ingin mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan


metode sediaan apus dan metode rapid test pada
penderita malaria

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti
Sebagai informasi menambah wawasan dan pengetahuan tentang perbedaan
metode sediaan apus dan metode rapid test pada penderita malaria

Bagi Universitas Kader Bangsa Palembang


Sebagai bahan refrensi dalam pustakaan tentang perbedaan metode sediaan
apus dan metode rapid test pada penderita malaria

Bagi Pimpinan Puskesmas


Sebagai informasi dan pengetahuan tentang perbedaan metode sediaan apus
dan metode rapid test padapenderita malaria
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Variabel variabel
Independen Dependen

Sediaan apus

Malaria

Rapid Test
Ada perbedaan hasil pemeriksaan malaria
dengan mengunakan metode sediaan apus
dan rapid test pada penderita malaria di
Puskesmas Tempilang.

Hipotesis
Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan


metode deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang keadaan secara objektif.

Tempat Penelitian Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Penelitian ini akan


Puskesmas Kecamatan Tempilang dilaksanakan pada satu
Kabupaten Bangka Barat. semester tahun 2017.
Populasi Dan
Populasi
Populasi penelitian ini adalah 40 responden
penderita malaria di Puskesmas Kecamatan
Tempilang.

Sampel Penelitian
Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini. 40 darah responden
diperiksa mengunakan metode sediaan apus
dan 40 darah responden diperiksa
mengunakan rapid test.
Pengumpulan
dan
pengambilan
data

Pengumpulan Data Tekhnik Pengambilan


Dalam penelitian ini, peneliti Sampel
menggunakan data primer dan Sampel Penelitian ini
sekunder. Data primer yaitu data menggunakan metode
yang diperoleh dari hasil purposive random sampling,
pemeriksaan langsung sampel di mengambil sampel para pasien
Laboratorium Puskesmas yang mengidap penyakit
Tempilang sedangkan data malaria yang berkunjung ke
sekunder diperoleh dari profil Puskesmas Tempilang Pada
Puskesmas Tempilang Tahun 2017.
Definisi Operasional

Variabel Dependen
Kejadian Malaria

definisi : penderita malaria adalah orang yang mengalami infeksi


yang disababkan plasmodium falciparum.
alat ukur : mikroskop
cara ukur : pemerikasaan langsung melalui sedian apus darah
dengan ditemukan parasit stadium tropozoit muda (bentuk
cincin).
hasil ukuran : positif (+) ditemukan plasmodium falciparum
parasit stadium trompozoit muda (bentuk cincin).
Negatif (-) tidak ditemukan plasmodium falciparum parasit
stadium tropozoit muda (bentuk cincin).
Skala ukur : nominal
Variabel independen

Sediaan Apus
Definisi : sediaan apus adalah salah satu teknis pemeriksaan sel-sel
darah menggunakan mikroskop dan membantu pemeriksaan kelainan
darah dan juga infeksi parasit, seperti malaria.
Alat ukur : mikroskop
Cara ukur : laboratorium
Hasil ukur : positif (+) ditemukan plasmodium falciparum parasit
stadium trompozoit muda (bentuk cincin).
Negatif (-) tidak ditemukan plasmodium falciparum parasit stadium
tropozoit muda (bentuk cincin).
Skala ukur : ordinal

Rapid Test
Definisi : Rapid Test: Rapid Test diagnostic untuk keperluan medis yang
mudah dilakukan serta memberikan hasil yang cepat.
Alat ukur : panca indera
Cara ukur : laboratorium
Hasil ukur : positif (+) ditemukan plasmodium falciparum parasit stadium
trompozoit muda (bentuk cincin).
Negatif (-) tidak ditemukan plasmodium falciparum parasit stadium tropozoit
muda (bentuk cincin).
Skala ukur : ordinal
HASIL PENELITIAN
Kecamatan Tempilang mempunyai wilayah
terbagi 9 (sembilan) desa, yaitu: Desa Benteng
Kota, Desa Air Lintang, Desa Tempilang , Desa
Sinar Surya, Desa Tanjung Niur, Desa Sangku,
Desa Buyan Kelumbi, Desa Penyampak, Desa
Simpang Yul.
Tenaga kerja Puskesmas
No
Tenaga Kerja Jumlah
1
Dokter 3 orang
2
Bidan 19 orang
3
Tenaga Perawat 25 orang
4
SKM 2 orang
5
Farmasi 1 orang
6
Gizi 2 orang
7
Sanitasi 1 orang
8
Perawat Gigi 2 orang

9
Analis 2 orang
Analisis Univariat

Sediaan apus

No Sediaan apus Frekuen Persentase (%)


si
1 Positif 24 60.0
2 Negatif 16 40.0
Jumlah 40 100.0

Persentase pemeriksaan sediaan apus (60,0%)


responden positif malaria dan (40,0%) responden
negatif malaria

Rapid test

No Rapid test Frekuensi Persentase (%)


