Anda di halaman 1dari 23

BADAN NARKOTIK A NASIONAL

REPUBLIK IND ONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2018


TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL P4GN
PEKERJA 59%

PELAJAR 24%

POPULASI UMUM 17%


LINGKUNGAN INDIVIDU PADA SETIAP LAPISAN MASYARAKAT

Masyarakat pedesaan & Pengusaha di bidang farmasi &


petani menanam dan kimia menyalahgunakan ijin untuk
produk memasok tanaman bahan memproduksi dan mengedarkan
si baku narkoba narkoba

Masyarakat Pesisir Perusahaan dalam Masyarakat daerah kumuh


& Perbatasan bidang transportasi & miskin mendapatkan
distribus melakukan & logistik. Melakukan manfaat ekonomi dengan
i penyelundupan pengiriman ilegal melindungi pengedar

Pekerja Seni & Dokter & Apoteker


Dunia Hiburan menyalahgunakan
konsum Masyarakat
wewenang dalam menulis
Perkotaan Atlet/
si Olahragawan
resep

Remaja & Anak Usia Setiap lapisan masyarakat


Mahasiswa Sekolah berpotensi menjadi bagian dari rantai nilai bisnis
penyalahgunaan narkoba.
LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA

KERUGIAN Persepsi masyarakat dan media bahwa kejahatan narkoba tidak


dianggap sebagai kejahatan yang menakutkan dan memalukan ...

Rp 84 T
NARKOBA

Rp
/TAHUN NEWS

30 KEMATIAN
ORANG/HARI Pemberitaan kejahatan
narkoba melalui media
Penanganan kasus
narkoba high profile
Duta anti narkoba
ditunjuk dari artis
tidak semenarik kasus (melibatkan artis atau mantan pecandu,
terorisme atau korupsi, tokoh masyarakat) tidak beberapa bahkan
KORUPSI

Rp
Rp 31 T
SELAMA TAHUN 2015
terutama korupsi yang
melibatkan tokoh politik
dan pejabat.
mendapatkan hukuman
yang dianggap berat
tertangkap kedua kalinya
dikarenakan
menggunakan kembali
Framing pemberitaan
TERORISME

yang tidak tepat dapat


menginspirasi pengguna

80
KEMATIAN
ORANG/HARI baru.
DI DUNIA
Sumber: BNN, ICW, IEP
KETERLIBATAN APARATUR

Bea Cukai Polisi Jaksa Hakim Sipir LP Tentara Politisi

September 2012 Oktober 2017 April 2015 Juli 2017 Juni 2017 Juli 2016 November 2017
4 Petugas Bea Cukai Jadi Oknum Polisi Terlibat 20 Jaksa Dipecat Diduga Terlibat Terlibat Peredaran Oknum TNI Jadi Bandar
Tersangka Kasus Dugaan Kasus Narkoba 5 Kg karena Terlibat Jaringan Narkoba, Narkotika, 2 Sipir Ditangkap Bawa 10 Narkoba, Wakil
Suap Penyelundupan Sabu di Parepare Narkoba Oknum Hakim Lapas Ditangkap Kilo Sabu di Ketua DPRD Bali
Narkoba Polisi Sumatera Utara Ditangkap
Pengadilan Negeri Liwa
Ditangkap

Keterlibatan penegak hukum dan politisi menjadi perusak sistem pemberantasan Narkoba
LINGKUNGAN SISTEM POLITIK & SISTEM HUKUM

Keberadaan satuan kerja BNN baru


BNNK mencakup 30.8% dari seluruh wilayah
Kab/Kota 172
kabupaten/kota di Indonesia.
530

Keberpihakan pemerintah yang masih


lemah jika dibandingkan dengan
Pengadilan Pengadilan Khusus Pengadilan Khusus penanganan terhadap pemberantasan
Tipikor Terorisme Narkoba korupsi dan terorisme

Koordinasi antar lembaga pemerintahan


yang lemah dikarenakan ego sektoral dan
perbedaan paradigma dalam penanganan
permasalahan narkoba.

