Anda di halaman 1dari 20

BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA

Oleh :
A. Althaf Zulfiqar D, S. Ked

Pembimbing :
dr. Muhammad Rizal TJ, Sp. B

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
PENDAHULUAN
● BPH adalah tumor jinak pada prostat akibat sel prostat yang terus
mengalami pertumbuhan
● Pada usia 60-69 tahun, pembesaran prostat mulai menimbulkan
keluhan klinis pada 50% pria. Sementara pada usia 80 tahun, BPH
terjadi pada hampir 100% pria.
● Pada tahap usia tertentu banyak pria mengalami pembesaran prostat
yang disertai gangguan buang air kecil.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease


www.niddk.nih.gov
DEFINISI
● BPH adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral prostat
mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli
ke perifer.

www.hopkinsmedicine.org
ANATOMI
KELENJAR PROSTAT

• Kelenjar sebesar kacang kenari di


dasar kandung kemih pria
• Mengelilingi urethra
• Berat normal pada orang dewasa
kurang lebih 20 gram, dengan jarak
basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar
yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5
cm.
ANATOMI
KELENJAR PROSTAT

• Mc Neal (1976) membagi kelenjar


prostat dalam beberapa zona, antara
lain adalah:
- zona perifer,
- zona sentral,
- zona transisional,
- zona fibromuskuler anterior,
- zona periuretral.
ETIOLOGI
Idiopatik
Teori Dehidrotestosteron
1
2
Teori Ketidakseimbangan Estrogen dan Testosteron

3
Teori Interaksi Stroma dan Epitel

Berkurangnya Kematian Sel Prostat


PATOFISIOLOGI

Komponen dinamik
Komponen mekanik Meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya,

Komponen mekanik ini berhubungan dengan yang merupakan alpha adrenergik reseptor.
Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor akan
adanya pembesaran kelenjar periuretra yang
menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun
akan mendesak uretra pars prostatika
kenaikan tonus. Komponen dinamik ini
sehingga terjadi gangguan aliran urine tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang

(obstruksi infra vesikal) juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh


komponen mekanik.
GAMBARAN KLINIS
• Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistancy)
• Pancaran miksi yang lemah (weak stream)
• Miksi terputus (Intermittency)
• Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
• Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of
• Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency) incomplete bladder
• Nokturia • emptying).
• Miksi sulit ditahan (Urgency)
GEJALA OBSTRUKSI
• Disuria (Nyeri pada waktu miksi)

GEJALA IRITATIF
I-PSS (International Prostatic Symptom Score)

Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih sebelah bawah, WHO
menganjurkan klasifikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut Skor Internasional
Gejala Prostat atau I-PSS (International Prostatic Symptom Score). Sistem skoring I-PSS terdiri atas
tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi (LUTS) dan satu pertanyaan yang
berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Setiap pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan
miksi diberi nilai 0 sampai dengan 5, sedangkan keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi
nilai dari 1 hingga 7.

Dari skor I-PSS itu dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat, yaitu:
- Ringan : skor 0-7
- Sedang : skor 8-19
- Berat : skor 20-35
Pertanyaan Jawaban dan skor

Keluhan pada bulan terakhir Tidak sekali <20% <50% 50% >50% Hampir selalu

a. Adakah anda merasa buli-buli tidak kosong setelah


0 1 2 3 4 5
berkemih

b. Berapa kali anda berkemih lagi dalam waktu 2 menit 0 1 2 3 4 5

c. Berapa kali terjadi arus urin berhenti sewaktu berkemih 0 1 2 3 4 5

d. Berapa kali anda tidak dapat menahan untuk berkemih 0 1 2 3 4 5

e. Beraapa kali terjadi arus lemah sewaktu memulai kencing 0 1 2 3 4 5

f. Berapa keli terjadi bangun tidur anda kesulitan memulai


0 1 2 3 4 5
untuk berkemih

g. Berapa kali anda bangun untuk berkemih di malam hari 0 1 2 3 4 5


DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
DIAGNOSIS

ANAMESIS PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan colok dubur dapat


memberikan gambaran tentang
keadaan tonus spingter ani, reflek
Ada gejala Obstuktif atau Iritatif
bulbo cavernosus, mukosa
rektum, adanya kelainan lain
seperti benjolan di dalam rektum
dan tentu saja teraba prostat.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN LAB

.
1. Darah 2. Urin :
- Ureum dan Kreatinin Kultur urin + sensitifitas test
- Elektrolit
- Blood urea nitrogen Urinalisis dan pemeriksaan mikroskopik
- Prostate Specific Antigen (PSA) Sedimen
- Gula darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto polos abdomen (BNO) 1

2 MRI atau CT

Pielografi Intravena (IVP) 3

4 Pemeriksaan Sistografi
USG secara transrektal (Transrectal
5
Ultrasonography)
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN LAIN

1. Uroflowmetri
Untuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju pancaran urin ditentukan oleh :
- daya kontraksi otot detrusor
- tekanan intravesica
- resistensi uretra
2. Pemeriksaan tekanan pancaran (pressure flow studies)
3. Pemeriksaan volume Residu urin
KRITERIA PEMBESARAN PROSTAT

RECTAL GRADING JUMLAH RESIDUAL URIN

Berdasarkan penonjolan prostat ke dalam rektum :


- Derajat 1 : <50 ml
Derajat 1 : penonjolan 0-1 cm ke dalam rektum
- Derajat 2 : 50-100 ml
Derajat 2 : penonjolan 1-2 cm ke dalam rektum
- Derajat 3 : >100 ml
Derajat 3 : penonjolan 2-3 cm ke dalam rektum
- Derajat 4 : Retensi urin total
Derajat 4 : penonjolan > 3 cm ke dalam rektum
KRITERIA PEMBESARAN PROSTAT
Berdasarkan pembesaran kedua lobus
INTRA VESIKAL GRADING
lateralis yang terlihat pada uretroskopi

Derajat 1 : prostat menonjol pada bladder inlet Derajat 1 : kissing 1 cm


Derajat 2 : prostat menonjol diantara bladder inlet Derajat 2 : kissing 2 cm
dengan muara ureter Derajat 3 : kissing 3 cm
Derajat 3 : prostat menonjol sampai muara ureter Derajat 4 : kissing >3 cm
Derajat 4 : prostat menonjol melewati muara ureter
DIAGNOSIS BANDING

Pada pasien dengan keluhan obstruksi Pada pasien dengan keluhan iritatif
saluran kemih di antaranya: saluran kemih, dapat disebabkan oleh :

1. Struktur uretra 1. Instabilitas detrusor

2. Batu buli-buli kecil 2. Infeksi saluran kemih

3. Prostatitis
3. Kanker prostat
4. Batu ureter distal
4. Kelemahan detrusor, misalnya pada
5. Batu vesika kecil.
penderita asma kronik yang
menggunakan obat-obat
parasimpatolitik
PENATALAKSANAAN
• Observasi
• Medikamentosa
- Alpha-Blockers
- 5-Alpha Reductase Inhibitor
• Terapi invasive minimal
- TUMT (Transurethral Microwave Therapy)
- TURP (Transurethral Resection of the Prostate) -> menggunakan alat
khusus memotong kelenjar prostat menjadi bagian-bagian kecil
- Laser Therapy -> menggunakan laser untuk menguapkan kelenjar prostat
• Terapi invasive
- Open Prostatectomi (operasi menghilangkan bagian dalam prostat melalui
insisi suprapubik atau retropubik pada area abdominal bawah)

American Urological Association Education Research, Inc. American Urological Association Guideline: Management of Benign
Prostatic Hyperplasia (BPH), Revised, 2010
KOMPLIKASI
- Inkontinensia Paradoks - Retensi Urin Akut Atau Kronik

- Batu Kandung Kemih - Hidroureter


- Hidronefrosis
- Hematuria
- Gagal Ginjal
- Sistitis

- Pielonefritis

Anda mungkin juga menyukai