1 Positif 29 72.5
2 Negatif 11 27.5
Jumlah 40 100.0

Persentase pemeriksaan rapid test (72,5%) responden


positif malaria dan (25,5%) responden negatif malaria
Hasil Pemeriksaan Malaria

No Malaria Frekuensi Persentase (%)


1 Malaria 29 72.5
2 Tidak malaria 11 27.5
Jumlah 40

Persentase pemeriksaan rapid test (72,5%) responden


positif malaria dan (25,5%) responden negatif malaria

Analisis Bivariat UJI T

Variabel Mean SD SE p value N

Pemeriksaan

Sediaan apus 1.40 0.496 0.078 0.023 40

Rapid test 1.28 0.452 0.071 40

Hasil uji statistik didapatkan nilai p Value 0,023 kurang


dari nilai α=0,05 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan
sediaan apus dan rapid test.
Pembahasan
Sediaan apus
Sediaan apus darah merupakan suatu sarana yang digunakan
untuk menilai berbagai unsur sel darah tepi, seperti eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Selain itu dapat pula digunakan untuk
mengidentifikasi adanya parasit seperti malaria, mikrofilaria.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan
Tempilang didapatkan hasil penelitian lebih banyak hasil positif
malaria.
Penelitian serupa pernah dilakukan Rakhman, dkk, (2012)
mendapatkan hasil penelitian (59,4%) sampel hasil positif
malaria sedangkan sampel hasil negatif malaria (40,6%) dari
total seluruh sampel yang diperiksa.

Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Tempilang ini sejalan


dengan penelitian Rakhman, dkk (2012) maka pada penelitian
kedua tersebut hasil positif pada pemeriksaan pada penderita
malaria mengunakan metode sediaa apus (mikroskop) hasil
positif malaria menunjukan lebih tinggi dibandingkan nilai
negatif malaria.
Rapid test

Rapid test cepat yang menggunakan alat yang mendeteksi antigen


malaria pada sampel darah yang sedikit dengan tes imunokromatografi.
Tes imunokromatografi berdasarkan pada penangkapan antigen parasit
dari darah perifer menggunakan antibodi monoklonal atau poliklonal
terhadap antigen parasit. Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Kecamatan Tempilang didapatkan hasil penelitian lebih
banyak hasil positif malaria

Hasil penelitian pada penelitian ini sama hasilnya dengan


penelitian Desrinawati (2003) dari penelitian tersebut hasil nilai
prediksi positif 73,6%, nilai prediksi negatif 72,1%.

Maka pada penelitian kedua tersebut hasil positif pada


pemeriksaan pada penderita malaria mengunakan
metode rapid test maka lebih tinggi hasil positif
dibandingkan nilai negatifnya.
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Sediaan Apus dan Rapid Test

Hasil uji univariat didapatkan persentase ada


perbedaan (12,5%) hasil yang lebih akurat rapid test
dibandingkan sediaan apus.

Kemudian kita lihat uji statistik T berpasangan terlihat nilai


mean perbedaan antara pemeriksaan sediaan apus dan
rapid test 0,125 dengan perbedaan standar deviasi 0,335.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,023 nilai kurang
dari α=0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara hasil pemeriksaan sediaan apus dan rapid
test.

Sejalan dengan penelitian Arum, dkk (2006), pada


penelitian tersebut metode sediaan apus 84 positif
malaria sedangkan untuk rapid test 101 positif
malaria. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh
Walkedan Playford diperoleh sensitivitas dan
spesifisitas masing masing 97% dan 90%
Penelitian yang telah dilakukan kaitannya dengan pendahuluan
dan literatur yang ada, maka sejalan ada perbedaan yang
bermakna pemeriksaan sediaan apus dan rapid test.

World Health Organization bersama para ilmuwan,


merekomendasikan untuk mengembangkan alat uji diagnostik
cepat (Rapid Diagnostic Test/RDTs) yang mudah dilakukan,
tepat, sensitif, dan sesuai biaya
Kesimpulan

Ada perbedaan yang bermakna antara metode pemeriksaan


sediaan apus dan rapid test, pada penderita malaria menunjukan
persentase lebih tingginya hasil positif rapid test, dibandinggkan
hasil positif sediaan apus, pada penderita malaria yang dilakukan
penelitian di Puskesmas Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka
Barat yang dilakukan pada bulan juli 2017.

Saran

Perlu dilakukan lebih lanjut untuk mengambil jumlah sampel lebih


banyak pada penelitian perbedaan sediaan apus dan rapid test
dan membandingkan hasil plasmodim falciparum dan vivax, yang
ditemukan pada metode sediaan apus dan rapid test.

Anda mungkin juga menyukai