Belum melembaganya narkoba sebagai isu darurat nasional. Sehingga perilaku kebijakan
pemerintah belum menunjukkan kejahatan narkotika sebagai prioritas utama
SISTEM HUKUM
Penyidikan dan
Penangkapan Pengadilan
Assessment
•Pengawasan barang bukti yang Penyidikan dan Assessment • Adanya negosiasi putusan agar
lemah disalahgunakan sehingga terjadi pelaku tidak terjerat hukuman
•Negosiasi saat penangkapan pengalihan status, dari pengedar • Hakim & Jaksa tidak menguasai
sehingga dibebaskan dengan menjadi penyalahguna permasalahan
menghilangkan barang bukti

Jika masuk penjara, pengedar masih


bisa menjalankan bisnisnya,
pemakai dapat dengan mudah
kembali mengkonsumsi narkoba
Sistem penegakkan
hukum masih
memberikan celah bagi Jika pengedar diputuskan
pelaku untuk dihukum masuk rehabilitasi, maka
PENJARA
REHABILITASI mereka mendapatkan
ringan atau bebas dari “Hampir 50% peredaran
Tata kelola dan pangsa pasar baru narkotika di Indonesia
jerat hukum penanganan pasien di terjadi dan dikendalikan
rehabilitasi swasta belum Sistem dari dalam Lapas dan
sesuai standar Rutan“
Double Track BNN, 2017
• Surface Web • Deep Web • Cryptomarket
Market Market
• Peredaran Narkoba dilakukan • Transaksi menggunakan
• Peredaran narkoba melalui jaringan internet crypto-currency melalui
dilakukan melalui media tersembunyi yang sangat sulit internet. Tidak mudah
sosial dan website dilacak dilacak, identitas
tersembunyi
8
Perkembangan New Psychoactive Substances
(NPS)

Perkembangan NPS
800an menciptakan celah bagi
kejahatan dikarenakan banyak
NPS yang narkoba jenis baru yang
beredar di
dunia belum diatur oleh hukum.

73 65 8
NPS yang Sudah diatur dalam Belum diatur
beredar di Permenkes Nomor dalam
20 Thn 2018
Indonesia Permenkes

Sumber: UNODC 2017


Pola Perdagangan
Narkoba Internasional di Perbandingan Harga Jual Shabu
(dalam Rupiah)
Indonesia
Inggris,
Turki
Timur Tengah
(Qatar, UEA, Iran,
Tiongkok
20.000 50.000 1.5 juta
Suriah)
Golden Triangle per gram per gram per gram
(Thailand,
Golden Crescent Vietnam,Kamboja)
India
(Afghanistan, Pakistan)
Tiongkok Iran Indonesia
Malaysia

Struktur pasar perdagangan narkoba di


Indonesia menarik Jaringan sindikat
Narkoba internasional untuk masuk ke
Amerika
Golden Peacock Indonesia
PEMULIHAN PENYALAH GUNA NARKOBA

Dari 1,7% estimasi populasi usia 10-64


yang terpapar narkoba, terdapat sekitar 1
juta orang yang prioritas untuk direhabilitasi

