Anda di halaman 1dari 11

MUNAKAHAT

(PERNIKAHAN DALAM ISLAM)

Oleh :
Ahmad Ghifari. F
PENDAHULUAN
• Pernikahan adalah anjuran Allah SWT bagi manusia untuk
mempertahankan keberadaannya serta mengendalikan perkembangbiakan
dengan cara yang sesuai menurut kaidah, norma dan agama.
• Laki-laki dan perempuan memiliki fitrah yang saling membutuhkan satu
sama lain. Pernikahan dilangsungkan untuk mencapai tujuan hidup
manusia dan mempertahankan kelangsungan jenisnya.
• Fiqih pernikahan atau munakahat adalah ilmu yang menjelaskan tentang
syariat suatu ibadah termasuk pengertian, dasar hukum dan tata cara yang
dalam hal ini menyangkut pernikahan.
PENGERTIAN
• Pernikahan adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam pergaulan di
masyarakat dan agama Islam. Pernikahan tidak hanya sebagai satu jalan
untuk membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan. Pernikahan
juga dipandang sebagai jalan untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah,
memperluas serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia.
• Secara etimologi bahasa Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah,
yang kemudian diberi imbuhan awalan “per” dan akhiran “an”.
• Pernikahan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi suami istri.
PENGERTIAN DALAM ETIMOLOGI

• Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, pernikahan berasal dari


kata “An-Nikh dan “Az-Ziwaj” yang berarti melalui,
menginjak, berjalan di atas, menaiki, dan bersenggema
atau bersetubuh. Di sisi lain nikah juga berasal dari istilah
Adh-dhammu, yang memiliki arti merangkum, menyatukan
dan mengumpulkan serta sikap yang ramah.
DASAR HUKUM PERNIKAHAN
Adapun dasar hukum pernikahan berdasarkan Al Qur’an dan Hadits adalah sebagai berikut :
• Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu. (Q.S. An-Nisaa’ : 1).
• ”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu,dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan
Allah Maha Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui” .(Q.S. An-Nuur : 32)
• Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Q.S. Ar-Ruum : 21).
• ”Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk
menikah, hendaklah dia menikah; karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih
menjaga kemaluan. Adapun bagi siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia
berpuasa; karena berpuasa itu merupakan peredam (syahwat)nya”.
HUKUM PERNIKAHAN
Berikut hukum pernikahan menurut islam :
• Wajib, jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk meinkah dan jika tidak
menikah ia dapat tergelincir perbuatan zina
• Sunnah, berlaku bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menikah namun
jika tidak menikah ia tidak dapat tergelincir perbuatan zina
• Makruh, jika ia memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu menahan diri dari
zina tapi ia tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menikah. Ditakutkan akan
menimbulkan mudarat salah satunya akan menelantarkan istri dan anaknya
• Mubah, jika seseorang hanya menikah meskipun ia memiliki kemampuan untuk
menikah dan mampu menghindarkan diri dari zina, ia hanya menikah untuk
kesenangan semata
• Haram, jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan
dikhawatirkan jika menikah ia akan menelantarkan istrinya atau tidak dapat
memenuhi kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya istri tidak dapat
memenuhi kewajiban istri terhadap suaminya.
Pernikahan juga haram hukumnya apabila menikahi mahram atau pernikahan
sedarah.
RUKUN PERNIKAHAN

Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam


pelaksanaan pernikahan, mencakup :
1. Calon mempelai laki-laki dan perempuan
2. Wali dari pihak mempelai perempuan
3. Dua orang saksi
4. Ijab kabul yang sighat nikah yang di ucapkan oleh wali
pihak perempuan dan dijawab oleh calon mempelai laki-
laki.
SYARAT-SYARAT PERNIKAHAN
Calon suami dengan syarat-syarat berikut Calon istri dengan syarat-syarat :
ini : 1. Beragama Islam (ada yang
1. Beragama Islam menyebutkan mempelai wanita
2. Berjenis kelamin Laki-laki boleh beragama Nasrani maupun
3. Identitasnya jelas Yahudi)
4. Setuju untuk menikah 2. Berjenis kelamin Perempuan
5. Tidak berhalangan untuk menikah 3. Identitasnya jelas
4. Setuju untuk menikah
5. Tidak berhalangan untuk menikah
Saksi nikah dalam perkawinan harus
Wali nikah dengan syarat-syarat berikut : memenuhi beberapa syarat berikut ini :
1. Laki-laki 1. Minimal terdiri dari dua orang laki-laki
2. Dewasa 2. Hadir dalam proses ijab qabul
3. Mempunyai hak perwalian atas 3. mengerti maksud akad nikah
mempelai wanita 4. beragama islam
4. Adil 5. Adil
5. Beragama Islam 6. Dewasa
6. Berakal Sehat
7. Tidak sedang berihram haji atau Ijab qobul dengan syarat-syarat, harus
umrah memenuhi syarat berikut ini :
1. Dilakukan dengan bahasa yang
mudah dimengerti kedua belah
pihak, baik oleh pelaku akad,
penerima aqad dan saksi. Ucapan
akad nikah juga haruslah jelas dan
dapat didengar oleh para saksi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai