KELOMPOK 7
ULUMUL HADIST
Muh. Arif Ma’ruf Muhamad Albyan
Nadila Sholehah
Pembahasan
Apa pengertian hadis shahih?
Apakah syarat-syarat Hadits Shahih?
Bagaimana klasifikasi hadis shahih?
Bagaimana kitab-kitab hadis shahih?
Pengertian
Kata shahih berasal dari bahasa Arab as-shahih, bentuk pluralnya ashihha’ dan berakal kata pada shahha.
Dari segi bahasa, kata ini memiliki beberapa arti di antaranya : (1) selamat dari penyakit, (2) bebas dari
aib/cacat. Sedangkan pengertian hadis adalah khabar (berita). Menurut ahli hadist, hadist shahih adalah
hadist yang sanadnya bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai
berakhir pada Rasullullah SAW , atau sahabat atau tabiin, bukan hadist yang syadz (kontroversi) dan
terkena ‘illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaannya.
Ibn as-Shalah oleh an-Nawawi “Hadis shahih adalah hadis yang sanadnya bersambung sampai Nabi dan
diriwayatkan oleh orang-orang yang adil dan dhabith serta tidak terdapat dalam hadis itu kejanggalan
(syadz) dan cacat (‘illat).
Syarat-syarat Hadist
Bahwa setiap rawi hadis yang bersangkutan benar-benar menerimanya
Sanadnya
dari rawi yang berada di atasnya dan begitu selanjutnya sampai kepada
bersambung
pembicara yang pertama.
a. Beragama Islam
Rawinya bersifat b. Berstatus mukalaf (Al-Mukallaf)
adil c. Melaksanakan ketentuan agama
d. Memelihara muru’ah (memelihara kehormatan dirinya).
Dhabit adalah bahwa rawi yang bersangkutan dapat menguasai
Rawinya bersifat hadisnya dengan baik, baik dengan hafalan yang kuat atau
dhabith dengan kitabnya, lalu dia mampu mengungkapkannya kembali
ketika meriwayatkannya.
Kitab ini merupakan kitab hadis pertama yang menghimpun hadis-hadis shahih. Kitab yang
diselesaikan selama 16 tahun berisi hadis-hadis tentang masail fiqhiyah, al-fadhail, berita-berita masa
lampau dan masa datang, adab (etika biasa), dan lain-lain. Karena mencangkup berbagai persoalan
maka dinamakan al-Jami’.
Semua hadis yang terangkum di dalam al-Jami’ ini secara umum berkualitas shahih, dan tidak ada
yang dha’if. Sebagaimana dinyatakan sendiri oleh al-Bukhari :”Saya tidak memasukan dalam kitab
saya ini selain hadis yang shahih”.
Shahih al-Bukhari (al-Jami’) juga bersifat mukhtadsar, yakni bahwa tidak semua hadis shahih
yang diriwayatkannya di himpun dalam kitab tersebut. Sebagaimana di nyatakan sendiri oleh
beliau :”Saya telah menghafal 100.000 hadis shahih dan 200.000 hadis yang tidak shahih”.
Namun, saya tidak memasukkan dalam kitab ini kecuali yang shahih saja, dan sesungguhnya
masih banyak hadis shahih lainnya yang tidak saya masukkan dalam kitab ini.“.
2. Sahih Muslim
Judul asli kitab Shahih Muslim adalah as-Shahih al-Mujarrad al-Musnad Illa Sholallohu ‘alaihi wa
sallama yang lebih popular dengan nama al-Jami’ as-Shahih Muslim. Imam Muslim bernama
lengkap Abu al-Husein Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Kusyaz al-Qusyairi an-Naisaburi, lahir
pada 204 H. ada juga yang mengatakan 206 H. Dan wafat [ada Senin 25 Rajab 261 H dalam usia
55 tahun.
Ia mulia belajar hadis sejak berusia 15 (ada juga yang mengatakan 18 tahun) dengan
mengunjungi hampir seluruh pusat-pusat pengajaran hadis, seperti Mekah, Irak, Syiria, Hijaz,
dan Mesir. Diantara beberapa gurunya: Zuhair bin Harb, Ibnu Abi Syaibah, Syaiban bin Farkh,
Ibnu Ma’in, al-Bukhari, Muhammad bin Musanna, Harun bin Sa’id al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id dan
lain-lain.
Di samping Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, masih ada
sejumlah kitab yang disebut shahih seperti as-Shahih karya Ibnu
Khuzaimah (w.313 H), at-Taqsim wa al-Anwa’ karya Ibnu Hibban (w.
304 H), shahih-nya Ibnu as-Sakan (w.353 H), shahih-nya Ibnu as-
Syarqi (seorang murid imam Muslim yang wafat tahun 325 H).
Kesimpulan