Total kapasitas
Total kapasitas
fasilitas rehabilitasi
milik pemerintah (BNN,
fasilitas rehabilitasi
Kapasitas milik masyarakat &
Kemenkes, Kemensos, Rehabilitasi di
Pemda)= 20.000 (2%) Negara Maju:
swasta
18 – 22% = 10.000 (1%)
TANTANGAN DAN HAMBATAN
BELUM EFEKTIFNYA PROGRAM PEMBANGUNAN
BERWAWASAN ANTI NARKOBA
Pasal 70
MANDAT BNN mempunyai tugas:
a. menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional
UU 35/2009 mengenai pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
PERMASALAH
AN
Prekursor Narkotika; NARKOBA
b. mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan
Pasal 64 peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
Dalam rangka pencegahan c. berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
dan pemberantasan Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
peredaran gelap Narkotika Prekursor Narkotika;
dan Prekursor Narkotika, d. meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis
dengan Undang-Undang ini dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang
dibentuk Badan Narkotika diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
Nasional, yang selanjutnya
e. memberdayakan masyarakat dalam pencegahan
disingkat BNN penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika; PENYALAHGUNAAN PEREDARAN GELAP
f. memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan NARKOBA NARKOBA
masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
g. melakukan kerja sama bilateral dan multilateral, baik
regional maupun internasional, guna mencegah dan
memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
h. mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor PENCEGAHAN
Narkotika;
i. melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan
terhadap perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap
PEMBERANTA
Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan SAN
j. membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas
dan wewenang.
TANTANGAN (1)

 Kebijakan di beberapa negara tetangga yang sangat tegas dan


keras terhadap para sindikat narkoba berimplikasi pada pergerakan
ancaman sindikat narkoba yang mengarah ke Indonesia.
 Kondisi geografis Indonesia yang terbuka menjadi “surga” bagi para
sindikat narkoba dalam menyelundupan narkoba, terutama melalui
jalur Selat Malaka.
 Modifikasi teknik (modus) penyelundupan narkoba yang terus
berkembang dan semakin sulit terdeteksi aparat.
 Berdasarkan analisis BNN, peredaran gelap narkoba yang diungkap
selalu mengarah kepada para penghuni Lapas.
 Para bandar narkoba membeli integritas para penyelenggara
negara/penegak hukum.
TANTANGAN (2)
 Perkembangan narkoba jenis baru yang dikemas dalam berbagai
bentuk seperti permen, makanan ringan, suplemen, obat kuat, dll yang
semakin sulit diidentifikasi.
 Kecenderungan perilaku madat di kalangan remaja dengan
menggunakan obat-obatan legal yang diracik dengan berbagai
macam obat-obatan.
 Merebaknya fenomena Narkoba masuk kampung dengan
penggunanya kalangan pimpinan lembaga pemerintahan desa (Lurah,
Sekdes). Bergulirnya Anggaran Dana Desa ditengarai turut menjadi
salah satu faktor.
 Fenomena strategi perang asimetris yang dimainkan oleh negara-
negara asing melalui “operasi candu” yang bertujuan melemahkan
atau menghancurkan generasi dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
HAMBATAN
 Pendidikan Anti Narkoba di seluruh strata pendidikan belum dapat
dilaksanakan dengan baik, secara massif dan komprehensif.
 Masih kuatnya mind set bahwa penyalah guna narkoba merupakan aib.
 Masih rendahnya kesadaran melaporkan diri ke IPWL (Institusi Penerima
Wajib Lapor) untuk mendapatkan perawatan.
 Masih rendahnya komitmen seluruh komponen Bangsa
(Kementerian/Lembaga/ Pemda, masyarakat dan dunia usaha) untuk turut
berpatisipasi melaksanakan P4GN;
 Keterbatasan pelayanan rehabilitasi pecandu narkoba baik yang dikelola
pemerintah maupun masyarakat. Para pecandu narkoba yang akan menjalani
rehabilitasi atau pemulihan harus menunggu (waiting list) karena keterbatasan
fasilitas dan kapasitas.
 Belum dilakukannya pemulihan kawasan-kawasan merah (sarang narkoba)
secara komprehensif seperti Kampung Ambon dan Kawasan Berland di
Jakarta, Kampung Beting di Pontianak, Kampung Kubur di Medan, Kampung
Pandan di Jambi, dll.
UNTUK ITU, TERBITLAH
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2018
TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL P4GN
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN)
Tahun 2018-2019 dikelompokkan dalam 4 bidang
yaitu:

a. Bidang Pencegahan
b. Bidang Pemberantasan
c. Bidang Rehabilitasi
d. Penelitian & Pengembangan Penanganan
Penyalahgunaan Narkotika & Prekursor
Narkotika
• SOSIALISASI BAHAYA NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA
SERTA INFORMASI TENTANG P4GN KEPADA PEGAWAI APARATUR
SIPIL NEGARA, PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, DAN
ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

• PEMBENTUKAN REGULASI TENTANG P4GN DI MASING-MASING


KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH

• PENYELENGGARAAN HARI REMAJA INTERNASIONAL PADA TINGKAT


PUSAT DAN PROVINSI.
A. BIDANG • PROMOSI GENERASI BERENCANA (GENRE) DI SEKOLAH, KAMPUS,
PENCEGAHAN DAN KAMPUNG KELUARGA BERENCANA

• PROMOSI GENRE BERBASIS KOMUNITAS.

• SOSIALISASI P4GN PADA SARANA DAN PRASARANA


(22 RENCANA AKSI) TRANSPORTASI SERTA MODA TRANSPORTASI.
• PENGUATAN DUKUNGAN EKOLOGI SOSIAL BAGI PARA PENYANDANG
MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS).

• PEMBINAAN DAN PENYEBARLUASAN P4GN KEPADA SELURUH BADAN


USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH
(BUMD).

• PEMBINAAN DAN PENYEBARLUASAN P4GN KEPADA INSTANSI (SEKTOR)


YANG MENGGUNAKAN BAHAN-BAHAN PREKURSOR NARKOTIKA.

• PENDIRIAN 5 (LIMA) PUSAT INFORMASI EDUKASI NARKOTIKA,


PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (PIE NAPZA) DI 5 (LIMA) WILAYAH
RAWAN DAN RENTAN NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA

A. BIDANG • PENGUATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEMETAKAN


PERMASALAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI DAERAH RAWAN DAN
PENCEGAHAN RENTAN PADA DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN,DAN TERLUAR.
• PENUTUPAN SITUS JUAL BELI NARKOTIKA DAN PREKURSOR
NARKOTIKA DAN SITUS YANG MELEGALISASI NARKOTIKA DAN
PREKURSOR NARKOTIKA

• PELAKSANAAN TES URINE KEPADA SELURUH PEGAWAI APARATUR


SIPIL NEGARA, TERMASUK CALON APARATUR SIPIL NEGARA.

• PEMBENTUKAN SATUAN TUGAS/ RELAWAN ANTI NARKOTIKA DAN


PREKURSOR NARKOTIKA.

• KERJA SAMA INTERNASIONAL TERKAIT P4GN.


• PERLINDUNGAN TERHADAP INFRASTRUKTUR INFORMASI KRITIS DAN
STRATEGIS UNTUK MEREDUKSI KERENTANAN TERHADAP INFORMASI

A. BIDANG YANG DIMILIKI BADAN NARKOTIKA NASIONAL.

• PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN MODUL PENDIDIKAN ANTI


PENCEGAHAN NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA PADA SELURUH
PENDIDIKAN KEDINASAN.
• PENYUSUNAN MODUL ANTI NARKOTIKA DAN PREKURSOR
NARKOTIKA UNTUK LATIHAN DASAR, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEPEMIMPINAN, TEKNIS, DAN FUNGSIONAL.

• PENGEMBANGAN TOPIK ANTI NARKOTIKA DAN PREKURSOR


NARKOTIKA PADA SALAH SATU MATA PELAJARAN DI SEKOLAH DAN
PERGURUAN TINGGI.

• MELAKUKAN PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA


PADA LEMBAGA LAYANAN YANG BERADA DI BAWAH KOORDINASI
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK TERKAIT UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA PADA ANAK

• PELAKSANAAN PELATIHAN KADER PEMUDA ANTI NARKOTIKA DAN


A. BIDANG PREKURSOR NARKOTIKA.

PENCEGAHAN • PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT PADA KAWASAN RAWAN


DAN RENTAN NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA.

Anda mungkin juga menyukai